Anda di halaman 1dari 2

IDENTITAS BUKU

Judul buku :

Penulis :

Penerbit :

Cetakan :

Tahun terbit :

Tebal Buku :

Jumlah bab :

ISBN :

BIODATA PENULIS

Prof. Dr. Louis Leahy, SJ adalah ahli filsafat kelahiran Kanada, tahun 1927. Dia pernah mengajar di
Montreal dan Universitas Negeri Quebec sebagai guru besar tetap, dan di Universitas Ottawa serta
Universitas Sudbury, Kanada, sebagai dosen tamu. Pada tahun 1968-1975, dia mengajar di Vietnam.
Setelah diusir oleh komunis rezim Vietnam, dia mangajar sebagai dosen tamu di Institut Katolik
Afrika Barat (Abidjan, Pantai Gading) dan di Sekolah Tinggi Filsafat Kanisius (Kinshasa, Zaire) hingga
tahun 1979.

Akhirnya dia diminta kembali ke Asia Tenggara, yakni Indonesia untuk meneruskan pekerjaannya
sebagai dosen dan penulis. Sepuluh tahun pertama dia mengajar sebagai dosen tetap di I.K.I.P.
Sanata Dharma, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan (Yogyakarta). Pada tahun 1982 dia
memberi kursus metodologi penelitian filsafat bagi para dosen Fakultas Filsafat UGM (Yogyakarta),
serta ceramah-ceramah tentang filsafat manusia dalam rangka persiapan penataran pra S-3 di
fakultas yang sama (1985). Mulai tahun 1990, dia mengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
(Jakarta) sebagai dosen tetap, dan di Universitas Parahyangan (Bandung) sebagai dosen tamu, serta
Universitas Indonesia (Jakarta) sebagai pambantu dalam program Pasca Sarjana Fakultas Sastra,
mulai tahun akademis 1991-1992. Selain 18 buku filsafat (dalam bahasa prancis, Vietnam dan
Indonesia), dia juga menulis banyak artikel dalam beberapa majalah filsafat di Barat maupun Timur.

KANDUNGAN BUKU

Buku yang berjudul “Manusia di Hadapan Allah 1 : Masalah Ketuhanan Dewasa Ini” terdiri dari 4 bab
yang menjelaskan perihal gagasan tentang Allah, yang berdasar pada pandangan-pandangan atau
jawaban-jawaban negatif dan positif. Dimana pandangan-pandangan tersebut dibahas secara lugas
dalam buku ini.

Pada bagian pertama, penulis memaparkan tentang alasan aktualisasi masalah Allah serta kaitan
masalah Allah dengan masalah manusia. Alasan umum aktualisasi masalah Allah itu terlihat dalam
kenyataan bahwa setiap individu terpikirkan pertanyaan tentang arti kehidupannya serta arti
kehidupan manusia. Alasan lain yang lebih dekat yaitu; motif yang awalnya bersifat historis dan
psikologis berubah menjadi suatu pertanyaan yang bersifat mendesak. Masalah ketuhanan juga
berpangkal dari ketiga sifat manusia berikut; 1) manusia sebagai faktisitas, 2) manusia sebagai
transendensi, dan 3) manusia sebagai kebutuhan untuk mengerti.

Pada bagian kedua, penulis memaparkan pandangan-pandangan negatif yang menerangkan gagasan
tentang Allah. Yang pertama, Friedrich W. Nietzsche (1844-1900) mengkritik paham Kristen
merupakan suatu platonisme bagi rakyat, meremehkan badan, ajaran tentang dosa asal, paham
Kristen dan moral, serta paham Kristen selalu memihak kepada apa yang gila. Yang kedua, Emile
Durkheim (1858-1917) berkeyakinan bahwa paham totemisme merupakan bentuk agama yang
paling elementer serta sumber semua agama yang datang kemudian. Yang ketiga, Sigmund Freud
(1858-1939) mengatakan bahwa agama merupakan suatu penyakit syaraf (nevrosis) universal yang
bersifat obsesif. Yang keempat, Ludwig Feuerbach (1804-1872) menyatakan bahwa teologi adalah
antropologi, dimana agama timbul disebabkan oleh sebuah aspirasi, sebuah cita-cita, dimana sekian
banyak atribut kekal yang merupakan hakikat manusia diproyeksikan dalam suatu objek fantastis
yang disebut sebagai Allah. Yang kelima, Karl Marx (1818-1883) hanya memandang agama dan
gagasan Allah hanya sebagai fenomena yang menjadi ekspresi atas protes terhadap penindasan dan
penderitaan.

Pada bagian ketiga, penulis memaparkan pandangan-pandangan positif yang menerangkan gagasan
tentang Allah. Yang pertama, Teori Wahyu Primitif dipercayai beberapa orang dapat menjelaskan
asal usul agama dan gagasan mengenai Allah. Menurut mereka, fakta-fakta membuktikan hal
tersebut, atau paling tidak membuat teori tersebut masuk akal. Yang kedua, Teori Gagasan Bawaan
yang berpendapat bahwa setiap manusia memiliki gagasan bawaan tentang Allah di dalam hati dan
pikiran kita. Yang ketiga, Kegiatan Kodrati Roh Manusia dipercaya oleh sebagian besar pemikir
Kristen sebagai penjelasan yang cukup untuk asal usul gagasan tentang Allah.

Pada bagian keempat, penulis memaparkan tentang kurangnya argumen dari fenomena religius. Hal
ini meliputi kekurangan data-data tentang agama manusia prasejarah serta ateisme massal yang
melawan argumen sifat universal dan kodrati agama.

KELEBIHAN DAN MANFAAT BUKU

Kelebihan buku ini adalah disajikan secara sistematis dan ilmiah. Hal ini dapat dilihat dari
keterangan-keterangan yang berasal dari berbagai sumber disajikan dalam catatan kaki (footnote)
yang dapat membantu pembaca dalam menelusuri literatur tersebut. Dengan melihat sistematis
tulisan ini, dan banyaknya literatur yang digunakan, maka layaklah buku ini menjadi salah satu buku
yang berkualitas dari segi keilmuan.

Buku ini tentunya bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan keagamaan, baik
internal yang meliputi staf edukatif maupun non-edukatif juga eksternal seperti peserta didik, orang
tua, pemerintah, lapangan kerja, dan masyarakat luas.

Kekurangan buku

Secara keilmuan,

Anda mungkin juga menyukai