Anda di halaman 1dari 14

HUTAMA – BASUKI KSO

METODE KERJA
“ UJI COBA PELEDAKAN MATERIAL ROCKFILL QUARRY SELABUNG HULU”

1. PENDAHULUAN
Pekerjaan Trial Blasting ini dilakukan terkait dengan kebutuhan produksi material batuan yang
akan digunakan untuk Uji coba Penimbunan (Trial Embankment) Zona Rockfill (3A)

Pada metode kerja uji coba produksi material timbunan batuan dengan peledakan. Pada uji coba
produksi dengan peledakan ini, ada dua pekerjaan utama yang dilakukan, yaitu pemboran dan
peledakan. Pada pelaksanaanya perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain :

1.1 Rencana Pelaksanaan Peledakan, meliputi :


a. Telah diketahuinya batas-batas dari area yang akan diledakan.

b. Target produksi yang diharapkan.


c. Telah dibuat lay-out area trial blasting, access road, stok area dan lain-lain.

1.2 Alat dan Bahan


➢ Peralatan :
a. CRD (Crawler Rock Drill) 1 unit untuk peledakan di area lokasi uji coba blasting
b. Kompressor 1 unit untuk peledakan di area lokasi uji coba blasting.
c. Excavator Bucket 1 unit, untuk memindahkan material hasil blasting
d. Dump truck untuk mengangkut material hasil blasting ke lokasi Trial Embankment.
e. Screening (untuk gradasi material zona rockfill dengan diameter saringan dalam satuan
mm 800, 600, 400, 200, 100, 50, 25, 19, 9.5, 4.75, dan pan )
f. Timbangan

➢ Bahan :
a. Detonator listrik jenis millisecond Delay
b. Powergell jenis Magnum 3151
c. Amonium Nitrate atau ANFO

1
HUTAMA – BASUKI KSO

1.3 Target Produksi


Metode Trial Blasting ini ditujukan agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan Blasting
pada quarry, Pada tahapan pekerjaan timbunan perlu dilakukan Trial Embankment, Adapun
material yang digunakan pada Trial Embankment merupakan hasil dari material trial blasting
yang didapatkan. Estimasi volume yang dibutuhkan untuk uji coba penimbunan yaitu luas area
yang digunakan dikalikan dengan tebal material gembur yang direncanakan. Jika lebar area
yaitu 7 m dan panjang area 30 m, serta jumlah lapisan 3 lapisan dengan tebal gembur masing-
masing yaitu 1,5 m (untuk Zona Rockfill), maka kebutuhan material untuk uji coba timbunan
yaitu 945 m³ di tambah dengan volume berm dan opritan ± 300 m³ menjadi 1.245 m³. Jumlah
ini dapat berubah sesuai dengan rencana luasan area Trial Embankment yang digunakan.

Dari pola blasting yang menyesuaikan kondisi lapangan didapatkan dalam satu kali
peledakan sebanyak 393,75 m3, diperlukan penambahan peledakan produksi agar
mencukupi volume kebutahan trial embankment.

BERM
BERM

7m 4 Passing 6 Passing 8 Passing OPRITAN

BERM

10 m 10 m 10 m

Denah Rencana Pekerjaan Trial Embankment untuk Timbunan Zona Rockfill

1.4 Pengamatan terhadap hasil produksinya (material batu), meliputi :


- Pemantauan getaran akibat blasting dengan menggunakan alat monitor getaran mini mate
vibration yang nanti hasilnya berupa panduan jumlah muatan yang boleh di ledakan pada
saat bersamaan.
- Kuat Tekan Batuan hasil blasting (UCS untuk uji di laboratorium dan Point Load Test
untuk uji lapangan)
- Gradasi yang dihasilkan (sesuai dengan gradasi pada Spesifikasi Teknik Bendungan Tiga
Dihaji) pada hasil produksi.

2
HUTAMA – BASUKI KSO
Spesifikasi Teknis :
- Gradasi Dimensi Batuan timbunan Zona Rockfill (3A):
Dmax : 600 mm sampai dengan 800 mm
D 50 : 60 mm sampai dengan 200 mm
D min : 5 mm

Batasan Gradasi Material Timbunan Zona Rockfill

1.5 Perizinan Bahan Peledak


a. Izin gudang bahan peledak
Izin gudang bahan peledak ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang.
b. Izin P-3 (Pemilikan, Penguasaan dan Penyimpanan) bahan peledak
Izin P-3 bahan peledak dikeluarkan oleh Mabes POLRI setelah ada rekomendasi dari POLRES
dan POLDA setempat berlaku selama 1 (satu) tahun.
c. Izin P-2 (Pembelian dan Penggunaan) bahan peledak
Izin P-2 berlaku setiap 6 (enam) bulan dan dikeluarkan oleh Mabes POLRI.
d. Izin P-1 (Ijin Penggunaan sisa bahan peledak) Izin P-1 berlaku selama 6 (enam)bulan.

1.6 Gudang Bahan dan Perlengkapannya


PELEDAK ( sesuai dengan Pedoman dan Perkap Kapolri No. 17 Tahun 2017 )

3
HUTAMA – BASUKI KSO
2. SKEMA PELEDAKAN

4
HUTAMA – BASUKI KSO

3. TAHAPAN PEKERJAAN TRIAL BLASTING

3.1 Survei Lokasi Trial Blasting


Survei lokasi Trial Blasting dilakukan bersama Direksi dan Konsultan Supervisi, dan di
sepakati lokasi yang akan dijadikan pengetesan trial blasting terdapat di Quarry Selabung Hulu
untuk material Rockfill dengan luasan 395.107 m2. (Layout terlampir)

Lokasi Trial Blasting material Rockfill Selabung Hulu

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan.

3.2.1. Pola Peledakan


a. Pola pelaksanaan yang diterapkan dilapangan adalah pola peledakan secara lebih atau
kurang antara 5-10 lubang dalam satu Row, hal ini sangat berpengaruh sekali dengan
keadaan lingkungan.
b. Pola peledakan harus direncanakan sedemikian rupa untuk mendapatkan luasan hasil
peledakan yang direncanakan dan arah lontaran material hasil peledakan yang terencana.
c. Bahan peledak untuk setiap peledakan harus dengan jumlah dan kekuatan tertentu dengan
demikian supaya tidak membuka lapisan atau memecahkan diluar batas penggalian.
d. Untuk pola ledakan saat trial blasting mendapatkan volume ± 393,74m3.

5
HUTAMA – BASUKI KSO

LAYOUT BOR TRIAL BLASTING

Press Pit
Burden 1.5 meter

Spacing 1.5 meter

Lbr = 7.5 meter

6
HUTAMA – BASUKI KSO

GAMBAR POTONGAN BOR TRIAL BLASTING

7
HUTAMA – BASUKI KSO

8
HUTAMA – BASUKI KSO
DASAR PEGGUNAAN POLA BLASTING DENGAN PF (POWDER FACTOR) 1,05

1. Hasil evaluasi trial blasting pertama dengan menggunakan pola blasting


- Kedalaman bor =6m
- Spacing x Burden = 2,5 x 3 m
- Stemming = 1,8 m
- PF = 0,28
Ternyata belum menghasilkan butiran batuan yang diinginkan. Untuk itu akan diubah dengan
menggunakan pola blasting sebegai berikut:
- Kedalaman bor =5m
- Spacing x Burden = 1,5 x 1,5 m
- Stemming = 1,05 m
- PF = 1,05
2. Berdasarkan bentuk batuan yaitu berupa batuan sedimen
3. Untuk memenuhi kebutuhan batuan yang diinginkanuntukrockfillyang dominan dengan ukuran 400
mm dan 25 mm

3.2.2. Kegiatan Pengeboran


Metode pengeboran yang utama dipergunakan dalam area terbuka adalah pengeboran
vertikal atau miring, dalam pekerjaan pengeboran ini dilakukan untuk media bahan peledak
sehingga dapat difungsikan sebagai mana mestinya. Pengeboran ini sangat berpengaruh terhadap
bentuk permukaan area khususnya bentuk yang akan diledakan.
Pemilihan alat bor untuk area terbuka (Open pit) dan Quarry yang memakai metode
pengeboran dan peledakan jenjang ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Jenis batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor persuasiv atau Crawler Rock Drill
(CRD) dipakai untuk batuan keras, Rotary-Cutting dipakai untuk batuan sedimen.
2. Tinggi jenjang dalam area terbuka dan Quarry diusahakan tinggi jenjang ditentukan
terlebih dahulu dengan beracuan pada peralatan bor yang akan dipakai.
3. Diameter dan kedalaman lobang ledak.
4. Fragmentasi yang mengambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah peledakan dan pada
umumnya fregmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya.
5. Kondisi lapangan.

9
HUTAMA – BASUKI KSO
3.2.3. Peledakan (Blasting)
Tujuan dari peledakan adalah untuk mempersiapkan material atau Broken Rock untuk
mengolah sesuai dengan kebutuhan serta tanpa mengabaikan aspek keselamatan baik di
lingkungan pemukiman, lingkungan sekitar pekerjaan.
Perbandingan jumlah bahan handak dalam satu lubang adalah :
• Detonator untuk satu lubang digunakan 2 pcs

• Powergel untuk satu lubang digunakan 200 Gram


• Panfo untuk satu lubang 11,85 Kg

Peledakan dengan keadaan lingkungan dan pemukiman sekitar.

a. Tahapan peledakan (Blasting) yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah koordinasi baik
dengan aparat yang berwenang dan ataupun perusahaan disekitarnya.
b. Hal-hal yang sangat berpengaruh dengan keadaan lingkungan dimana lokasi peledakan
(Blasting) tidak beberapa jauh dari pemukiman Penduduk dan akan mengakibatkan getaran,
maka sebelum peledakan memberitahu supaya jangan sampai ada hal-hal yang tidak
diinginkan.
c. Untuk pengamanan peledakan pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian
setempat untuk pengawasan dan pengamanan dilokasi peledakan dan di bantu oleh Security
Perusahaan.

Prosedur sebelum Peledakan persiapan yang akan dilakukan oleh Team Blasting adalah
a. Tahap Persiapan sebelum peledakan ;
Persiapan sebelum peledakan yang akan dilakukan dengan cara mempersiapkan dahulu semua
bahan dan peralatan yang diperlukan, tersebut dibawa kelokasi peledakan yang telah
diamankan sebelumnya.

b. Pemakaian Bahan Peledak.


Bahan peledak yang digunakan untuk peledakan di area terbuka antara lain:
1. Detonator Listrik jenis millisecond Delay.
2. Powergell Jenis Magnum 3151.
3. Ammonium Nitrate atau ANFO

10
HUTAMA – BASUKI KSO

c. Untuk mengurangi dampak terhadap objek disekitar, akan kita antisipasi dengan sumbu ledak
yang bervariasai ( Nomor delay ) yang berfungsi untuk mengurangi dampak getaran, suara
dan lontaran batuan ( Fly Rock ).

d. Untuk mengantisipasi terhadap lereng ( Berm ) agar tidak terjadi over Break kita akan
gunakan Soft Blasting dengan daya ledak Rendah.
e. Dalam pelaksanaan peledakan kedalaman dan ukuran lubang bor serta ukuran dan ciri ciri
muatan harus direncanakan lebih dulu untuk mendapat hasil sesuai dengan yang di
rencanakan.
f. Sebelum melakukan sequence rutin peledakan maka akan melakukan trial blast untuk
masukan perencanaan kedalaman lobang bor spacing burden, steaming, efek lontaran material
dengan kombinasi delay detonator.

3.2.4. Tahapan Peledakan


a. Tahapan pengisian bahan peledak
Sebelum bahan peledak dimasukan, lubang ledak diperiksa dahulu apakah mengandung air
atau tidak, selain itu juga dilakukan pemeriksaan kedalaman lubang ledak karena kedalaman lubang
ledak dapat berubah akibat runtuhan batuan atau mengandung air maka harus disemprotatau
dikeringkan dengan menggunakan Air Compressor dengan selang khusus kemudian bahanpeledak
dimasukan.

Contoh Dokumentasi pengisian bahan peledak


11
HUTAMA – BASUKI KSO
4. PENGUJIAN MATERIAL HASIL BALSTING
Setelah kegiatan blasting selesai selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan dan gradasi dari
hasil balsting dengan saringan diameter 800, 600, 400, 200, 100, 50, 25, 19, 9.5, 4.75, dan pan
dalam mm.

Contoh Dokumentasi Pengujian Gradasi di Lapangan

5. PRODUKSI MATERIAL UNTUK TRIAL EMBANKMENT


Tahap ini dilakukan setelah melewati proses pengujian hasil trial blasting (Timbunan
Rockfill) dan setelah dievaluasi material hasil trial blasting tersebut memenuhi spesifikasi teknik
untuk material Timbunan Rockfill (Zona 3A).

6. PENGANGKUTAN MATERIAL BLASTING KE LOKASI TRIAL EMBANKMENT

Untuk material hasil trial blasting sebelum di angkut ke lokasi trial embankment harus
melalui proses pengamatan terlebih dahulu agar material hasil blasting yang akan digunakan untuk
Trial embankment sesuai dengan spesifikasi teknik ( kuat tekan batuan dan gradasinya) untuk
material timbunan zona rockfill (3A) (Layout Terlampir).

12
HUTAMA – BASUKI KSO
7. JSA (JOB SAFETY ANALYSIS)

13
L1

L2
STA.

STA.

L3
STA.

STA.

STA.
0+00

STA.
0+02

STA.
0+05

STA.
0+07

STA.
0+10

STA.
0+12

STA.
0+15

STA.
0+17

STA.
0+20

STA.
0+22

STA.
0+25

STA.
0+27

STA.
0+30

STA.
0+32

STA.
0+35

STA.
0+37

STA.
0+40

STA.
0+42

STA.
0+45
L4

STA.
0+47

STA.
0+50

STA.
0+52

STA.
0+55
L5

0,5 L6
KM

L7

Keterangan :
: Jarak Aman 500m dari Area Blasting
: Jalan
a. dari lokasi blasting hulu ke
lokasi embankment 1.36 KM
a. dari lokasi blasting Siki ke
lokasi embankment 0.5 KM
: Lokasi Embankment
: Lokasi Trial Blasting

Anda mungkin juga menyukai