Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Azza Mahmiyya

Nim : 2204046064

TAREKAT SHIDDIQIYAH

Abstrak Dunia Islam mengenal berbagai macam aliran tasawuf. Dan di dalam tasawuf terdapat
berbagai macam tarekat. Mulai dari tarekat Qadiriyah, Naqsabandiyah, Khalwatiyah,
Syathariyah, Tijaniyah, Sammaniyah, Dasuqiyyah, Akbariyyah, Maulawiyyah, Kubrawiyyah,
Sahrawardiyyah, hingga Haddadiyah. Jumlahnya sangat banyak. Namun, yang mu'tabarah dan
dikenal masyarakat secara luas, berjumlah 44 tarekat. Semua aliran tasawuf tersebut
mengklaim telah mendapatkan ijazah dari guru-guru (mursyid) mereka, hingga terus
bersambung kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT. Dalam praktik kegiatannya, mereka
mengamalkan berbagai macam doa, zikir, dan wirid yang 'wajib' diamalkan oleh setiap
pengikutnya. Doa dan zikir itu, antara lain, berupa pujian kepada Allah, kalimat-kalimat
thayyibah, dan lain sebagainya. Semuanya digunakan sebagai 'jalan' untuk mendekatkan diri
kepada Allah sebagai ibadah tambahan. Salah satu tarekat yang juga melakukan hal yang sama
(zikir dan wirid), adalah Tarekat Shiddiqiyah

Pendahuluan
Tarekat Shiddiqiyyah adalah salah satu dari sekian banyak tarekat yang berkembang di
seluruh dunia. Konon, tarekat ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, meskipun pada
masa itu belum menggunakan nama Tarekat Shiddiqiyyah. banyak yang meyakini bahwa ajaran
tarekat ini diturunkan langsung dari Nabi Muhammad SAW melalui sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Kendati demikian, tidak ada sumber sejarah yang menyebutkan kapan tepatnya Abu Bakar
menerima ijazah tarekat ini.

Meski diyakini berasal langsung dari Nabi Muhammad SAW, namun keberadaan  Tarekat
Shiddiqiyyah sekarang ini di luar Indonesia sudah punah. Menurut Martin van Bruinessen dalam
bukunya yang berjudul Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Tradisi-tradisi Islam di Indonesia,
Tarekat Shiddiqiyyah merupakan tarekat lokal (Indonesia-Red), sehingga tidak banyak orang yang
mengetahui tentang keberadaan tarekat ini.
Pembahasan

A.TAREKAT SHIDDIQIYAH DI INDONESIA

Tarekat Shiddiqiyyah adalah salah satu aliran tasawuf yang berkembang di


Indonesia. Tarekat Shiddiqiyyah pertama kali muncul di Desa Losari, Kecamatan Ploso,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sekitar tahun 1958. Perkembangan Tarekat Shiddiqiyyah
berpusat di Pondok Pesantren Majma'al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah,
Jombang. Pondok pesantren penganut Tarekat Shiddiqiyyah ini didirikan dan dipimpin oleh
K.H. M. Muchtar bin Haji Much. Mu’thi. Adapun Tarekat Shiddiqiyyah disebut sebagai aliran
tarekat lokal karena tidak ditemukan di negara-negara lain di dunia.

Pendiri Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, K.H. M. Muchtar bin Haji Much. Mu’thi lahir di
Jombang pada 14 Oktober 1928 atau 28 Rabiul Awal 1347 H. K.H. M. Muchtar bin Haji
Much. Mu’thi yang juga dikenal sebagai Kiai Tar, merupakan salah satu ahli tasawuf di Jawa
Timur.  Ia pernah menimba ilmu di Pesantren Rejoso (Darul Ulum) selama enam tahun.
Kemudian, Kiai Muchtar Mu'thi pindah ke Pesantren Bahrul Ulum di Tambak Beras,
Jombang. Selama belajar di pesantren, Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan
membaca Alquran dan mengkaji kitab-kitab bersama para kyai. Kiai Muchtar Mu'thi juga
merupakan murid dari Syeikh Syueb Jamali Al Banteni. Syeikh Syueb Jamali banyak
mempengaruhi pemikiran Kiai Muchtar Mu'thi dalam mendirikan Tarekat Shiddiqiyyah di
Jombang. 

Tarekat Shiddiqiyyah sebenarnya digolongkan ke dalam thariqah gairu mu'tabarah (tarekat


yang tidak sah) oleh Jami'iyyah Ahli Tariqah al-Mu'tabarah Indonesia (JATMI) serta Nahdlatul
Ulama (NU). Shiddiqiyyah tidak dianggap sah karena dipandang sanad atau silsilah
tarekatnya terputus. Shiddiqiyyah disebut memiliki silsilah atau nasab yang panjang, dimulai
dari Muhammad Rasulullah SAW melalui sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, lalu turun ke
Salman al Farisi, Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar al-Siddiq, Imam Ja'far al-Shadiq,
Syeikh Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Sarwasyam al-Basthami, hingga kepada Syeikh Amin al-
Kurdi. Sementara itu, Kiai Muchtar Mu'thi menerima tarekat ini dari gurunya, Syeikh Syu'aib
Jamali, sehingga silsilahnya dikatakan terputus.

Tarekat Shiddiqiyyah juga terkesan ekslusif dan tidak termasuk dalam jaringan budaya NU
yang ada di Jombang. Kendati dianggap tidak sah, tarekat ini memiliki cukup banyak
pengikut di Jombang dan beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan, dikabarkan ada 22
Dewan Pimpinan Wilayah Tarekat Shiddiqiyyah di Indonesia, di antaranya adalah
Yogyakarta, Jawa Tengah, Bengkulu, Jawa Barat, Lampung, Jawa Timur, Bali, Jakarta,
Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, Banten, Jambi, hingga Kalimantan Barat dan
Sulawesi Tengah. Murid tarekat ini juga disebut mencapai lebih dari lima juta orang yang
terdiri dari berbagai usia, mulai dari remaja hingga orang tua.

B. AJARAN TAREKAT SHIDDIQIYAH

Tarekat Shiddiqiyyah disebut bertujuan mencari kebenaran Ma’rifatullah dengan cara yang
sebenar-benarnya atau shiddiq dalam Bahasa Arab. Tarekat ini juga merupakan ilmu
tasawuf atau kebersihan jiwa. Oleh sebab itu, penganut Tarekat Shidiqiyyah juga
dimaksudkan menjadi orang yang menjaga kebersihan jiwanya. Tarekat Shiddiqiyyah juga
memberikan tuntunan untuk dekat dengan Allah melalui Dzikir Jahar Nafi Isbat.

Selain itu, ajaran Tarekat Shiddiqiyyah juga memberikan tuntunan agar manusia mengenal
Allah dengan sebenar-benarnya melalui jalan Szikir Sirri Ismu Dzat. Szikir Sirri Ismu Dzat
dilakukan dengan berdiam diri dan duduk bersila serta lidah diletakkan di atas langit-langit
lalu menyebut Allah sebanyak 500 kali setiap selesai salat. Selain itu, masih banyak ajaran-
ajaran lain dari Tarekat Shiddiqiyyah, seperti bertaqwa kepada Allah melalui ibadah salat,
puasa, dan dzikir, serta beberapa tuntunan dalam kehidupan sosial.
Daftar Pustaka
Elmansyah, Patmawati.  (2019).  Sejarah & Eksistensi Tasawuf di Kalimantan Barat. (n.p.): IAIN

Pontianak Press. Huda, S. (2008). Tasawuf Kultural: Fenomena Shalawat Wahidiyah. Indonesia: LKiS.

Rohmah Siti.  (2021).  Buku Ajar Akhlak Tasawuf. (n.p.): Penerbit NEM.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/07/222659279/mengenal-tarekat-shiddiqiyyah-
aliran-tasawuf-dari-jombang?page=all.

Anda mungkin juga menyukai