Anda di halaman 1dari 59

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Pintu Masuk
Entah setan dan angin apa yang datang menghampiri
saya hari ini, lantaran tiba-tiba saya ingin sekali kembali
membaca kumpulan puisi yang telah hampir membusuk di
notes Facebook dan Blog. Akhirnya, ide goblok untuk
mempublikasikan tulisan yang gak ada keren-kerennya ini pun
muncul. Sialnya setelah mengedit Eyd dan te-tek-be-ngek
lainnya, saya baru sadar, kenapa tidak saya sandingkan dengan
puisi teman saya yang satu itu; lelaki yang sering memanggilku
dengan sebutan setan kriting, dan akhir-akhir ini saya
memutuskan untuk memanggilnya (Been Yusoff Gersse)
dengan sebutan setan kacamata, tentu karena dia
berkacamata.
Tanpa pikir panjang, semua notes-nya yang ada di
Facebook dan Blog-nya pun saya acak-acak. Tentunya yang
empunya puisi belum saya kasih tahu. Pikir saya, Akh, saya
ambil saja dulu. Nanti setelah rampung dalam bentuk PDF
seperti yang anda baca ini baru pemiliknya saya kasih tahu.
Malang nian nasibku, setelah semua misi pengambilan
(Lebih tepatnya pencurian) itu kulakukan, setan kacamata lalu
kuhubungi lewat Wall Facebook-nya. Jawabannya itulah yang
membuatku langsung tobat untuk melakukan sesuatu sebelum
izin yang empunya. Gini jawabannya,
Jangan yang di FB broo, yang di Blog saja, dengan
pura-pura santai kujawab,
Ok bray. Dalam hati ingin rasanya kurobek Wall
Facebooknya andai saja bisa.
Harapan kami berdua semoga cerpen dan puisi-puisi
jelek dan gak layak baca ini, tidak membuat anda langsung
men-delete filenya dari CPU anda.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Kami hanya berkarya, menuangkan hobi serta


kegemaran ini. Tapi besar harapan, semoga ada saripati yang
bisa dipetik dari lempengan-lempengan kata.
Amiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnn.!!!!!!!!
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak
menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

_Pramoedya Ananta Toer_

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Persembahan
Untuk pena, Buku Harian, Cpu, laptop dan juga
Cangkir kopi. Tak lupa untuk kepulan asap rokok
yang tak bisa dipungkiri telah turut andil selama
penciptaan karya-karya dekil ini.
Untuk kita semua yang terlanjur jatuh hati
dengan tarian pena. Semoga dunia seni sastra
yang kita cintai semakin berkembang.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Daftar Isi
Cover
Buka Pintu
Tarian jemari Been Yusoff Gersse
-

Cerpen
1.
Gadis Manis Tanpa Kuping
2. Tentang Sebuah kedai yang Sengaja Ku-kaitkan denganmu
Puisi
1.
Kepada Kawan
2. Nonton Bioskop
3. Aku, Sahabat dan Kekasih
4. Bangkit
5. Dari Hati
6. Wanita Uzur
7. Tanpa Nama
8. Kalimat Hampa
9. Aku, Jarak dan Kamu
10. Masih Mampu
11. Keluhan Sang Papah
12. Pesimis
13. Sang Pemimpi
14. Lamunan
15. Bunga Abadi
16. Cintamu dan aku
17. Surat Cinta yang Aneh
18. Segelas Kopi
19. Bolehkah Kusebut Ini Puisi

Tarian jemari Muakrim M Noerz


-

Cerpen
Puisi
1.
Monolog Kafan
2. Petak Umpet
3. Aku Melawan Dia dan Rebab
4. Infasi Tiga Pengikut
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Untuk Hadijah
Sepeda dan Penggenjot
Empat Naga Langit
Pattimura Manangis Talanjang
Pengejar Mimpi
Bait Suci Untuk Pengelana
Lihat Dalam Alam
Tentang Perempuan Kerling
Nyanyi Sunyi Seorang Bisu
Mantra Edan
Cericit Dari Dek 4
Puisi Dari Seberang Alam
Penjaga Kejora
N.G
Tiga Dialog Lembah Kematian
Surat Cinta Untuk Anaku

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Cerpen dan Puisi Buah Tarian jemari


Been Yusoff Gersee
**Cerpen**

Gadis Manis Tanpa Kuping


Malam itu ada yang
aneh, tidak seperti biasanya.
Semua seperti bernyawa. Tak
terkecuali dengan bendabenda. Seorang gadis manis
tanpa kuping sedang duduk
sebuah taman kota. Ada
sebuah mata kamera yang
mengintainya.
Selepas
dipasangi sensor khusus; sensor ini dapat mendeteksi wajahwajah bidadari. Hal ini dikarenakan terdengar kabar, mereka,
para bidadari ini sedang berkunjung ke bumi. Entah sedang
mencari apa di sini. Telapak tangan si gadis yang sedari tadi
melihat cincin jari manis pada tangan kirinya tetiba menutupi
wajahnya. Sepertinya dia sedang diintai. Sudah lebih dari 10
menit, mata kamera itu terus mengarah padanya. Menaruh
curiga.
***
Oke, sepertinya ia sedang lengah. :pikir cincin yang telah lama
melingkar di jari manis gadis itu. Sedari tadi memang cincin itu
selalu diperhatikan si gadis. Entah apa yang gadis itu pikirkan.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Takut hilangkah? Atau apa? Semenjak bertunangan cincin itu


disematkan di jari manis pada tangan kirinya. Mungkin karena
telalu lama di sana, si cincin mengambil inisiatif untuk
berpindah tempat. Dia sudah lengah sekarang, aku ingin
melompat ke jari manis di tangan kanannya :kata si cincin.
Cincin itu berusaha melepaskan diri. Jari-jari itu seperti
menahan si cincin. Karena semakin lama dia di sana, jari-jari itu
semakin gemuk dan berubah menggemaskan.
***
Dan lampu taman kemudian menjadi sirine. merah. Kelap kelip.
Suasana mulai riuh. Ia di tangkap. Gadis manis tanpa kuping
itu. Entah dari mana mereka datang. Benar, sesuatu yang aneh
terjadi malam itu.
Ada apa ini? Kenapa aku ditangkap? Salah aku apa? :tanya
gadis manis itu.
Aku ini manusia biasa! Mata kamera itu salah! Sensornya
salah! Aku bukan bidadari! Aku bukan bidadari! :teriak gadis
manis itu membela diri.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Tentang Sebuah Kedai


yang Sengaja Ku-kaitkan Denganmu
Langit jakarta masih
nampak jingga, dipengaruhi
lampulampu jalan. Tak terlihat
bintang malam itu. Aku di
sebuah kedai tak terlalu besar.
Penjualnya berkaos kerah
coklat
muda,
sedang
membungkuk mengambil sesuatu di laci meja bawah pas aku
datang. Aku memakai kemeja batik yang didominasi warna
biru. Melihatku duduk, penjualnya langsung menawarkan apa
yang dia jual. Aku memesan mie rebus; makanan yang sering
kumasak di rumah jika ibu terlambat memasak. Ia juga menjual
bubur kacang hijau dan ketan hitam. Telur setengah matang
dan aneka minuman lainnya.
Di kedai yang berukuran
tak lebih dari 3 x 4 meter itu
hanya cukup untuk lima orang
pembeli yang bisa duduk. Lemari
tempat penjual menaruh bahan
makanannya berwarna hijau.
Warna kesukaan seseorang dulu
pernah dekat denganku. Sayur sawi yang diletakan dalam
keranjangpun berwarna sama. Ada sebuah jam dinding di
dekatnya. Waktu menunjukan pukul sepuluh waktu itu. Waktu
yang selalu menjadi favoritnya. Menunggu dering bunyi
telepon selular. Tentunya dari aku. Aku yang dulu jauh di
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

timur. Waktu hemat untuk menelepon. Kami sering


menghabiskan waktu berjam-jam. Membicarakan apa saja
hingga telinga terasa panas. Bukan karena panasnya kata-kata.
Ini lebih karena telepon selular yang terlalu lama dipakai untuk
bertelepon ria. Bercerita tentang apa saja. Kadang jika
kehabisan topik pembicaraan, kami hanya saling berdiam diri,
sambil sesekali mengatakan hallo untuk memastikan apa
masing-masing dari kami masih berada di ujung telepon atau
tidak.
Ada sebuah kotak kerupuk,
berwarna biru di pojok kiri kedai.
Kerupuknya
renyah,
seperti
tawanya bila kuceritakan beberapa
lelucon. Kulihat bapak penjual
sedang membuat mie yang
kupesan. Mie rebus. Seperti
aktivitas yang kulakukan; memasak mie sambil meneleponnya.
Itu terakhir kali komunikasi via telepon yang kulakukan
dengannya setelah putus komunikasi.
Lima buah panci aluminium berukuran sedang tampak
di belakang meja. Semua berisi jenis apa yang ia jual. Angka
lima seperti tahun yang kami lewati sebelum akhirnya
berhubungan kembali. Kami putus komunikasi selama lima
tahun. Dia mengganti nomor telepon selularnya tanpa
memberitahuku. Setelah kukirim pesan lewat sebuah social
media, dia kemudian membalas dan mengirim nomor telepon
selularnya. Dari situ kami kembali berkomunikasi.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Di dinding belakang, ada


beberapa jenis kopi instan sachetan
yang digantung dengan seutas
kawat. Kopi yang sering membuat
mataku tak dapat terpejam.
Begadang, membicarakan apa saja
denganmu selama berjam-jam.
Sayangnya hubungan kita sama seperti kopi itu; instan. Terlalu
cepat untuk sebuah hubungan. Ada juga beberapa buah botol
yang diletakan dinding pagar. Isinya soda. Aku baru tahu
setelah empat kali ketempat itu. Susu soda. kalau ditempatku,
soda ini biasanya dicampur untuk minuman soda gembira.
Entah kenapa dinamakan demikian. Mungkin karena dicampur
juga dengan sirup dan susu kental manis. Ya, mungkin yang
manis manis itu membuat perasaan gembira; seperti senyum
dan wajahmu, barangkali. Sebelum mie-nya selesai dimasak
penjualnya terlebih dahulu memberikan segelas air. Air hangat.
Seperti sebuah pelukan yang kau kirimkan via MMS. Pelukan
maya namun terasa hangat.
Akhirnya mie yang kupesan selesai dimasak. Kau tentu
tahu apa bentuk mie itu. Keriting. Tidak, kali ini tidak
sepertimu. Keriting itu seperti rambutku. Rambutmu panjang
dan lurus. Ku ambil sendok dan garpunya. Mereka sepasang,
tidak seperti kita yang sekarang. Ya sudahlah, selagi masih
panas, aku santap saja perlahan.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

**Puisi**
Kapada Kawan
Kau layangkan terlalu tinggi
Aku
Tanpa tali, hilang kendali
Sejumlah perunggu kau jadi buku
Aku
Tanpa taring, hilang kuku
-B.J. Gersee

Nonton Bioskop
Layar lebar-lebar
Kursi jajar-jajar
Dua ; satu
Hanya ada aku
-B.J. Gersee

Aku, Sahabat dan Kekasih


Aku, satu dari seluruh.
Tanpaku takkan utuh.
Sahabat jadikan satu, seribu.
Tanpanya akan rapuh.
Satu patahanku adalah milik kekasih
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Bangkit
Raja hutan mulai mengeluarkan taringnya
Mencengkram bumi dengan kuku baja
Menunggu mangsa yang merasa besar
Siap menerkam
Musuh kerdil tak tahu diri
Dahulu mengemis kasih
Mencuri kala sang raja bermimpi
Kini saatnya bangkit
Jangan terus bermimpi
Lihat sekeliling
Sudah mulai ada ambisi
Bukan merasa sombong
Tak ada sifat pembohong
Bukan merasa kuat
Tak pula sifat penindas
Tapi itulah
Kodrat sang raja

Daei Hati
Dari sudut hati ku kagumi
Ciptaan Illahi yang sepertinya sangat rumit
Insan cantik yang bermain dengan perasaan
Makhluk pendamping kaum Adam
Kan kuberikan apa yang jadi impian sang hawa
Kan kuwujudkan dalam nyata
Walau kelihatan menebar kata
Tapi itu yang ada di jiwa.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Wanita Udzur
Kau kepulkan asap dari tungku batu
Dapurmu selalu harum dengan bau sagu
Peluhmu menebus waktu
Hasilmu dinikmati anak cucu
Baktiku padamu, wanita udzur

Tanpa Nama
Seseorang tanpa nama, berbaris rapi pada antrian.
Dengan cinta, kasih dan sifat sejenisnya
Tanpa pongah, angkuh dan sifat yang hampir sama
Apa yang kau pikirkan???
Putri keraton dengan ayunya keluar membuka
daftar,memanggil nama seseorang.
Sabarnya seseorang terduduk
Walau semua tahu
Sang putri takkan mengucap itu

Kalimat Hampa
Rintik hujan gerimis basahi bumi
Aku berusaha menulis kalimat yang disebut puisi
Inspirasi meninggi, menembus angin dan sampai kelangit
Imajinasi merendah, membuka lubang dan masuk ketanah
Sesat, aku memaksa hingga dapat kata
Buntu, aku angkuh menulis yang palsu
Mestinya tak kulakukan
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Apa yang menjadi pantangan


Namun sudah kepalang
Saatnya ku bertobat
Astaghfirullah

Aku, Jarak dan Kamu


Klik, mata lahir tak bercahaya
Gelap gulita, karena lampu kumatikan
Raga terbujur di atas kapuk
Jiwa pun larut dalam lamun
Seperti klise, bayang berjejer
Sekilas tampak semu
Namun tak ragu, itu pasti kamu!!!
Denting waktu menunjuk pukul Satu,
telingaku menangkap nada
Cahaya biru menyala berganti padam
Ternyata itu tanda terima pesan dalam alat penghubung jarak
Kubuka sambil membaca kata
Hanya tiga yang terucap
Aku rindu kamu

Masih Mampu
Usia mendekati puluhan dua
Hampir tiga melewati batas yang namanya dewasa.
Aku pria dan kau wanita
Berlayarku dengan perahu kehidupan
Muatannya berisikan cinta
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Layarnya ku tenun dengan benang kasih


Lautan kuarungi tanpa henti
Mencari dermaga tempat ku labuhi
Jika, dermaga sudah terlihat
Perahuku akan melaju, menuju
Kan ku turunkan muatanku
Walau bertubuh lumpuh,
Aku tak butuh buruh
Karena aku masih mampu

Keluhan Sang Papah


Terpaku menjunjung keluh
Disengat tajam sang matahari
Alam buana menangis pilu
Mengiris hati, menyayat daging
Tangan jahil mengumbar nafsu
Memburu harta bocah kardus
Pikiran kotor tikus kantor
Seperti orok, merasa polos
Doa sang papah
Menembus langit di siang bolong
Meminta tolongmemohon
Dimana jiwa menolong???
Kemana moral pendorong???
Bohong kalau terdorong
Merasa penolong..?!?!?!?
Cuma bisa seperti anjing yang melolong
Coba resapi makna kami!!!
Gerakkan hati!!!
agar kami bisa menggapai mimpi
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Pesimis
Aku seperti beku
Disirami air biru tak bersuhu
Aku seperti batu
Dikutuk angkuh yang terlalu
Pekat aku dalam hitam
Ditambah dahaga menerjang
Lapar pun tak mau tinggal diam
Ku ingin lari dari lembah galau
Lewati puncak kebimbangan
Satu bisikkan di dalam jiwa
Meronta di dalam raga
Keluar hingga berwujud kata
Aku Ingin Kembali

Sang Pemimpi
Sunyi,
Sepi,
Ku berkhayal ingin jadi pangeran
Yang mendamba seorang putri impian
Mungkin hanya dalam dongeng
Atau cerita bocah di waktu tidur
Tapi, apa yang bisa kuharap dari itu.???
Apa yang bisa kulakukan untuk bisa seperti itu.???
Andaikan,
Jika,
Mungkin,
Misalkan,
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Kalau,
Apa hanya kata-kata itu saja yang hinggap di jiwa
Atau kah memang aku
Sang Pemuja Mimpi

Lamunan
Gadis lugu duduk di sudut biru
Ratapi nasib yang amat beku
Hingga malam kian larut
Ditemani bisikkan setan pengganggu
Buat apa maya kau tatap
Sedang yang nyata di depan mata
Jangan fana kau harap
Sebab dunia menunggumu dinda
Bangun
Berdirilah jalani hidup
Jangan lamunkan yang lalu
Lari
Kau tertinggal jauh
Cepat hadir di depanku
Bicara
Jangan diam membisu
Seperti orang tak bermulut
Teriaklah.
Agar dunia tahu
Kau patut ada di situ
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Bunga Abadi
Tumbuh dan berkembang di puncak jagat
di tempat yang diberkati
tempat dawa-dewi memadu kasih
takkan layu dimakan zaman
walau kepala merambat jala sutra
biasan lambang kesucian
ini untukmu
walau para pendaki membasuh dengan aroma lesu
meski kelihatan letih
pasti akan kembali

Cintamu dan Aku


Cintamu lautan. Aku kapal karam yang tak ingin ditemukan
bangkainya.
Cintamu langit biru. Aku awan mendung yang tak ma(mp)u jadi
hujan.
Cintamu kulit pisang. Aku lincah namun jatuh berulangulang.
Cintamu daun pintu. Aku tangan yang selalu mengetuk.
Cintamu mimpi indah. Aku pemimpi yang terjaga namun tak
sudi membuka mata.
Cintamu salju di kutub. Aku hangat mentari di balik awan yang
menutup.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Cintamu dahan pohon. Aku kaki gelatik yang mencengkram


lentik.
Cintamu gugur daun. Aku bumi yang tak sanggup menguraimu
bertahuntahun.
Cintamu hutan belantara. Aku tersesat dan tak ingin pulang.
Cintamu tebing curam. Aku batubatu rapuh yang menolak
takdir untuk lepas dan jatuh.

Surat Cinta Yang Aneh


Nini
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta
cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta cinta
cinta cinta
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

- ben
:sengaja aku tak menuliskan kata lain dalam surat ini. hanya
namamu, cinta, dan namaku saja. tak ingin ada yang menggangu.
jumlah kata di tiap paragraf isi surat ini sama seperti hari lahirmu.
21 04 19 92. surat yang aneh memang.

Segelas Kopi
Bubuk kopi, hitam pekat.
Putih susu, manis kental.
Coklat muda, sewarna kulit. Aku, kau panggang
Kita sudah tak dekat, namun wajah dalam kepala masih
melekatlekat.
Aku seduh sedih tak sudahsudah.
Panas rindu, air keruh.
Aku cemburu melihat tepi gelas itu; tiap pagi mengambil jatah
ciuman

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Bolehkah Kusebut Ini Puisi


Cintamu rindang dua. aku serupa pohon dan hembus angin
yang mengaminkannya.
Cintamu jari manis. Aku lingkar cincin, siap melompat ke
kanan dari arah kiri.
Cintamu kerudung ungu. Aku kuping, tempat rindu berdenging.
Cintamu lampu taman. Aku pekat malam. bersamaku, indah
tercipta.
Cintamu mata kamera. Aku telunjuk. Siap menekan tombol
picu.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Cerpen dan Puisi Buah Tarian jemari


Muakrim M Noerz
**Cerpen**
Ejaan Mata hati
Langit merah ranum saat gadis mudah yang sama
sekali tak manis itu kutemui lagi di sisi trotoar jalan ;
beberapa meter dekat perpustakaan kota ini.
Hai.. kata itu diucapkannya, kata-kata yang masih
sama setiap kali ia kulewati. Awalnya aku tak pernah,
bahkan terkesan ogah untuk sekedar bercakap-cakap
apalagi sampai berhenti dan duduk disampingnya. Namun
setiap kali aku berkunjung ke perpustakaan kota - ia selalu
menyapa, akhirnya aku pun jadi malu jika hanya membalas
sapaannya. Tak tahu kapan persis aku dengan sedikit
terpaksa akhirnya mampir sejenak guna mendengar
guyonan dan senyum manisnya yang bagiku sangat tidak
enak dipandang. Hal itu lantaran setiap kali ia tersenyum
sok ramah, setiap kali itu juga aku terpaksa harus menatap
giginya yang berwarna kuning dan berkerak. Tapi walau
pun begitu ia ternyata ramah jika aku memaksa untuk
menganggapnya sebagai seorang yang ramah. Lambat laun
aku pun jadi enggan jika tidak melihatnya barang seminggu.
Ada rasa aneh yang kualami. Namun itu bukan lantaran
wajahnya yang unik itu. Namun lebih karena wangi
tubuhnya yang selalu menggodaku. Yah aku telah dibuat
mabuk kepayang dengan harum tubuhnya itu. Yah..! aku
sering merindukan bau tubuh itu.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Hai, balasku sembari langsung menghampiri.


Dalam hati aku benar-benar senang bisa berjumpa lagi
dengannya. Itu lantaran hampir sebulan aku tidak
menyempatkan diri ke perpustakaan kota ini buat sekedar
membaca maupun mencuri buku yang aku anggap pantas
untuk dicuri.
Lama baru kelihatan, ia membuka percakapan.
Ia nih, senyumku seraya berusaha mengimbangi
wajahnya yang agak cemberut.
Kemana saja?
Nggak kemana-mana kok!. Nih.., lanjutku seraya
menyodorkan batangan rokok kretek yang langsung
disambarnya.
Baju aku bagus kan? wajahnya yang cemberut
tiba-tiba hilang. Ia berdiri dan berpose lalu memutar
sembari memegang ujung dari daster ungu selutut itu. Saat
berputar dengan gaya cinderela - ia sama sekali tidak
seperti putri dengan sepatu kaca itu, terlebih saat berputar
sepasang bibirnya yang bergincu tebal masih mengapit
batangan rokok.
Ingin sekali aku bilang busananya tidak enak
dipandang sebab warnanya terkesan menor. Apalagi dengan
dandanannya yang makin hari semakin tambah menor. Aku
lebih senang jika ia memakai baju yang kubelikan padanya
di pasar loak, tepat beberapa hari setelah ia dilempari
seorang pemuda lantaran sang pemuda merasa digoda.
Kusemburkan asap tebal dari mulutku, Baju yang
aku belikan kok tidak dipakai?
Aku nggak doyan sama baju loak-an. Ia tersenyum.
Dan senyumnya itu akhhh. Aku tak suka melihat ia
tersenyum. Alasannya yah masih sama, warna giginya itu.
Mau ke perpustakaan lagi?
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Ia.
Hahahaha. Percuma. Percuma kalian semua
banyak baca, jika tak bisa me-nge-jah hati. Ia
menyemburkan asap dengan nafas berat, kemudian
dilanjutkannya,
Buat apa baca-baca. Gak ada guna. Aku hanya
tersenyum.
Yah dari pada gak ngapa-ngapain, aku lempeng
Percuma. Asap kembali dihembuskannya.
Sudah yah.. aku masuk dulu, sembari melangkah di
trotoar.
Woe ntar dulu. Dengan agak kesal aku berbalik.
Aku mau ngasih sesuatu sama kamu. ucapnya. Aku
langsung kembali mendekat.
Apa..? senyumku senang. Sangat senang malahan.
Nih.. Ia mengangkat dasternya tinggi-tingi, sampai
ke dada.
Turunkan. Teriaku.
Inih buat kamu. Ia malah senyum seraya
mendekat.
Turunkan. Wajahku mengental lantaran emosi.
Ini kan enak. Semua orang juga mau ini. Ia semakin
merapat, aku mengambil jarak.
Ayo sini. Wajahnya kelihatan makin nekat. Sedang
tawanya itu.. yah tawanya semakin membuatku ciut. rasa
ciutku bertambah jadi jijik lantaran kembali mata ini harus
memandang deretan kuning giginya.
Anjing.. turunkan anjing Aku gelagapan.
Anjing-anjing semuanya kan suka ini ia berlari ke
arahku.
Heeei Anjing-anjing banyak yang suka ini. Ia
kembali berteriak.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Lubang Pu*i (Makian khas Ambon). Ayo turunkan.


Namun belum selesai maki serta teriakanku itu ayo
turunkan
aku
telah
berlari
tunggang-langgang
meninggalkannya. Bukannya marah setelah mendengar
makian kasarku tadi, ia malah terus mengejarku di trotoar
jalan. Ku-engkol kaki semakin cepat untuk berlari, beberapa
pedagang asongan bahkan sampai berciuman badan
denganku. Saat melewati depan gerbang perpustakaan aku
menengok. Sukurlah ia sudah tak lagi berlari mengejarku.
Namun ia juga tidak berhenti, melainkan berdiri menghadap
depan kantor pemadam kebakaran yang bersebelahan
dengan perpustakaan sembari masih melakukan hal yang
sama yang membuatku maki-maki tadi. kali ini ia bahkan
menari sembari melakukan gerakan-gerakan yang membuat
semua orang yang melihatnya tertawa hingga terpingkalpingkal. Mereka juga tertawa sembari mengarahkan
telunjuk ke arahku. Yah, tepatnya mereka menertawakan
kami berdua.
Tawa mereka semakin besar ketika melihat wajahku
yang kebingungan. Sebenarnya aku tidak kebingungan
tetapi marah. Dan kemarahan itu semakin memuncak ketika
tawa mereka semakin lebar, bahkan aku merasa bahwa
mereka sedang membuka kupingku dan menumpahkan
ribuan gallon tawa kedalam alat pendengaranku ini. Aku
semakin marah bahkan bertambah marah lantaran tidak
seorang pun yang melarang itu gadis agar berhenti berlakon
seperti tadi.
Ruang perpustakaan kota yang full Ac sama sekali
tak menyejukanku. Beberapa judul buku yang telah kupilih
bahkan kuacuhkan di atas meja. Pikiranku masih saja
berfikir tentang gadis berdaster ungu yang tidak terlalu
lama kukenal itu. tanpa sadar air mata mengalir, dan
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

ternyata hal itu diperhatikan oleh beberapa gadis yang


bersebelahan meja. Mereka rupanya baru saja masuk ke
dalam perpus ini, dan sialnya gadis-gadis itu tadinya sempat
menertawakanku juga tatkala dikejar gadis berdaster ungu.
Aku sebenarnya tak ingin marah saat tahu bahwa mereka
menertawakan airmataku, namun tawa dan suara mereka
itu benar-benar semakin menyiksa. Merasa terusik aku
mencari meja yang lain. Pikirku aku tidak lagi akan
terganggu jika berada bersebelahan meja dengan pegawai
perpustakaan yang biasanya mencatat data-data peminjam
buku. Tapi baru saja pantatku menyentuh kursi yang
bersebelahan dengannya tiba-tiba semua orang di dalam
perpustakaan menertawakanku. Perempuan, laki-laki, yang
tua, yang muda. Mereka semua menertawakanku. Yang
lebih brengsek adalah petugas perpustakaan itu sendiri. Ia
bahkan mengarahkan jari tepat di depan hidungku..
Hahahahaha hahahaha hahaha hahahahah..
Hahahahah. Hahahaha hahaha hahahahah
Semua orang mengerubuniku sembari tertawa dan
membidiku dengan telunjuk.
Hahahahaha. Hahahahaha. Hahahahaha.
Hahahahaha. Hahahahaha. Hahahahaha.
Tawa mereka menggema dalam kupingku ketika aku berlari
keluar meninggalkan perpustakaan. Saat berlari aku berjanji
untuk tidak lagi kembali ke perpustakaan itu. Aku tidak mau
lagi ditertawakan.
Itu dia.. teriak seorang satpam Hahahaha itu
dia hahahahaha
Itu dia kan? Tanya Polisi pada satpam
Iya itu orangnya. Hahahaha hahahaha..
Keduanya tertawa. Semua orang tertawa. Dan telunjuk
mereka itu, masih terus mengarah padaku.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Aku berlalu sembari menunduk. Melihat ketidak


berdayaanku semua orang malah semakin tertawa.
Pedagang asongan, pendeta, pemilik toko, pegawai negeri,
satpam, pemadam kebakaran, polisi, kiai, pelajar,
mahasiswa, tentara, aktifis, sarjana. Dari pengangguran alias
tak berpangkat sampai pada mereka yang berpangkatpangkat kuadrat, semuanya tertawa.
Disaat
aku
merasa
bahwa
dunia
telah
menertawakanku, aku mendengar suara tangisan yang lirih.
Suara tangisan yang memikul beban berat. Suaranya pelan
dan syahdu. Saat suara tangisan itu semakin mendekat aku
merasa pohon-pohon mati. Angin tak berhembus, udara
beku. Namun ketika kupalingkan pandangan pada
kelompok orang-orang yang tertawa hal itu justeru
berubah. kesibukan kota, lalu-lalang kendaraan serta semua
ego dan kegilaan lah yang nampak.
Kembali kupusatkan pendengaran pada tangis itu.
Poho-pohon kembali mati, udara berhenti, langit yang
awalnya merah ranum menjadi gelap. Aku seperti merasa
berada di dimensi lain dunia ini. Aku tak lagi perduli dengan
dimensi hiruk-pikuk dan semakin menikmati suara tangis
itu.
Gincu di bibir telah memudar, rambutnya acakacakan, daster berwarna ungu yang tadi diangkat sampai ke
dada sembari mengejarku sudah tak lagi ada. tubuhnya yang
memang tak menggunakan pakaian dalam sewaktu
mengejarku kini benar-benar telah bugil. Ia terlentang di
tengah aspal panas yang membakar nasibnya sembari
menikmati tangisannya sendirian. Giginya yang kuning
sama sekali tak kulihat lantaran tangis ia dengarkan telah
membutakan mata, telah membutakan hatiku.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Aku tidak ingin lagi mendekatinya, melainkan terus


berlalu. Airmata yang tadi sempat kuumbar di perpustakaan
yang merupakan sarang dari segala ilmu juga telah
kusembunyikan. Yah! kusembunyikan lantaran aku merasa
kalah dengan airmata si gadis berdaster ungu yang tak lagi
berdaster. Dan saat tengah berlalu seorang anak kumuh
dekil dengan baju sobek mendekatiku.
Ia berucap dengan pilu,
Kakaku itu gila. Dulu diperkosa. Maaf kan kakak
saya," ia terhenti, sedikit malu-malu dilanjutkannya,
"Menawarkan kemaluannya pada Om.
Aku berlalu meninggalkan gadis gila yang sering
kurindukan bau busuk tubuhnya yang menusuk hidung. Aku
meninggalkan bau tubuhnya sembari berjanji dalam hati
aku tidak akan membaca lagi jika belum bisa mengejah apa
yang dikatakan wanita itu,
Mengejah Mata Hati

Tiga Dialog Lembah Kematian


(Cerpen dalam Panggung)
Sandiwara pun dimulai
layar dibuka. berderet-deret kepala tertantang menyaksikan.
Dialog 1
Seorang berlari ke tengah panggung
Prajurit : Panglima! panglima...! musuh berada di lembah
kematian
Panglima : Ambilkan jubah yang merah juga pedang yang tak
pernah diasah
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Prajurit : Titah paduka panglima hamba laksanakan. maafkan


kelancangan hamba, namun apa gerangan dengan jubah merah
dan pedang tak diasah?
Panglima : Tutup mulutmu!. Ambilkan apa yang aku titahkan
Prajurit : Hamba yang mulia....
Prajurit pun tunaikan titah
Dialog 2
Di lembah kematian penyerang berkumpul siap memukul,
membinasakan.
Seorang prajurit mendekati panglima berkuda pincang
Prajurit : Lapor panglima! Pasukan siap menyerang
Panglima : Ambilkan jubah merah darah serta tombak tak
bermata
Prajurit : Titah paduka panglima hamba laksanakan. Maafkan
kelancangan hamba, namun apa gerangan dengan jubah merah
darah serta tombak tanpa mata?
Panglima : Tutup mulutmu! Ambilkan apa yang aku titahkan
Prajurit : Hamba yang mulia....
Prajurit pun tunaikan titah
Angin lembah kematian berhembus bisu. Padang pasir menekuk
wajah; takut akan bau darah. Kalajengking beracun pontang
panting hindari amuk hentak kaki kuda perang. Ke dua
panglima berada di garis depan. Saling berhadapan, jarak
hanya semeter.
Dialog 3
Panglima penyerang :
Lembah kematian, lembah berdarah. Tombak di genggaman
menancap keraga.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Panglima diserang :
Bau bangkai aroma kasturi, senandung kidung klasik menyayat
hidung. Pedangku menghitung nyawa tergantung-gantung
Adegan ending
Para prajurit, penyerang maupun yang diserang, saling peluk,
saling maaf. sama-sama menangis.
Kedua panglima harakiri demi para prajurit yang punya anak
istri di rumah.
Pesan terakhir mereka berdua :
Pulang, peluk dan cium anak istri. beternaklah, ber-tanilah,
sayangi generasi karena perang tak berarti.
Layar ditutup. Penonton menangis, tak ada tepuk tangan.
Masing-masing sadar diri. Kemudian berdiri dan pulang
eL_g. noerz
11 04 011

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

**Puisi**
Monolog Kafan
Aku terdampar di pojok dipan
Dilipat empat per empat
Menanti kau yang disiram, dikuras
Anus pun tak lepas
Benang-benangku terburai mendayu
Lambaikan tangan memanggil yang dibilas
Perut digenjot
Sama si tua berjenggot
Mari sini, dekat, lekat
Tahan air mata
Aku kan mendekap
Ketika kau rapat
Mari sini
Datang ke mari
Putihku matikan pucatmu
Ku-kepung yang terbujur,
tanpa cela
Tanpa uzur
Lapisan pertama
Lapisan kedua
Lapisan ketiga
Kau pun ditandu

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Fulan Bin Fulan Bin Fulan


Telah pulang
eL_G.noerz
Papua 7-05-01

Petak Umpet
1.......
2.......
3.......
... Lari "begitulah anak-anak bercericit sebelum permainan
dimulai"
Cari tempat sembunyi
Yang jauhlah berlari
Dekat menepi,
Menyelinap bawa harap
Nafasmu tahan
Jiwa jangan buat meradang
Nanti diterjang
Dan ditemukan
Setelah itu
Kita muali dari awal
Awal kemudian awal lagi
Dan awal lagi
Hingga jenuh kita pun berhenti,
Bermain
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Sembunyi
Menyelinap, tanpa harap
Ini permainan
Bukan petak umpet biasa
Ini permainan
Tanpa rasa
Tanpa nama..
Hanya makna berkata-kata
Tanpa terbata
eL_g.Noerz-011

Aku Melawan Dia dan Rebab


Dua - tiga tali rebab kau urapi lagu
Dengan jingga di ufuk dari dua biji mata
Aku' lirik tanpa nada..
Juga telah mati
Kau ; orkestra belantik, bukan di dua - tiga arah saja
Kemana-mana
Di mana-mana
Aku, diam tiada nama
Dendangmu irama merdu.
Aku, lagukan bisu malu-malu
Gerakmu angin kikuk
Tariku ; semua sakit perut,
bahkan dua - tiga orang,
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

dua - tiga bilang terkutuk


Aiiiiihhhh........
Bolehkah aku meminta?
Pinjamkan aku rebabmu!

Infasi Tiga Pengikut


Kaki tangan ke 3-nya datang dari semua mata angin
Menyebar ke daratan bulat telur raksasa
Merebut lahan
... Tempat
Posisi
Musa menangis di seberang semenanjung.
Tongkat sakti ditusuk ke mata.
Yesus melompat dari Salib di bukit,
lalu melilit leher dengan mahkota duri
Muhamad terjatuh dari unta,
ia menuju gua hira.
Di sana Ia benturkan kepala
Musa : "Inikah yg kau inginkan? Inikah yg mereka damba?"
Musa menangis, air dari mata bercampur darah. Mengalir
bercampur asin laut merah
Yesus : Elia, Elia, Elia.. Tombak yg menghujam dadaku sama
sekali tak perih. Elia! Lihat anakmu menangis. Apa ini yang
aku ajarkan?" Lilitan mahkota duri semakin erat di leher
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Muhamad: "Ya Rabb, Ya Rabb. Inikah yg kau janjikan dalam


kitab kami semua? Inikah yg mereka mau?" Kepalanya
membentur dinding hira, hingga laba2 pembantu tak sanggup
membantu..
Para manusia dari semua mata angin merubah gurun jadi
merah.
Berlomba, saling memburu dan yang menang dapat sepetak
tanah, sekaleng cat merah dan kuas dari tulang.
Lalu bebas menulis.
Silahkan melukis.
Musa, Muhamad, Yesus menuju Arsy.
Di sana ketiganya saling membelakangi.
Malu menatap, malu menyapa.
Semua ulah dari pengikut yang menabur cat merah.
Ketiganya melapor sang khalik
Musa: "Tuhan, aku mundur. Ini pengunduran diriku," biji mata
dicongkel lalu diserahkan.
Yesus : "Aba.. Aku lelah. Beri aku cuti untuk tidur selamanya,"
mahkota duri ia serahkan.
Muhamad: "Wahai Rabb, duhai Kekasih. Aku kekurangan
darah, aku butuh istiraht sembuhkan diri. Untuk selamanya,"
darah dikurasnya semua lalu diserahkan.
Dari balik pembatas Sang Wahid berbicara
"Aku sudah tua. Biarkan aku beristirahat sejenak untuk melihat
yg terjadi di bawah sana."
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Saat Tuhan, Muhamad, Yesus dan Musa istirahat. Para


penghuni dunia kehabisan tempat di bumi untuk melukis
dengan cat merah. Mereka menyerang arsy di sana ketiga
kelompok kembali mewarnai lokasi masing-masing.
Ketika seluruh arsy sudah berwarna merah.
Ketiga pengikut bercat merah perebutkan surga.
Dan ketika tak ada lagi yg bisa diwarnai di surga ketiga
pengikut menerobos neraka.
Dan semuanya berwarna merah
mei 2011
eL-G.Noerz

Untuk Hadijah
Wanita renta bertanya sendiri
"Bulan, kau belum juga pulang?"
... Wanita renta menjawab sendiri
"Ia sedang membersihkan kuburan"
Si renta terdiam di kursi usang, kata-katanya kembali
terdengar.
"Mataku tak lagi menemukan cahaya, dan bulan belum juga
pulang. Padahal ia berjanji purnama ke tiga dia akan datang.
Membawakan selimut hangat rajutan persia juga kaca mata
untuk membaca alif lam dan juga hamjah"
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Wanita renta kini berdiri


"Bulan belum juga pulang. Padahal aku dijanjikan mencium
hajral aswad, jejaki safah marwah.
Renta mengatur nafas dan dilanjutkan pelan,
"Tapi tak apalah, sebentar lagi aku jejaki tanah juga bau
bangkaiku yang meleleh"
Wanita renta kini bersila.
"Dia bilang hanya sebentar mencari biaya untuk 3 lembar
kafan buatan cina"
Wanita renta kini bersujud
"Bulan. kini kau datang" tangisannya pecah.
"Dahului aku nikmati selimut,juga tanah dan bau bangkai.
Kafan hadiah untuku juga kau pakai."
Tangisan renta masih terdengar.
"Pulanglah Nak. Biar kuburanmu aku yang bersihkan"
Renta tak bergerak. Bersuara pun tidak.
Ia diam, tenang. Dan tak ada kafan untuknya, juga orang yang
bersihkan kuburan.
eL_G.noerz
2011
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Sepeda dan Penggenjot


Untuk para pemegang kuasa
Untuk para pemegang bantalan cap
Untuk para peselancar
Untuk para pelakon bertopeng
Apa kau beragama?
Atau kau hanya meng-ada-ada
seperti naik sepeda milik bersama
Satu selesai yang lain pun menggenjot
Akh.... ini dunia begitu aneh
Siapa buang siapa
Siapa bonceng siapa
Ataukah para penggenjot harus dipancung?
Lantas itu sepeda buat siapa?
Aku punya ide..
Biarkan para monyet yang bersepeda
Monyet-monyet yang tak berpunya
Para monyet berpendirian
Monyet-monyet yang masih punya hati
Rasa-rasanya aku ingin menjadi monyet seperti itu

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Empat Naga Langit


Empat naga langit berkepala satu tertancap di mata angin.
Alihkan pandangan ke empat penjuru.
Timur, barat utara selatan.
Di sini timur mata naga terlalu lelah
Empat naga langit berkepala satu.
Menyemburkan api ke empat penjuru mata angin.
Timur,barat utara selatan.
Di sini timur... Api lebih panas, membakar, buat hitam kulit
Di sini arah timur Bung.
Tempat sengketa mata dan api
Di sana barat, utara, selatan
Naga betina ajak kawin - empat naga langit berkepala satu
Di sini timur, kloset empat naga berkepala satu titipkan najis.
Di sini timur bung
Tempat berbagai warna kain ingin berwarna warni
Naga langit..!
Ingat..!
Di sini timur
Jangan sampai kloset pecah.
Jangan marah jika kain ingin berwarna,
Ini arah timur Bung.
Kamar gelap 29-4-11
eL_g.Noerz

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Pattimura Manangis Talanjang


(Pattimura Menangis Telanjang)
Dorang bicara tentang beta
Dorang mangaku ana cucu beta
Dorang badendang untuk beta
Kata kapata jago balumpa
Parang tar salempang
Salawaku tar badendang
Tifa tahuri mar tar babunyi
Dorang bakalae karna beta
Dorang baku musuh karna beta
Dorang mangaku jago karna beta
Dorang bikin diri karna beta
Woe....
Beta dara mandidi
Beta kase karing aer masing
Woe dengar beta tabaos
Beta sele binaya
Beta bala Nusa Ina
Beta cincang Pulau Laki-laki
Beta Bunu meti
Mari ale
Mari Upu
Basumba
Ba-kapata
Stop malawang.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Beta kamong
Beta katong
Beta dong
Kata kapata jago balumpa
Parang tar salempang
Salawaku tar badendang
Tifa tahuri mar tar babunyi
Mending Hapus Beta,
Hapus Pattimura
Ambon, 15 Mei 012

Pengejar Mimpi
Tidak kau dengar kawan!
Teriakan matahari menantang di balik mimpi
Kokok jago bertebaran di langit atas tanah
Tinggal pulang takut itu
Biar merana di balik puting ibu
... Lihatlah aorora Australia mengapung di kutub selatan
penghujung musim dingin
Di sana mitos tentang leluhur aborigin
Tidakah kau iri kawan?
Bayangan mendahului laksana cakar singa merobek metafora
dejavu
Sang pembangun pagi telah berkokok
Bilang ke ibu kau hendak berjalan beribu mil
Darat laut adalah rahimu
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

atau jika kau takut


puting ibu menanti
tuk kau nikmati
Dari sini kawan! Tak mau kah kau menjadi si anak hilang?
Mimpi harus digengam
Ribuan mil..
darat laut adalah rahim

Bait Suci Untuk Pengelana


Beribu mil laut dari ari-ari yang ditanam
berjuta jam dalam pengejaran
terus berlari Nak....
terus mencari.....
..........................
Ingatlah tentang dongeng itu
Dongeng merangkai bulan
Lupakan bosan itu
Kala letih lilit tulang
Misal air sedih hendak berlinang
Kau anak malam
Lahir dari gelap saat terang jauh
Ingat kejora itu
Kejar dia
Mimpimu ada di sana
Bukan di daratan ini
Sebab di sini tak ada yang menjajikan
Hanya satu yang tersisa,
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Tulang pipi menonjol si tua keriput


Pergi Nak...!!
Kau anak Malam
Lahir dari gelap, saat terang jauh

Papua, 2011
eL_g.Noer'z

Lihat Dalam Alam


Butiran pasir timur telah kerontang
Tertiup angin pancaroba, terdampar di laut kaspia,
menyelam susuri Balkan lalu timbul di Tanjung Pengharapan
Dan mati, bagai bangkai dikerubungi burung nazar
Eoforia aurora Australia di selatan kutub malu mematung
Berlari di ketiak sang dewi aborigin.
Menangis mengadu
Ia terdiam tidak mampu bergerak
Bumi telampau panas
Geliat pengembara mematung. Tak ada pohon untuk berteduh.
Semuanya tumbang jatuh tersungkur dalam kantong badut
berbusana elit.
Kini tinggal ranting lapuk mencakar langit.
Mega biru tak lagi biru
Ia diperkosa.
Bumi, tanah
ber-rahim bencana
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Anjing Eskimo tak lagi menyalak


Kukunya tumpul, taring didempul
Tajam mata dibantai halimun..
Balok-balok es mencair
Kristal salju pudar
Hanya darah. darah
Tinggal rahim berkaca di cermin retak
Kita ; Para anjing hanya mendengus. Mulut terkatup.
Tinggal mati menanti Saat bumi memaki
Kamar 28 Desember 2011
el_g.Noer'z

Tentang Perempuan Kerling


Perempuan-perempuan pembawa tarian jiwa,
di bawa temaram lampu - garis hidup
Geraknya sendu,
Iringi merdu
Perempuan-perempuan bisu,
dijemur jemu sepanjang waktu
Geraknya tentang isi saku
tentang lembar-lembar biru
Akh
Perempuan-perempuan tak tahu malu
Kalian buat ku terharu
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Itu betis dan paha?


Kau biar dijilat mata
Itu dada dan bagian bawah?
Kau pasang berapa harga?
Ah
Perempuan temaram lampu,
Kau buat ku terharu
Tak tahu harus buat apa.
Hanya bilang terharu
Ah
Perempuan-perempuan temaram lampu
Surga neraka bagimu tak ada arti
Semuanya basi,
Lagu bisu
Perempuan-perempuan temaram lampu
Bernyanyi lagu bisu,
Di balik lidah ku tahu - kau malu
Tapi hidup teruslah berlalu
Kau jual madu,
jual kerling ke garong
Demi sekeping,
Akh
Perempuan-perempuan temaram lampu
kau tak tahu malu
Aku kau buat terharu.
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Perempuan temaram lampu,


harus merayu untuk keping, dengan kerling
Jangan takut! surga neraka telah layu
mati dan bisu
Tugu Jogja, 2009
eL_g.Noer'z

Nyanyi Sunyi Seorang Bisu


Aku yang terus berputar-putar
Berputar tanpa hentinya
Mengelilingi api sesembahan Dewa-dewi fasik
Aku yang terus berputar hingga terlentang bawa sadar
masih juga naf,
masih juga bandit yang menukar wiski dengan bau
sunyi
Berbagai belukar dan belantara ku arungi
Demi mencari yang Kata orang-orang namanya Tuhan
Dan semua tetangga pun selalu menyanjungnya,
kata mereka "dia juga Tuhan"
Aku berfikir keras, bahkan melebihi batu
buat apa tunduk bangun seperti itu
apa guna bernyanyi riang?
Namun mereka menjawab :
kau tak punya Tuhan..!
Diam dan tutup mulut dengan wiski
Aku pun berlalu
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

...tanpa wiski,
Hanya hatiku caci maki
Aku yang menukar Tuhan-Tuhan lama
dengan isi kantong celana,
lalu menangis di dalamnya - begitu dengar,
"KAFIR......."
Itu kata Nahdiyin
"Haram," itu kata MUI
"Bidah," teriak Ahlusunah
Sesat kata Katolik
Iblis itu kata Protestan
sedang Yahudi lebih suka diam,
namun
tangan
menggenggam belati, siap merobek dada tipis siapa saja
Aku yang telah menukar Tuhan dengan sandi acak
Hanya bisa menghitung berapa tetes wiski tersisa,
Atau berapa sisa batang rokok dalam kantong clana
Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan yang diperdebatkan
yang kata mereka semua :
Nahdiyin + Alhlusunah + katolik x Protestan + Yahudi :
illuminate - konghucu x budha + hindu
Bahwa mereka yang paling benar
Aku yang menukar Tuhan dengan guling dan seprei kumal, atau
dengan lonte rel kereta
Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan lama, lalu sujud berserah
pada wiski dan lonte tak berkelas
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan lama dalam hatiku, demi


sebuah pencarian
Atau pelarian pada hakiki
Menuju zat tanpa cela
Sang cahaya di atas cahaya.
Titik dari akhir segala titik.

Ambon, Maret 2012


El_g.Noerz
(Terinspirasi dari puisi "Aku" karya M.Ali.Maricar)

Mantra Edan
Mata bisu
Tuli mulut
Pincang tangan
Otak tak besar zarah
Bumi terhempas lepas
Mantera langit menuju arsy
Dikawal tujuh ratus ribu malaikat
Dengan imbalan tujuh lonte surga
Bumi anjing-anjing
Bulan tak luput dipancing
Ini kisah
Ini nyata
Dunia taha manesa (dunia sudah tak benar)
Sala hatu manesa (salah bilang benar)
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Manesa hatu pasala (benar bilang salah)


Manesa lak ta manesa taha beda (salah dan benar tak ada
beda)
Bumi anjing-anjing
Mereka kencing tanah kerontang
Depan topeng mulut berzikir bau tengik
Lalu bersama kitab dicabik

Cericit Dari Dek 4


Lemahnya masih terasa,
ketika kugulung sisa sinar emas hamparan padang ilalang
Dari lembar hijau cemara.
Atau dari tangkai-tangkai edellweis yang bercampur wangi
tanah.
Dinginnya tersimpan di hati,
ketika kulebur jiwa dalam dingin danaunya.
Bekunya kini membekukan,
hingga belulang seperti remuk redam.
Namun aku rindu lemah.
Tapi aku ingin dingin.
Lalu aku ingin beku,
Atau pun bunyi gemeretak belulang menahan beban
Yah...
Aku rindukan angkuhnya badai pasirmu
Benar, - aku rindu debu lintasanmu
Atau pun elus genit edellweis bertabur embun,
Juga harum dingin danau serta sketsa bukit-bukit kecil
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Aku menengadah pada langit,


Namun bukan untuk Tuhan..
Aku bersua untuk jiwa
Namun yang ada hampa
Haruskah aku merayu?
Bermanja pada sesendok tanah pasir yang kucuri di
puncakmu?
Mestikah kucumbu sisa wangi embun edellsweis yang tak lagi
wangi??
Ah...
Aku mengigau lagi
Antara kenteng songo dan kawah Meru
kusimpan secuil cerita.
Untuk sebuah nama
Dan sebuah tanya.

Tanjung Perak, 2009


eL_g.noer'z

Puisi Dari Seberang Alam


Hari itu dagingnya masih ada
Ketika rona jingga menebas di balik urat rambut yang tergerai
Ia sangat muda pula saat itu,
Begitu pula tulang dan sum-sumnya
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Ketika gemuruh payung langit mensiasati kepalan tangan


dinginnya mencengkeram horison
Ia lalu tumbang, tapi tak juga jatuh
Hanya bersandar para separuh nama
yang menetap, berakar, kuat mengikat di biji kepala
lalu mencakar kubah langit
Masa itu ia belum juga lahir
hanya nama mendahului ketika sperma bumi menyatu dalam
rahim abadi
lalu diikat dalam janji mati
tak terpatri

Dia anak dari sejuta rahim


Bibit dari se-miliar langkah
Me-re-kah
Merdeka
Tak pernah jera
Masa itu ia belum juga lahir
Hanya bersemedi di sejuta rahim
Ia pencakar kubah langit
Ia penebas
Bebas pula
Aku akan menanti
sang anak yang dirindu
Aku akan menunggu
Aku akan menjemput
Pemanggu takhta ufuk horison
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Akhh....
Si anak tak pernah ada
Hanya rindu pada rahim sejuta
Aku berkata :
"Diakah Anaku?"
Kamar gelap 07/01/2012
eL_g.Noer'z
(Untuk Janin-janin Yang dibunuh)

Penjaga Kejora
Wajah mereka tidak dikenal
seperti mahoni tertumpuk mahoni lain
mereka sama
mereka satu
laksana takjub romeo ke juliet
atau wiliam menulisnya dengan tangan
aku takjub
pada mereka
Esok, kemarin
edelweis masih mekar
Kini dan nanti
tangan tak kekar
mereka tak mati
Papua 2011

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

N.G
Deretan tanjung pengharapan
Di sana dia berharap-harap
Tentang cemas
Mencari emas
Ilalang menguning
Di sini tak ada gunting
Ari-ari masih menggantung
Dia terkatung
Mimpi ditukar guling
Laksana derik jangkrik tercekik
Nyanyikan lagu tentang satu daun tersisa
Mimpi masih berbisa
Berharap cemas sekiranya emas
Ia lemas
Di tanjung harap
Menanti harapan
Papua 25-06-01
eL_g.Noerz

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Surat Cinta Untuk Anaku


(Cartenz El Gamak Noerz)
Apa kabar anaku?
Ayah tak lagi tahu berapa revolosi bumi yang ayah lewati
tanpamu..
Sudah mampukah kau menyeimbangkan langkah kecilmu?
Kau pasti bertanya siapa orang yang menuliskan surat ini
untukmu.
Taukah kau siapa Ayahmu?
Ia lelaki kurus,kecil dengan kulit legam serta bermata minus
tanpa cahaya.
Ia manusia binal, liar.
ia KAFIR...
Saat kau baca tulisan ini Ayah mungkin tak lagi tahu apa itu
putih dan hitam atau gelap dan terang, sebab ayah menikmati
persetubuhan iman. Ayah tengah merayu tuhan dan berusaha
menghamilinya.. Seandainya ia rela maka kau akan punya
saudara..
Cartenz eL_gamak.noerz anaku.. Ingat nak! Dunia ini jahat
juga baik..
Ayah berikan kau beberapa petuah yang ayah pungut dari
kubangan..
Jadi jahatlah kau!
Jadi baiklah!
jadilah kau liar dan binal!
Kau pasti heran..
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Tapi maknailah.
Tapi jika kau tak mau, tolak semua itu, bantah ayahmu ini.
Maki dan hina aku seperti kebanyakan lainnya
Belahanku...
Usia adalah batasan pencarian, carilah mulai dari sekarang.
Ingat jangan takut pada tempat sampah..
eL_gamak,noerz anaku...!!
Ada rahasia besar yang tak diketahui orang. Tapi janji jangan
bilang pada orang orang..
Dengar anaku!
Surga itu adanya di tempat sampah, neraka juga ada di sana,
neraka itu adanya di dalam surga dan surga itu di dalam
neraka.
Cartenz eL_gamak.noerz belahanku..!!
Bolehkah ayah bertanya?
Siapa ibumu?
Cantikah ia?
Keraskah?
Akh...
Maaf,,
semua itu tak perlu ayah tanyakan. Ia juga tak tahu siapa
ayahmu ini.
Toh ayah juga tak tahu siapa dia, apalagi sampai
menyetubuhinya..
Belahanku...
Aku lelah menulis..
Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Sudah saatnya aku harus menyurati Cartenz-Cartenz yang


lainnya, biar mereka juga tahu siapa ayahmu ini.,
Tak perlu kau balas suratku..
Ayah tak lagi tahu di mana Ayah saat ini...
Kecup lembut Ayah di keningmu...

Kamar tengah malam- 2011


eL_g.noerz.

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Biarkan Pintu Terbuka


Semoga kata dan kalimat-kalimat goblok yang kami
tuangkan di atas bisa memiliki makna tersendiri bagi andaanda yang ganteng dan cantik. Jika masih ada kesalahan dan
kekurangan, baik itu berupa EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
atau masalah yang lain, maka bersamaan pada lembaran
Biarkan Pintu Terbuka ini, kami berdua mohon maaf yang
sebesarnya, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya
saran dan kritik dari anda-anda yang ganteng dan cwuantiek.
Ok dari pada makin lama kalimat-kalimat ini makin
mirip Bab Penutup pada skripsi maupun makalah, maka ada
baiknya kami mohon pamit dan sampai jumpa di lembaranlembaran kami selanjutnya.
O ya..! Jangan lupa berteman dengan kami di
Facebook, atau follow kami di Blog.
FB :
Blog :
-

Been Yusoff Gersse


Muakrim M Noerz
http://tempathurufberkumpul.wordpress.com/
http://noerz-muakrim.blogspot.com/

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak


menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

_Pramoedya Ananta Toer_

Biarkan Pintu ini tetap terbuka. Jangan ditutup.



Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Oetak Kosong (Kumpulan Cerpen dan Puisi Been Yusoff Gersse & Muakrim M Noerz)

Anda mungkin juga menyukai