Anda di halaman 1dari 13

NAMA : IVANA ALEXANDRA T

NIM : 322019

TUGAS : HUKUM ISLAM


MAKALAH WARISAN

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Islam, sebagai agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan, memberikan
pedoman yang jelas dan tuntas mengenai berbagai hal, termasuk masalah warisan.
Konsep pembagian harta peninggalan merupakan isu yang sensitif dan kompleks
dalam kehidupan masyarakat, karena berdampak langsung pada aspek sosial dan
ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Dalam makalah ini, kami akan
mengeksplorasi pemahaman Islam tentang warisan, landasan hukumnya dalam Al-
Quran dan Hadis, serta pentingnya penerapan yang adil dan bijaksana dalam
masyarakat Muslim.
Warisan dalam Islam didasarkan pada aturan dan tata cara yang diatur dalam
Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Ketentuan ini menetapkan bagaimana
harta peninggalan seseorang harus dibagikan setelah meninggal dunia, serta
memberikan hak dan kewajiban bagi ahli waris. Konsep ini mencerminkan nilai-
nilai keadilan, persaudaraan, dan kesetaraan yang menjadi salah satu pilar ajaran
Islam.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan dengan jelas tentang pembagian
warisan dalam surah An-Nisa (4): 11-12, "Allah mengajarkan kepadamu tentang
(pembagian) harta pusaka untuk anak-anakmu: bagi laki-laki sejumlah dua bagian
sama dengan bagian dua orang perempuan..." Dari ayat ini, terlihat adanya
ketentuan yang spesifik mengenai pembagian warisan antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan hubungan kekerabatan dan derajat keturunan.
Penerapan aturan warisan yang benar dalam Islam memiliki tujuan utama
untuk menciptakan keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Dengan adanya
ketentuan yang tegas dan terukur, Islam berusaha mencegah terjadinya ketimpangan
yang ekstrem dalam distribusi harta, sehingga semua anggota keluarga mendapatkan
hak-haknya dengan adil. Selain itu, warisan juga berfungsi sebagai sarana untuk
melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak, serta menghindari terjadinya
sengketa dan pertikaian di antara ahli waris.
Namun, seperti halnya hal-hal kompleks lainnya, penerapan aturan warisan
dalam praktek sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan dan kontroversi.
Beberapa masyarakat masih menghadapi kendala dalam memahami dan
mengimplementasikan warisan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Selain itu,
aspek-aspek budaya dan tradisi sering kali juga berpengaruh dalam pembagian
warisan, yang kadang-kadang menyimpang dari ajaran Islam yang sejati.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep dan penerapan warisan dalam Islam. Dengan memahami prinsip-
prinsip dasar yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis, diharapkan kita sebagai
masyarakat Muslim dapat menghadirkan keadilan dan kemaslahatan bersama
melalui pelaksanaan yang tepat dan bijaksana tentang warisan. Semoga makalah ini
menjadi sumbangan positif dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan
pemahaman kita tentang isu yang penting ini, sehingga praktek pembagian warisan
di kalangan masyarakat Muslim dapat lebih mengakar dan sesuai dengan ajaran
agama yang mulia ini.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana konsep pembagian warisan dalam Islam berdasarkan Al-Quran
dan Hadis, dan apa tujuan dari aturan ini?
2. Apa saja hak dan kewajiban ahli waris dalam Islam, serta bagaimana cara
pembagian harta peninggalan dilakukan?
3. Bagaimana Islam menjaga keadilan dan kesetaraan sosial melalui aturan
warisan yang diatur dalam Al-Quran?
4. Bagaimana penerapan aturan warisan dalam praktek di masyarakat Muslim,
dan apa saja tantangan yang dihadapi dalam mencapai keadilan dalam
pembagian warisan?
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat dikeyahui bahwa tujuan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Memahami konsep pembagian warisan dalam Islam berdasarkan Al-Quran
dan Hadis, serta tujuan dari aturan ini.
2. Mengetahui hak dan kewajiban ahli waris dalam Islam, serta cara pembagian
harta peninggalan dilakukan.
3. Memahami makna Islam menjaga keadilan dan kesetaraan sosial melalui
aturan warisan yang diatur dalam Al-Quran.
4. Memahami penerapan aturan warisan dalam praktek di masyarakat Muslim,
dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai keadilan dalam pembagian
warisan.
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pembagian Warisan Dalam Islam Berdasarkan Al-Quran Dan


Hadis
Pembahasan konsep pembagian warisan dalam Islam berdasarkan Al-Quran
dan Hadis didasarkan pada beberapa ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan
secara rinci mengenai aturan pembagian harta peninggalan. Tujuan dari aturan ini
adalah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesetaraan di dalam masyarakat
Muslim, melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak, serta mencegah terjadinya
ketimpangan ekstrem dalam distribusi harta warisan.
Surah An-Nisa (4): 11-12: "Allah mengajarkan kepadamu tentang
(pembagian) harta pusaka untuk anak-anakmu: bagi laki-laki sejumlah dua bagian
sama dengan bagian dua orang perempuan..." Ayat ini menetapkan pembagian
warisan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan hubungan kekerabatan dan
derajat keturunan. Laki-laki menerima dua kali lebih banyak dari bagian yang
diterima perempuan dalam hal-hal tertentu.
Surah An-Nisa (4): 176: "Mereka bertanya kepadamu tentang (pembagian
harta) warisan. Katakanlah: Allah memberi petunjuk tentang (pembagian harta)
warisan ini: kepada anak-anak laki-laki, (bagian yang sama dengan) dua
perempuan." Ayat ini mengulangi prinsip pembagian warisan antara laki-laki dan
perempuan sebagaimana dijelaskan dalam ayat sebelumnya.
Rasulullah Muhammad SAW juga memberikan pengajaran mengenai
pembagian warisan melalui hadis-hadisnya. Contohnya adalah hadis riwayat Abu
Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Warisan ditentukan oleh
enam; lelaki, perempuan, ibu, bapak, saudara lelaki seibu, dan saudara perempuan
seibu." Hadis ini menegaskan porsi warisan yang diperoleh oleh ahli waris tersebut.
Tujuan Aturan Pembagian Warisan dalam Islam:
a. Keadilan dan Kesetaraan: Tujuan utama dari aturan pembagian warisan
dalam Islam adalah untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan sosial.
Dengan menetapkan porsi warisan yang sesuai untuk masing-masing ahli
waris, Islam berusaha mencegah terjadinya ketimpangan yang ekstrem
dalam distribusi harta warisan.
b. Perlindungan Hak-hak Perempuan dan Anak-anak: Islam memberikan
perhatian besar terhadap hak-hak perempuan dan anak-anak dalam konteks
pembagian warisan. Aturan ini memberikan bagian yang adil untuk
perempuan dan anak-anak, sehingga mereka tidak terpinggirkan dalam
proses pembagian harta peninggalan.
c. Mencegah Pertikaian dan Konflik: Pembagian warisan yang diatur dengan
jelas dalam Al-Quran dan Hadis bertujuan untuk mencegah terjadinya
sengketa dan pertikaian di antara ahli waris. Dengan adanya ketentuan yang
tegas, diharapkan masyarakat dapat menghindari konflik dalam proses
pembagian harta peninggalan.
d. Kemaslahatan Bersama: Tujuan dari aturan pembagian warisan dalam Islam
adalah untuk menciptakan kemaslahatan bersama bagi keluarga dan
masyarakat. Dengan adanya aturan yang adil, keluarga dan masyarakat dapat
hidup dalam harmoni dan solidaritas.
Dengan demikian, konsep pembagian warisan dalam Islam berdasarkan Al-
Quran dan Hadis memiliki tujuan yang mulia, yaitu menciptakan keadilan,
melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak, serta mencegah terjadinya konflik
di dalam masyarakat Muslim. Makalah tentang warisan dalam Islam dapat lebih
mendalam membahas ayat-ayat dan hadis-hadis yang terkait dengan pembagian
warisan serta menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip ini diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

2.2. Hak Dan Kewajiban Ahli Waris Dalam Islam


Hak dan kewajiban ahli waris dalam Islam ditentukan berdasarkan ketentuan
yang diatur dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Setiap ahli waris
memiliki hak-hak tertentu dalam pembagian harta peninggalan, dan mereka juga
memiliki tanggung jawab dan kewajiban terkait dengan proses pembagian tersebut.
Ahli waris laki-laki dalam Islam memiliki hak untuk menerima bagian yang
lebih besar dibandingkan ahli waris perempuan dalam beberapa situasi. Dalam
hukum waris Islam, laki-laki menerima dua kali lebih besar dari bagian yang
diterima perempuan dalam hal-hal tertentu, seperti ketika anak perempuan memiliki
saudara lelaki.
Meskipun bagian yang diterima perempuan mungkin lebih kecil dari bagian
ahli waris laki-laki dalam beberapa situasi, Islam memberikan hak dan perlindungan
khusus terhadap perempuan dalam pembagian warisan. Perempuan berhak
menerima bagian yang jelas dan tidak boleh dianiaya dalam proses pembagian harta
peninggalan.
Selain hak, ahli waris juga memiliki kewajiban. Ahli waris memiliki
kewajiban untuk melaksanakan hak mereka atas warisan yang diterima dengan cara
yang baik dan benar. Mereka harus mematuhi aturan dan tata cara yang diatur dalam
Al-Quran dan Hadis terkait pembagian harta peninggalan. Ahli waris juga memiliki
kewajiban untuk menghormati hak-hak ahli waris lainnya. Mereka tidak boleh
menuntut bagian yang tidak wajar atau merampas hak ahli waris lainnya.
Cara Pembagian Harta Peninggalan dalam Islam:
a. Pembagian harta peninggalan dalam Islam dilakukan berdasarkan
hubungan kekerabatan dan derajat keturunan. Laki-laki dan perempuan
memiliki bagian yang berbeda dalam warisan. Laki-laki menerima dua
bagian, sedangkan perempuan menerima satu bagian dalam beberapa
situasi tertentu.
b. Anak memiliki hak atas bagian warisan orang tua mereka, sedangkan
orang tua memiliki hak atas bagian anak mereka yang meninggal dunia.
c. Saudara kandung juga memiliki hak atas bagian warisan saudara mereka
yang meninggal dunia.
d. Selain anak, orang tua, dan saudara kandung, ada juga hubungan
kekerabatan lainnya yang memiliki hak atas bagian warisan, seperti
suami/istri dan paman/bibi.
d. Pembagian harta peninggalan dalam Islam harus dilakukan secara adil dan
sesuai dengan aturan syariat. Proses pembagian ini melibatkan para ahli
waris, dan pemegang wakil (executor) dalam mengatur pembagian harta.
Dalam prosesnya, perlu dipastikan bahwa hak-hak semua ahli waris
dihormati dan diberikan dengan benar sesuai dengan ketentuan Islam.

2.3. Islam Menjaga Keadilan Dan Kesetaraan Sosial Melalui Aturan


Warisan Yang Diatur Dalam Al-Quran
Aturan warisan dalam Islam menetapkan pembagian harta peninggalan
secara proporsional berdasarkan hubungan kekerabatan dan derajat keturunan.
Setiap ahli waris menerima bagian yang sesuai dengan posisinya dalam keluarga.
Laki-laki dan perempuan memiliki bagian yang berbeda, namun pembagian ini
dilakukan secara proporsional dan adil sesuai dengan ketentuan Al-Quran.
Aturan warisan dalam Islam memberikan perlindungan khusus terhadap hak-
hak perempuan. Meskipun bagian perempuan mungkin lebih kecil dari bagian laki-
laki dalam beberapa situasi, hal ini tidak boleh dipahami sebagai diskriminasi.
Bagian perempuan dalam warisan selalu jelas dan tidak boleh dirampas. Islam
memastikan bahwa perempuan memiliki hak-hak yang setara dengan laki-laki
dalam pembagian harta peninggalan.
Tujuan utama dari aturan warisan dalam Islam adalah untuk menciptakan
keadilan sosial dalam distribusi harta peninggalan. Dengan menetapkan bagian yang
adil bagi setiap ahli waris, Islam berusaha mencegah terjadinya ketimpangan yang
ekstrem dalam konsentrasi harta oleh segelintir orang. Pembagian yang adil ini
membantu menciptakan distribusi ekonomi yang seimbang dan memberikan
manfaat bagi seluruh anggota masyarakat.
Aturan warisan dalam Islam menghindari kemungkinan terjadinya
akumulasi kekayaan yang tidak adil dan menjamin bahwa harta benda yang
ditinggalkan oleh seseorang didistribusikan secara adil di antara ahli warisnya.
Dengan cara ini, Islam melindungi masyarakat dari penumpukan kekayaan di
tangan kelompok tertentu saja, yang dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang
merugikan.
Islam menetapkan prinsip kesetaraan di antara anak laki-laki dan perempuan
dalam pembagian warisan. Anak laki-laki dan perempuan memiliki hak yang jelas
atas bagian harta peninggalan orang tua mereka. Hal ini menegaskan bahwa
perempuan tidak boleh dianiaya atau diberikan perlakuan tidak adil dalam
pembagian warisan.
Dengan cara-cara di atas, Islam menjaga keadilan dan kesetaraan sosial
melalui aturan warisan yang diatur dalam Al-Quran. Aturan ini mengajarkan nilai-
nilai keadilan, persamaan, dan keseimbangan dalam distribusi harta peninggalan.
Melalui prinsip-prinsip ini, Islam berupaya menciptakan masyarakat yang adil,
harmonis, dan saling menghormati hak-hak satu sama lain.

2.4. Penerapan Aturan Warisan Dalam Praktek Di Masyarakat Muslim,


Dan Tantangan Yang Dihadapi Dalam Mencapai Keadilan Dalam Pembagian
Warisan
Penerapan aturan warisan dalam praktek di masyarakat Muslim dapat
bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk budaya, tradisi lokal, dan
hukum negara tempat tinggal masyarakat tersebut. Meskipun aturan warisan dalam
Islam secara jelas diatur dalam Al-Quran dan Hadis, tantangan dalam mencapai
keadilan dalam pembagian warisan tetap ada. Tantangan utama adalah ketika adat
dan tradisi lokal sering kali mempengaruhi pembagian warisan, yang tidak selalu
sesuai dengan aturan Islam. Beberapa masyarakat dapat mengikuti adat tertentu
yang membedakan pembagian warisan antara laki-laki dan perempuan dengan cara
yang tidak adil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan diberikan bagian yang lebih
kecil atau diabaikan dalam pembagian warisan.
Banyak masyarakat Muslim mungkin kurang memahami ajaran Islam yang
sebenarnya tentang pembagian warisan. Kekurangan pemahaman ini dapat
menyebabkan kesalahan atau penyalahgunaan dalam penerapan aturan warisan
dalam praktek. Proses pembagian warisan sering kali dapat menyebabkan pertikaian
dan konflik di antara anggota keluarga. Ketika ada perselisihan tentang pembagian
harta peninggalan, hal ini dapat mengganggu harmoni dan kedamaian dalam
keluarga.
Dalam beberapa kasus, orang-orang yang bertanggung jawab atas
pembagian warisan, seperti executor atau notaris, mungkin dapat mempengaruhi
pembagian secara tidak adil, yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ketidakadilan
dalam distribusi ekonomi di masyarakat dapat mempengaruhi pembagian warisan.
Keluarga yang kaya mungkin lebih mampu mempengaruhi pembagian harta
peninggalan untuk keuntungan mereka sendiri. Di beberapa negara, hukum Islam
mungkin tidak sepenuhnya diakui atau diimplementasikan, sehingga pembagian
warisan tidak selalu sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk mencapai keadilan dalam pembagian warisan, beberapa langkah
penting yang dapat diambil seperti masyarakat perlu diberikan pendidikan dan
pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam mengenai pembagian warisan,
sehingga mereka dapat melaksanakan proses ini dengan benar dan adil. Penting
untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak perempuan dalam pembagian
warisan dan menghilangkan pandangan diskriminatif terhadap perempuan dalam
masyarakat.
Hukum yang diakui dalam negara harus memperhatikan ajaran Islam dan
menegakkan aturan warisan dengan adil dan sesuai. Dalam kasus perselisihan
keluarga, pendekatan mediasi dapat membantu mengatasi konflik dan mencapai
kesepakatan yang adil di antara ahli waris. Masyarakat harus menyadari bahwa
melanggar aturan warisan dalam Islam dapat memiliki konsekuensi baik di dunia
maupun akhirat. Menerapkan aturan warisan dalam praktek memerlukan komitmen
dan pemahaman yang kuat dari masyarakat Muslim. Dengan mengatasi tantangan
dan mengikuti prinsip-prinsip ajaran Islam yang benar, diharapkan pembagian
warisan dapat menjadi sarana yang adil dan berkeadilan dalam masyarakat Muslim.
KESIMPULAN

Konsep pembagian warisan dalam Islam didasarkan pada ketentuan yang jelas
dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Aturan warisan ini bertujuan untuk
menciptakan keadilan sosial dan kesetaraan di masyarakat Muslim, serta melindungi hak-
hak perempuan dan anak-anak. Ahli waris dalam Islam memiliki hak dan kewajiban terkait
pembagian harta peninggalan. Hak ahli waris laki-laki dan perempuan ditetapkan
berdasarkan hubungan kekerabatan dan derajat keturunan. Pembagian harta peninggalan
dilakukan secara proporsional dan adil, dengan menetapkan bagian yang sesuai bagi setiap
ahli waris.

Islam menjaga keadilan sosial dengan aturan warisan yang adil dan proporsional.
Pembagian warisan yang sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadis menjamin distribusi
ekonomi yang seimbang dan mencegah terjadinya ketimpangan ekstrem dalam masyarakat.
Penerapan aturan warisan dalam praktek di masyarakat Muslim bisa dihadapkan pada
berbagai tantangan, seperti pengaruh adat dan tradisi lokal, kurangnya pemahaman tentang
ajaran Islam, pertikaian keluarga, dan implementasi hukum yang tidak selalu mengakui
aturan Islam. Penting untuk mengatasi tantangan ini agar pembagian warisan dapat
berlangsung dengan adil dan sesuai dengan ajaran Islam.

Jadi kesimpulannya, aturan pembagian warisan dalam Islam merupakan wujud


keadilan dan kesetaraan sosial. Aturan ini melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak,
serta memberikan panduan yang jelas bagi ahli waris dalam membagi harta peninggalan.
Meskipun tantangan ada dalam penerapan aturan ini, dengan pendidikan, kesadaran, dan
penegakan hukum yang tepat, pembagian warisan dalam masyarakat Muslim dapat
mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keseimbangan ekonomi untuk kesejahteraan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Asy-Syaukani, Muhammad bin Ali. (2009). Subulus Salam: Jalan Menuju Kesejahteraan
Surga (Tafsir Hadis Warisan Nabi). Jakarta: Pustaka Azzam.

Amin, M. Nurcholish. (1997). Dialektika Hukum Islam: Merumuskan Warisan Teologi


dengan Kehendak Reformasi. Jakarta: Paramadina.

Ismail, Dzulkarnain. (2018). Hukum Waris dalam Pandangan Empat Mazhab: Abu
Hanifah, Malik, Asy-Syafi'i, Ahmad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahfudz, A. Chusnan. (2010). Hukum Waris Islam: Pemahaman Praktis bagi Masyarakat.
Jakarta: Kencana.

Siregar, P. Zainal. (2017). Kitab Kuning: Kumpulan Karangan-Karangan Hukum Islam


Warisan Intelektual Ulama. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai