Anda di halaman 1dari 4

FUNGSI: KETERKAITAN ANTAR STRUKTUR DALAM SALAH ASUHAN

Cerita dalam novel Salah Asuhan berbentuk alur maju dengan pengembangan tokoh yang
terdapat dalam cerita tersebut yang semakin berkembang. Menceritakan seorang lelaki yang telah
dididik sedari kecil dengan budaya kebaratan oleh orang tuanya, Hanafi terus membawa hal itu
ditemani dengan teman kecilnya Corrie Du Busse yang merupakan wanita cantik keturunan
Belanda. Karena didikan yang diberikan oleh orang tuanya itulah membuat Hanafi memiliki
pendidikan yang tinggi pula dan meletakkan kebudayaan barat sebagai acuan dari nilai yang ia
punya untuk berbudaya, sedangkan budaya sendiri dianggap budaya yang tidak ada gunanya.
Corrie akhirnya meninggalkan hanafi ke Betawi karena ingin menghindari benturan
sosial pribumi terhadap perbedaan budaya yang kontras dan di sisi lain dia ingin melanjutkan
pendidikannya. Melihat hal itu ibu Hanafi menjodohkan Hanafi dengan Rapiah yang merupakan
anak dari ayah yang menyekolahkan Hanafi sampai sekarang ini. Dengan berat hati Hanafi
menerima dengan bujukan Ibunya walaupun masih memiliki hati kepada Corrie. Pada akhirnya
karena budaya barat yang dianut yang jauh dengan moralitas budaya tradisional, Hanafi sering
melakukan kekerasan terhadap Rapiah dan mengganggapnya seperti babu, tidak mengganggap
anaknya syafei, dan durhakan kepada Ibunya sendiri. Alur yang tidak menguntungkan bagi
Hanafi ini membuatnya semakin tidak bertanggung jawab dengan menikah dengan Corrie karena
secara dasar bahwa Hanafi memiliki tokoh yang mencintai kebarat-baratan.
Sebelum Corrie menikah bahkan bertemu dengan Hanafi kembali antara kedua sahabat
sedari kecil ini, Hanafi terlebih dahulu terkena gigitan oleh anjing gila yang mengantarkan dia
berobat ke Jakarta. Dia berangkat dari Solok yang dianggap terlalu kuno permasalahan
pengobatan. Tidak tahu takdir menemukan mereka berdua yang diamana Corrie yang masih di
asrama Belanda dalam usia 21 tahun. Akhirnya atas dianggapnya Hanafi sebagai hak Eroa yang
sama, mereka pun menjalin hubungan di Betawi dan mengurungkan untuk kembali ke Solok.
Mereka namun akhirnya tidak bahagia dan Hanafi tetap tidak melakukan hal yang tidak pantas
ke istrinya bahwasanya Corrie dituduh telah berzina dengan orang lain. Corrie sakit hati dengan
tuduhan tersebut lalu memutuskan untuk cerai dan pindah ke Semarang sehingga terdapat
pergantian latar dalam alur sampai akhir plot cerita.
Jika dilihat dari alur yang berkaitan dengan latar diatas, ternyata hal itu juga dapat
dikaitkan dengan tokoh yang ternyata secara gamblang dipaparkan bahwa terdapat penggantian
latar dari setiap tokoh. Pertama, Hanafi yang awalnya dari Solok akhirnya pergi ke Betawi untuk
berobat dan menjalin kasih dengan Corrie dan terakhir dia ingin melihat orang yang telah dibuat
kecewa yaitu Corrie ke Semarang. Kedua, Corrie juga tidak memiliki alur yang berbeda atas latar
yang telah dilalui yaitu dari Solok, Betawi, sampai ke Semarang. Namun, perbedaan terdapat
pada waktunya terjadi perpindahan dan urgensi dari perpindahan latar tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya Novel Salah Asuhan karangan Abdoel Muis ini
memiliki tema yaitu inferioritas budaya dan pandangan budaya kebarat-baratan. Hal ini sangat
menyangkut-paut dengan karakter utama yang dirasa sangat dibenci oleh pembaca yaitu Hanafi.
Hanafi sangat merupakan gamabaran dari tema yang merupakan kerusakan harga diri budaya
sendiri yang dicampakan olehnya karena pendidikan yang tinggi didapat dengan pemikiran
kebarat-baratan. Pada akhirnya itu merembet ke moralitasnya dalam berhubungan suami-istri
bahkan sampai hubungan ia denga ibunya yang bisa dianggap sebagai anak durhaka.
Selain itu, lebih ditangkap secara mendasar pada bagian judul yaitu Salah Asuhan ini
sangat berkaitan juga masalah pengembangan tokoh dan alur mengenai Hanafi yang benar-benar
dididik oleh orangtuanya secara ideologi barat yang merupakan momok yang sangat di pusatkan
dalam keseluruhan alur cerita dan pengaruh dalam perkembangan isi cerita dalam novel ini. Bisa
dikatakan judul sudah sangat tepat diberikan karena merupakan muara asal dalam permasalahan
utama yang yang dipermasalahkan.
Gaya bahasa atau nada sangat dipengaruhi juga oleh latar dan tokoh. Latar bisa dilihat
bahwasanya jika di Solok atau kebudayaan Minangkabau-nya akan terlihat nada yang halus dan
gaya bahasa bersifat mengasihi satu sama lain dalam pemaparan baiknya. Terdapat peribahasa
seperti “saat ini, air mukamu jernih, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatk itu, supaya
tidak menjadi duri dalam daging”. (halaman 25). Ada pula majas perbandingan seperti dalam
kutipan “sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karena sebenarnyalah
kepalanya bagai dipalu”. (halaman 47). Selain itu juga terdapat bahasa Belanda beberapa kali
dikaitkan karena terdapat tokoh belanda yaitu Corrie De Busse.
MAKNA: INFERIORITAS BUDAYA, SIFAT AMORAL, DAN PENYIMPANGAN RELIGI
PADA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDUL MUIS

A. INFERIORITAS BUDAYA
Disebutkan bahawa, Tokoh Hanafi merupakan putra asli kelahiran tanah Minangkabau,
yang seadari kecil di didik dengan cara dan ilmu yang berlandaskan dari budaya barat atau
kebarat-baratan, dan hal tersebut tentu mengakibatkan wawasan dan rasa cintanya terhadap
bangsa dan tanah kelahirannya sendiri tidak tertanam sedari dini.

Yang menyebabkan tokoh Hanafi menjadi tidak mengerti dan tidak peduli terhadap
budaya bangsanya sendiri, dan bahkan membuat dirinya anti pati dan membenci bangsanya
sendiri, hal tersebut dapat di lihat dari beberapa hal, seperti Hanafi yang lebih mementingkan
memilih cintanya terhadap Corrie seorang gadis Belanda yang ia cintai, tanpa mementingkan
sanksi sosial berupa di kucilkan di lingkup tempat kelahirannya sendiri,. Hanafi tidak peduli
dengan resiko itu, karena dalam benaknya tanah kelahirannya tidak terlalu berperan penting
dalam hidupnya, di banding Corrie, gadis belanda yang notabene berasal dari tempat acuan
hidupnya yaitu bangsa barat.

B. AMORAL
Selain Inferioritas Budaya, tokoh Hanafi juga memperlihatkan sifat Amoral, sifat tersebut
merupakan sifat Menonjol Pada tokoh Hanafi ini, Hal tersebut dibuktikan dengan Hanafi yang
tidak memperdulikan sifat balas budi terhadap jasa Ayah Rapiah, yang sudah membantu
mengangkat taraf pendidikan dan hidupnya unruk lebih tinggi, alih-alih membalas budi dengan
cara menikahi Rapiah dan mencintainya dengan sepenuh hati, Hanafi malah mencampakannya
memperlakukannya seperti babu bahkan tidak mengakui anak hasil pernikahan mereka yaitu
Syafei.

Hal tersebut merupakan tindakan yang tak terpuji terlebih lagi Hanafi pda akhirnya
menceraikan Rapiah dan lebih memilih Corrie sang pujaan hati, selain Hanafi menyakiti
perasaan Rapiah ia juga menyakiti hati ibunya, karena dengan begitu Hanafi sudah menentang
dan berhianat pada ibunya tentang komitmentnnya menikahi Rapiah Untuk balas budi dan
mengikuti kemauan ibunya.

C. PENYIMPANGAN RELIGI
Hanafi merupakan Putra asli Minangkabau, dan Minangkabau merupakan daerah yang
memiliki sejarah panjang dan keterkaitan kuat terhadap suatu kepercayaan Religi, Namun Hanafi
sangat berkebalikan dengan aspek itu, seperti cintanya kepada Corrie yang kemungkinan besar
keduanya memiliki kepercayaan yang berbeda, dan moral nya yang sangat tidak mencerminkan
kebanyakan rakyat Minangkabau Yang beragama, Dan yang terakhir adalah caranya terhadap
menyikapi masalah hidup yang sangat tragis, di sebutkan pada akhir cerita Hanafi memilih jalan
kegelapan untuk mrnuyikapi penyesalan hidupnya, yaitu mengakhiri hidupnya atau bunuh diri,
cara tersebut merupakan cara yang sangat berlawanan dengan agama atau kepercayaan apapun
dan tidak seharusnya dilakukan untuk mengakhiri suatu permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai