Anda di halaman 1dari 11

DATA PENELITIAN THARIQAT NAQSYABANDIYAH

JABAL QUBIS TANJUNG MORAWA


Nama Peneliti : Dinda Aulia
Kelas : BPI / B Semeter II
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pembimbing : Dr. Syawaluddin Nst, M.Ag
Tujuan : Disusun guna untuk memenuhi tugas ujian akhir semester II

1. SEJARAH SINGKAT PENDIRI YAYASAN

Yayasan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis pada mulanya didirikan pada tanggal 13
Oktober 1999 di Tanjung Morawa, Kab. Deli Serdang oleh Saidi Syekh H. Amir Damsar Syarif
Alam berdasarkan Akte Notaris Muchtar SH No. 1. Beliau mendirikan pesantren ini dengan
tujuan agar masyarakat setempat mampu melaksanakan kegiatan dalam memantapkan rohani dan
mental spritual dari semua kalangan usia.

Saidi Syekh H. Amir Damsar Syarif Alam merupakan Guru Besar Thariqat
Naqsyabandiyah yang menduduki silsilah ke-35 dari turunan Koto Tuo, Kumpulan, Bonjol,
Sumatera Barat. Beliau juga merupakan seorang putra Raja Mananti bin Mangaraja Enda bin
Patuan Na Sati yang memerintah di Kerajaan Losung Batu Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan
sebelum kolonial Belanda menjajah di Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 25 Nopember 1927.

Beliau mulai menuntut ilmu thariqat setelah panggilan tauhid terus menerus mendesak
hati beliau untuk mencari Guru supaya dapat membimbing dan menuntunnya ke arah yang
dicarinya. Berkat petunjuk Allah,dijumpakanlah Beliau dengan seorang Guru yang Mursyid,
seorang syekh turunan yangmempunyai silsilah dari Guru ke Guru hingga sampai ke diri
Rasulullah Saw, yaitu SaidiSyekh Maulana Haji Harun, ahli silsilah thariqat naqsyabandiyah
yang ke-34 dari turunan SaidiSyekh Maulana H. Ibrahim Kumpulan, Bonjol, Sumatera Barat.

Sesudah mendapat guru yang zuhud, yang tak banyak orang-orang di dunia
mengenalnyatetapi kerajaan langit sangat memuliakannya, maka mulailah Beliau membenamkan
dirinya,mengikuti, mengarungi khalwat atau suluk yang di mulai 10 hari, kemudian 20 hari

1
selanjutnya40 hari selama 7 tahun tahap demi tahap. Beliau mulai bertaubat nasuha dalam usia
37 tahun pada 1964, dan pada tahun 1971 dilantik menjadi Khalifah thariqat naqsyabandiyah,
langsungdiizinkan menyampaikan ajaran thariqat kepada orang lain dan sekaligus memimpin
suluknya,dengan tatacara dan kafiatnya, serta dalil keterangan yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist dan mengajarkannya kepada siapa yang mau dan mampu.Saidi Syekh H. Amir Damsar
Syarif Alam telah berlindung keharibaan Allah SWT pada 3Oktober 2003 dan Makamnya
terletak di kompleks Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Yayasan Jabal Qubis,
Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

2. Letak Geografis

Yayasan Pesantren Persulukan Naqsyabandiyah Jabal Qubis terletak di Desa Dagang


Kelambir, Dusun II Gg Wakaf Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Medan, Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia.

Akses menuju tempat persulukan jika dari Medan boleh dilewati dari jembatan Layang
Tol Belmera atau dari bawah fly over Amplas. Perjalanannya hanya lurus kemudian belok ke kiri
dari arah Barat Laut memasuki Gang Wakaf. Pesantren Persulukan akan tampak dari kejauhan
meski belum sampai karena arsitekturnya yang besar, megah dan berwarna hijau sehingga
terkesan sangat mencolok. Jika berkunjung menaiki mobil atau bus atau bahkan kenderaan yang
besar dan banyak, boleh memarkirkan kenderaan di tempat parkir yang disediakan oleh
pesantren. Tempatnya sangat luas sehingga mampu menampung begitu banyak kenderaan
pelawat.

Jika memasuki area parkiran, pada pojok kanan akan nampak pos utama yang berfungsi
sebagai tempat berlapor dan di pojok kiri akan nampak depot air kecil yang dimana merupakan
salah satu usaha dan sumber penghasilan milik pesantren.

3. Silsilah Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis

Silsilah mursyid berawal dari wahyu yang diturunkan Allah kepada jibril dan kemudian
disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, dan dari padanya turun kepada para sahabat
sehinggalah sampai kepada yang berikut ini:

1) Saidina Abu Bakar Siddiq R.a

2
2) Saidina Sulaiman Ra
3) Saidina Sulaiman Parsi Ra
4) Saidina Qasim Ra
5) Imam Jakfar Muhammad Syarif Ra
6) Saidina Syekh Abi Yasid Al Bustami Qs
7) Syekh Abil Hassan Kharqani Qs
8) Syekh Bi Ali Somad Bin Syekh Yusuf Hamdani Qs
9) Syekh Abdul Khaliq Fadjuan Qs
10) Syekh Arif Riukari Qs
11) Syekh Muhammad Waljiri Faknawi Qs
12) Syekh Lalal Ramaisir Qs
13) Syekh Baba Qs
14) Syekh Said Amin Kilali Qs
15) Syekh Muhammad Bahauddin Bukhari Qs
16) Syekh Alauddin Atari Qs
17) Syekh Abdul Alahrar Rasmipandy Qs
18) Syekh Muhammad Syuhdi Qs
19) Syekh Muhammad Dursi Qs
20) Syekh Maulana Khujukki Qs
21) Syekh Muhammad Baqi Qs
22) Syekh Akhmad Fakri Asir Hindi Qs
23) Syekh Muhammad Maksum Qs
24) Syekh Syaifuddin Qs
25) Syekh Nur Bilawani Qa
26) Syekh Syamsir Abdain Habinullah Janjanan Al Mathar Qs
27) Syekh Abdullah Dahlawi Hindi Qs
28) Syekh Maulana Diaalhaq Waddin Kurdi Bagdadi Qs
29) Syekh Abdullah Qs
30) Syekh Sulaiman Qarimi Qs
31) Syekh Sulaiman Zuhdi Qs
32) Syekh Maulana Ibrahim Qs

3
33) Syekh Maulana Abdul Jalil Qs
34) Syekh Haji Harus Qs
35) Syekh Haji Amir Damsar Syarif Alam, hinggalah pada akhirnya turun kepada mursyid
Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa atas izin Allah Swt, yaitu:
36) Syekh Haji Ghazali An Naqsyabandi

Adapun Syekh Haji Ghazali An Naqsyabandi yang pada saat itu merupakan
pewaris/penerus mursyid Thariqat lahir pada tanggal 15 Februari 1963 dan kemudian bergabung
kedalam Thariqat pada tahun 1988 dan diangkat menjadi seorang Khalifah Syekh pada tahun
2000, setelah itu diangkat pula menjadi mursyid pada tanggal 22 Mei 2003. Beliau tinggal di
Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa.

Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa saat ini
jumlah jemaahnya telah mencapai hingga ribuan orang dan menyebar/berkembang pula hingga
ke di daerah selain Sumatera Utara seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,
Jawa, Lampung, Bengkulu, Jakarta, Jogjakarta, dan banyak lagi yang terdiri dari berbagai strata
sosial seperti alim ulama, cendikiawan, Pegawai Negeri Sipil, anggota abdi negara seperti
TNI/Polri, anggota DPRD, petani, buruh, pedagang, mahasiswa, pelajar dan lain-lain.

Adapun berikut adalah nama-nama jemaah yang tekah diangkat menjadi Khalifah Syekh
Thariqat Nasyabandiyah di Jabal Qubis:

1. Ayang Aruan (Alm.), berdomisili di Dolok Masehul, Sumatera Utara


2. Jumingun Afiat (Alm.), berdomisili di Tanjung Morawa, Sumatera Utara
3. Tukiman JM (Alm.), berdomisili di Dolok Manampang, Sumatera Utara
4. Kharim (Alm.), berdomisili di Tebing Tinggi, Sumatera Utara
5. Tukiman (Alm.), berdomisili di Tanjung Morawa, Sumatera Utara
6. Ngadirin, berdomisili di Tanjung Morawa, Sumatera Utara
7. Muhammad Paing, berdomisili di Tanjung Morawa, Sumatera Utara
8. Baharuddin Lubis, , berdomisili di Sigambal, Sumatera Utara
9. Sagino, berdomisili di Sigambal, Sumatera Utara
10. Paidi, berdomisili di Sigambal, Sumatera Utara
11. Ir. Syukir Hamid (Alm.), Berdomisili di Bogor

4
Salah satu tugas Mursyid adalah mengangkat jemaah dari status Khalifah menjadi
Khalifah Besar setelah terpenuhi beberapa syarat, dan sebaliknya, mencabut status
Khalifah Besar menjadi Khalifah. Jika di data nama-nama yang telah diangkat menjadi
Khalifah Besar dari dulu hingga 2018, Jemaahnya mencapai hingga 100 orang yang
diangkat statusnya, diantara beberapa darinya adalah seperti yang berikut:

1) H. Surianto Sinaga, SH. MM bin U.T Sinaga, Tanjung Morawa, Sumatera Utara
2) Muhammad Nuh bin Salim, Bagan Toreh-Lab. Batu, Sumatera Utara
3) Bakir Aruan bin Kh. Syekh Ayang Aruan, Dusun Satu, Desa Blok 10 D. Masih, Sergai,
Sumatera Utara
4) H. Syahrin Adi K. Bim Saca dimaja, Tebing Tinggi, Sumatera Utara
5) H. Rusli Harahap bin Kh. Mansyur Harahap, Perbaungan Sumatera Utara
6) Potro bin Sakami, Dusun Brohol, Tebing Tinggi, Sumatera Utara
7) Agus Liyanto bin Parmin, Sergai, Sumatera Utara
8) Sutarman bin Ahmad Basuki, Ds. Pujo Rahayu, Sumatera Barat
9) H. Rivai Lubis Drs, bin Salohot Lubis, Serangan Langkat, Sumatera Utara
10) M. Irvan Bayur, SE, MMA, Cijantung, Psr. Rebo, Jakarta Timur, dan lain-lain nya.

4. Aktivitas yang dilakukan di Jabal Qubis

Pada tujuan utama terbentuknya tempat persulukan ini adalah agar masyarakat setempat
mampu melaksanakan kegiatan dalam memantapkan rohani dan mental spritual dari semua
kalangan usia. Maka dari itu aktifitas yang dilakukan adalah dengan mendengar ceramah,
berdzikir, berdakwah, bertasbih dan kegiatan-kegiatan lain yang mampu meningkatkan spritual
dan memperbaiki akhlak.

Selain itu, jemaah yang mengikuti Thariqat ini dianjurkan untuk bersuluk. Suluk adalah
suatu proses pelatihan rohani unuk senantiasa mengingat Allah, kegiatan ini dilakukan dengan
dzikir qolbu (dzikir hati) yang tata caranya diajarkan kepada siapa saja yang sukarelawan dan
berminat dan mampu menjalaninya. Tapi sebelumnya siapa yang ingin bersuluk harus di Bai’ah
terlebih dahulu atau istilahnya jika ingin masuk sekolah haruslah mendaftar terlebih dahulu.

5
Tambahan pula, selain dari kegiatan berdzikir dan bersuluk, di Jabal Qubis juga
melakukan kegiatan seperti berpolitik, bergabung sebagai anggota organisasi JATMI, dan
membuka forum komunikasi yang dilakukan di beberapa perguruan dan memilik prinsip saling
bekerja sama dalam kegiatan tetapi tidak mencampuri tatacara peribadatan paa masing-masing
perguruan.

5. Pemahaman Thariqat Naqsyabandiyah

Pemahaman Tauhid Jama‟ah Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa


adalah Ahlussunnah Wal Jama‟ah, yaitu kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan ahli fikih.
Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah
Khulafaurrasyidin setelahnya. Ahlussunnah Wal Jama‟ah itu tidak hanya terdiri dari satu
kelompok aliran, tapi ada beberapa sub-aliran, ada beberapa faksi di dalamnya. Golongan
Ahlussunnah Wal Jama‟ah berpendapat bahwa suatu golongan dapat dianggap atau diakui
sebagai muslim apabila memenuhi tiga syarat yaitu: Mengucapkan dua kalimat syahadat dengan
lisannya, ucapan itu diikuti kepercayaan dengan hatinya, dan dibuktikan dengan amal yang
nyata.

Adapun tentang dosa, Ahlussunah Wal Jama‟ah berpendapat bahwa orang yang
meninggalkan kewajiban dan mengerjakan dosa yang sampai ia mati belum bertaubat, maka
orang ini akan dihukum sama dengan orang mu‟min yang mengerjakan maksiat. Orang ini
apabila ia tidak diamppuni Allah SWT ia masuk neraka, tetapi tidak abadi. Ia akan lepas dari
siksa neraka setelah selesai menjalani hukuman neraka, tetapi ia juga akan merasakan nikmat
karena imannya. Sebutan Ahlussunah Wal Jama‟ah mengandung penyadaran kepada dua hal,
assunnah dan al-jama‟ah.

Pengertiannya adalah segala yang dinisbatkan kepada Nabi SAW, baik berupa sabda,
perbuatan, persetujuan, maupun sifat fisik dan non-fisik. Didalamnya, tercakup pula sunnah al-
khulafa‟ ar-rasyidin. Makna al-jama‟ah adalah ulama yang otoriatif pada setiap masa. Dengan
demikian, yang termasuk Ahlusunnah Wal Jama‟ah adalah umat islam yang pemahaman dan
pengalaman dan agamanya di dasarkan pada pemahaman dan pengamalan para Sahabar serta
sebagaimana yang di pahami dan diamalkan oleh generasi kemudian secara berkelanjutan yang
bersandar pada mata rantai keilmuan (sanad) yang tidak terputus sampai pada Nabi SAW, baik

6
dalam pandangan dan pemahaman (madzahib) maupun metode memahami (manahij al-fahm wal
al-istinbath). Yang oenting untuk di tekankan dalam hal ini adalah prinsip-prinsip interaksi
intelektual dan kebudayaan dalam mengadopsi dan mengadaptasi hal-hal baru yang ditemui
terutama oleh tiga generasi pertama.

Penekanan dari tauhid ini adalah kemutlakan kekuasaan Allah SWT sehinga dialah satu-
satunya yang menciptakan segala makhluk. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman tauhid Ahlussunah Wal Jama‟ah bermakna mengesakan Allah SWT dalam dzat,
sifat, dan perbuatannya.

6. LAMPIRAN

1. Poto Aula Pesantren Tampak Samping

7
2. Poto Tempat Parkir

3. Poto bersama beberapa panitia kurban setelah selesai gotong-royong

8
4. Poto Tampak Halaman Dalam Aula

9
5. Poto Usaha Kecil Depot Air

6. Poto Pos Utama

10
7. Daftar Pustaka
Fuad Said, 2005, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Jakarta, Pustaka Al Husna Baru, cet ke 5
Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi, 2018, Media Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis,
Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis, Tanjung Morawa
Dr. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag. Muhammad Basyrul Muvid, S.Pd.I, M.Pd.I, 2020,
Melacak Tarekat-Tarekat Muktabar di Nusantara,Goresan Pena, Anggota IKAPI, Jawa
Barat, cet ke-1

11

Anda mungkin juga menyukai