Judul
: Salah Asuhan
Pengarang
: Abdoel Moeis
Tokoh
Penokohan
: 1. Hanafi
: romantis
Latar
: 1. Tempat
Ringkasan Cerita
2. Waktu
: pagi hari
3. Suasana
Hanafi, Hanafi! Hari ini fiilmu sangat pula susahnya. Sifat dan hatimu kurang ku kenal, niscaya akan timbul
salah persangkaanku atas dirimu. Tapi dari kecil kita bercampur, dari sesama di bangku sekolah rendah.Jadi fiil
tabiatmu sudah jelas benar bagiku. TaK usahlah kita turut-turut memperkatakan hal pakaian yang di galibkan atau
hendak di ubah oleh bangsa-bangsa lain di luar kita, karena di negara mereka masing-masing perkara itu memang
sedang menjadi buah perselisihan dalam pergaulan bangsaku,bangsa Eropa, sungguh longgarlah pergaulan antara
laki-laki dengan perempuan, sebagai kau katakana tadi. Tapi sebab sudah galib, tidaklah akan cepat orang berbuat
fitnah atau menyangka buruk, apabila kelihatan laki-laki bergaul dengan perempuan lain, yang bukan ahli karibnya.
Apabila ia bergaul atau duduk bersendau gurau, bahkan berjalan berdua-dua, dan buat bersinggungan kulit dengan
perempuan lain, kata bangsamu sudah haram. Jangan pula akan menyesatkan faham hal pergaulan orang Barat. Jika
seorang anak muda setiap waktu kelihatan bersama-sama dengan seorang gadis, mereka sudah disangka
bertunangan, pergaulan serupa itu kelihatan dilakukan orang . umiPutra. Engkau tahu,Hanafi, betapa rapuhnya nama
anak gadis, apa lagi di dalam pergaulan bangsamu.
Sudah beberapa kali kau menjelaskan benar-benar bahwa engkau orang Barat aku hanya kulit berwarna saja
kalau pergaulan kita demikian rintangannya sebab aku hanya BumiPutra, alangkah baiknya kalau engkau berkata dan
berlaku secara terus terang saja, Corrie! Sebagai lakumu selama ini bagaikan jinak-jinak burung merpati
Hanafi bersungut sambil membuka sehelai surat kabar, yang terletak di atas meja seolah-olah hendak
membaca, Corrie meraba tangannya yang sedang menggenggam surat kabar, itu dan dengan senyum yang amat
manis. Bahwa sesungguhnya Corrie Du Bussee yang amat molek parasnya pada hari itu luar biasa dari
pemandangan. Beberapa helai rambut itu keluarlah juga dari genggaman tangguk sutera, hingga berjurai-jurai pada
pipi dan batang lehernya yang sangat permai itu. Maka segala keindahan itu disertai dengn tingkah laku simpul.
Corrie meraba tangannya itu, di cium punggung tangan si gadis itu . Sebagai di sengat kalajengking
demmikian cepat Corrie merentakkan tangannya dari genggaman Hanafi; dan dengan semyum yang amat manis ia
membuang arah ke tampat permainan tennis.
Karena kelihatan olehnyaTuan dan Nyonya Brom administrator Afdelingsbank, bersama-sama datang menuju
ketempat bermain tennis. Sementara itu Corri dan Hanafi sudah berjabatan tangan dengan kedua suamiistri itu.
Nyonya Brom bertanya sambil bersenda. He, Corrie burung gereja atau burung cendrawasih engkau?
Burung garuda, Nyonya? berung garuda belum tentu du dunia ini, Corrie! jika kalau sekiranya ia ada sudah
tentu sebagai kami manusia biasa saja, Tuan Hanafi, saya, dan kawan-kawan kita yang banyak tak akan dapat
mencapainya. Belum tentu Tuan. Sementara itu telah kelihatan kawan-kawan mereka datang berpasang-pasang.
Corrie terpaksa mesti main berkawan dengan Hanafi. Ia bermain berlawan dengan Hanafi-demikian ia
meneruskan keterangannya yang di lahirkan dengan senyum, sambil mengedip-ngedipkan mata-selama-lamanya
tentu tak akan dapat ia belajar, sebab Hanafi selalu memberikan bal semudah-mudahnya saja di tangkis oleh Corrie
tiap habis bermain tennis biasanya Hanafi mengantarkan Corrie sampai ke rumahnya Hanafi berjabatan tangan
dengan Corrie di mika tangga rumah Tuan Du Busse.Sementara itu darah Hanafi tidaklah senang. Yakinlah ia, bahwa
Corrie sungguh-sungguh membalas percintaanya
Sekarang keputusanya! demikianlah ia berkata dalam hatinya. Jika tidak sekarang,tak mungkin lagi !
Maka sebelum berpaling hendak bercerai, berkatalah ia kepada gadis itu, Pakansimu tinggal lima hari lagi ,Cor!
Sampai sekarang belumlah engkau melihat gambar-gambar yang kubuat.Sukakah engkau datang sendiri petang esok
pukul lima ke rumahku? Dan ada lagi yamg hendak kuceritakan.
Corrie! kata Hanafi pula sambil meraba tangannya, Apakah hinanya datang ke rumahku?
Baiklah, Hanafi, aku hendak datang dengan Aminah.
DISUSUN OLEH:
KELAS VIII G
1.
2.
3.
4.
Marlina Adrianti
Nur Aini
Rini
Ulin Nur Kholifah
(20)
(26)
(29)
(35)