Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REVIEW

Oleh:
Dewi Fortuna Agustia, S.Ked
712021088

Pembimbing:
dr. Nur Adibah, Sp.FM

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
JURNAL REVIEW

1. Informasi Jurnal
Judul Temuan Post Mortem Akibat Keracunan Metanol
Jurnal E-Jurnal Medika
Tahun 2017
Penulis Masnu’atul Hamidah & Kunthi Yulianti
Reviewer Dewi Fortuna Agustia, S.Ked
Tanggal Review 27 Juli 2022

2. Review Jurnal
2.1 Latar Belakang
Minuman beralkohol atau dalam masyarakat biasa disebut miras, akhir-akhir
ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Perbincangan ini seputar
miras yang dioplos sedemikian rupa sehingga harganya menjadi sangat
murah, namun dari sisi keamanannya tidak bisa dijamin. Dari wawancara
informal penulis dengan beberapa orang yang gemar mengkonsumsi miras,
diketahui bahwa berbagai jenis miras bisa didapat dengan mudah di
masyarakat. Mulai dari arak tradisional yang harganya berkisar dari
Rp15.000,00 sampai miras berlabel mencapai harga jutaan rupiah. Untuk
mendapatkan arak tradisional dapat di beli di warung-warung dan kios-kios
jamu, sedangkan miras berlabel bisa didapat di pusat-pusat perbelanjaan,
supermarket, kafe, maupun tempat hiburan malam. Minuman beralkohol
adalah jenis minuman yang mengandung ethanol (C2H5OH, ethyl alcohol).
Harga minuman beralkohol yang mempunyai izin sah sangat mahal karena
adanya pajak yang cukup tinggi. Adanya pajak ini sebenarnya untuk
membatasi peredaran dari minuman beralkohol. Namun masyarakat telah
mengenal minuman ini dari zaman dahulu dari yang pembuatannya
tradisional hingga pabrikan. Menurut WHO pada periode 2003-2005
minuman beralkohol dikonsumsi 42% penduduk dunia dimana 16,47%
adalah penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun dari 42%
tersebut 7,3% digolongkan peminum berat. Data WHO menyebutkan 2,5
juta penduduk dunia meninggal akibat alkohol yang dicampur (oplosan)
setiap tahunnya. Pada penelitan ini diteliti efek miras oplosan terutama
dampaknya pada organ dari jenazah yang terpapar dengan miras oplosan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bahaya
miras oplosan dan bisa mencegah timbulnya korban yang jatuh akibat
mengonsumsi miras oplosan sehingga pemerintah juga bisa turut andil
dalam memberantas minuman beralkohol yang ilegal dan penjual-penjual
miras yang tidak bertanggung jawab.

2.2 Tujuan
Untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik dari temuan post
mortem pada jenazah yang meninggal akibat keracunan methanol.

2.3 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan pada jurnal ini adalah metode penelitian
deskriptif.

2.4 Subjek Penelitian


Sampel korban meninggal yang meninggal karena keracunan metanol di
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah pada tahun 2008-2013.

2.5 Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini diperoleh dari register dan laporan pemeriksaan
jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dari korban yang
meninggal karena keracunan methanol pada tahun 2008-2013.

2.6 Hasil Penelitian


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan adanya dilatasi otak
besar pada 90% sampel, bercak perdarahan pada jantung dan ginjal yang
merupakan suatu tanda asfiksia, bercak perdarahan pada lambung yang
terjadi pada 40% sampel sebagai tanda adanya iritasi dan inflamasi pada
mukosa lambung akibat adanya methanol atau etanol yang mengakibatkan
Ph menjadi lebih rendah. Pada pemeriksaan histopatologi terdapat pelebaran
sinusoid hepar yang terjadi pada 70% sampel sebagai efek dari adanya
obstruksi vena hepatica yang terjadi pada asfiksia organ hati.

2.7 Kelebihan Penelitian


Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar
belakang permasalahan mengapa dilakukannya penelitian sampai pada
deskripsi hasil dan pembahasan serta kesimpulan penelitian. Penelitian sudah
dilakukan secara sistematis. Hasil penelitian sesuai dengan hasil-hasil
penelitian yang relevan. Dan hasil penelitian pada jurnal ini dapat digunakan
sebagai penelitian selanjutnya

2.8 Kelemahan Penelitian


Kelemahan pada penelitian ini terletak pada jumlah dan subjek penelitian.
Jumlah sampel pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 33 sampel
lalu dipilih sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi
kriteria eksklusi menjadi 10 sampel. Karena semakin kecil jumlah sampel
tentunya akan semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan
mempengaruhi hasil penelitian. Kemudian kelemahan pada penelitian ini
juga dapat dilihat dari keseluruhan subjek pada penelitian merupakan WNA
dan tidak terdapatnya sampel WNI dikarenakan tidak memenuhi kriteria
inklusi dan memenuhi kriteria eksklusi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai