Anda di halaman 1dari 2

Seiring dengan perkembangan zaman, masalah kesehatan yang dihadapi semakin kompleks,

maka semakin banyak pula cakupan pelayanan yang dapat dilakukan bidan dalam
peranannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bidan sebagai ujung tombak dalam
pemberian pelayanan pada perempuan, bayi, balita dan orang tua serta perannya dalam
pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjadi agent of change dari perubahan perilaku
masyarakat menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Namun mengubah perilaku
masyarakat tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan global
saat ini baik tantangan internal maupun eksternal yang menjadi hambatan dalam mewujudkan
cita-cita pemerintahan tersebut. Profesi bidan dituntut untuk selalu berinovasi dan peka
dengan perkembangan jaman, tidak hanya menyangkut mengenai pemberian asuhan
kebidanan saja yang memang menjadi kompetensi dasar profesi bidan namun lebih dari itu,
bidan harus memaksimalkan peranannya sebagai promotor dan advokator bagi masyarakat.
Bagaimana caranya? salah satunya dengan menggerakkan masyarakat dalam upaya
pemenuhan pelayanana kesehatan yang memadai guna meningkatkan derajat kesehatannya.
Kita tahu bahwa semua orang pasti selalu berusaha bagaimana bertahan hidup dan
mencukupi perekonomian keluarganya, beranjak dari pemikiran ini dimana pemberdayaan
masyarakat bidang perkonomian menjadi cara pendekatan yang dirasa ampuh. Berbicara
mengenai perekonomian dan kesehatan ada benang merah yang menjadi simpul penghubung
yaitu fungsi profesi bidan itu sendiri selain penyedia layanan kesehatan juga sebagai social
entrepereneur, bukan berarti kesehatan digunakan sebagai bisnis yang berorientasi pada
benefit tapi lebih menekankan bagaimana seseorang itu mempunyai kemampuan berpikir
yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu
peluang serta berani mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang bidan mengambil
suatu langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja
yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara
ekonomi dan memberi peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang
Entrepreneur. Dapat digambarkan bahwa social entrepreneur lebih mengedepankan sektor
ekonomi masyarakat, seperti petani, nelayan, buruh dan pedagang kecil. Konsepsi
kewirausahaan sosial secara teknis dan prosedurnya sama dengan kewirausahaan biasa
namun dalam segi kebermanfaatan, kewirausahaan sosial memiliki manfaat yang sangat luas
dalam segi pemecahan masalah sosial yang ada di masyarakat dalam rangka mempermudah
dan memperlancar proses pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Contoh nyata bidan entrepreneur (dikutip Kompas tanggal 28/5/2008) adalah bidan Yulianti
yang bekerja sebagai tenaga kesehatan satu-satunya di Pulau Puhawang (Teluk Lampung),
Kabupaten Pesawaran, Lampung yang sukses menggerakkan masyarakat desa tersebut untuk
melakukan perubahan di bidang lingkungan. Selain kesehariannya membuka praktek
pelayanan kebidanan di rumah sebagai tempat periksa, namun tidak mengacuhkan masalah
lingkungan yang ada disekitarnya, salah satu karyanya adalah menggerakkan swadaya
masyarakat untuk menanam pohon bakau di areal bekas tambak (luas areal 141 ha, 60%
rusak) dan kerjasama dengan LSM Mitra Bentala, Lampung, Beliau melihat potensi yang
besar dengan adanya hutan bakau, sebagaimana fungsinya untuk rehabilitasi pantai dan
pesisir, juga dapat meningkatkan produktivitas perikanan yang memberi keuntungan bagi
penduduk lokal dengan mayoritas adalah nelayan. Dengan estimasi pembuatan 1 ha tambak
ikan pada hutan bakau akan menghasilkan ikan/udang sebayak 287 kg/tahun tentu diharapkan
akan meningkatkan pendapatan penduduk lokal, dampaknya pemenuhan kebutuhan
masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan juga dapat dijangkau.
Jenis kegiatan dan usaha sosial entrepreneur tentu saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi
daerah karena tiap daerah mempunyai potensi sendiri-sendiri. Sehingga bidan dituntut pandai
dalam membaca peluang, disesuaikan dari masing-masing potensial yang ada disekitar
lingkungan masyarakat itu sendiri, bagaimana karakteristik penduduknya, masalah apa yang
banyak terjadi dan kebutuhan pemecahan masalah kesehatan apa yang menjadi pokok
permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai