Anda di halaman 1dari 43

Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya

APBD Tahun Anggaran 2023

Secara umum dapat dikemukakan bahwa dalam melakukan kegiatan studi ini hasil yang
diharapkan dalam kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
adalah :

 Tahap Konsep Perencanaan


 Tahap Pra-rencana Teknis
 Tahap Pengembangan Rencana
 Tahap Rencana Detail

Dengan mengacu kepada keluaran tersebut, maka pendekatan penyelesaian pekerjaan dilakukan
dengan meninjau seluruh sistem komponen secara komprehensif. Sistem yang dimaksud adalah
perencanaan rehabilitasi bangunan dan lingkungan dalam tapak gedung ini termasuk studi
lingkungan yang berbatasan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan dilakukan dengan tahapan perencanaan sebagai


berikut :

A. Tahap Konsep Perencanaan


1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi,
metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
2. Konsep skematika rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang,
dll.

II - 1
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,


keterangan rencana kota, dll.

B. Tahap Pra-rencana Teknis


1. Gambar – gambar rencana tapak.
2. Gambar – gambar pra rencana bangunan
3. Perkiraan biaya pembangunan
4. Laporan perencanaan
5. Hasil konsultansi rencana dengan instansi terkait
6. Garis besar rencana kerja dan syarat – syarat (RKS)
7. Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering (khusus untuk bangunan di atas
12.000 m2 atau lebih dari 8 lantai)

C. Tahap Pengembangan Rencana


1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan.
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
3. Rencana mekanikal – elektrikalnya termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
4. Garis besar spesifikasi teknis (outline specifi – cations)
5. Perkiraan biaya

D. Tahap Rencana Detail


1. Membuat gambar – gambar detail
2. Rencana kerja dan syarat – syarat (RKS)
3. Rincian volume pelaksanaan Pekerjaan (BQ)
4. Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (RAB) berdasarkan analisa biaya
konstruksi – SNI
5. Dan menyusun laporan perencanaan : struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa pertanggung jawabkan.

2.1 Metodologi Perencanaan

II - 2
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Metodologi kerja yang dipakai adalah sesuai dengan diagram Alir Perencanaan
Pekerjaan Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya periksa Gambar 3-1.
Diagram Alir tersebut terdiri dari 2 bagian, yaitu :
- Bagan langkah perwujudan Proyek sesuai lingkup tugas Konsultan yaitu, mulai
mendapatkan Kerangka Acuan Kerja sampai dengan Dokumen Lelang.
- Tahapan Uraian Pekerjaan, yaitu tahapan Konsepsi atau persiapan perencanaan, Pra
Rancangan, tahap Pengembangan Rancangan dan Detail desain teknis atau Gambar
Kerja untuk dokumen tender.
- Keluaran/Output Pekerjaan, merupakan hasil yang disampaikan dalam bentuk
Laporan dan Gambar.

Awal dari kegiatan Perencanaan dan Perancangan adalah Kerangka Acuan Kerja yang
diperoleh dari Pengguna Barang/Jasa yang kemudian dijabarkan dalam Definisi Tujuan
Proyek, pengumpulan data dan informasi, interpretasi KAK, konsultasi dengan Pemberi
Tugas. Hasil dari pekerjaan ini berupa Laporan Konsepsi Perencanaan.
Kemudian proses analisis dan sintesis, data, program kebutuhan fasilitas, analisis kondisi
fisik lahan serta peraturan bangunan dan lingkungan setempat, yang hasil dari tahap ini
merupakan sintesis dari program kebutuhan bangunan gedung Puskesmas Simpang Tiga
dengan potensi lahan yaitu konsep penataan tapak dan bangunan atau pra rencana.
Hasil pekerjaan pada tahap Konsep/Pra Rencana, diuraikan dalam bentuk tulisan dan
gambar-gambar, yang terdiri dari gambar pra rencana; Tapak, Denah, Tampak, Potongan,
dan Sistem Struktur.
Pra Rencana bangunan tersebut didiskusikan/konsultasikan dengan Pemberi Tugas, Tim
Counterpart untuk mendapatkan arahan dari segi filosofi, misi perhubungan, bentuk
bangunan serta sistem bangunan yang terdapat kesesuaian dengan persyaratan bangunan
serta lingkungan. Hasil tahap ini berupa Laporan Pendahuluan.

Rencana Pengembangan Perencanaan/Rencana Pelaksanaan, merupakan langkah


kerja Konsultan setelah mendapatkan approval gambar Pra Rencana dari Pemberi Tugas
untuk melengkapi desain, serta melengkapi gambar pra rancangan dengan dimensi
struktur. Pada tahap ini juga dilakukan soil investigasi untuk memberikan input data
primer sebagai dasar perhitungan sistem struktur bangunan.

II - 3
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Hasil dari tahap pekerjaan ini merupakan naskah akademis Laporan Draft Final yang
dilengkapi dengan gambar. Pada tahap ini dilakukan diskusi, asistensi dan presentasi untuk
mendapatkan masukan dari Pemberi Tugas yang selanjutnya mendapatkan approval untuk
dilanjutkan ke tahap Desain Perencanaan Teknis.

Desain Perencanaan Teknis dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), merupakan
penyempurnaan dari tahap Rencana Pengembangan Perencanaan dengan mengakomodasi
masukan-masukan dari Pemberi Tugas dan mendetailkan dari unsur-unsur bagian
pekerjaan arsitektur, struktur, untuk dapat dikemas sebagai dokumen lelang. Hasil
pekerjaan pada tahap ini, diuraikan dalam bentuk Laporan Akhir Perencanaan (Final
Report), termasuk didalamnya :
 Konsep kontrak
 Design drawing (arsitektur/sipil/mekanikal & elektrikal)
 Lansekap
 Metode pelaksanaan pekerjaan
 Metode perawatan
 Spesifikasi material
 Metode operasional/petunjuk pemakaian
 Data analisis teknis (sipil dan mekanikal & elektrikal)
 Rencana anggaran biaya dan analisis harga satuan
 Spesifikasi teknis dan Rencana Kerja dan Syarat
 Manajemen konstruksi, meliputi pengendalian mutu, waktu, biaya dan tenaga kerja.

II - 4
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

II - 5
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Gambar 2.1 Metodologi Pelaksanaan Perencanaan


KEBUTUHAN
F A S IL ITA S &
RU ANG

PROGRAM
P E R S YA R AT A Z O N IN G F A S IL ITA S
KEBUTU HAN
N RUANG DAN R U ANG
PROYEK

S U M B E R D AY A
M A N U S IA

U T IL ITA S
K O TA

KER ANG KA A N A L IS IS P E N AT A A N TA PA K RENCANA R E N C A N A D E T A IL DOKUMEN


D E F IN IS I T U JU A N A K S E S IB IL ITA S B U IL D U P A R E A
A C U A N K E R JA TA PA K DAN BANG UN AN PELAKSANAAN D E S A IN TENDER

M O RPHO LO G I S O IL
TA PA K IN V E S T IG AT IO N

P E R S YA R AT A
N TA T A K O TA
DAN
L IN G K U N G A N

PENDA HUL UA N  LA PORAN/NASK A H A K ADEMIK GA MBA R DA N GA MB A R DA N DETA IL


B AGA N DA N GA MB A R
 L AT A R  A N A L IS IS P R A K IR A A N P E R K E M B A N G A N
BAGAN PERHITUNGA N  GA MB A R A R SITEK TU R
BELAKANG L A PA S G A M B A R A RSITEK TUR  GA MB A R STRU K TU R
 STU D I R U ANG
 M AKSU D DAN  P R O G R A M K E B U T U H A N L A PA S  S IT E P L A N  GA MB A R M& E
 IN T E R E L A S I A N TA R F A S IL ITA S
T U JU A N  A N A L IS IS K O N D IS I F IS IK L A H A N /TA PA K  D E N A H M A S IN G -M A S IN G
 Z O N IN G F A S IL ITA S
 M E T O D O LO G I  R E N C A N A TA T A R U A N G W IL AY A H / BAN GUN AN RENCA NA K ERJ A DA N SYA RA T -SYA R AT
GA MB A R
 JA D U A L P E R AT U R A N B A N G U N A N S E T E M PA T  TA M PA K M A S IN G -M A S IN G B IL L OF QUA NTITY
 D E N A H K O N F IG U R A S I M A S A
P E K E R JA A N  K O N S E P P E N AT A A N TA PA K D A N B A N G U N A N BAN GUN AN RENCA NA A NGGA RA N B IA YA
BAN GU N AN
 M O B IL IS A S I  D E N A H A K S E S IB IL IT A S D A N JA L A N  P O T O N G N M A S IN G -M A S IN G
P E R S O N IL D A L A M TA PA K BAN GUN AN
 D AT A D A N  D E N A H R U A N G T E R B U K A H IJA U D A N G A M B A R & PERHITUNGA N
IN F O R M A S I PA R K IR STRUK TUR
 K O N S U LT A S I  S IS T E M U T IL ITA S U TA M A PERH ITU N GA N STRUK TU R
DENGAN PEMDA  L IS T R IK  G A M B A R S IS T E M S T R U K T U R
K O TA  A IR B E R S IH A IR K O T O R / M A S IN G -M A S IN G B A N G U N A N
PEKANBARU P L U M B IN G G A M B A R & PERHITUNGA N M& E
T E N T A N G IM B  S A M PA H PERH ITU N GA N U TIL ITA S
 GAM BAR AN  S E K U R IT I S IS T E M  G A M B A R S IS T E M U T IL ITA S
U M U M W IL AY A H  TATA U DAR A  G A M B A R K E L IS T R IK A N
 TATA S U ARA  G A M B A R JA R IN G A N P L U M B IN G
PR A K IR A A N B IA YA A WA L  G A M B A R M E K A N IK A L TA T A
UDARA
 G A M B A R G A S M E D IS
 G A M B A R TE LEP O N & TATA
SU ARA
 G A M B A R P E N G O L A H A N L IM B A H
D O M E S T IK D A N M E D IS

L A PORAN K ONSEPSI L A PORAN RA NCA NGA N


L A PORA N PERENCA NA A N TEK NIS DOK UMEN PEL EL ANGA N
PERENCA NA A N TEK NIS
K ETERA NGA N : II - 6
D IS K U S I/P R E S E N TA S I D A N A P P R O VA L
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

2.2 Kriteria Perencanaan

a. Kriteria Fungsional
 Penyusunan denah layout dan orientasi, agar menyesuaikan dengan aktifitas
lain dan koordinasi dengan bidang lain,
 Desain yang disajikan harus mempertimbangkan aliran kegiatan yang ada.

b. Kriteria Teknis Arsitektural


Masalah pendekatan arsitektural bangunan mencakup :

 Masalah fungsional yang mencakup penyusunan perencanaan, sesuai dengan


alur kegiatan untuk memudahkan accesibilitas.
 Masalah estetika, interior disesuaikan dengan fasade eksterior supaya serasi.
 Masalah struktur gedung baru yang mencakup perwujudan, konstruksi dan
teknis pelaksanaan.
 Pertimbangan pemilihan material dan bahan mudah didapat (lokal material)
serta mudah perawatannya.

Kegiatan yang dilakukan dalam kriteria teknis arsitektural ini mencakup :

 Sistem pengelompokan kegiatan


Kegiatan ini bertujuan untuk menelaah sistem pengelompokan kegiatan-kegiatan
utama. Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan system yang paling
memadai sehingga dapat mencover struktur organisasi ruang, efisiensi waktu
dan biaya serta kenyamanan dalam melakukan aktivitas.

 Hubungan kelompok ruang


Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan fungsi serta frekuensi
hubungan antara masing-masing kelompok ruang. Hasil yang diperoleh
merupakan dasar bagi tata letak suatu kelompok ruang terhadap yang lain.

Hubungan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

 Hubungan langsung

II - 7
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Hubungan antara kelompok ruang yang secara fungsional adalah erat dan
merupakan tuntutan utama.

 Hubungan tak langsung


Hubungan antara kelompok yang secara fungsional sebagai penunjang
aktivitas dan merupakan tuntutan sekunder.

 Sirkulasi di dalam bangunan


Sistem sirkulasi dalam bangunan dibagi menjadi dua yaitu :

 Horisontal
Hubungan kegiatan di dalam satu lantai berupa selasar atau koridor, dengan
memperhatikan pola hubungan kegiatan dalam kegiatan masing-masing
dan hubungan antar kelompok kegiatan.

 Vertikal
Penentuan sirkulasi vertical ini ditinjau dari sifat bangunan, sesuai kondisi
existing sehingga dapat ditetapkan system sirkulasi vertical akan
menggunakan tangga.

 Fisik bangunan
Fisik bangunan terbentuk sesuai dengan kegiatan dan kebutuhan didalamnya,
karena sifat dari wadah ini adalah informative, komunikatif dan operatif.

 Pola ruang dan massa bangunan.


Penentuan pola ruang dan massa bangunan ini ditentukan dengan pertimbangan
diantaranya :

 Sistem kerja/kegiatan dan alat yang terjadi dalam wadah tersebut.


 Pola masa lingkungan sekitarnya.
 Bentuk site yang ada
 Effisiensi ruang

II - 8
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Mudah dalam pelaksanaannya.

c. Kriteria Teknis Struktural


Pendekatan teknis structural dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

 Sub Structure (Pondasi)


Jenis struktur yang dipakai tergantung pada jenis tanah dan daya dukung tanah
pada lokasi yang direncanakan. Macam-macam pondasi yang digunakan
antara lain :

 Pondasi batu kali


Pondasi ini memerlukan waktu pelaksanaan yang cukup lama, biasanya
dibuat untuk bangunan yang sederhana tidak bertingkat. Cocok
digunakan untuk jarak kolom dengan modul 3,00 m yang rapat dan baik
digunakan bila muka air tanahnya sedang.

 Pondasi beton lajur


Pondasi beton lajur ini memerlukan waktu relative lebih cepat, slof berfungsi
pengaku dan pengikat serta mencegah penurunan tidak merata.
Penggalian tanah untuk pondasi hanya setempat dan biasa dilakukan
hanya dengan tenaga manusia. Waktu dan biaya penggalian lebih
hemat.

 Upper Structure (kolom, dinding, atap, dsb)


 Struktur bangunan utama
Jenis struktur yang umum dipergunakan adalah baja dan beton. Pertimbangan
kedua jenis struktur ini ditinjau dari segi keuntungan dan kerugiannya
sebagai berikut :

 Struktur baja
Keuntungan dari struktur ini adalah bahan relative ringan, konstruksi
mudah diubah, sifat bahan homogen dapat nenahan tegangan
tinggi.

II - 9
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Kerugiannya adalah dapat berkarat akibat oksidasi dengan udara, uap,


asam. Kekuatannya akan hilang pada temperatur 500º C, butuh
pemerliharaan.

 Struktur beton
Keuntungan dari struktur ini adalah tahan terhadap temperatur tinggi,
konstruksi monolit kaku sehingga dapat lebih kuat menahan
getaran, tahan terhadap cuaca, mudah dibentuk, pemeliharaan
lebih mudah.

Kerugiannya adalah bahan relative berat, waktu pelaksanaan relative


lebih lama.

Berdasarkan pertimbangan diatas, yang lebih menguntungkan adalah jenis struktur beton
bertulang, yang terdiri dari :

 Struktur rangka, dengan cirri-ciri dinding tidak perlu memikul beban, pada
prinsipnya terdiri dari 2 unsur yaitu kolom dan balok, fleksibilitas bagi
pengaturan dinding pembatas dan dapat ditentukan pembagian modul.
 Struktur dinding pemikul dengan ciri-ciri dinding memikul beban,
fleksibilitas pengaturan dinding agak terbatas, terbatasnya ventilasi dan
pencahayaan alam.
 Struktur ruang dengan cirri-ciri digunakan untuk ruang-ruang yang
sangat besar tampa kolom didalamnya, biaya relative mahal bila
dibandingkan dengan struktur rangka dan dinding pemikul.
Dalam pemilihan struktur bangunan ini digunakan criteria-kriteria sebagai berikut :

 Dapat memungkinkan terbentunya ruang-ruang yang fleksibel


 Pelaksanaan mudah
 Kekuatan konstruksi yang cukup kuat
 Memungkinkan dibangun secara bertahap
 Biaya pemerliharaan murah.

II - 10
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Struktur lantai
Struktur ini menggunakan system :

 Two-way-slab
Penyaluran beban pada plat menjadi 2 arah, tebal plat menjadi lebih tipis.
Ukuran dimensi balok diambil berdasarkan estimasi yaitu 1/12 bentang.

 Sistem bertulang biasa (konvensional)


Ruang yang terbentuk dapat digunakan sebagai peletakan system bangunan
yaitu untuk saluran mekanikal dan elektrikal.

Pertimbangan bahan bangunan lantai didasarkan pada pertimbangan :

 Tidak mudah kotor dan rusak.


 Mudah dalam pemeliharaan
 Mudah didapat.

 Struktur dinding
Rangka utama dari beton bertulang, dan sebagai pengisi digunakan batu bata atau
beton aerasi (Celcon, Hebel) di plester dan dicat. Pemakaian bahan untuk
interior dan ekterior didasarkan atas kriteria :

 Warnanya tidak mudah hilang atau mudah kotor


 Tidak mudah rusak
 Mudah dalam pemeliharaannya.
Untuk dinding bagian dalam sebagai pemisah ruang dipakai jenis bahan yang
bersifat fleksibel dan berat cukup ringan.

 Struktur atap
Tujuan yang ingin dicapai adalah cepat pelaksanaannya, cukup kuat terhadap gaya-
gaya luar yang bekerja di atap, kuat terhadap iklim yang mempengaruhi.

II - 11
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Jenis struktur yang umum dipergunakan adalah baja dan kayu. Perimbangan kedua
jenis struktur tersebut adalah sebagai berikut:

 Struktur rangka baja


Keuntungan dari struktur ini adalah kekuatan cukup besar dibandingkan
dengan bahan yang relative ringan, bentang dapat lebar karena tegangan
baja cukup tinggi, tida ada pengaruh terhadap kelembaban
danpelapukan, pelaksanaan lebih cepat.

Kerugiannya adalah biaya pelaksanaan cukup tinggi, kurang tahan terhadap


api, tidak tahan terhadap bahan kimia.

 Struktur baja ringan (Smart Truss)


Bahan dasar baja ringan adalah campuran Zink dan Alumunium disingkat
Zincalum. Berat bahan ini lebih ringan daripada rangka baja sehingga
menghemat struktur pondasi dan kolom.

Keuntungannya seperti struktur baja, kelebihannya tidak akan berkarat karena


bahannya tidak ada unsur besi (fe).

 Struktur rangka kayu


Keuntungan dari struktur ini adalah mudah dibentuk, biaya pelaksanaan
relative rendah, bahan mudah didapat

Kerugiannya adalah pada bentang lebar, sambungan kayu merupakan


kelemahan, tidak tahan terhadap api, bila lelmbab mudah membusuk.

d. Kriteria Teknis Mekanikal dan Elektrikal


 Mekanikal
 Air bersih
Sistem pengadaan yang utama dibuat dari PAM, disamping itu diperoleh dari
sumur artesis (deep well). Untuk itu disediakan bak penampung yang
diletakkan di bawah permukaan atah, kemudian dipompakan ke tangki

II - 12
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

reservoir atas dan dilairkan ke bagian-bagian yang membutuhkan


(system down feed).

 Air kotor
Air kotor berasal dari alat-alat saniter yang terdiri atas :

 Kloset yang mengandung kotoran padat


 Air buangan dari dapur, pantry, wastafel dan tempat cuci lainnya.
 Air hujan.
Air buangan yang tidak mengadung kotoran padat disalurkan ke saluran
umum kota, sedangkan yang mengandung kotoran padat ditampung di
septic tank. Air buangan yang mengandung cairan kimia harus diolah
secara khusus.

 Keamanan
 Bahaya kebakaran
Dalam rangka pencegahan dan pengamanan bangunan terhadap bahaya
kebakaran dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu :

 Tahap pencegahan/pemberitahuan
Dengan memakai alat system detector yang terdiri atas smoke
detector/detector asap atau heat detector, dengan jangkauan luas
lantai 90 m2 untuk satu buah alat, Heat detector dengan jangkauan
luas lantai 45 m2.

 Tahap pengamanan
Dengan menyediakan sarana dalam bangunan agar manusia segera
dapat dievakuasi keluar bangunan antara lain tangga darurat (fire
stair).

 Tahap pemadaman
Dengan menyediakan alap pemadam kebakaran yaitu Fire ekstinguisher
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) portable dengan jangkauan
area pengamanan antara 200 – 250 m2/unit atau Fire hydrant dan
hose reel, penempatannya di setiap lantai bangunan untuk jenis

II - 13
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

hydrant dinding dan di pekarangan/taman untuk hydrant luar.


Jarak jangkauan 25 – 30 m dengan area pelayanan 500 – 800 m2.

 Listrik
Sebagai sumber utama daya listrik adalah dari PLN dan sebagai cadangan adalah
generator set.

 Akustik
Pengaturan akustik ruang secara umum bertujuan untuk mencapai kenyamanan
ruang menurut tingkat kebutuhannya dan menghidarkan gangguan
kebisingan.

Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap gangguan kebisingan adalah :

 Mengadakan pemisahan kelompok kegiatan.


 Pemanfaatan masa yang tidak membutuhkan ketenangan tinggi.
 Pemanfaatan ruang luar sebagai penyaring dari gangguan kebisingan.
 Penggunaan bahan kedap suara
 Plumbing
Plumbing diletakkan dan dikelompokkan pada shaft yang tersedia. Adapun jenis
plumbing :

 Pipa air bersih


 Pipa air kotor
 Pipa pembuangan air WC
 Pipa vent

 Pembuangan sampah
 Untuk lantai karpet digunakan build vacuum cleaning system.
 Untuk lantai lainnya sampah dikumpulkan dan diangkut oleh petugas,
disediakan tempat sampah pada setiap ruangan dan tempat-tempat
strategis.

II - 14
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Elektrikal
 Penerangan
 Kebutuhan penerangan dalam bangunan ditentukan oleh adanya
aktivitas didalamnya dan setiap aktifitas memerlukan intensitas
cahaya yang berbeda-beda.
 Merdasarkan pertimbangan tersebut factor-faktor yang harus
diperhatikan adalah :
- Besarnya kekuatan dan intensitas penerangan
- Area pelayanan dan jangkauan penerangan
- Pola peletakan dan banyaknya lampu

Ada dua macam system penerangan dalam bangunan

 Penerangan alam
Untuk penerangan alam perlu diperhatikan bentuk serta perletakan
lubang-lubang cahaya.

 Penerangan buatan
Untuk penerangan yang perlu diperhatikan adalah penempatannya agar
obyek dapat kelihatan dengan jelas tanpa silau.

Kedua macam penerangan ini dapat digunakan bersama-sama untuk


menghasilka kondisi yang layak.

Jadi untuk penerangan dengan sinar matahari diperlukan suatu pemikiran


untuk pendayagunaan secara optimal dengan pengaturan :

 Lebar jendela dan bukaan lainnya


 Lebar teritis
Sedangkan untuk penerangan buatan digunakan jenis lampu yang disesuaikan
dengan aktifitas ruangan dalam hal ini jenis lampu yang dipakai yaitu :

 Lampu pijar untuk aktifitas yang memerlukan konsentrasi


 Lampu TL untuk aktifitas yang tidak memerlukan konsentrasi.

II - 15
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Untuk penghematan energi digunakan jenis lampu yang


mengkonsumsi daya listrik yang rendah yaitu lampu hemat energi.

Penerangan alam maupun buatan pada prinsipnya memenuhi strandar yang


telah ditentukan yaitu

 Ruang Utama 300 – 200 lux


 Kamar Tidur 100 – 200 lux
 Dapur 200 lux
 Ruang makan 100 lux
 Kamar mandi 100 lux

Sistem pembukaan bangunan dimaksudkan untuk menghindari masuknya


sinar matahari dan hujan dilakukan dengan membuat sirip-sirip penahan
sinar matahari.

 Penghawaan
Kelembaban yang nyaman bagi tubuh manusia berkisar antara 40 – 70%
sedangkan suhu/temperature berkisar antara 24º - 27º C, walaupun juga
banyak tergantung pada factor keadaan fisik dan kebiasaan manusia.
Penghawaan ada dua macam yaitu :

 Penghawaan alam
Pengaturan aliran udara di dalam ruang dengan ventilasi silang melalui
kisi-kisi atau jendela.

 Penghawaan buatan
Pemakaian penghawaan buatan/ventilasi mekanis terdiri dari :

- Exhaust ventilation, pada prinsipnya adalah mengisap udara


dalam ruangan dan dikombinasikan dengan fan, yang
mengalirkan udara baru ke ruangan.

II - 16
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

- Sistem AC (Air Conditioning) yang terdiri dari system


setempat (window unit, through the wall unit, cabinet unit)
dan system sentral (dimana seluruh/sebagain peralatannya
terpisah sama sekali dari ruangan yang akan didinginkan).

 Komunikasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatan yang ada maka diperlukan peralatan
komunikasi yang terdiri atas :

 Komunikasi telepon
 Interkom
 Telex
 Sound system control
 Sistem pengeras suara khusus

 Penangkal petir
 Sistem Franklin
Dengan memasang logam runcing pada bagian bangunan paling tinggi
sehingga system ini melindungi bangunan pada area yang terbentuk
kerucut, dimana tingginya sama dengan jari-jari alas kerucut.

 Sistem Faraday
Dengan memasang jaringan tiang kecil yang dipasang di atap dengan ringgi
tiang tidak lebih dari 50 cm dan masing-masing dengan seutas kawat
tembaga.

Secara garis besar tahapan perencanaan ini dapat digambarkan seperti gambar 2.2 Flowchart
Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya.

II - 17
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Gambar 2.2
Flow Chart Tahapan
Perencanaan Renovasi/Penambahan Ruang Puskesmas Harapan Raya

II - 18
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

2.3 Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia no.28 tahun 2002 tentang Bangunan


gedung, selanjutnya melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, maka segala
ketentuan yang tercantum akan dijadikan acuan dalam Penyusunan Kegiatan Penyusunan
DED Rehabilitasi PUSDIKLAT Kwartir Daerah 04 Riau, antara lain adalah :

a. Bangunan Gedung memiliki definisi ”bangunan yang berfungsi sebagai tempat


manusia melakukan kegiatannya untuk kegiatan hunian atau tinggal, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, dan/atau kegiatan khusus.”
b. Sedangkan definisi dari Bangunan Gedung Negara adalah ”bangunan gedung
untuk keperluan dinas yang menjadi/kekayaan milik negara dan diadakan dengan
sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, dan/atau
sumber pendanaan lainnya, antara lain seperti gedung kantor, gedung sekolah,
gedung rumah sakit, gudang, dan rumah negara”.

II - 19
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAT KOMPLEKSITAS :

A. BANGUNAN SEDERHANA
Bangunan gedung negara yang termasuk sebagai bangunan sederhana didasarkan pada

1. Fungsi : bangunan gedung Sekolah Dasar dan bangunan gedung SLTP/SMA,


bangunan rumah tipe C/D/E, bangunan puskesmas, bangunan gedung kantor
tingkat pelayanan kecamatan dan yang setara.
2. Teknologi : bangunan dengan teknologi sederhana.
Jumlah lantai : bangunan dengan jumlah lantai sampai dengan 2 lantai

B. BANGUNAN TIDAK SEDERHANA


Berdasarkan Klasifikasi Bangunan Gedung Negara, maka terdapat klasifikasi Bangunan
Tidak Sederhana, adalah bangunan gedung negara dengan karakter tidak sederhana
serta memiliki komplekstisitas dan atau teknologi tidak sederhana. Masa
penjaminan kegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.

Yang termasuk klasifikasi bangunan Tidak Sederhana, antara lain:

 Gedung kantor yang belum ada desain prototipenya, atau gedung kantor
dengan luas diatas dari 500m² atau gedung kantor bertingkat diatas 2 lantai
 Bangunan rumah dinas tipe A dan B; atau rumah dinas C,D, dan E yang
bertingkat
 Gedung Rumah Sakit dengan klas A,B,C, dan D
 Gedung Pendidikan Tinggi Universitas/Akademik atau Gedung Pendidikan
dasar/lanjutan bertingkat diatas dua lantai.

Berdasarkan klasifikasi yang telah dijabarkan diatas maka dapat dipastikan bahwasanya
bangunan Puskesmas Harapan Raya adalah bangunan negara yang masuk kedalam
klasifikasi Bangunan Sederhana. Ini dikarenakan mengacu kepada komplektisitas,
luasan lahan dan bangunan yang akan direncanakan serta teknologi yang dipakai adalah
sederhana.

II - 20
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Disamping telah ditetapkan klasifikasi sebagaimana telah di jelaskan diatas, bangunan negara
juga memiliki ketentuan/standar luas, yaitu:

a. Gedung Kantor
Dalam menghitung luasan ruang bangunan gedung kantor yang diperlukan, maka dapat
dihitung berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

 Stándar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi tidak
sederhana rata-rata sebesar 9,6 m²/ personel
 Standar luas ruang gedung kantor pemerintah yang termasuk klasifikasi
sederhana rata-rata sebesar 8m²/personel

Kebutuhan total luas gedung kantor dihitung berdasarkan jumlah personel yang akan
ditampung dikalikan stándar luas sesuai dengan klasifikasi bangunannya.

Kemudian untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau
ruang pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung secara tersendiri di luar luas
ruangan untuk seluruh personel yang akan ditampung.

b. Rumah Negara
Standar luas rumah negara ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan tipe serta
peruntukkannya, seperti :

Tipe Luas Bangunan Luas Lahan *)

Khusus 400 M² 1.000 M²

A 250 M² 600 M²
B 120 M² 350 M²
C 70 M² 200 M²
D 50 M² 120 M²
E 36 M² 100 M²

*) Luas lahan disesuaikan dengan kondisi daerah/ketentuan yang diatur dalam RTRW yang di tuangkan dalam Peraturan Daerah(Perda).

II - 21
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

c. Standar Luas Gedung Negara Lainnya.


Standar luas gedung negara lainnya, seperti: sekolah/universitas, rumah sakit dan lainnya
mengikuti ketentuan-ketentuan luas ruang yang dikeluarkan oleh instansi yang
bersangkutan.

Secara umum pedoman teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam:

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998 tentang


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000 tentang
ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
 Peraturan daerah setempat tentang bangunan Gedung, serta
 Standar teknis lainnya yang berlaku.

Persyaratan teknis bangunan gedung negara harus tertuang secara lengkap dan jelas pada
RKS(Rencana Kerja dan Syarat-syarat dalam Dokumen Perencanaan)

Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan gedung negara adalah sebagai berikut:

d. Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan


Persyaratan tata bangunan dan lingkungan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-
ketentuan yang harus dipenuhi dalam pembangunan bangunan gedung negara dari
segi tata bangunannya dan tata lingkungannya, sesuai dengan ketentuan yang diatur

II - 22
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kapbupaten/Kota atau Peraturan


Daerah tentang bangunan Gedung Kabupaten/Kota yang bersangkutan, yaitu:

 Peruntukan Lokasi
Setiap bangunan gedung negara harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam RTRW Kabupaten/Kota yang bersangkutan

 Jarak antar Blok dan Massa Bangunan


Sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan
Gedung, maka jarak antar blok/masa bangunan harus mempertimbangkan
hal-hal seperti:

 Keselamatan terhadap bahaya kebakaran


 Kesehatan, termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan
 Kenyamanan
 Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan
 Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan gedung negara, sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Daerah setempat tentang ketinggian maksimum bangunan pada
lokasi, maksimum adalah 8 lantai

Untuk bangunan negara yang akan dibangun lebih dari 8 lantai, harus mendapat
persetujuan dari:

 Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan


Nasional/Ketua Bappenas setelah memperoleh pendapat teknis dari
Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah, untuk bangunan gedung
negara yang pembiayaannya bersumber pada APBN
 Gubernur, setelah memperoleh pendapat teknis dari instansi Teknis
setempat, untuk bangunan gedung negara yang pembiayaannya
bersumber pada APBD Provinsi
 Bupati/Walikota, setelah meperoleh pendapat teknis dari instansi teknis
setempat, untuk bangunan gedung negara yang pembiayaannya
bersumber pada APBD Kabupaten/Kota

II - 23
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Ketinggian Langit-langit/Plafon
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah 2,80 meter
dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung olahraga, ruang
pertemuan dan bangunan lainnya dengan fungsi yang memerlukan ketinggian
langit-langit khusus, agar mengikuti SNI(Standar Nasional Indonesia) yang
berlaku

 Koefisien Dasar Bangunan(KDB)


Ketentuan besarnya Koefisien Dasr Bangunan(KDB) mengikuti ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung untuk
lokasi yang bersangkutan

 Koefisien Lantai Bangunan


Ketentuan besarnya Koefisien Lantai Bangunan(KLB) mengikuti ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung untuk
lokasi yang bersangkutan

 Koefisien Daerah Hijau


Perbandingan antar luas seluruh daerah hijau dengan luas persil bangunan gedung
negara, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah Setempat
tentang bangunan, harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan:

 Daerah resapan air


 Ruang Terbuka Hijau(RTH)
Untuk bangunan gedung yang mempunyai KDB kurang dari 40% harus
mempunyai KDH minimum sebesar 15%

 Garis Sempadan Bangunan


Ketentuan besarnya Garis Sempadan, baik garis sempadan pagar maupun Garis
Sempadan Bangunan harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Daerah setempat tentang Bangunan Gedung untuk lokasi yang bersangkutan

II - 24
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Wujud Arsitektur
Wujud Arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut:

 Mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara


 Seimbang,serasi, dan selaras dengan lingkungannya
 Indah namun tidak berlebihan
 Effisien dalam penggunaan sumber daya dalam pemanfaatan dan
pemeliharaannya
 Memenuhi tuntutan sosial budaya setempat
 Pelestarian bangunan sejarah

 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan Bangunan


Bangunan gedung negara harus di lengkapi dengan prasarana dan saran bangunan
yang memadai pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana bangunan yang
harus ada pada bangunan gedung seperti:

 Sarana parkir kendaraan


 Sarana untuk penyandang CACAT
 Sarana penyediaan air bersih
 Sarana drainase, limbah, dan sampah
 Sarana ruang terbuka hijau
 Sarana Hidran kebakaran halaman
 Sarana penerangan halaman
 Sarana jalan masuk dan keluar

 Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) dan Asuransi


Setiap pembangunan bangunan gedung negara harus mempengaruhi persyaratan
K3, sesuai yang ditetapkan dalam surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja

 pada tempat kegiatan konstruksi, dan atau peraturan penggantinya

II - 25
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Ketentuan Asuransi selama pelaksanaan pembangunan bangunan gedung


negara mengikuti ketentuan yang berlaku

e. Persyaratan Bahan Bangunan


Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara diupayakan menggunakan bahan
bangunan setempat/produksi dalam negeri. Termasuk bahan bangunan sebagai
bagian dari sistem fabrikasi komponen bangunan. Spesifikasi teknis bahan
bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:

 Bahan Penutup Lantai


 Bahan penutup lantai menggunakan bahan ubin PC, teraso, keramik,
papan kayu, vinyl, marmer, granit, granito, maupun karpet yang
disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya
 Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan

 Bahan Dinding
Bahan dinding terdiri dari bahan untuk dinding pengisi atau partisi, dengan
ketentuan sebagai berikut:

II - 26
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Bahan dinding pengisi: batubata, batako, papan kayu, kaca dengan rangka
kayu/alumunium, panil grc. Dan/atau alumunium
 Bahan dinding partisi: kayu lapis, kaca, particle board dan/atau
bangunannya.
 Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan bahan jenis dinding yang digunakan
 Untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat
lanjutan/menengah, rumah negara, dan bangunan gedung lainnya yang
telah ada komponen fabrikasinya, bahan dindingnya dapat
menggunakan bahan prefavrikasi yang telah ada
 Bahan Langit-langit
Bahan langit-langit terdiri atas rangka langit-langit dan penutup langit-langit:

 Bahan kerangka langit-langit: digunakan bahan yang memenuhi standard


teknis. Untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang setara,
digunakan rangka kayu kelas kuat II dengan ukuran minimum:
 5/7cm untuk balok pembagi
 6/12cm untuk balok penggantung; dan
 5/10cm untuk balok tepi
Untuk bahan penutup akustik atau gypsum digunakan kerangka alumunium
yang bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan

 Bahan penutup langit-langit: kayu lapis, alumunium, akustik, gypsum,


atau sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi
bangunannya
 Lapisan finishing yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan
sesuai dengan jenis bahan penutup yang digunakan.

 Bahan penutup Atap


 Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus memenuhi ketentuan
yang diatur dalam SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku tentang bahan
penutup atap, baik berupa genteng, sirap, seng, alumunium , maupun
asbes bergelombang. Untuk penutup atap dari bahan beton harus
II - 27
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

diberikan lapisan kedap air. Penggunaan bahan penutup atap


disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi
daerahnya
 Bahan kerangka penutup atap: digunakan bahan yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka
kayu kelas kuat II dengan ukuran:
 2/3 cm untuk reng
 5/7 cm untuk kaso

 Bahan Kosen dan Daun Pintu/Jendela


Bahan Kosen dan Daun Pintu/Jendela mengikuti ketentuan sebagai berikut:

 Digunakan kayu kelas kuat II dengan ukuran minimum 5.5cm x 11cm dan
di cat kayu atau di pelitur sesuai dengan persyaratan standar yang
berlaku
 Rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu lapis/teakwood
digunakan kayu kelas kuat II dengan ukuran min. 3.5cm x 10cm, khusus
untuk ambang bawah min. 3.5cm x 20cm. Daun pintu dilapis dengan
kayu lapis yang dicat kayu atau di pelitur
 Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat II, dengan ukuran
rangka min. 3,5cm x 8cm. Di cat kayu atau dipelitur
 Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat II dengan iukuran rangka
minimum 3,5 cm x 8 cm yang dicat kayu atau dipelitur
 Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela disesuaikan dengan
fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya
 Bahan Struktur
Bahan Struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang, struktur kayu
maupun struktur baja harus mengikuti Standar Nasional Indonesia tentang
bahan bangunan yang berlaku

II - 28
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Ketentuan penggunaan bahan bangunan untuk bangunan gedung negara tersebut diatas,
dimungkinkan disesuaikan dengan kemajuan teknologi bahan bangunan, khususnya disesuaikan
dengan kemampuan sumberdaya setempat dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan
keawetannya sesuai dengan peruntukkan yang telah ditetapkan. Ketentuan lebih rinci agar
mengikuti ketentuan yang diatur dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) yang berlaku.

f. Persyaratan Struktur Bangunan


Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan keselamatan(safety) dan
kelayanan (serviceability) dan standar konstruksi bangunan yang berlaku.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara secara umum meliputi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

 Struktur Pondasi
 Struktur Lantai
 Struktur Kolom
 Rangka Atap dan Kemiringan Atap

II - 29
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

g. Persyaratan Utilitas Bangunan


Utilitas yang berada didalam dan diluar bangunan gedung negara harus memenuhi
persyaratan standar utilitas bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknis utilitas
bangunan gedung negara meliputu ketentuan-ketentuan:

 Air Bersih
 Setiap pembangunan baru bangunan gedung negara harus dilengkapi dan
disediakan dari saluran air minum kota (PDAM), atau sumur
 Setiap bangunan negara, selain rumah negara(yang bukan dalam bentuk
Rusun), harus menyediakan air bersih untuk keperluan
pemadaman kebakaran dengan mengikuti ketentuan dalam SNI yang
berlaku
 Bahan pipa yang digunakan harus mengikuti ketentuan teknis yang
ditetapkan

 Saluran Air Hujan


 Pada dasarnya semua air hujan harus di alirkan ke jaringan umum kota.
Apabila belum tersedia jaringan umum kota, maka harus dialirkan

II - 30
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

memalui proses peresapan atau cara lain dengan persetujuan instansi


teknis terkait
 Ketentuan lebih lanjut mengikuti ketentuan ketentuan dalam SNI yang
berlaku

 Pembuangan Air Kotor


 Semua air kotor yang berasal dari Dapur, kamar mandi, dan tempat
cuci, pembuangannya harus melalui pipa tertutup dan/atau terbuka
sesuai dengan persyaratan yang berlaku
 Pada dasarnya pembuangan air kotor yang berasal dari dapur, kamar
mandi, dan tempat cuci, harus dibuang atau dialirkan ke saluran
umum kota
 Tetapi apabila ketentuan pada butir 2) tersebut tidak mungkin
dilaksanakan, karena belum terjangkau oleh saluran umum kota atau
sebab-sebab lain yang dapat diterima oleh instansi teknis yang
berwenang, maka pembuangan air kotor harus melalui proses
pengolahan/ atau peresapan

 Pembuangan Limbah
 Setiap bangunan gedung negara yang dalam pemanfaatannya
mengeluarkan limbah cair atau padat harus dilengkapi dengan tempat
penampungan dan pengolahan limbah, sesuai dengan ketentuan dari
peraturan yang berlaku
 Tempat penampungan dan pengolahan limbah dibuat dari bahan kedap
air, dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

 Pembuangan Sampah
 Setiap bangunan negara harus dilengkapi dengan tempat penampungan
sampah sementara yang besarnya disesuaikan dengan volume sampah

II - 31
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan ketentuan dari peraturan


yang berlaku
 Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan kedap
air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas
pembuangan sampah dari Dinas Kebersihan Setempat

 Sarana Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai fasilitas pencegahan dan
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam:

 Keputusan Menteri Negara Peekrjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang


Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan dan Lingkungan, dan
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.11/KPTS/2000 tetntang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Bahaya Kebakaran di
Perkotaan
 Peraturan Daerah setempat tentang penanggulangan dan Pencegahan
Bahaya Kebakaran beserta standar-standar teknis yang berlaku
 Instalasi Listrik
 Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman sesuai
dengan peraturan umum instalasi listrik yang berlaku
 Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk kepentingan
umum, bangunan khusus, dan gedung kantor tingkat
Departemen/Kementrian/Lembaga Tinggi/Tertinggi negara, harus
memiliki pembangkit listrik darurat sebagai cadangan, yang besar
dayanya dapat memenuhi kesinambuangn pelayanan
 Penggunaan pembangkit tenaga Listrik harus memenuhi syarat
keamanan terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan

II - 32
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Penerangan Alam/Pencahayaan
 Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai penerangan
alam/pencahayaan yang cukup sesuai dengan fungsi ruang dalam
bangunan tersebut, sehingga kesehatan dan kenyamanan pengguna
bangunan dapat terjamin
 Ketentuan besarnya pencahayaan dan sarana/prasarananya mengikuti
ketentuan standar yang berlaku

 Tata Udara
 Setiap bangunan harus mempunyai tata udara yang sehat gara terjadi
sirkulasi udara segar didalam bangunan untuk menjaga kesehatan dan
kenyamanan penghuni /penggunanya
 Pengggunaan tata udara mekanik (air-conditioning) harus mengikuti
ketentuan standar yang berlaku
 Pemilihan jenis tata udara mekanik harus sesuai dengan fungsi
bangunan dan perletakan instalasinya tidak mengganggu wujud
bangunan

 Sarana Transportasi Dalam Bangunan


 Setiap bangunan bertingkat harus dilengkapi dengan sarana transportasi
vertikal yang memadai, baik berupa tangga, eskalator, dan atau
elevator(lift)
 Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat di atas 5 lantai harus di
lengkapi oleh lift
 Penggunaan lift harus memperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan,
jumlah pengguna, waktu tunggu, dan jumlah lantai bangunan
 Pemilihan jenis lift harus mempertimbangkan jaminan pelayanan purna
jualnya
 Ruang lift harus merupakan dinding tahan api
 Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dari standar sarana
komunikasi yang berlaku

II - 33
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Sarana Komunikasi
 Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi
dengan sarana komunikasi intern dan ekstern
 Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus berdasarkan pada
fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan
 Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan dari standar penangkal
petir yang berlaku

 Penangkal Petir
 Penentuan jenis dan Jumlah sarana penangkal petir untuk bangunan
gedung negara harus berdasarkan pada lokasi bangunan, fungsi
bangunan dan kewajaran kebutuhan
 Ketentuan lebih rinci harus mengikuti ketentuan daripada standar
penangkal petir yang berlaku

 Instalasi Gas
 Instalasi Gas yang dimaksud meliputi instalasi gas pembakaran seperti
gas kota/LPG dan instalasi medis seperti gas oksigen, gas Nitrogen
Dioksida(N2O), udara tekan, dsb
 Rancangan sitem instalasi dan ukuran pipa gas mengikuti ketentuan
standar teknis yang berlaku

 Kebisingan dan Getaran


 Bangunan gedung negara harus memperhitungkan baku tingkat
kebisingan dan atau getaran sesuai dengan fungsinya, dengan
mempertimbangkan kenyamanan dan kesehatan sesuai dengan standar
teknis yang berlaku
 Untuk bangunan gedung negara yang karena fungsinya mensyaratkan
baku tingkat kebisingan dan/atau getaran tertentu, agar mengacu pada

II - 34
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

hasil analisis mengenai dampak lingkungan yang telah dilakukan atau


ditetapkan oleh ahli

 Aksesibilitas bagi penyandang cacat


Bangunan gedung negara yang berfungsi untuk pelayanan umum dan sosial harus
dilengkapi dengan

 fasilitas yang memberikan kemudahan bagi penyandang cacat


 Ketentuan lebih lanjut mengenai aksesibilitas bagi penyandang cacat
mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No.468/KPTS/1999 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada
bangunan Umum dan Lingkungan

h. Persyaratan Sarana Penyelamatan


Setiap bangunan gedung negara haruslah dilengkapi dengan sarana penyelamatan dari
bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan standar sarana
penyelamatan bangunan (SNI) yang berlaku. Spesifikasi teknis sarana
penyelamatan bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:

 Tangga Penyelamatan
II - 35
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari atau sama
dengan 3 lantai harus mempunyai tangga penyelamatan
 Tangga Penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan api,
miimum 2 jam, dengan arah bukaan ke tangga dan dapat menutup
secara otomatis. Pintu harus di lengkapi dengan lampu dan petunjuk
KELUAR atau EXIT
 Tangga penyelamatan yang terletak didalam bangunan harus dipisahkan
dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap, serta jarak
capai max. 25 m
 Lebar tangga penyelamatan minimum adalah 1.20 m
 Tangga penyelamatan tidak boleh berbentuk tangga puntir
 Ketentuan lebih lanjut tentang tangga penyelamatan mengikuti
ketentuan-ketantuan yang diatur dalam standar yang berlaku.

 Penerangan Darurat dan Tanda Penunjuk Arah Keluar


 Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan
umum seperti: kantor, pasar, rumah sakit, rumah, negara
bertingkat(rumah susun), asrama , sekolah, dan tempat ibadah harus
dilengkapi dengan penerangan darurat dan tanda penunjuk arah
KELUAR/EXIT
 Tanda KELUAR/EXIT atau panah penunjuk arah harus ditempatkan
pada persimpangan koridor, jalan keluar menuju ruang tangga, balkon
atau teras, dan pintu menuju tangga
 Ketentuan lebih lanjut tentang penerangan darurat dan tanda penunjuk
arah keluar mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam standar
yang berlaku.

 Pintu Darurat
 Setiap bangunan gedung negara yangb bertingkat lebih dari atau sama
dengan 3 lantai harus dilengkapi dengan pintu darurat

II - 36
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

 Lebar pintu darurat min. 100 cm, membuka ke arah tangga


penyelamatan, kecuali pada lantai dasar membuka kearah
keluar(halaman)
 Jarak antara pintu darurat dalam satu blok bangunan maksimum 25 m
dari segala arah
 Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam standar yang berlaku.

 Koridor/Selasar
 Lebar koridor minimum 1,80 m
 Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu kebakaran atau arah keluar
yang terdekat tidak boleh lebih dari 25 m
 Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda penunjuk yang
menunjukkan arah ke pintu kebakaran atau arah keluar.

 Sistem Peringatan Bahaya


 Setiap bangunan gedung negara untuk pelayanan dan kepentingan
umum seperti: kantor, pasar, rumah sakit, rumah negara
bertingkat(rumah susun), asrama, sekolah, dan tempat ibadah harus di
lengkapi dengan sistem komunikasi internal dan sistem peringatan
bahaya
 Sistem peringatan bahaya dan komunikasi internal tersebut mengacu
pada ketentuan/standar teknis yang berlaku
Secara skematis, Persyaratan Keandalan Bangunan seperti yang telah diuraikan di atas
dapat dijelaskan pada diagram sebagai berikut.

II - 37
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

2.4 Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Negara

1. Lingkup Pekerjaan
Layanan utama jasa konsultan merupakan pekerjaan Perencanaan ini yang
dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut :
- Tahap Persiapan Perencanaan
- Tahap Konsep Rencana Teknis
- Tahap Pra Rencana Teknis
- Tahap Pengembangan Perencanaan
- Penyusunan Desain Perencanaan Teknis & Rencana Kerja Syarat-syarat
Teknis/Dokumen Pelelangan
- Tahap asisten tender

2. Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan


Pelaksanaan tahapan-tahapan pekerjaan perencanaan perancangan dilaksanakan
sebagai berikut : Setiap tahapan perencanaan perancangan dapat dilaksanakan jika
tahap pekerjaan sebelumnya telah mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
1. Tahap Persiapan Perencanaan
- Sebelum kegiatan perencanaan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan
seluruh data dan informasi dari Pengguna, maupun Pihak lain yang terkait
tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar maksud dan tujuan
pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna.
- Pada tahap ini konsultan melakukan persiapan perancangan meliputi
pemeriksaan seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisis
dan pengolahan data yang menghasilkan:
a) Interprestasi terhadap KAK
b) Program perencanaan perancangan, yang digunakan sebagai dasar atau
konsep perencanaan perancangan setelah mendapat keputusan dari
Pemberi Tugas.

II - 38
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

c) Konsepsi perencanaan perancangan, yang merupakan dasar pemikiran


dan pertimbangan-pertimbangan semua bidang yang melandasi
perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, dasar
filosofi, kebutuhan, tujuan dan kendala proyek. Setelah mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas, konsepsi ini dipakai sebagai dasar
perencanaan perancangan selanjutnya.

2. Penyusunan Pra rencana


Pada tahap ini berdasarkan konsepsi Perencanaan Perancangan yang paling
sesuai dan dapat memenuhi persyaratan program kebutuhan, konsultan menyusun
pola dan gubahan bentuk, sistem bangunan yang diwujudkan dalam gambar-
gambar. Sedangkan nilai fungsional disajikan dalam bentuk diagram-diagram.
Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti prakiraan struktur,
penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya dan waktu pelaksanaan
pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis.
Setelah mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas, maka konsultan dapat
melanjutkan ketahap selanjutnya.
Sasaran pada tahap ini adalah :
- Membantu pengguna dalam memperoleh pengertian atas program, filosofi dan
konsep yang dirumuskan oleh konsultan.
- Mendapatkan pola dan gubahan bentuk bangunan.
- Memperoleh kesesuaian pengertian yang tepat atas konsepsi dan kesesuaian
lahan dan lingkungan.
- Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsepsi terhadap Arsitektur
lingkungan dan Arsitektur kota.
Hasil yang diperoleh berupa Laporan Pra Rencana Teknis atau Laporan Antara
(Interim Report).

3. Penyusunan Pengembangan Perencanaan


a. Pada tahap pengembangan perencanaan, konsultan akan bekerja atas dasar
pra rencana yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas untuk menentukan :

II - 39
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

- Sistem konstruksi/struktur bangunan dan sistem mekanikal-elektrikal


dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya secara terpadu.
- Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi dan
nilai biayanya.
- Prakiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan
yang dipakai, kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar,
diagram sistem dan laporan tertulis.

Setelah mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas, maka konsultan dapat


melanjutkan ketahap selanjutnya.

b. Sasaran tahap ini adalah :


- Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter
bangunan secara menyeluruh dan terpadu.
- Untuk mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan fungsi, estetika, struktur, waktu dan biaya.

4. Tahap Desain Perencanaan Teknis


a. Rencana Desain Perencanaan Teknis
Pada tahap ini konsultan menerjemahkan konsepsi rancangan yang
terkandung di dalam rencana pelaksanaan dan detail ke dalam format
Dokumen Pelelangan, yaitu : Gambar Kerja, Uraian Rencana Kerja dan
Syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS) serta anggaran biaya
(RAB) termasuk daftar volume (Bill of Quantity/BOQ).

b. Sasaran tahap ini adalah :


Untuk membantu Pemberi Tugas dalam merumuskan kebijakan dan
memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk mendapatkan keputusan
tindakan pada waktu pelaksanaan konstruksi, khususnya masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rancangan yang dibuat oleh konsultan.

II - 40
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

2.5 Output Pekerjaan

1. Output Tahap Persiapan Perencanaan/Laporan Pendahuluan


Pada tahap ini keluaran dari konsultan berupa tanggapan terhadap kerangka acuan
kerja yang memuat :
 Penjabaran maksud dan tujuan
 Metodologi dan pendekatan atau teori yang akan digunakan
 Rencana kerja dan jadwal kegiatan
 Bahan pengumpulan data/survei/rancangan quesioner, penjelasan cara-cara
pelaksanaan survei, serta penjelasan data yang harus dikumpulkan.
 Metode yang digunakan dalam analisis
 Data dan informasi awal yang terkait
 Rencana analisis/metode yang digunakan
 Jadwal kegiatan.

2. Output Tahap Penyusunan Pra Rencana


Gambar Pra Rencana, terdiri dari :
 Gambar situasi skala 1: 200 atau disesuaikan dengan informasi yang ada.
 Gambar tata letak Monume Tugu serta pola ruang luar tapak skala 1 : 200.
 Gambar denah, tampak dan potongan skala 1 : 100, atau disesuaikan.
 Pemilihan struktur, konstruksi dan bahan.
 Gambar sistem elektrikal dan mekanikal.
 Prakiraan Biaya Awal

3. Tahap Penyusunan Pengembangan Perencanaan


Tahap pengembangan perencanaan merupakan penjabaran dari Pra Rancangan yang
sudah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas, berupa penataan tapak, Monumen
Tugu, sistem struktur, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, yang mencakup :
 perhitungan dan sistem struktur
 perhitungan dan sistem jaringan supply dan distribusi utama utilitas

II - 41
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Semua sub sistem tersebut meliputi : listrik dan tata cahaya.

4. Perencanaan Teknis
1. Gambar Arsitektur (AR)
 Tapak/Situasi skala 1 : 200, atau disesuaikan.
Menunjukkan gambar masa bangunan,
 Denah Monumen Tugu skala 1 : 100
Gambar yang menunjukkan :
 Ketinggian masing-masing bangunan
 Bahan bangunan yang dipakai
 Ukuran utama dan ukuran bersih
 Perletakan fixture
 Tampak skala 1 : 100
Gambar yang menunjukkan bentuk, pandangan ke arah 4 sisi bangunan
dengan memperlihatkan :
 Bahan bangunan
 Siar-siar vertikal atau alur-alur pada bangunan
 Ketinggian permukaan tanah
 Potongan skala 1 : 100
Gambar yang menunjukkan bentuk, pemakaian bahan bangunan dan
peralatan yang melekat pada bangunan.
 Detail skala 1 : 50 atau 1 : 20 atau 1 :10 atau 1 : 5
Gambar-gambar yang memberikan penjelasan mengenai :
 Elemen lantai dasar Monumen Tugu
Detail pemasangan lantai dengan lantai karena perbedaan ketinggian,
lantai dengan fixture.
 Elemen dinding
Detail pemasangan dinding dengan dinding vertikal karena perbedaan
material.
 Elemen atas

II - 42
Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Puskesmas Harapan Raya
APBD Tahun Anggaran 2023

Detail pemasangan kerangka atas, masing-masing pertemuan titik tumpu


yang berbeda, hubungan kerangka atap dengan penutup atas.
 Detail khusus
Detail-detail pekerjaan lain yang melekat pada bangunan.

2. Gambar Struktur (SR)


 Gambar diagram struktur
 Gambar detail dan penulangan elemen-elemen pondasi, dan struktur atas
skala 1 : 100, 1 : 50, 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5.
3. Gambar Elektrikal (EE)
 Gambar EE, daya dan penerangan
 Layout peralatan, penerangan, stop kontak termasuk detail pemasangan.
 One line diagram jaringan ditarik dari panel distribusi sampai ke titik
beban.
4. Penyusunan Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS) yang terdiri dari :
 Persyaratan Administrasi
 Spesifikasi Teknis dan Bahan
5. Bill of Quantity/Perincian Volume Pekerjaan
6. Membuat Anggaran Biaya Konstruksi
7. Menyusun dokumen lelang

II - 43

Anda mungkin juga menyukai