Tugas Ars Nusantara
Tugas Ars Nusantara
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat. Di mana-mana terjadi
pembangunan yang mengikuti teknologi yang lebih modern. Hal ini didukung
pula oleh keinginan atau hasrat manusia untuk memiliki sesuatu yang lebih baik
dan bagus daripada sebelumn ya. Salah satu perubahan terjadi pada bangunan
rumah sebagai tempat tinggal manusia. Pembangunan Rumah Tradisional Batak
Toba, telah banyak dilupakan oleh orang-orang suku Batak Toba. Banyak yang
beralih ke bangunan rumah yang menggunakan pasangan batu. Hal ini
dianggap lebih sederhana dan bahan baku kayu untuk konstruksi rumah tersebut
semakin lama semakin susah untuk diperoleh dan harganya relatif tinggi.
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat memperoleh fakta tentang Rumah
Tradisional Batak Toba yang mempunyai kekuatan struktur yang baik sehingga
bisa berdiri kokoh hingga ratusan tahun
Metode
a. Teknik pengumpulan data
1. Survey instansional dilaksanakan sekaligus
dengan wawancara dengan penduduk atau
masyarakat untuk mencari informasi tentang
Bangunan Tradisional Batak Toba tersebut
2. Pada survey lapangan akan diukur dan dicatat
semua dimensi konstruksi rumah tradisional yang
dikaji. Data ini diperlukan untuk menganalisa lebih
lanjut dengan menggunakan program SAP (Structure Analysis Program).
3. Data sekunder lainnya dapat diperoleh dari literatur yang ada pada toko
buku, perpustakaan kampus, tugas skripsi yang telah diselesaikan oleh
mahasiswa, google.com, dan narasumber lainnya seperti para dosen dan
praktisi.
Analisis
Nama Kombinasi
Comb 1,2DL +
o1 1,6LLA
Comb 1,2DL +
o2 1,6LLB
Comb 0,9DL
o3
Comb 1,2DL +
o4 0,5LLA + 1,0E
Comb 1,2DL +
o5 0,5LLB + 1,0E
(Sumber : Simulasi SAP, Nov. 2011)
Hasil
Gaya Has Elemen
il
Momen 111285,62 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Lentur 1582,73 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Geser 18,27 kg/cm2 Kuda-kuda
maksimum
Aksial 3340 kg Kolom
maksimum
Rumah tradisional Toba di Pulau Samosir adalah sebagian dari kebudayaan milik
bangsa yang memiliki nilai dan kekhasan tersendiri. Kekhasan rumah tradisional
Toba terletak pada struktur rumah yang hanya menggunakan teknologi sederhana
pada sambungannya tanpa menggunakan paku maupun baut baja dan masih
memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Namun seiring dengan perkembangan zaman,
teknologi dan perubahan tuntutan kebutuhan terjadi pergeseran terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam arsitektur kedua rumah tradisional tersebut. Rumah
tradisional yang sudah teruji kekuatannya oleh bencana gempa dan sudah berumur
ratusan tahun itu mulai ditinggalkan pemiliknya. Tujuan penelitian untuk melakukan
pengkajian struktur dan konstruksi rumah tradisional Toba, dengan mengidentifikasi
model struktur melalui pengukuran geometrik rumah, analisa struktur dengan metode
numerik menggunakan perangkat lunak dan pengujian parsial sambungan kolom,
yang biasa digunakan oleh praktisi, sehingga diperoleh gambaran struktur dan
konstruksi bangunannya. Hasilnya adalah analisa struktur dengan metode numerik
struktur dan konstruksi rumah tradisional Toba serta pengujian parsial sambungan
kolom di laboratorium untuk rumah tradisional Toba. Diharapkan hasilnya dapat
menjadi acuan atau sumber data pada penelitian selanjutnya, khususnya perilaku
sistem struktur bangunan tradisional dalam stabilitasnya terhadap beban gempa
-Dian taviana-
Toba
Penulis KTI : Dian Taviana, Bramantyo dan M. Agus Suhada
Penerapan konsep/desain hunian berarsitektur Barat tanpa melakukan
penyesuaian terhadap kondisi iklim dan alam sekitar pada wilayah
tropis hanya akan menimbulkan hunian yang tidak nyaman ataupun
boros konsumsi energinya. Di lain sisi, rumah tradisional nusantara,
diyakini oleh banyak kalangan sebagai bangunan yang responsif
terhadap iklim dan mampu memanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk
mendapatkan kenyamanan termal bagi penghuninya melalui sistem
pasif bangunan tersebut. Perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja
termal bangunan Rumah Tradisional Batak Toba dan Nias. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik/ kinerja termal dan aspek
desain pasif pada bangunan rumah Tradisional Batak Toba dan Nias.
Metode yang digunakan adalah studi lapangan (field experiments)
dengan melakukan pengukuran langsung besaran termal pada elemen
bangunan, lingkungan dalam (indoor) dan lingkungan luar (outdoor)
bangunan dengan menggunakan instrument QuesTemp dan Kanomax.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa karakter termal
bangunan rumah tradisional Batak Toba cenderung memiliki suhu
dalam ruangan yang lebih hangat dibanding di luar pada malam hari,
dan sebaliknya pada siang hari suhu di dalam ruangan relatif lebih
sejuk dibanding di luar. Suhu dalam bangunan rata-rata 24-28oC
kecuali pada malam hari yang berada di bawah batas suhu nyaman.
Sedangkan karakter termal bangunan rumah tradisional Nias yaitu
mampu mengurangi tingkat kelembaban lingkungan sekitarnya
menjadi lebih rendah di dalam bangunan, dengan memaksimalkan
ventilasi alami melalui bukaan-bukaan pada selubung bangunan.
Suhu udara dalam ruangan cenderung lebih tinggi dibandingkan suhu
luar, pada siang hari tergolong cukup panas dengan kisaran 28-31 oC,
sementara pada malam hari berada di kisaran 26-28 oC yang tergolong
pada batasan suhu nyaman.
Kekuatan Struktur Rumah Tradisional di Pulau Samosir dan Pulau Nias
Penulis KTI : Dian Taviana
Pulau Nias dan Pulau Samosir adalah dua pulau yang berada pada daerah garis gempa
di Pulau Sumatera. Pulau yang sering mengalami guncangan gempa sejak dahulu kala,
seakan memberi pelajaran berharga pada masyarakat untuk bisa bertahan hidup
terhadap bencana alam tersebut. Ini dibuktikan masyarakatnya dalam membangun
rumah yang syarat dengan tradisi dan kecerdasan teknologi dalam mengantisipasi
bencana alam seperti gempa dan lainnya. Keberadaan rumah tradisional masyarakat di
Samosir dan Nias sampai saat ini masih ada dan banyak serta masih dihuni. Rumah
yang terbangun secara adat istiadat dan dibangun dengan teknologi sederhana yang
menggunakan bahan kayu berkualitas baik, sudah berumur ratusan tahun. Tujuan
dari penelitian ini adalah membandingkan teknologi sederhana struktur rumah
tradisional di Pulau Samosir dan Pulau Nias. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan
rumah tradisional di tepi danau dan di daratan pulau, dengan kekuatan struktur
bangunannya sudah teruji oleh alam masih berdiri kokoh sampai saat kini. Dimana
penggunaan ukuran kayu berdimensi besar untuk struktur utama bangunan yang
menjadi penentu kekuatan rumah tradisional tersebut.
–Dian Taviana–