Anda di halaman 1dari 12

Pengkajian Rumah Tradisional Etnis Batak di Provinsi

Sumatera Utara (Toba, Simalungun, Karo, Mandailing dan


Pakpak/Dairi)
Penulis KTI : Robinson Siregar

NAMA : SAMIL ARKAN BUSTOMI


NPM : 202045500095
KELAS : S6A
Rumah tradisional etnis Batak di Provinsi Sumatera Utara merupakan warisan
budaya yang masih memiliki peninggalan kebudayaan yang kaya akan nilai –
nilai arsitektur yang perlu dilestarikan. Seiring dengan perkembangan zaman,
teknologi dan perubahan tuntutan kebutuhan saat ini terjadi pergeseran terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam rumah tradisional tersebut. Rumah tradisional
saat ini banyak mengalami perubahan (transformasi) baik bentuk maupun fungsi
dari yang asli menjadi bentuk lain. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan
nyata dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah dalam rangka
pendokumentasian arsitektur rumah tradisional sebelum akhirnya menghilang di
tempat asalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan
mengidentifikasi arsitektur rumah tradisional etnis Batak di Provinsi Sumatera
Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi dan mendalami aspek –
aspek rumah tradisional. Hasil penelitian ini berupa database dan dokumentasi
rumah tradisional etnis Batak yang ada di provinsi Sumatera Utara.
–Robinson Siregar–

Tipologi Atap Rumah Vernakular Tradisional Suku Batak sebagai Bentuk


Respon Budaya dan Lingkungan
Penulis KTI : Asnah Rumiawati dan Yuri Hermawan Prasetyo
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada iklim tropis lembab
dengan curah hujan yang tinggi. Atap merupakan komponen bangunan yang
penting di dalam iklim seperti di Indonesia. Rumah Vernakular Tradisional
mempunyai bentuk atap yang beragam dan berkarakter. Bentuk atap pada
Rumah Vernakular Tradisional Batak (RVTB) terbentuk melalui perpaduan
yang sinergis antara respon terhadap iklim dan upaya akomodasi nilai-nilai
budaya setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan tipologi
atap RVTB dengan faktor yang mempengaruhinya seperti ekologi lingkungan
dan budaya masyarakat suku Batak. Metode yang digunakan adalah deskriptif
korelatif yaitu mendeskripsikan tipologi atap pada 5 sub etnis Batak dengan
mengkaitkan kondisi ekologi lingkungan setempat dan pengaruh budaya.
Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling dengan
mempertimbangkan keontentikan dan keaslian rumah tradisional vernakular
tradisional Batak. Kondisi ekologi diperoleh melalui pengukuran iklim setempat
meliputi kondisi temperatur, kelembaban, curah hujan, dan arah serta kecepatan
angin. Ekplorasi nilai-nilai budaya setempat diperoleh dengan teknik
wawancara pada narasumber setempat seperti tokoh adat dan tukang bangunan
vernakular tradisional. Hasil dalam penelitian ini adalah tipologi atap RVTB
dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk serta perbedaan yang dimiliki
pada bentuk atap RVTB dari 5 sub etnis Batak
–Asnah Rumiawati–

Pengaruh Iklim Makro terhadap Kinerja Termal Bangunan


Rumah Tradisional Batak Toba di Pulau Samosir
Penulis KTI : Bramantyo dan I Ketut Suwantara
Rumah tradisional Batak Toba merupakan salah satu rumah tradisional yang
masih dihuni sampai sekarang. Rumah tersebut relatif tidak mengalami
perubahan signifikan baik dari segi bentuk maupun fungsinya dari dulu hingga
sekarang. Secara termalitas, hal tersebut mengindikasikan bahwa penghuni
merasa nyaman tinggal di rumah tersebut. Namun belum diketahui pengaruh
iklim makro terhadap kinerja termal bangunan tradisional tesebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim makro terhadap kinerja
termal bangunan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan
terhadap konsep hunian di wilayah beriklim dingin yang berbasis pada kearifan
lokal bangunan tradisional nusantara. Penelitian dilakukan di rumah tradisional
Batak Toba pada bulan April (asumsi bulan dengan suhu rata-rata harian
terdingin) dan Mei (terpanas). Data sekunder diperoleh dari data eksisting
BMKG pada stasiun pengamatan di Pangurungan, kabupaten Samosir selama 5
tahun terakhir (dari tahun 2008-2012). Data primer diperoleh dengan melakukan
pengukuran suhu dan kelembaban udara. Pengukuran dilakukan selama 24 jam
dengan merekam data tersebut. Analisis data dilakukan dengan membandingkan
data iklim makro dengan iklim mikro dengan mencari faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja termal bangunan. Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa iklim makro di Pulau Samosir memberikan pengaruh
terhadap kinerja termal bangunan rumah tradisional Batak Toba yang
termanifestasi pada desain bangunannya
–Bramantyo–

Kehandalan Struktur Rumah Tradisional Batak Toba


Penulis KTI : Heri Lumban Tobing dan Dian Taviana

Kemajuan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat. Di mana-mana terjadi
pembangunan yang mengikuti teknologi yang lebih modern. Hal ini didukung
pula oleh keinginan atau hasrat manusia untuk memiliki sesuatu yang lebih baik
dan bagus daripada sebelumn ya. Salah satu perubahan terjadi pada bangunan
rumah sebagai tempat tinggal manusia. Pembangunan Rumah Tradisional Batak
Toba, telah banyak dilupakan oleh orang-orang suku Batak Toba. Banyak yang
beralih ke bangunan rumah yang menggunakan pasangan batu. Hal ini
dianggap lebih sederhana dan bahan baku kayu untuk konstruksi rumah tersebut
semakin lama semakin susah untuk diperoleh dan harganya relatif tinggi.
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat memperoleh fakta tentang Rumah
Tradisional Batak Toba yang mempunyai kekuatan struktur yang baik sehingga
bisa berdiri kokoh hingga ratusan tahun

Metode
a. Teknik pengumpulan data
1. Survey instansional dilaksanakan sekaligus
dengan wawancara dengan penduduk atau
masyarakat untuk mencari informasi tentang
Bangunan Tradisional Batak Toba tersebut
2. Pada survey lapangan akan diukur dan dicatat
semua dimensi konstruksi rumah tradisional yang
dikaji. Data ini diperlukan untuk menganalisa lebih
lanjut dengan menggunakan program SAP (Structure Analysis Program).
3. Data sekunder lainnya dapat diperoleh dari literatur yang ada pada toko
buku, perpustakaan kampus, tugas skripsi yang telah diselesaikan oleh
mahasiswa, google.com, dan narasumber lainnya seperti para dosen dan
praktisi.

b. Teknik analisis data


1. Data yang harus diketahui adalah sifat mekanik \
kayu seperti modulus elastisitas, berat jenis, kuat
tekan, kuat tarik, dan kuat geser dari bahan
kayu yang digunakan pada rumah tradisional
tersebut.
2. Beban gempa, beban angin, dan beban khusus
lainnya yang ada di sekitarnya Pulau Samosir harus diperhitungkan.

Analisis

Analisis struktur pada model rumah tradisional dilakukan dengan analisa 3


dimensi pada Program SAP (Structure Analysis Program) di mana model
tersebut dibuat sebagai portal rangka ruang. Model struktur dianalisa dengan
pembebanan gempa El Centro yang diperoleh dari data, yang dikeluarkan oleh
USGS. Dalam proses pemodelan struktur, pendefinisian perilaku struktur dan
perilaku pembebanan yang terjadi sangat perlu untuk memperoleh hasil simulasi
yang mendekati perilaku riil struktur tersebut

.Kombinasi Beban pada Program SAP

Nama Kombinasi
Comb 1,2DL +
o1 1,6LLA
Comb 1,2DL +
o2 1,6LLB
Comb 0,9DL
o3
Comb 1,2DL +
o4 0,5LLA + 1,0E
Comb 1,2DL +
o5 0,5LLB + 1,0E
(Sumber : Simulasi SAP, Nov. 2011)
Hasil
Gaya Has Elemen
il
Momen 111285,62 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Lentur 1582,73 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Geser 18,27 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Aksial 3340 kg Kolom
maksimum

Variabel Laboratorium Simulasi


Kuat Berdasarkan laboratorium, kayu tersebut dapat Kuat tekan paling berat adalah
Tekan menanggung beban yang lebih besar daripada elemen kolom karena
yang dihasilkan oleh simulasi. merupakan tiang utama yang
menopang seluruh beban dari
rumah tersebut.
Tegangan Berdasarkan hasil simulasi dan laboratorium,
Lentur hanya pada elemen kuda- kuda terjadi
perbedaan yang sangat besar dan jika terjadi
gempa yang besar maka elemen tersebut akan
rusak karena telah melewati batas elastisnya.
Tegangan Hasil uji geser pada laboratorium Beberapa elemen menunjukkan
Geser menunjukkan tegangan yang dihasilkan kayu angka yang tinggi antara lain
tersebut masih dibawah angka yang pengaku horizontal, kolom
ditunjukkan oleh simulasi. dinding, ring balok dan kuda-
kuda.
Manfaat
Dari analisa gempa di atas dapat diambil manfaat bahwa sistem
kontrol seismik pada Rumah Tradisional Batak Toba dapat
melindungi bangunan terhadap kerusakan dan keruntuhan akibat
gempa besar.
–Heri Lumban Tobing–
Pengaruh Atap Seng terhadap Respon Termal pada Rumah
Tradisional Toba di Pulau Samosir
Penulis KTI : Dian Taviana, I Ketut Suwantara dan Tani
Frisda

Semakin langkanya ijuk sebagai bahan penutup atap rumah tradisional


Batak Toba memaksa penghuni rumah tersebut menggunakan bahan
substitusi lain yaitu seng. Bahan seng yang dikenal sebagai bahan yang
sangat konduktif terhadap panas menjadi bahan alternatif yang
digunakan pada atap rumah tinggal yang tidak berplafond seperti
rumah tradisional Batak Toba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui respon termal statis pada rumah tradisional Batak Toba
akibat penggunaan bahan seng sebagai penutup atap rumah terhadap
tingkat kenyamanan termal penghuni. Penelitian ini dilakukan di
rumah tradisional Batak Toba pada bulan april (asumsi bulan dengan
suhu rata-rata harian terdingin). Data sekunder diperoleh dari data
eksisting BMKG Sampali pada stasiun pengamatan di Pangururan,
kabupaten Samosir selama 5 tahun terakhir (dari tahun 2008-2012).
Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran suhu,
kelembaban, kecepatan dan arah angin, masing- masing dengan
menggunakan alat Logger, Questem-34 dan Anemometer. Pengukuran
dilakukan selama 48 jam dengan merekam data tersebut setiap jamnya.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan data iklim makro
dengan iklim mikro. Hasil penelitian ini adalah penggunaan bahan
seng pada atap tidak meningkatkan suhu dalam ruangan secara drastis
pada siang hari. Oleh karena itu penghuni tetap merasa nyaman karena
suhu dalam ruangan di siang hari berada pada rentang suhu nyaman.
–Dian Taviana–
Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Toba Samosir
Penulis KTI : Dian Taviana dan heri Lumban Tobing

Rumah tradisional Toba di Pulau Samosir adalah sebagian dari kebudayaan milik
bangsa yang memiliki nilai dan kekhasan tersendiri. Kekhasan rumah tradisional
Toba terletak pada struktur rumah yang hanya menggunakan teknologi sederhana
pada sambungannya tanpa menggunakan paku maupun baut baja dan masih
memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Namun seiring dengan perkembangan zaman,
teknologi dan perubahan tuntutan kebutuhan terjadi pergeseran terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam arsitektur kedua rumah tradisional tersebut. Rumah
tradisional yang sudah teruji kekuatannya oleh bencana gempa dan sudah berumur
ratusan tahun itu mulai ditinggalkan pemiliknya. Tujuan penelitian untuk melakukan
pengkajian struktur dan konstruksi rumah tradisional Toba, dengan mengidentifikasi
model struktur melalui pengukuran geometrik rumah, analisa struktur dengan metode
numerik menggunakan perangkat lunak dan pengujian parsial sambungan kolom,
yang biasa digunakan oleh praktisi, sehingga diperoleh gambaran struktur dan
konstruksi bangunannya. Hasilnya adalah analisa struktur dengan metode numerik
struktur dan konstruksi rumah tradisional Toba serta pengujian parsial sambungan
kolom di laboratorium untuk rumah tradisional Toba. Diharapkan hasilnya dapat
menjadi acuan atau sumber data pada penelitian selanjutnya, khususnya perilaku
sistem struktur bangunan tradisional dalam stabilitasnya terhadap beban gempa
-Dian taviana-

Pengkajian (Kinerja Termal) Bangunan Rumah Tradisional Batak

Toba
Penulis KTI : Dian Taviana, Bramantyo dan M. Agus Suhada
Penerapan konsep/desain hunian berarsitektur Barat tanpa melakukan
penyesuaian terhadap kondisi iklim dan alam sekitar pada wilayah
tropis hanya akan menimbulkan hunian yang tidak nyaman ataupun
boros konsumsi energinya. Di lain sisi, rumah tradisional nusantara,
diyakini oleh banyak kalangan sebagai bangunan yang responsif
terhadap iklim dan mampu memanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk
mendapatkan kenyamanan termal bagi penghuninya melalui sistem
pasif bangunan tersebut. Perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja
termal bangunan Rumah Tradisional Batak Toba dan Nias. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik/ kinerja termal dan aspek
desain pasif pada bangunan rumah Tradisional Batak Toba dan Nias.
Metode yang digunakan adalah studi lapangan (field experiments)
dengan melakukan pengukuran langsung besaran termal pada elemen
bangunan, lingkungan dalam (indoor) dan lingkungan luar (outdoor)
bangunan dengan menggunakan instrument QuesTemp dan Kanomax.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa karakter termal
bangunan rumah tradisional Batak Toba cenderung memiliki suhu
dalam ruangan yang lebih hangat dibanding di luar pada malam hari,
dan sebaliknya pada siang hari suhu di dalam ruangan relatif lebih
sejuk dibanding di luar. Suhu dalam bangunan rata-rata 24-28oC
kecuali pada malam hari yang berada di bawah batas suhu nyaman.
Sedangkan karakter termal bangunan rumah tradisional Nias yaitu
mampu mengurangi tingkat kelembaban lingkungan sekitarnya
menjadi lebih rendah di dalam bangunan, dengan memaksimalkan
ventilasi alami melalui bukaan-bukaan pada selubung bangunan.
Suhu udara dalam ruangan cenderung lebih tinggi dibandingkan suhu
luar, pada siang hari tergolong cukup panas dengan kisaran 28-31 oC,
sementara pada malam hari berada di kisaran 26-28 oC yang tergolong
pada batasan suhu nyaman.
Kekuatan Struktur Rumah Tradisional di Pulau Samosir dan Pulau Nias
Penulis KTI : Dian Taviana
Pulau Nias dan Pulau Samosir adalah dua pulau yang berada pada daerah garis gempa
di Pulau Sumatera. Pulau yang sering mengalami guncangan gempa sejak dahulu kala,
seakan memberi pelajaran berharga pada masyarakat untuk bisa bertahan hidup
terhadap bencana alam tersebut. Ini dibuktikan masyarakatnya dalam membangun
rumah yang syarat dengan tradisi dan kecerdasan teknologi dalam mengantisipasi
bencana alam seperti gempa dan lainnya. Keberadaan rumah tradisional masyarakat di
Samosir dan Nias sampai saat ini masih ada dan banyak serta masih dihuni. Rumah
yang terbangun secara adat istiadat dan dibangun dengan teknologi sederhana yang
menggunakan bahan kayu berkualitas baik, sudah berumur ratusan tahun. Tujuan
dari penelitian ini adalah membandingkan teknologi sederhana struktur rumah
tradisional di Pulau Samosir dan Pulau Nias. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan
rumah tradisional di tepi danau dan di daratan pulau, dengan kekuatan struktur
bangunannya sudah teruji oleh alam masih berdiri kokoh sampai saat kini. Dimana
penggunaan ukuran kayu berdimensi besar untuk struktur utama bangunan yang
menjadi penentu kekuatan rumah tradisional tersebut.
–Dian Taviana–

Anda mungkin juga menyukai