Anda di halaman 1dari 2

WOTAKOI

Kisah bermula ketika aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Ketika itu kami, yang terpaksa
tergabung dalam satu kelompok setelah ditunjuk oleh guru, harus melakukan penyembelihan
hewan. Setelah mendapat tugas kelompok menyembelih hewan yang diberikan oleh guruku,
kami berpendapat untuk melakukannya di salah satu rumah kami. Sepakat dengan
itu kami semua memutuskan mengerjakannya di rumah Kendora.

Saat tiba di rumahnya.. aku terpanah melihat senyumnya.. senyuman yang bersanding dengan
lesung pipi, yang membuatnya begitu indah. Di sana, aku tidak dapat banyak berbicara,
dikarenakan wajah-wajah baru yang belum aku kenal. Setelah selesai, kami pulang ke rumah
masing-masing.

Aku jarang berkomunikasi dengannya, kami hanya melakukan kontak mata, baik pada saat di
dalam kelas maupun di luar kelas, tanpa adanya perubahan. Bosan dengan hal yang begitu-
begitu saja, aku meminta saran tentang masalah ini kepada temanku Aceng, yang kebetulan ia
pakar jika ditanyakan persoalan ini.

Setelah diberi saran oleh Aceng, aku pun semakin dekat dengan Kendora, dan kebetulan
memliki hobi yang sama, yaitu membaca novel, komik, dan menonton anime. Jika ada
kesempatan kami saling sharing satu sama lain, tentang pengalaman apa yang pernah kami
rasakan sebelumnya.

Bulan demi bulan berlalu, sampai tiba saatnya ujian praktek. Kebetulan ujian praktek kali ini
adalah menari. Aku membeli sebuah ice cream dari kedai yang bernama Mixue ketika istirahat
setelah latihan menari. Sembari aku menikmati ice cream itu dan sambil scroll sosmed, aku
mendengar suara perempuan yang sudah tidak asing lagi di telingaku, suara itu lembut bagaikan
kapas yang tertiup angin memanggil namaku. Ya, itu adalah suara Kendora.

“Ihh Egi makan ice cream, buat aku mana? kok engga dibeliin!!” kata Kendora dengan nada
kesal.

“Emang mau?” kataku.

Tidak sempat menanggapi perkataanku, ia pergi dan meninggalkan ku sendiri.


Waktu berlalu begitu cepat seperti di film-film. Kali ini Study Tour tiba dan tidak lama lagi
akan diadakan kelulusan. Sadar tidak ada waktu lagi untuk memendam persaan ini aku
memberanikan diri untuk mengajaknya ketemuan di lobby hotel. Sembari bermodalkan coklat
yang ku beli dari mini market, aku basa-basi menanyakan sejauh mana komik yang sudah ia
baca. Setelah basa-basi cukup lama, aku memberanikan diri untuk mengasihnya coklat yang
sudah ku beli tadi.

“Nih coklat, sebagai permintaan maaf pada waktu itu tidak membelikanmu Mixue,” kataku.

“Ihh gapapa loh, ini juga makasih udah dikasih coklat,” kata Kendora.

Setelah memberinya coklat, aku langsung berkata, “Aku suka sama kamu”. Satu kalimat yang
terlontar dari mulutku, yang dimana waktu di dunia seakan berhenti senjenak, dan
mendadak lobby hotel itu sunyi seperti kuburan, kami sama-sama terdiam membeku dan aku
hendak menunggu jawaban darinya, aku hanya bisa berharap jawabannya seperti dugaanku.
Ya, ternyata dugaan ku itu salah, ia berkata bahwa, “Aku belum bisa balas perasaan kamu”.
Dengan muka datar aku menjawab, ”tidak apa-apa”. Tragedi mengenaskan itu pun berakhir
dan aku mengantarkannya kembali ke kamar hotel, yang kebetulan kamar hotel kami
bersebelahan.

Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih ingat bentuk awan pagi itu. Perjalanan yang
panjang untuk mencapai titik ini. Titik dimana aku berpikir bahwa kita berdua memiliki
perasaan yang sama, perasaan yang muncul dari canda tawa kita di setiap malam, yang kian
larut menjadi suata perasaan cinta padanya. Namun aku sadar bahwa dunia ini terlalu luas
hanya untuk menggantungkan hati ke orang yang kita temui waktu SMP. Kini menyukainya
hanya sebatas motivasi untuk terus belajar agar mencapai impian yang diinginkan.

By : Suta Syahrul Ramdani X4

Anda mungkin juga menyukai