Apabila kita berbicara mengenai keimanan, maka tentu berhubungan juga dengan sebuah
keyakinan, karena bentuk dari keimanan seseorang yaitu dengan yakin dan percaya kepada
semua ketetapan dari Allah ta’ala.
Lalu salah satu cara agar keyakinan kita bisa benar2 terwujud, yaitu dengan cara kita haru
selalu berkhusnudzon atau berprasangka baik kepada allah taa’la.
Karena Bagaimana mungkin di dalam hati kita bisa berkumpul sebuah keyakinan, akan tetapi
kita selalu berprasangka buruk su’udzon kpda allah.
Husnuzan dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala harus menjadi hal utama yang tertanam pada
perasaan dan pikiran manusia.
husnuzan sendiri bisa diartikan sebagai sikap serta cara pandang yang menyebabkan
seseorang melihat sesuatu secara positif dan dibekali dengan hati yang bersih, serta tindakan
yang lurus.
Dalam hadits ini Rasulullah SAW mengajak kita agar berusaha selalu dekat dengan Allah
SWT, lalu agar kita juga selalu berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka
(su'udzhan) kepada-Nya. Karena prasangka Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
apabila seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan "menjauh",
sebaliknya apabila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan "mendekat".
Lewat hadits ini Rasulullah SAW pun mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif
dalam segala hal. Karena semua kejadian, apa pun itu, berada sepenuhnya dalam genggaman
Allah SWT dan semua yang terjadi karena seizin-Nya. Dengan berpikir positif juga, kita akan
mampu menyikapi setiap kejadian yg kita alami dengan solusi dan cara yg terbaik.
Selain itu, kita pun akan mampu menghadapi hidup dengan lebih optimis. Karena Hakikatnya
Allah tidak pernah membuat jarak dengan manusia. Manusia sendiri lah yang membuat jarak
dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah menghambat manusia untuk sukses, akan
tetapi manusia sendiri lah yang menghalangi dirinya untuk sukses. Lalu Kunci dari semua itu
adalah pikirannya. Karena Manusia adalah bentukan dari pikirannya.
Maka dari itu sebuah keyakinan dan husnudzon itu sangat penting di dalam kehidupan kita
Keyakinan ini harus 100 persen, tidak boleh ragu sedikitpun. Jika kita sudah yakin, maka
harus ada bukti menyerahkan diri kita kepada allah dalam semua hal tanpa terkecuali.
Contohnya saat kita berobat ke dokter atau meminum obat, kita bisa yakin bahwa kita bisa
sembuh dari penyakit tersebut, maka seharusnya kita bisa lebih yakin kepada Allah yang
menciptakan semuanya itu
Lalu sudahkah kita yakin dengan firman Allah, "fainna ma'aal 'usri yusro. Inna ma'al 'usri
yusro"? Diulang dua kali, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Bahkan ada ahli tafsir
menyatakan satu kesulitan, akan ada dua kemudahan. Namun, mengapa kita masih sering
tidak yakin bahwa selalu ada jalan keluar dari Allah atas setiap masalah yg kita alami ?
Begitu juga dengan firman Allah taala di surat Al-Qomar : Walaqod yassarnal quran
َولَقَ ْد يَسَّرْ نَا ْالقُرْ ٰا َن لِل ِّذ ْك ِر فَهَلْ ِم ْن ُّم َّد ِك ٍر
Tafsir dari ayat tersebut di dalam kitab Tafsir Al-Muyassar yaitu :
Sungguh Kami telah memudahkan lafazh al-Quran untuk dibaca dan dihafal, serta
memudahkan makna-maknanya untuk dipahami dan direnungkan bagi siapa yang ingin
memahami dan mengambil pelajaran. Adakah orang yang mengambil pelajaran?
Allah menyebutkannya ayat tersebut di dalam surat al qomar hingga 4 kali atau 4 ayat,
Namun mengapa kita masih tidak yakin kepada janji Allah di ayat ini? Padahal justru apabila
kita benar2 yakin dan percaya terhadap ayat tersebut, maka allah akan mudahkan kita dalam
mempelajari dan menghafalkan al quran,
Begitupun sebaliknya apabila kita tidak percaya dan tidak yakin atau ragu terhadap ayat tsb,
maka bisa jadi kita akan sulit dalam mempeelajari dan menghafalkan alquran.
Karena saya juga banyak menemukan orang yg menghafal al quran , akan tetapi ia tidak
yakin kepada dirinya, dia ragu kepada dirinya sendiri, apakah dirinya bisa menghafal 30 Juz
al quran,
Banyak dari mereka juga yg mengeluh, seperti ketika menghafal ayat2 tertentu, ayat ini mah
pendek2 jadi susah dihafal, atau sebaliknya ayatnya terlalu panjang jadi susah dihafal, juz ini
mah sulit dihafal, surat ini mah susah dihafal, Mereka sudah berfikir bahwa al quran itu sulit
utk dihafal, maka kenyataannya yg terjadi, dia jadi sulit menghafalnya karena dia sudah
berfikir dari awal bahwal al quran sulit utk dihafal
Maka dari itu, Kita perbaiki terlebih dahulu mindset kita, kita harus menanamkan di pikiran
kita bahwa al-quran itu mudah, ayat2 nya mudah, semuanya mudah, tidak ada yg sulit
sedikitpun
Karena bagaimana allah yakin kepada diri kita untuk bisa menghafal al quran 30 Juz, apabila
diri kita sendiri tidak yakin bahwa kita bisa menghafal al quran 30 Juz, kita tidak
berhusnudzon kepada diri kita dan kepada Allah taala.
Maka dari itu Apa pun yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala kepada manusia, pasti merupakan
yang terbaik untuk dirinya. Pasti ada hikmah besar di balik semua yang Allah Ta’ala tetapkan
untuk manusia. Meskipun keterbatasan pikiran dan perasaan manusia, belum bisa melihatnya
Akan tetapi Dasar manusia sukanya mengeluh. Diberi sakit, mengeluh, kehilangan uang
mengeluh, sulit menghafal mengeluh, diberi kesusahan sedikit saja mengeluh, seolah lupa
bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Penyayang, dsb
Hati kebanyakan manusia belum bisa merasakan kebenaran ketetapan dari Allah Ta’ala,
karena menurut pendapat pikiran manusia terkadang melihat ada hal lain yang lebih baik.dari
ketetapan allah kepada drinya
Padahal tidak mungkin apapun yang ditetapkan oleh Allah tidak ada gunanya. Kalaulah
dibukakan sedikit saja pintu hikmah, kita akan melihat setiap peristiwa yang terjadi pada kita,
adalah baik bagi kita.
Contohnya Seorang santri yg sulit dalam menghafalkan alquran, perlu berbaik sangka dan
bersyukur kepada Allah, karena bisa jadi, dengan sulitya ia menghafal, dia jadi bisa berlama-
lama dengan alquran. Dia juga bisa mendapatkan banyak pahala. Bisa jadi juga ketika dia
diberi kemudahan dan cepat dalam menghafalkan al quran, dia malah bermalas-malasan, dan
dapat membuatnya menjadi riya dan ujub. Jadi mari belajar bahwa setiap peristiwa pasti ada
hikmahnya. Setiap masalah pasti ada solusinya.
Mari kita belajar dari kisah Nabi Musa. Saat ditantang oleh sekumpulan ahli sihir pilihan
Firaun, Nabi Musa tidak punya strategi apapun untuk menghadapi mereka. Nabi Musa hanya
yakin bahwa Allah akan menolongnya. Ketika ditanya oleh para ahli sihir, siapa yg beraksi
duluan, Nabi Musa pun mempersilakan ahli sihir beraksi duluan. Lalu Ahli sihir membuat
ular dari sihirnya. Setelah ahli sihir beraksi, Nabi Musa masih belum tahu cara menghadapi
ahli sihir tersebut. Barulah turun perintah dari Allah agar Nabi Musa melemparkan
tongkatnya yang kemudian berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular dari ahli sihir
sehingga para ahli sihir menyerah dan beriman kepada Tuhannya Nabi Musa.
Pada kisah lain, ketika Nabi Musa dan rombongannya dikejar oleh Firaun dan tentaranya
sehingga terjebak di pinggir lautan, secara akal manusia, Nabi Musa dan rombongannya akan
tertangkap oleh Firaun. Rombongan Nabi Musa sudah ketakutan akan terbunuh oleh Firaun
dan tentaranya. Namun, lagi-lagi Nabi Musa yakin Allah akan menolongnya. Barulah turun
perintah untuk memukulkan tongkat Nabi Musa sehingga lautan pun terbelah berubah
menjadi daratan, dan selamatlah Nabi Musa dan rombongan.
Jangan salah tangkap, bukan tongkat Nabi Musa yang ajaib. Itu hanya tongkat biasa, namun
karena Allah yang menurunkan perintah, maka apapun bisa terjadi. Kalau Allah mau, selalu
saja ada jalan atas setiap masalah. Kun fayakun. Pertanyaannya, sudahkah kita mendekat
kepada Allah? Sudahkah kita yakin kepada Allah?
Kita juga pernah mendengar kisah Ali bin Abi Thalib yang karena begitu yakin dengan salah
satu kandungan ayat Alquran. beliau menginfakkan sebagian hartanya untuk pengemis.
Tetapi apa yang terjadi kemudian? Ali mendapat ganti berkali-kali lipat dari yang
diinfakkannya. Tidak masuk akal memang, tetapi inilah fakta. Sebenarnya, para sahabat
mengungguli kita bukan karena banyaknva shalat yang mereka dirikan. Mereka mengungguli
kita dengan keyakinan mereka yang begitu dahsyat. Keyakinan akan kuasa Allah. Keyakinan
akan janji-janji Allah dalam kitab suci-Nya. Serta keyakinan atas apa yang disampaikan
Allah dan Rasul-Nya.
Maka dari itu kita sebagai muslim yang baik, Kita harus selalu yakin dan
berhusnudzon/berprasangka baik kpda allah taala.