Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN PAKET PRESERVASI JALAN & JEMBATAN

KALUKKU – SALUBATU – MAMBI – MALA’BO

KABUPATEN MAMASA

(Kasus Bahasan : Pekerjaan Talud Pada Paket Rekonstruksi Jalan &


Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo)

(PT. GLOBAL PROFEX SYNERGI)

KERJA PRAKTEK INDUSTRI

Karya tulis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Kerja
Praktek dari Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat

Oleh :

FEBRIAL

D0119381

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

JULI 2022
LEMBAR PERSETUJUAN KERJA PRAKTIK

LAPORAN PEKERJAAN PRESERVASI JALAN


KALUKKU-SALUBATU-MAMBI-MALABO
(Kasus Bahasan : Pekerjaan Talud Pada Paket Rekonstruksi Jalan &
Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo)
(PT. GLOBAL PROFEX SYNERGI)
Nama : Febrial
Nim : D0119381
Program Study : Teknik Sipil
Jenjang Pendidikan : S1
Alamat/lokasi : Kabupaten Mamasa
Waktu Pelaksanaan : 14 July 2022
Telah diperiksa dan disetujui :

Majene,…..,….........................,2022

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

(HJ.SYUKURIAH KATJO,ST.,MT) (BUDIMAN.,ST)


NIDN :
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat

(AMALIA NURDIN.ST.,MT)
NIDN. 198712122019032017

ii
LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK INDUSTRI

LAPORAN PEKERJAAN PRESERVASI JALAN


KALUKKU-SALUBATU-MAMBI-MALABO

(Kasus Bahasan : Pekerjaan Talud Pada Paket Rekonstruksi Jalan &


Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo)
(PT. GLOBAL PROFEX SYNERGI)

Disusun Oleh:
Febrial (D0119381)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal .........


Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji :

Penguji 1 Penguji 2

(Nurmiati Zamad. ST,.MT) (Akbar Indrawan Saudi, ST.,MT)


NIP. NIP.

Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat

(AMALIA NURDIN.ST.,MT)
NIDN. 198712122019032017

iii
LEMBAR NILAI

iv
ABSTRAK

LAPORAN PEKERJAAN PRESERVASI


JALAN KALUKKU-SALUBATU-MAMBI-
MALABO

(Kasus Bahasan : Pekerjaan Talud Pada Paket Rekonstruksi Jalan &


Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo)
(PT. GLOBAL PROFEX SYNERGI)

Syukuriah Katjo¹, Febrial²


Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat
Febrial0febri@gmail.com²
Berdasarkan Kurikulum perkuliahan yang di buat oleh Program Study
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat yang memberikan
tuntutan kepada mahasiswa untuk melakasanakan Kerja Praktek Industri sebagai
salah satu syarat utama dalam mengikuti mata kuliah Kerja Praktek, maka dalam
hal ini sebagai mahasiswa aktif pada Program Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat melaksanakan Kerja Praktek Industri pada proyek
Preservasi Jalan dan Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo Desa
Bambangbuda, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Provinsi
Sulawesi Barat guna untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi masyarakat
wilayah Kalukku, Salubatu, Mambi, Mala’bo yang dimana sebagian besar
penduduknya hidup dari sector pertanian, maka tingkatan jalan yang baik juga
harus menjadi salah satu penunjang utama dalam meningkatnya kepadatan
pengguna jalan. Didalam melaksanakan Kerja Praktek Industri ini metode yang
dipakai ialah pengamatan langsung di lapangan serta pengumpulan data baik
bersifat teknis maupun administrative. Pelaksanaan Kerja Praktek Industri ini pada
proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo

v
dilaksanakan dari berbagai jenis tahap mulai dari pengukuran, galian, sampai
pada pengujian Core Drill untuk mengetahui berapa ketebalan aspal yang sudah
dikerjakan dari hasil pengujian Laboratorium. Bagi mahasiswa yang hendak
melakukan Kerja Praktek Industri secara langsung di lapangan adalah lebih baik
bilamana melihat dan memahami dengan baik terlebih dahulu gambar kerja yang
ada supaya ketika turun langsung di lapangan bisa lebih mudah memahami arti,
maksud, serta ukuran – ukuran dari apa yang akan kita kerjakan misalnya
pemasangan Box Culvert dan masih banyak lagi.

Kata Kunci : kurikulum, preservasi, administrative, core drill, box culvert

vi
ABSTRACT

ROAD PRESERVATION WORK REPORT


KALUKKU-SALUBATU-MAMBI-MALABO

(Case Discussion : Talud Works on Road Reconstruction Package &


Kalukku Bridge – Salubatu – Mambi – Mala'bo)
(PT. GLOBAL PROFEX SYNERGI)

Syukuriah Katjo¹, Febrial²


Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of West Sulawesi
Febrial0febri@gmail.com²
Based on the lecture curriculum made by the Civil Engineering Study
Program, Faculty of Engineering, University of West Sulawesi, which demands
students to carry out Industrial Job Training as one of the main requirements in
participating in the Job Training course, in this case as an active student in the
Engineering Study Program Civil Engineering, Faculty of Engineering, University
of West Sulawesi carried out Industrial Practice Work on the Kalukku – Salubatu –
Mambi – Mala'bo Road and Bridge Preservation project, Bambangbuda Village,
East Rantebulahan District, Mamasa Regency, West Sulawesi Province in order to
support the economic growth rate of the people of the Kalukku region, Salubatu ,
Mambi, Mala'bo where the majority of the population lives from the agricultural
sector, a good road level must also be one of the main supports in increasing the
density of road users. In carrying out this Industrial Practice Work, the method
used is direct observation in the field and data collection, both technical and
administrative in nature. The implementation of this Industrial Practice Work on
the Kalukku - Salubatu - Mambi - Mala'bo Road and Bridge Preservation project
was carried out from various types of stages ranging from measurement,
excavation, to

vii
Core Drill testing to find out how much asphalt thickness has been done from the
results of laboratory tests. For students who want to do Industrial Internships
directly in the field, it is better if they see and understand well the existing working
drawings so that when they go directly to the field they can more easily understand
the meaning, purpose, and measurements of what we are going to do. do for
example the installation of Box Culvert and much more.

Keywords: curriculum, preservation, administrative, core drill, box culvert

viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan bersama kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas segala limpahan dan rahmatnya sehingga laporan dari Kerja
Praktek Industri ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa semuanya ini bisa berjalan dengan baik karena bukan karena
kemampuan pribadi, namum oleh karena campur tangan dan kehendak Tuhan yang
selalu nyata dalam kehidupan umatnya. Penulis pula menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari apa yang kita harapkan Bersama, namun itulah kita sebagai
manusia berdosa yang tak pernah luput dari salah.
Laporan ini berisi tentang kegiatan Kerja Praktek Industri yang di
laksanakan oleh penulis pada proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Kalukku –
Salubatu – Mambi – Mala’bo dimulai pada tanggal 14 Juli 2022 sampai dengan 14
September 2022 (2 Bulan) di Desa Bambangbuda, Kabupaten Mamasa, Provinsi
Sulawesi Barat merupakan kerja sama bagian pengawasan dengan PT. Global Forex
Synergi.
Laporan Kerja Praktek Industri ini dibuat dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek pada Program Study
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat. Semua pihak yang
terlibat membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktek Industri ini dari awal
sampai selesai penulis mengucapkan banyak Terima Kasih.
Pada kesempatan ini penulis juga tak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H Akhsan Djalaluddin, M.S. Selaku Rektor Universutas
Sulawesi Barat.
2. Ibu Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat.
3. Ibu Amalia Nurdin, S.T.,M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sulawesi Barat.
4. Ibu HJ. Syukuriah Katjo, S.T.,M.T. Selaku Dosen Pembimbing Laporan
Kerja Praktek Industri.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Study Teknik Sipil Universitas Sulawesi
ix
Barat.
6. Bapak Budiman S.T Sebagai Pembimbing Lapangan Kerja Praktek Industri.
7. Semua Tim Konsultan Pengawas PT. Global Forex Synergi Serta Semua
Tim Kontraktor Pelaksana PT. Bukit Bahari, PT. Putra Jaya, PT. Asphako
Yang Telah Memberikan Banyak Teori dan Ilmunya Selama Melaksanakan
Kerja Praktek Industri.
8. Semua Keluarga Terkasih Yang Selalu Memberikan Segala Bentuk
Dukungan, Terkhusus Untuk Kedua Orang Tua Atas Segala Doa Serta
Motivasi Yang Selalu Diberikan Kepada Penulis Selama Melaksanakan
Kerja Praktek Industri.

Mamasa, 16 September

Penulis

x
Daftar Isi

Sampul

Lembar Pengesahan...............................................................................................ii

Lembar Persetujuan.............................................................................................iii

Lembar Nilai..........................................................................................................iv

Abstrak....................................................................................................................v

Kata Pengantar.....................................................................................................ix

Daftar Isi................................................................................................................xi

Daftar Gambar....................................................................................................xiii

Daftar Tabel..........................................................................................................xv

Daftar Lampiran.................................................................................................xvi

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Maksud Dan Tujuan.....................................................................................1
C. Metode Kerja Praktek...................................................................................2
D. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan..................................................................2
E. Informasi Umum Data Proyek.....................................................................3
F. Struktur Organisasi.......................................................................................5
G. Sistematika Penyususnan Laporan...............................................................5
BAB II Landasan Teori.........................................................................................7

A. Pengertian Kerja Praktek Secara Umum......................................................7


B. Pengertian Preservasi Jalan..........................................................................7
C. Timbunan Pilihan.........................................................................................9

xi
D. Lapisan Pondasi Atas LPA Atau Base Course...........................................10
E. Talud Sebagai Dinding Penahan Tanah.....................................................13
F. Box Culvert................................................................................................17
G. Peralatan/Alat Berat...................................................................................19
H. Tafsiran Faktor Koreksi Produksi .................................................................
BAB III Kegiatan Kerja Praktek Industri.........................................................26

A. Identitas Mahasiswa Kerja Praktek............................................................26


B. Tahapan Kerja Praktek Sesuai Dengan Item Tinjauan..............................26
C. Alat dan Bahan...........................................................................................33
1. Alat.......................................................................................................33
2. Bahan....................................................................................................38
D. Data Spesifikasi Pengujian Kuat Tekan Beton Mortar..............................41
E. Hasil Analisa Perhitungan Volume dan Panjang Talud.............................42
BAB IV Permasalahan Dan Solusi.....................................................................44

A. Permasalahan Dilapangan Lokasi Kerja Praktek.......................................44


B. Solusi..........................................................................................................45
BAB V Kesimpulan Dan Saran...........................................................................48

A. Kesimpulan................................................................................................48
B. Saran...........................................................................................................49

Daftar Pustaka......................................................................................................50

Lampiran

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi Praktek......................................................................................2
Gambar 1.2 Papan Proyek........................................................................................3
Gambar 1.3 Lokasi Penugasan Kerja Praktek Industri............................................4
Gambar 1.4 Struktur Organisasi...............................................................................5
Gambar 2.1 Talud Sebagai Dinding Penahan Tanah.............................................14
Gambar 2.2 Dump Truck 10 M3............................................................................20
Gambar 2.3 Dump Truck 3.4 X 0,7 M...................................................................21
Gambar 2.4 Motor Grader......................................................................................21
Gambar 2.5 Vibratory Loader................................................................................21
Gambar 2.6 Backhoe Loader..................................................................................22
Gambar 2.7 Excavator............................................................................................22
Gambar 2.8 Asphalt Finisher.................................................................................23
Gambar 2.9 Tandem Roller....................................................................................23
Gambar 2.10 Pneumatic Tire Roller......................................................................24
Gambar 2.11 Truk Mixcer......................................................................................25
Gambar 3.1 Proses Galian Saluran.........................................................................27
Gambar 3.2 Pengukuran Talud..............................................................................28
Gambar 3.3 Alat Dan Bahan Pekerjaan Talud.......................................................29
Gambar 3.4 Proses Pemasangan Patok..................................................................29
Gambar 3.5 Proses Galian Manual.........................................................................30
Gambar 3.6 Pemasangan Bowplank......................................................................30
Gambar 3.7 Proses Pekerjaan Talud......................................................................31
Gambar 3.8 Detail Ukuran Pekerjaan Talud..........................................................31
Gambar 3.9 Hasil Opname Talud Sta 2+408.........................................................32
Gambar 3.10 Hasil Opname Talud Sta 0+143.......................................................33

xiii
Gambar 3.11 Hasil Opname Talud Sta 0+325.......................................................33
Gambar 3.12 Excavator..........................................................................................34
Gambar 3.13 Pick Up L 300..................................................................................35
Gambar 3.14 Mesin Molen, Gerobak Penagangkut Dan Sekop............................36
Gambar 3.15 Meter................................................................................................36
Gambar 3.16 Waterpass.........................................................................................37
Gambar 3.17 Tripod...............................................................................................38
Gambar 3.18 Bak Ukur..........................................................................................38
Gambar 3.19 Batu..................................................................................................39
Gambar 3.20 Pasir..................................................................................................40
Gamabar 3.21 Semen.............................................................................................40
Gambar 3.22 Air.....................................................................................................41

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana.........11
Tabel 2.2 Efisiensi Waktu Berdasarkan Kondisi Kerja..........................................25
Tabel 2.3 Nilai Efisiensi Kerja Alat.......................................................................25
Tabel 2.4 Nilai Efisiensi Operator.........................................................................26
Tabel 3.1 Data Pengujian Kuat Tekan Beton.........................................................42
Tabel 3.2 Analisa Perhitungan Volume Dan Panjang Talud.................................42

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Kerja Praktek.....................................................................51
Lampiran 2 Surat Penerimaan Kerja Praktek.........................................................52
Lampiran 3 Lembar Kegiatan Harian....................................................................53
Lampiran 4 Absen Kehadiran................................................................................61
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek Industri.............................................63
Lampiran 6 Time Schedule....................................................................................64
Lampiran 7 Lembar Konsultasi..............................................................................65
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan.......................................................................66

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Didalam melaksanakan proses perkuliahan pada Program Study Teknik


Sipil Universitass Sulawesi Barat salah satu hal yang paling dipandang perlu
untuk dilakukan ialah kegiatan kerja praktek. Dari kegiatan kerja praktek yang
dilakukan oleh penuli memberikan pengalaman yang begitu banyak.
Pada kegiatan kerja praktek penulis mengambil sebuah kasus bahasan pada
lokasi Kerja Praktek ialah Pekerjaan Talud. Yang mana kita tau bahwa talud
merupakan salah satu hal yang terpenting pada pembangunan suatu jalan selain
dalam menahan terjadinya tanah yang longsor akibat dari cuaca yang tak
menentu juga talud bisa dijadikan sebagai dinding penahan tanah dalam
membantu pekerjaan saluran atau mortar.
Dapat kita bayangkan bilamana suatu konstruksi jalan tanpa adanya dinding
penahan tanah atau talud maka jalan sebagai akses transportasi masyarakat di
darat tidak akan dapat dipergunakan dengan baik mengingat akan banyaknya
longsoran tanah yang tentunya akan terjadi pada lokasi atau area jalan tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari Kerja Praktek ini, yaitu :
a. Salah satu syarat kurikulum pada semester VII
b. Menambah pengalaman dan pemahaman bagi penulis sendiri
c. Menambah pengalaman khususnya dalam hal dunia kerja
d. Mengaplikasikan dan merealisasikan ilmu teori ke praktek
e. Mempelajari pekerjaan Talud pada suatu proyek.
f. Mempelajari pengujian Cor Drill.
C. Metode Pelaksanaan Kerja
Praktek
Metode pelaksanaan kerja praktek ini menggunakan metode sistem
pengamatan langsung di lapangan, peninjauan, dan pengumpulan data proyek
baik bersifat teknis maupun yang bersifat administratif. Sehubungan dengan itu,
1
maka

2
data yang dibutuhkan sebagai penunjang penyusunan laporan ini dilakukanlah
diskusi/pembicaraan dengan pihak yang berkompeten dibidang masing-masing
dalam hal ini Konsultan PT. Global Profex Synergy.
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini berlokasi di Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawesi Barat pada Proyek Paket Pengawasan jalan dan
Jembatan Kalukku-Salubatu-Mambi-Malabo (MYC). Adapun waktu
pelaksanaan Kerja Praktek berlangsung selama II (dua) bulan terhitung
mulai tanggal 14 Juli 2022 – 14 September 2022.

Gambar 1.1. Lokasi Praktek


(Sumber: Google Map,2022)

3
E. Informasi Umum Data Proyek
1. Data Proyek Lokasi Kerja Praktek
DATA KEGIATAN PEKERJAAN
Nama Kegiata : Paket 3 Pengawasan Teknis
Jalan Dan Jembatan Kalukku-
Salubatu-Mambi-Malabo (MYC)

Lokasi Kegiatan : Kab. Mamasa Prov. Sulawesi Barat

Penyedia Jasa : PT.Bukit Bahari Indah (KSO)

Nomor Kontrak : 0001/PSK/PPK.2.3.-SULBAR/2021

Tanggal Kontrak : 28 Juni 2021

Nilai Kontrak + PPn : Rp. 145.127.133.000.00-

Konsultan Pengawas : PT. Global Profex Sinergy &


Associate

Sumber Dana : APBN Murni

Tahun Anggaran : 2021

Jangka Waktu Pelaksanaan : 900 Hari Kalender

Jangka Waktu Pemeliharaan : 200 Hari Kalender


Gambar 1.2 Papan Proyek
Sumber : Dokumentasi KPI 2022
Gambar 1.2 Papan Proyek
Sumber : Dokumentasi KPI 2022

4
Gambar 1.3 Lokasi Penugasan Kerja Praktek Industri
Sumber: Kontraktor Tempat KPI, 2022

5
F. Struktur Organisasi Paket Pengawasan Teknik Jalan dan Jembatan
Kalukku – Salubatu – Mambi – Malabo.

Supervision Engineer

Hasanuddin B. Ewa

Officer Girl Operator Komputer

Maulidia Muh. Ramlan, S.Kom

Quality Engineer Quality Engineer HSE Engineer

Muharto, S.T Hanura, S.T Budiman, S.T

Material Tech -1

Harun Wibowo, S.T


Inspector -1

Jumiran, S.T
Inspector -2 Material Tech -2

Rinaldy, S.T Irsan, S.T

Surveyor

Budiman, S.T
Gambar 1.4 Struktur Organisasi
Sumber : Kontraktor Tempat KPI, 2022

6
G. Sistematika Penyusuanan Laporan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, metode


pelaksanakan serta tempat dan waktu pelaksanaan kerja
praktek industri.

BAB II Membahas tentang pengertian preservasi jalan, timbunan


pilihan, lapisan pondasi atas (LPA), talud dinding penahan
tanah, box culvert dan alat berat.

BAB III Mengulas kegiatan kerja praktek industri yang dilakukan


penulis berdasarkan topik yang dipilih disertai dengan
kegiatan yang ada di dalam proyek kaitannya dengan topik.

BAB IV Mengulas permasalahan selama proses jalannya sebuah


proyek serta solusi penyelesaian masalah.

BAB V Manarik kesimpulan dari uaraian tersebut dan saran dari


uaraian tersebut berupa tanggapan terhadap kegiatan kerja
praktek industri.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kerja Praktek Secara Umum
Kerja Praktek atau biasa dosebut dengan KP adalah salah satu
bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program
pendidikan di Universitas dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai ketingkay keahlian tertentu.
Praktek Kerja Teknik Sipil adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai bagian dari kurikulum yang wajib di
laksanakan oleh mahasiswa teknik sipil, tujuan dari kerja praktek ini
misalnya untuk memperlajari langsung proses pembangunan dalam kondisi
nyata, jadi apa yang dipahami dibangku kuliah menjadi langkah setelah
melihat aplikasi ilmu tersebut di dunia industri. Bagi pihak industri
Indonesia dapat memperoleh keuntungan misalnya bisa mendapatkan ilmu
terbaru dari dunia kampus untuk dapat diaplikasikan di proyek bangunan.
B. Pengertaian Preservasi Jalan
Preservasi jalan adalah manajemen asset dengan melakukan
kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Program preservasi
jalan didasarkan memperhatikan perundangan yang berlaku diantaranya
berikut ini :
1. Permen PU No.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan.
2. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
3. Permen PUPR Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis
Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-
2019.

8
Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi
jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuan pada saat
jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya
umur rencana yang telah ditentukan. Bertitik tolak dari kondisi mantap
tersebut, pemeliharaaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambung khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan
sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak
hanya pada perkerasan saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan
pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya.
Suatu perkersan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas
drainase akan dengan muda menurun kekuatannya sebagai akibat dari
melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari
bahan pengikatnya, pemeliharan saluran dari tepi kiri dan kanan badan jalan
menjadi penting dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar karena
genangan air hujan melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh.
Sedangkan retak rambut pada lapisan permukaan suatu perkerasan
bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan
yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan
pengikatnya, dan akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Kondisi
ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila beban lalu lintasnya padat
dan berat.
Pemeliharaan jalan meliputi kegiatan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, rehabilitasi jalan dan rekonstruksi jalan. (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 Tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, Pasal 18, 2011).
C. Timbunan Pilihan
Timbunan pilihan, adalah timbunan atau urugan yang digunakan
untuk pencapaian elevasi akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar
perencanaan dengan maksud khusus lainnya, misalnya untuk mengurangi

9
tebal lapisan pondasi bawah, untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah
dibelakang dinding penahan tanah talud jalan.
1. Syarat Timbunan Pilihan
a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan”
bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud yang telah ditentukan
atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
b. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah berpasir (sandy clay) atau padas yang
memenuhi persyaratan dan sebagai tambahan harus memiliki sifat
tertentu tergantung dari maksud penggunaannya. Dalam segala hal,
seluruh urugan pilihan harus memiliki CBR paling sedikit 10 %, bila
diuji sesuai dengan AASHTO T 193.
2. Stabilitas Timbunan
Stabilitas timbunan sering berubah dari waktu ke waktu , hal
tersebut makin nyata apabila menyangkut tanah kohesif. Dalam banyak
kasus, pada saat pembangunan akan terjadi kenaikan tenaga air pori,
baik pada tanah timbunan maupun pada tanah pondasi.
Sesuai dengan berjalannya waktu, tegangan air pori pada tanah
timbunan dapat makin meningkat atau menurun sedangkan pada tanah
pondasi cenderung menurun. Oleh karena itu menjelang akhir masa
pembangunan, faktor keamanan stabilitas lereng timbunan sering
mempunyai nilai paling rendah apabila untk timbunan digunakan
lempung yang telah mengalami konsolidasi ( overconsolidated clays),
dibawah lereng sering timbul tegangan air pori yang dapat
mengakibatkan keuntuhan lereng beberapa tahun kemudian.
D. Lapisan Pondasi Atas (LPA) Atau Base Course
Lapisan pondasi atas atau base course adalah bagian dari
perkerasan yang terletak antara lapisan permukaan dan lapisan pondasi
bawah atau dengan tanah apabilah tidak menggunakan lapisan pondasi
bawah.
1
1. Fungsi Lapisan Pondasi Atas (LPA)
Adapun fungsi Lapisan Pondasi Atas adalah sebagai berikut :
a. Lapisan pendukung bagi lapis permukaan
b. Pemikul bagi beban horizontal dan vertical
c. Lapisan perkerasan bagi pondasi bawah
2. Syarat untuk material Lapisan Pondasi Atas (LPA) adalah :
a. Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak mengandung
kotoran lumpur, bersisi tajam dan kaku.
b. Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat, artinya
butiran batuan harus mempunyai susunan gradasi yang saling
mengisi antara butiran agregat kasar, agregat sedang dan agregat
halus sehingga rongga semakin kecil.
c. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas haruslah
awet dan kuat dan mempunyai nilai CBR ≥ 50% dan indeks
plastisitas (PI) ≤ 4%.
Lapisan pondasi atas ini di Indonesia biasanya menggunakan
batu pecah kelas A, B, atau C, Lapen (Penetrasi Macadam), atau
stabilitas agregat dengan semen atau aspal. Terkadang pula pada
lapisan ini digunakan lapisan AC Base (Asphalt Concrete Base) bila
pada di bagian surface masih ada dua lapisan lagi seperti AC-BC (
Asphalt Concrete-Binder Course) dan AC-WC (Asphalt Concrete –
Wearning Coursre.
3. Spesifikasi Lapisan Pondasi Atas (LPA)
a. Toleransi Dimensi dan Elevasi
Adapun toleransi elevasi permukaan relatif terhadap elevasi
rencana terdapat di dalam tabel 2.1 sesuai dengan Spesifikasi
Umum Binamarga 2018 revifi 2 adalah sebagai berikut :

1
Tabel 2.1 Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap
Elevasi Rencana
Bahan dan Lapisan Fondasi Toleransi Elevasi
Agregat Permukaan relative
terhadap elevasi
rencana.
Lapisan Fondasi Agregat +0 cm
Kelas B digunakan sebagai -2 cm
Lapisan Fondasi Bawah
(hanya permukaan atas dari
Lapisan Fondasi Bawah).
Permukaan Lapisan Fondasi + 0 cm
Agregat Kelas A. -1 cm
Bahu Jalan Tanpa Penutup +0 cm
Aspal Dengan Lapis Fondasi -1,5 cm
Agregat Kelas C atau Kelas S,
dan Lapisan Drainase.

Sumber : SURAT EDARAN DIRJEN BINA MARGA NOMOR 16.1/SE/Db/2020

1) Pada permukaan semua Lapis Fondasi Agregat tidak boleh


terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua
punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar.
2) Tebal minimum Lapisan Fondasi Agregat Kelas A, dan
Lapisan Drainase, tidak boleh kurang satu sentimeter dari
tebal yang ditunjukkan dalam gambar, kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
3) Tebal minimum Lapisan Fondasi Agregat Kelas A, dan
Lapisan Drainase, tidak boleh kurang satu sentimeter dari
tebal yang ditunjuk dalam gambar. Bilamana tebal yang
diperoleh kurang dari yang disyaratkan maka kekurangan
tebal ini harus diperbaiki keculai disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
4) Pada permukaan Lapisan Fondasi Agregat Kelas A yang
disiapkan untuk lapisan resap pengikat atau pelaburan

1
permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan
maksimum pada kerataan permukaan yang diukur denga
mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang
sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.
5) Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap perkerasan
yang dihampar di atasnya, tidak boleh lebih tinggi dan lebih
rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang
bersebelahan.
6) Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0%
dari lereng melintang rancangan.
b. Cuaca yang dizinkan untuk bekerja
Lapisan Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar,
atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh
dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi
tidak berada dalam rentang yang telah disyaratkan.
c. Perbaikan terhadap Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase
yang tidak memenuhi ketentuan
Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan
yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan atau
yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan
atau setelah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar
lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan
bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali, atau dalam hal Lapisan
Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah dilapisi
dengan lapisan diatasnya. Kekurangan tebal dapat dikompensasi
dengan lapisan diatasnya dengan tebal yang diperlukan untuk
penyesuaian dengan bahan yang mempunyai kekuatan minimum
sama.
1
Lapisan Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk
pemadatan seperti yang tentukan dalam rentang kadar air yang
disyaratkan, atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut secara
berulang- ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui
waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara
tersebut di atas, maka Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
agar bahan tersebut dibuang dan di ganti dengan bahan kering
yang memenuhi kebutuhan.
Perbaikan atas Lapisan Fondasi Agregat yang tidak
memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini harus seperti yang di perintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan
Kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah
suatau ketebalan dengan bahan tersebut.
E. Talud Sebagai Dinding Penahan Tanah
1. Pengertian talud secara keseluruhan
Talud atau dinding penahan tanah adalah salah satu konstruksi yang
mungkin sudah tidak asing bagi orang-orang di indonesia, khususnya
mereka yang tinggal di dekat sumber aliran air. Secara simple, talud
adalah dinding penahan tanah yang terbuat dari beton atau batu kali
yang diperkuat campuran semen, pasir dan air. Umumnya daerah –
daerah yang rawan longsor seperti tebing atau daerah tanjakan seperti di
puncak bogor, dipastikan menggunakan talud untuk menjaga kondisi
tanahnya yang labil. Bahan material pembangunan talud yang sering
dipakai adalah perpaduan pondasi batu kali dengan semen dan pasir.
2. Fungsi talud sebagai penahan tanah

1
Penyebab terjadinya longsor atau pergeseran struktur tanah sangat
beragam mulai dai berat massa tanah itu sendiri, kemudian bangunan
yang berada diatas kontur tanah serta respan air. Bila debit air berlebih
juga memmicu longsor. Oleh sebab itu reboisasi penting diterapkan
pada sepanjang tebing dan daerah tanjakan sepanjang pegunungan.
Fungsi talud secara umum adalah menahan pergerakann tanah dan
melindunginya. Apabila dipergunakan pada sekeliling bangunan, talud
bisa dipakai sebagai pelindung dan alat atau media yang
memperpanjang usia bangunan.

Gambar 2.1 Talud sebagi dinding penahan tanah


Sumber : Foto lapangan KPI, 2022
3. Syarat tahap pekerjaan talud
Tahap pelaksaaan pembangunan dinding talud akan berbeda
penyelesaian bergantung dari kadar air dan kepadatan tanah. Bila
ternyata lokasi yang membutuhkan talud memiliki kontur tanah
lunak, itu disebabkan oleh kadar air yang tinggi sehingga tanah
sangat mudah terurai. Maka dari hal itu yang perlu dilakukan adalah
lahan tersebut harus diurug beberapa hingga beberapa kali. Prosedur
dari pekerjaan ini tidak dapat dikerjakan sekaligus dalam suatu
waktu. Biasanya akan ada estimasi waktu pengurugan tahap pertama
hingga tahap terakhir. Pada jeda waktu yang tercipta tidak boleh ada
kegiatan kerja yang tercipta di sekitar titik lokasi pemasangan talud.
Proses

1
tersebut merupakan tahapan prosedur konstruksi untuk memadatkan
tanah hingga level yang di inginkan. Pada setiap tahap cut and fill
tanah, kita harus secara berkala memeriksa kekuatan tanah dalam
menahan berat badan. Jika ternyata kontur tanah sulit dibentuk
kepadatannya, maka diperlukan untuk membuat dinding pehanan
awal. Cara tersebut berfungsi menghentikan pergerakan tanah secara
permanent. Teknik grouting dengan menginjeksi semen atau wadah
vibrofloatasi menggunakan batu kerikil. Cara tersebut sangat
berguna memeberi kepadatan terhadap lahan pengaplikasian talud.
4. Jenis – jenis talud sebagai penahan tanah
Saat ini terdapat berbagai jenis talud yang di susun berdasarkan
fungsi material yang digunakan. Adapun beberapa jenis talud akan
di jelaskan seperti dibawah ini:
a. Dinding penahan kantiliver
Jenis kantiliver terbuat dari dinding beton bertulang dengan
bentuk menyerupai huruf ‘T’. Fungsi talud ini sebagai penahan
gaya kerja pada kantilivernya. Struktur talud kantiliver terdiri
dari dinding vertical, tumit tapak, dan ujung kaki telapak (hoe).
Prinsip kerjanya itu meemakai daya jepit dasar yang terletak
pada bagian dasar sstruktur.
b. Talud penahan gravitasi
Jenis ini berupa dinding kokoh. Dalam mencapai
keseimbangan dan kestabilan tanah, jenis penahan jenis
penahan ini mengandalkan berat dalam proses kerjanya. Hal ini
juga bisa membuat tekanan lateral pada tanah padat dapat
terjaga. Pada umumnya material yang digunakan pada jenis ini
yaitu beton bertulang dengan kualitas terbaik.
c. Gabion

1
Dinding penahan tanah bentuk gabion ini memiliki cirikhas
yang ditopang dengan penahan bronjong dalam kearah vertical
dengan step tertentu. Konsepnya mirip terasering. Berikutnya
blok penopang ini akan ditahan dengan kawat logam yang
dianyam dan di isi batu kali.
d. Blok beton
Bentuk ini serupa dengan gabon yaitu kumpulan blok beton
yang padat. Blok beton ini akan disusun secara vertical dengan
sistem pengunci antar blok. Namun, pembuatan balok beton
harus dilakukan dengan standar yang tinggi sehingga bisa
mendapatkan talud dengan kualitas terbaik.
e. Tipe turap
Tipe turap atau shite pile digunakan untuk menahan tekanan
pada tanah yang aktif dan untuk membendung air. Beton baja
merupakan jenis material yang biasa digunakan. Biasanya tipe
turap ini banyak digunakan pada bangunan tinggi karena
keunggulannya yang tahan terhadap lingkungan ekstream.
f. Revetment dan dinding kisi
Jenis terkahir merupakan penahan sederhana yang biasa
digunakan untuk melindungi aliran air di sungai maupun
pantai. Kontruksi ini terbuat dari beton, kayu, ataupun
bebabtuan khusus. Adapun dinding kisi terbuat dari bahan
potongan beton precast, logam, atau kayu. Kemudian, dinding
kisi ini ditopang oleh angkur dan ditanam di dalam tanah
hingga tercipta kestabilan tanah.
F. Box Culvert
Berdasrkan SNI NO 00-36861.1-2002 Box Culvert merupakan slah
satuhnya dari banyaknya seluruh air yang berfungsi untuk membawa aliran

1
air melewati bagian bawa jalan air, di bawah jalan umum, atau jalan kereta
api dan pada umumnya digunakan sebagai jembatan ukuran kecil untuk
aliran air dari beton. Keunikannya adalah bentuknya yang seperti kubus
yang dipasang di berbagai kontruksi yang berhubungan infrastruktur
sehingga pada saat ini banyak sekali perusahaan membuat beton yang
menghasilkan produk berkualitas tinggi yang ekonomis yang berbagai
apalikasi.
Pada umumnya Box Culvert biasanya berbentuk persegi, namun
nyatanya Box Culvert tersedia dalam berbagai bentuk serta ukuran dan
biasanya sesuai dengan kebutuhan. Pada setiap sisi Box Culvert terdapat
semacam penghubung untuk sambungan dengan sisi lainnya. Sambungan
ini dikenal dengan sebutan socket dan spigot yang berbentuk seperti pipa
dan bersifat kedap air.
1. Syarat pembuatan Box Culvert berdasarkan SNI NO 00-36861.1-2002
a. Material yang digunakan berbutir tajam dan keras
b. Kekal tidak mudah pecah atau pun hancur oleh pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan.
c. Tidak mengandung bahan lumpur
d. Modulus halus butir sesuai standar gradasi yang telah ditetapkan.
e. Agregat halus seperti pasir halus tidak relative alkah kusus untuk
beton dengan tingkatan keawetan yang cukup tinggi.
f. Pasir pantai atau pasir laut bisa digunakan asalkan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui
2. Pengaplikasian Box Culvert
Box Culvert biasanya di aplikasikan sebagai drinase
berukuran besar seperti pada jembatan. Umumnya biasanya di pasang
dibawah tanah area jalan raya tetapi tidak hanya berfungsi sebagai

1
dreinase saja Box Culvert terkadang dapat kita jumpai sebagai bahan
material untuk gorong-gorong kereta api.
3. Metode pelaksanaan Box Culvert
a. Persiapan area pemasangan
Tahap pertama dalam proses pemasangan Box Culvert
adalah persiapan area pemasangan Box agar ukurannya sesuai
dengan kebutuhan. Ukuran ini meliputi kedalaman dan lebar
lubang yang akan dibentuk. Kedalaman dan lebar lubang yang
digali harus memenuhi syiarat minimum yang telah ditentukan
pabrik beton dari prodok tersebut.
b. Lapisan tanah
Tahap selanjutnya adalah melapisi tanah untuk mengalasi
Box Culvert. pelapisan tanah ini diperlukan supaya Box tidak
bergeser ketika sudah dipasang. Dan sangan dihindari
menggunakan material kasar karena dapat merusak produk. Pada
umumnya kisar tiggi lapisan tanah yang dibuat yaitu 75 cm, tetapi
apabilah struktur tanah terdiri dari bebatuan,maka lapisan yang di
bentuk tidak 150 cm.
c. Pemasangan Box Culvert
Pemasangan Box pertama harus setepat mungkin sesuai
ukuran karana akan mempengaruhi posisi Box selanjutnya.
Ketinggian dan kemiringan harus sesuai pada posisi peletakan
yang telah direncanakan. Untuk meletakkan tetap Box Culvert
harus di perhatikan posisi spigot dan socket, pastikan bahwa
spigot berda di hilir dan socket di hulu. Biasanya untuk
memasukan alat berat seperti crane dan alat bantu rantai untuk
mengangkat Box Culvert
d. Pengurugan tanah

1
Setelah Box menyatu dengan tanah tahap selanjutnya adalah
finising yang terdiri dari pengurungan dan pemadatan tanah.
Urung kembali area sisi luar Box Culver dengan tanah. Lakukan
sampai area terlihat rapi seperti semula, namun dalam proses ini
dilakuka dengan hati-hati agar proses pemadatan tidak
menimbulkan kerusakan atau pergeseran pada Box Culvert.
4. Keunggulan Box Culvert berdasarkan SNI N0 00-36881.1-2002
a. Lebih ringan untuk pemasangan atau penginstalasian karena hanya
ada dua komponen yang terpisa
b. Pemasangan lebih mudah dan cepat.
c. Biaya untuk penginstalasian box Culvert cukup muda dan
terjangkau karena pemasangan yang sangat mudah dan simple.
d. Terdapat plat besi join yang menjadi struktur akan tetap kokoh dan
tetap kuat terhadap adanya penurunan atau pergeseran tana pada
suatu pondasi box culvert.
G. Peralatan / Alat Berat
Pengadaan alat berat pada suatu proyek diharapkan dapat
menunjang pelaksanaan pekerjaan. Adapun alasan mengapa alat berat
diperlukan dalam proyek konstruksi adalah :
1. Kebutuhan Terhadap Suatu Pekerjaan
Akibat adanya spesifikasi mutu pekerjaan yang semakin
tinggi, volume pekerjaan semakin besar, maka menuntut fasilitas
yang dapat mengerjakan dan menghasilkan produksi yang cepat
dan bermutu.
2. Kapasitas Pekerjaan Konstruksi
Kapasitas pekerjaan konstruksi yang semakin meningkat
memerlukan prasarana dan peralatan yang besar, kuat dan
berkualitas tinggi. Kapasitas yang besar tersebut harus dilayani
dengan seimbang sesuai kebutuhan.

2
3. Nilai Ekonomi
Pekerjaan konstruksi dengan volume yang semakin besar,
memerlukan peralatan untuk kepentingan ekonomi yaitu membantu
menurunkan Unit Cost dari suatu pekerjaan. Karena dalam
pekerjaan besar penggunaan tenaga manusia suda tidak ekonomis.
4. Kemajuan Industri Mesin Konstruksi
Dengan berkembangnya teknologi dalam industri mesin-
mesin konstruksi yang dapat dipakai untuk menunjang dan
memperlancar proyek konstruksi. Hal ini bertujuan untuk lebih
produktifnya produksi lapangan.
Adapun alat berat yang digunakan pada pekerjaan proyek
Preservasi Jalan dan Jembatan Kalukku – Salubatu – Mambi –
Malabo adalah :
a. Dump Truck
Alat dump truck dengan kapsitas 10 m3 digunakan
untuk mengangkut material ke lokasi proyek seperti material
LPA, Aspal dan material lainya.

Gambar 2.2 Dump Truck 10 m3


Sumber : Dokumentasi KPI 2022
b. Dump Truck 3.4 m x 0.7 m
Dump truck dengan ukuran 3.4 m x 0.7 m di
gunakan untuk mengangkut material hasil galian keluar dari
lokasi pekerjaan.

2
Gambar 2.3 Dump Truck 3.4 m x 0.7 m
Sumber : Dokumentasi KPI 2022
c. Motor Grader
Motor Grader merupakan alat berat yang di gunakan
untuk menghampar Lapisan Pondasi Atas (LPA) dan material
lainya agar semua material dapat terhampar secara merata.

Gambar 2.4 Motor Grader


Sumber : Dokumentasi KPI 2022
d. Vibratory Roller
Vibratory Roller di gunakan untuk memadatkan
material Lapisan Pondasi Atas (LPA) dan juga material lainya
seperti timbunan pilihan dan lain – lain yang suda di hampar di
badan jalan.

Gambar 2.5 Vibratory Roller


Sumber : Dokumentasi KPI 2022

2
e. Backhoe Loader
Backhoe Loader merupakan alat berat yang
memiliki dua fungsi untuk pengangkutan bagian belakang
berfungsi untuk penggalian dan pemuatan.

Gambar 2.6 Backhoe Loader


Sumber : https://arparts.id
f. Excavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan
galian dan timbunan tanah. Excavator ini memiliki lengan (arm)
yang dapat berputar, sehingga dapat lebih mudah untuk
menggali tanah dengan kedalaman tertentu. Pada proyek
konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali tanah
dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek.

Gambar 2.7 Excavator


Sumber : Dokumentasi KPI 2022

g. Asphalt Finisher
Alat ini berfungsi untuk menghampar aspal olahan
dari mesin pengolah aspal, serta meratakan lapisannya. Pada

2
saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan
memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan
langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk
mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur
oleh pisau tersebut.

Gambar 2.8 Asphalt Finisher


Sumber : Dokumentasi KPI 2022

h. Tandem Roller
Tandem roller adalah alat penggilas atau pemadat
terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle
tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya
untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya
pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller
ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing
rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton, penambahan berat yang
diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar.
antara 25% - 60% dari berat penggilas

2
Gambar 2.9 Tandem Roller
Sumber : Dokumentasi KPI 2022
i. Pneumatic Tire Roller
Pneumatic tire roller, alat yang terdiri atas roda-
roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka area
pekerjaan juga perlu dibebaskan dari benda-benda tajam
yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka dan roda
belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas
oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian
belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada
penggilasan bahan yang bergranular, juga baik digunakan
pada penggilasan lapisan hot mix.

Gambar 2.10 Pneumatic Tire Roller


Sumber : Dokumentasi KPI 2022
j. Truck Mixer
Truck Mixer adalah alat/mesin yang digunakan
untuk mengaduk dan menghantar beton curah. Truck mixer
atau biasa juga di sebut dengan truk molen memiliki
beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton
ke lokasi dengan tetap menjaga beton agar tetap dalam
keadaan cair dan tidak mengeras dalam perjalanan.

2
Gambar 2.11 Truck Mixer
Sumber : Dokumentasi KPI 2022)
H. Taksiran Faktor Koreksi Produksi
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menggunakan alat-alat
besar, produktivitas alat mutlak perlu di ketahui untuk beberapa keperluan,
seperti :
1. Penentuan jumlah alat yang di butuhakan
2. Perhitungan biaya produksi
3. Taksiran waktu yang di perlukan.
Agar diperoleh nilai yang mendekati dengan kenyataan di
lapangan, maka dalam kalkulasi harus dumasukkan factor koreksi yang
layak di terapkan pada kondisi di Indonesia. Faktor koreksi tersebut antara
lain :
1. Faktor Efesiensi Waktu
Tabel 2.2 Efesiensi Waktu Berdasarkan Kondisi Kerja
Kondisi Kerja Efesiensi
Menyenangkan 0.90
Normal 0.83
Buruk / Jelek 0.75
Sumber : Andi Terisukki Tenriajeng 2003
2. Faktor Efesiensi Kerja
Tabel 2.3 Nilai Efesiensi Kerja Alat
Keadaan Keadaan Alat
Medan Memuaskan Bagus Biasa Buruk

2
Memuaskan 0.84 0.81 0.76 0.70
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Biasa 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
Sumber : Andi Terisukki Tenriajeng 2003
3. Faktor Efesiensi Operator
Tabel 2.4 Nilai Efesiensi Operator
Kondisi Kerja Efesiensi
Baik 0.90-1.00
Normal 0.83
Jelek 0.50-0.60
Sumber : Andi Terisukki Tenriajeng 2003

2
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
A. Identitas Mahasiswa Kerja PrakteK Industri
Nama : Febrial
Nim : D0119381
Alamat : Desa Pangandaran, Kec. Tabulahan, Kab. Mamasa
Pada kegiatan kerja praaktek ini adapun yang merupakan kegiatan kerja
praktek sesuai dengan item tinjauan yang akan dibahas pada laporan ini yaitu
pekerjaan talud pada paket rekonstruksi jalan dan jembatan kalukku – salubatu
– mambi – mala’bo.
B. Tahapan Kerja Praktek Sesuai Dengan Item Tinjauan
Berikut ini merupakan semua bentuk-bentuk tahapan kerja praktek
industri sesuai dengan item tinjauan di lokasi kerja praktek, yang
dilakasanakan selama kurang lebih 60 hari kalender pada Paket Preservasi
Jalan Kalukku – Salubatu – Mambi – Mala’bo Desa Bambangbuda, Kab.
Mamasa, Prov. Sulawesi Barat.
1. Pekerjaan Galian Tanah
Dalam memulai suatu pekerjaan sesuai dengan item tinjauan yakni
pekerjaan talud hal pertama yang dilakukan adalah melakukan galian tanah
pada lokasi atau STA yang akan dilakukan pekerjaan talud.

Gambar 3.1 Proses Galian Saluran


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022

2
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pihak kontraktor dengan
menggunakan alat ekscavator dengan PC 210. Untuk kedalaman galian
tanah pada pekerjaan ini dikondisikan sesuai dengan kedalaman talud yang
akan dipasang.
2. Pengukuran Lokasi Pekerjaan Talud
Setelah dilakukan pekerjaan galian tanah, maka pekerjaan selanjutnya
ialah melakukan pengukuran. Pada proses pengukuran ini menggunakan
alat ukur waterpass. Titik pengukuran pada lokasi pekerjaan dimulai dari
mengukur ash atau titik tengah pada jalan setelah nilai dari ash ini sudah
diambil, maka selanjutnya melakukan pengukuran tinggi menggunakan
rumus : Ash (titik tengah pada jalan) – 1,6.

Gambar 3.2 : Pengukuran Talud


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
Setelah mendapatkan nilai hasil pengurangan tersebut maka
selanjutnya dilakukan pengukuran ketinggian pada bahu jalan dengan
menembak nilai hasil pengurangan tersebut dengan alat ukur waterpass,
setelah nilainya didapatkan maka ketinggian 90 cm pada papan balok di
tandai sebagai ketinggian dari pada talud yang akan dipasang.
3. Pendatangan Alat dan Bahan
Pendatangan alat dan bahan pada lokasi pekerjaan talud ini di
lakukan setelah pengukuran selesai. Adapun alat bahan yang dimaksud
ialah pasir dan batu diangkut menggunakan mobil jenis Pick Up L300
dengan volume
2
bak 1,311 kubik. Bahan yang diambil berupa batu yang sudah dipecah-
pecah pada lokasi proyek dan pasir yang diambil dari sungai pada daerah
lokasi proyek tersebut.

Gambar 3.3 Alat Dan Bahan Pekerjaan Talud


Sumber: Foto Lapangan KPI, 2022
4. Pemasangan Patok
Untuk pemasangan patok pada pekerjaan talud di pasang pada
ketinggian 90 cm dari hasil pengurangan ash dengan bahu jalan. Jarak
antara Patok pada pekerjaan ini dipasang minimal 7 - 10 meter untuk
memudahkan pekerja dalam memasang tali dari ketinggian talud yang

akan dibuat.

Gambar 3.4 Proses Pemasangan Patok


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
5. Galian Manual
Pada pekerjaan galian manual ini dilakukan oleh para tukang
dilapangan degan menggunakan alat manual seperti sekop. Hal ini
3
bertujuan

3
untuk bisa mendapatkan dan merapikan kedalamanan yang pasti dari talud
yang akan dikerjakan. Dan pada pekerjaan ini pengukuran secara detail
oleh para pekerja di awasi langsung oleh mandor proyek yang ditugaskan
untuk mengerjakan bagian tersebut. Adapun dari pihak konsultan sendiri
itu terlibat dalam pengawasan pada pengukuran ini dilakukan.

Gambar 3.5 Proses Galian Manual


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
6. Pemasangan Bowplank
Pemasangan Blowplank dibuat untuk bisa mengetahui seberapa
besar dimensi atau ukuran talud yang akan dibuat baik itu dari tinggi lebar
dan Panjang. Pekerjaan ini di laksanakan oleh tukang dan pekerja yang
diarahkan oleh mandor pada lokasi atau Sta tempat talud dan mortar akan
dipasang.

Gambar 3.6 Pemasangan Bowplank


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022

3
7. Pekerjaan Talud
Pekerjaan talud ini berdasarakan pengamatan di lapangan itu
dikerjakan oleh pekerja biasanya satu kelompok itu terdiri dari 5 orang
tukang dan 6 orang pekerja. Tukang bertugas memasang langsung
pasangan batu dan mortar sesuai dengan dimensi bowplank yang sudah
dibuat.
Adapun pekerja bertugas dalam membuat komposisi campuran dan
mengantarkan hasil komposisi campuran tersebut kepada tukang yang
bertugas mengerjakan langsung pasangan batu. Lama waktu yang biasa
diperlukan dalam pembuatan pasangan batu dan mortar antara 3 – 5 hari,
tergantung dari cuaca yang terjadi pada saat pengerjaan. Dalam pekerjaan
talud biasanya dibantu dengan tipe saluran diantaranya saluran tipe V dan
saluran jenis gendoong.

Gambar 3.7 Proses Pekerjaan Talud


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
Pemasangan saluran jenis V ini dibuat pada struktur jalan menurun,
dimaksudkan supaya air dialirkan oleh saluran tersebut tidak tertampung
pada saluran dikarenakan permukaan saluran tipe ini bisa menyesuaikan
dengan banyaknya air yang mengalir sehingga inilah yang menjadi alasan
pemakaian saluran tipe V ini. Untuk saluran jenis gendong dipasang pada
area atau lokasi jalan yang datar dengan fungsi bisa mengalirkan aliran air
dari permukaan badan jalan dan juga aliran air dari gunung. Untuk dinding
penahan tanah pasangan batu (Talud) dengan tinggi 0,9 meter dipasang
3
pipa

3
sebagai lubang suling dengan jarak tinggi 0,6 meter. Untuk jarak Panjang
pemasangan pipa lubang suling ini yaitu 2 meter.

Gambar 3.8 : Detail Ukuran Pekerjaan Talud


Sumber: Gambar Autocad Penulis, 2022
8. Opname Talud
Tahapan terakhir dari pekerjaan talud adalah pengukuran atau
opname dari talud yang sudah dibauat oleh para tukang dan pekerja.
Opname dilakukan oleh, kepala tukang, kontraktor dan konsultan. Talud
yang dikerjakan selama melaksanakan kerja praktek industri ialah talud
dengan dilengkapi oleh saluran bentuk U, seperti pada gambar 3.3.
diabawah ini juga akan di tampilkan salah satu hasil opname dari talud
yang di opname pada Sta 2+408.

Gambar 3.9 : Hasil Opname Talud Sta 2+408


Sumber : Gambar Autocad Penulis, 2022

3
Gambar 3.10 : Hasil Opname Talud Sta 0+143
Sumber : Gambar Autocad Penulis,2022

Gambar 3.11 : Hasil Opname Talud Sta 0+325


Sumber : Gambar Autocad Penulis, 2022
Hasil dari pengukuran atau opname dilapangan akan dibawa oleh
pihak kontrkator untuk dihitung terkait dengan berapa nominal harga yang
akan dibayarkan kepada pekerja.
C. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipakai pada pekerjaan talud di lokasi
kerja praktek industri adalah sebagai berikut:
1. Alat
a) Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat yang dipakai pada
pekerjaan talud untuk paket rekonstruksi jalan di Desa

3
Bambangbuda, Kabupaten Mamasa. Alat ini digunakan untuk
melakukan galian pada letak atau posisi talud yang akan dipasang.
Galian yang dilakukan oleh excavator ini masih merupakan galian
kasar dengan diberikan perkiraan kedalaman galian sesuai dengan
kedalaman talud yang akan di buat.

Gambar : 3.12 Excavator


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
Untuk jenis excavator yang digunakan ialah excavator
dengan merek Komatsu PC 200 dan untuk kapasitas bucket dari
excavator ini sendiri ialah 0,93 m3.
b) Mobil Pick Up L 300
Alat ini digunakan untuk mengangkut material berupa batu
dan pasir dari sungai. Untuk batu yang dipakai itu diambil dari batu
pecah yang berda pada lokasi proyek. Sedangkan pasir yang dipaki
itu diambil dari sungai bertempat di daerah Mambi Sulawesi Barat.
Untuk dimensi bak dari mobil jenis pick up ini memiliki
Panjang 0,00417 m, lebar 0,0017 m dan tinggi 0,001845 m. maka
dari hasil data diatas didapatkan volume bak mobil ialah 1,3 m3.
Jadi dalam pengangkutan material berupa batu dan pasir satu mobil
ialah 1 kubik lebih. Jika batu yang tersedia di lokasi proyek sudah
habis
maka batu yang diambil atau dipakai adalah batu dari sungai.

3
Gambar 3.13 Pick Up L 300
Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
c) Mesin Molen, Gerobak Pengangkut dan Sekop
Mesin molen digunakan untuk mengaduk komposisi
campuran yang akan di buat. Mesin molen yang digunakan adalah
mesin molen dengan merek Pazto. Adapun spesifikasi dari mesin
tersebut memiliki tinggi keseluruhan 230 cm, lebar keseluruhan
117,5 cm dan Panjang keseluruhan 152 cm. Besar volume
keseluruhan yang mampu di tamping oleh gross drum mencapai
400 liter atau setara dengan 0,4 m3/kubik.
Gerobak pengangkut berfungsi untuk memindahkan
komposisi campuran yang sudah di aduk pada mesin molen.
Spesifikasi dari alat ini memliki Panjang 82 cm, lebar 63 cm dan
tinggi 30 cm. maka dari ukuran spesifikasi diatas didapatkan
volume gerobak pengangkut sebesar 0,154 m3.
Sekop digunakan untuk melakukan galian bilaman hasil dari
galian alat excavator belum mencukupi. Selain dari itu sekop juga
digunakan untuk mencampur mengambil dan mengambil dan
mengangkat material kedalam mesin molen. Sebenarnya masih
banyak fungsi lain dari sekop ini namun penulis hanya
mencantumkan fungsi utamanya. Sekop yang dipakai memiliki
Panjang 1 meter dan lebar 24 cm.

3
Gambar 3.14 Mesin Molen, Gerobak Pengangkut dan Sekop
Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
d) Roll Meter
Meter digunakan untuk mengukur Panjang yang terbuat dari
bahan fleksibel sehingga bisa digulung dan mudah dibawa kemana-
mana. Bisanya terbuat dari plat besi atau plastic tipis. Satuan yang
dimiliki ada beberapa macam ada mm, cm, feet, atau inchi.
Umumnya memiliki ketelitian 0,5 mm. adapun meter yang
digunakan pada lokasi kerja praktek industri sesuai dengan tinjauan
adalah untuk melakukan opname atau pengukuran talud yang sudah
dikerjakan oleh pekerja. Roll meter yang digunakan adalah roll
meter dengan Panjang 50 meter dan umumnya terbuat dari pita
plastic.

Gambar 3.15 Meter


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022

3
e) Waterpass
Automatic level atau Waterpass merupakan alat yang
berfungsi untuk mengukur atau menentukan beda tinggi suatu
bidang atau lahan. Waterpass yang digunakan pada lokasi kerja
praktek sesuai dengan item tinjauan adalah waterpass merek
sokkia. Perangkat ini dilengkapi teknologi eksklusif yang dirancang
dengan kompensator yang presisi menggunakan sistem magnetic
untuk akurasi yang handal.

Gambar 3.16 Waterpass


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
f) Tripod
Tripod merupakan alat penegak untuk mendirikan alat
waterpass yang di simpan diatas tripod saat melakukan pengukuran
elevasi. Fungsi utama dari tripod ini untuk menstabilkan alat yang
dipasang, dengan pengaturan yang tepat supaya bisa mendapatkan
statif yang lebih stabil. Ukuran tinggi tripod dalam lipatan itu ialah
103 cm dan ukuran tinggi setelah dibuka memiliki tinggi maksimal
171 cm. Itulah yang merupakan salah satu kelebihan dari tripod ini
karena mudah dibawa kemana saja sesuai dengan bentuk yang
dijelaskan diatas.

4
Gambar 3.17 Tripod
Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
g) Bak Ukur
Bak ukur atau rambu ukur adalah alat untuk mempermudah
dan membantu dalam mengukur beda tinggi antara garis bidik
dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari campuran
logam aluminium yang tebal dan kuat. Ukuran tebal adalah 3 cm,
lebar 5 cm dan Panjang 3 m – 7 m. Untuk bak ukur yang dipakai
pada lokasi kerja praktek memiliki Panjang 5 meter.

Gambar 3.18 Bak Ukur


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
2. Bahan
a) Batu
Batu merupakan salah satu bahan bangunan yang penting
untuk membangun rumah atau bangunan yaitu sebagai pembuatan

4
fondasi rumah, mortar dan talud itu sendiri. Batu kali dipasang
Bersama dengan mortar dibantu dengan campuran lain seperti
semen pasir dan air sebgai konstruksi awal dalam pembuatan
rumah ataupun konstruksi lainnya. Jenis batu yang dipakai pada
pekerjaan talud sesuai dengan item tinjauan adalan batu pecah dan
batu kali yang diambil dari sungai. Jenis batu yang dipakai
memiliki karakter keunggulan yang dapat meminimalisir terjadinya
kebocoran. Bangunan yang menggunakani konstruksi jenis ini akan
lebih terjaga kesehatannya karena tidak mudah terkena jamur,
banjir, dan segala macam kebocoran lainnya.

Gambar 3.19 Batu


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
b) Pasir
Pasir digunakan sebagai bahan untuk merekatkan semen.
Selain itu pasir juga menjadi bahan utama untuk membuat batako
serta batu bata. Adapun jenis pasir yang digunakan pada saat
pengerjaan talud dilokasi kerja praktek merupakan pasir yang
diambil dari sungai. Pasir ini jenis ini merupakan hasil dari gigisan
batu keras dan tajam menghasilkan butiran sangat halus dan
memiliki butiran dengan ukuran 0,063 mm – 5 mm sehingga sangat
baik digunakan seperti pengecoran pondasi juga talud dan pasir
jenis ini dikenal lebih kuat dan tahan lama.

4
Gambar 3.20 Pasir
Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022
c) Semen
Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi utama dari semen
adalah untuk mereatkan batu, bata, batako, pasir dan bahan – bahan
lainnya. Semen mengikat butir – butor agregat hingga membentuk
suatu massa padat dan mengisi rongga – rongga udara diantara
butir
– butir agregat. Walapun komposisi semen dalam beton hanya
sekitar 10%, namun karena fungsinya sebgai bahan pengikat maka
peranan semen menjadi sangat penting. Semen yang dipakai pada
lokasi proyek seusuai dengan item tinjauan adalah jenis semen
bosowa dengan berat mencapai 40 kg.

Gambar 3.21 Semen


Sumber : Foto Lapangan KPI, 2022

4
d) Air
Air dalam sebuah sampuran komposisi beton berfungsi
sebagai reactor (25% berat semen) semen dan pelumas antar butir
agregat. Selain itu air juga diperlukan untuk perawatan beton. Air
merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting dan paling
murah. Dalam pembuatan komposisi campuran, penambahan air
perlu di perhatikan dengan baik karena apabila suatu komposisi
kelebihan air maka dapat menyebabkan penurunan pada kekuatan
beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air dapat menyebabkan
terjadinya bledding atau air dan semen sama – sama akan bergerak
ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang.

Gambar 3.22 Air


Sumber : Goggle, 2022
D. Data Spesifikasi Pengujian Kuat Tekan Beton Mortar
Adapun data ini merupakan data spesifikasi dan hasil pengujian kuat
tekan beton yang dibuat oleh pihak kontaktor. Data yang diperoleh hanya
melampirkan data kuat tekan umur beton 3 hari dan 7 hari. Adapun Beton
yang dipakai menggunakan beton F’c 5 mpa atau setara dengan beton K
50. Untuk komposisi campuran menggunakan perbandingan 1 : 27. Semen
yang digunakan dalam satu zak menggunakan pasir 27 sekop, dan untuk
air karena pekerja tidak menggukan ember untuk ukuran banyaknya air
maka air ditmabahkan secukupnya.

4
Tabel 3.1 Data Pengujian Kuat Tekan Beton

Sumber : Kontraktor Proyek KPI, 2022


E. Hasil Analisa Perhitungan Volume Dan Panjang Talud
Dari opname yang sudah dilakukan Bersama pihak kontaktor maka
berdasarakn data yang didapatkan di lapangan tersebut penulis melampirkan
hasil Analisa pehitungan volume dan Panjang keseluruhan talud yang sudah
dikerjakan.

Tabel 3.2 Analisa Perhitungan Volume Dan Panjang Talud

Sumber : Hasil Pekerjaan Excel Penulis, 2022

4
Dari hasil Analisa data diatas maka didapatkan hasil besar volume
talud dan mortar Panjang keselurahan dari talud yang sudah dikerjakan
adalah 208 meter. Pada Sta 2+408 terdapat pekerjaan talud dengan volume
0,15879 m3 dan mortar dengan volume 8,538 m3. Sementara pada Sta
0+143 dan Sta 0+325 terdapat pasangan batu talud dengan masing – masing
volume adalah 21,735 m3 dan 0,17784. Untuk pekerjaan mortar sendiri dari
Sta 0+143 dan Sta 0+325 tidak ada. Jadi berdasarkan data Analisa diatas
didapatkan juga volume pasangan batu dan mortar adalah 909.195 m3.

4
BAB IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. Permasalahan di Lapangan Lokasi Praktek
Adapun permasalahan yang terjadi selama melaksanakan kerja
praktek industri selama 60 hari pada paroyek Paket Preservasi Jalan dan
Jembatan Kalukku-Salubatu-Mambi- Mala’bo di desa Bambangbuda, Kab.
Mamasa, Prov. Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:
1. Rumah warga
Dalam melakukan pengukuran terhadap badan jalan, ukuran yang
luas jalan pada desain yang sudah dibuat adalah 12 meter. Tentu saja
dengan lebar 12 meter ini ada beberapa rumah warga yang masuk
dalam Kawasan jalan sesuai dengan ukuran dari desain. Seperti salah
satu rumah warga yang berada di Sta 0+975 yang dimana setelah
dilakukan pengukuran ada 1,50 meter dari rumah tersebut yang masih
masuk dalam badan jalan.
2. Aspal yang memuai pada pengambilan sampel
Pada pengambilan sampel dengan menggunakan alat Core Drill pada
Sta 11.600 terjadi masalah yaitu sampel aspal yang diambil rusak
(terbelah menjadi dua bagian) sehingga terjadi 2 sampai 3 kali
pengambilan sampel pada suatu titik sampai ditemukan sampel yang
betul-betul baik untuk di adakan pengujian di balai.
3. Kain yang masuk pada mesin alat Core Drill
Saat melakukan pengujian secara tidak sengaja sehelai kain untuk
membersihakan sampel setelah diambil, masuk kedalam mesin alat
Core Drill sehingga proses pengambilan sampel tidak bisa dilakukan
karena kain yang masuk kedalam mesin core drill menyebabkan mesin
tidak dapat berfungsi dengan baik.
4. Pengujian slump test
Masalah yang terjadi pada pengujian slump test adalah hasil dari

4
komposisi campuran agregat terlalu cair sehingga bisa mengakibatkan
nilai slump semakin naik dan pengaruhnya adalah kuat tekan terhadap
beton yang akan dibuat juga semakin turun.
5. Pipa perikanan warga yang terputus
Pada galian tanah di Sta 0+575 terjadi putusnya pipa dinas perikanan
milik warga yang menyebabkan aliran air yang diambil dari sungai
tidak dapat di alirkan karena pipa yang dipakai terputus oleh timbunan
yang dibuang oleh operator ekxcavator dalam hal ini pihak kontraktor.
6. Pengecoran Box
Pada pengecoran box culvert single 4x4 biasa terjadi kurang padatnya
hasil pengecoran setelah dibuka. Akibat dari kurang padatnya hasil
pengecoran pada box culvert akan berpengaruh pada umur dan beban
yang mampu dimuat oleh box tersebut. Maka dari itu digunakan alat
fibrator sebagai alat untuk memadatkan komposisi campuran yang di
pasang pada box culvert di lapangan.
7. Cuaca extream
Akibat tingginya curah hujan dilokasi maka ini menjadi tantangan
tersendiri bagi para pekerja di lapangan. Hujan biasanya terjadi pada
sore hari sehingga dari masalah ini juga merupakan satu penghambat
pekerjaan yang terjadi di lokasi praktek.
8. Kurangnya pekerja
Kurangnya pekerja dilapangan merupakan salah satu yang menjadi
fator pengahambat dalam proyek yang terjadi di lapanagn lokasi kerja
praktek. Ini disebabkan karena warga sekitar lokasi proyek lebih
memilih untuk melakukan pekerjaan mereka yaitu Bertani.
B. SOLUSI
Dari beberapa permasalahan yang terjadi diatas maka berdasarakan
hasil diskusi dan pengamatan di lapangan Bersama dengan pihak konsultan
dan kontraktor di Tarik beberapa solusi yaitu sebagai berikut.

4
1. Rumah warga yang berada di dalam area jalan setelah di lakukan
pengukuran di sampaikan kepada kepala desa terkait dengan berapa
jumlah rumah warga yang masuk kedalam badan jalan. Adapun kepala
desa yang bertanggung jawab langsung menyampaikan kepada pihak
warga terkait melalui musyawarah. Bila mana ada pihak warga yang
menolak maka seterusnya akan disampaikan kepaa pihak bupati untuk
mengirimkan beberapa bantuan personil dari keamanan didalam
mengamankan proses pembongkaran rumah warga yang masuk kedalam
badan jalan.
2. Sampel aspal yang rusak pada saat pengambilan sampel menggunakan
alat core drill solusi yang diberikan ialah melakukan pengambilan
sampel pada saat masih pagi hari. Ini bertujuan supaya aspal yang
hendak kita ambil tidak melakukan pemuaian akibat suhu yang terlalu
panas. Dengan cara ini sampel aspal dapat kita ambil secara utuh tanpa
mengalami kerusakan.
3. Kain yang masuk pada mesin alat core drill di keluarkan dengan
melakukan pembongkaran pada alat oleh pekerja yang Bersama dengan
kontraktor dalam melakukan pengambilan sampel. Mesin dibongkar
kemudian mengeluarkan kain yang merusak dan menghambat
pengambilan sampel.
4. Komposisi campuran yang terlalu cair pada saat pengujian di lakukan
dengan mengurangi air pada komposisi campuran yang dibuat sehingga
hal ini tidak berpengaruh pada umur beton dan kuat tekannya.
Disamping itu juga dilakukan penambahan semen pada kompisisi untuk
membuat komposisi lebih padat dan sampai pada kualitas beton yang
ada pada spesifikasi. Spesifikasi dalam pengecoran menggunakan
komposisi beton Fc 30 Mpa.
5. Pipa perikanan pada dinas perikanan daerah milik warga yang terputus,
dilakukan perbaikan oleh pihak kontraktor dan atas terjadinya hal
tersebut
4
warga memberikan laporan kepada pihak kontraktor supaya dalam
pembuangan material jalan seperti timbunana dan lain-lain untuk
diperhatikan, untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi kembali.
6. Untuk menghindari beton yang kurang padat karena kesalahan di
pengecoran, maka dalam hal ini pihak pekerja melakukan pengecoran
dengan menggunakan alat fibrator untuk menghindari hasil dari
pengecoran beton tersebut berlubang-lubang yang tentunya akan
berdampak pada kuat tekan beton tersebut.
7. Cuaca extream yang terjadi pada lokasi pekerjaan proyek, merupakan
salah satu penghambat dari pekerjaan proyek tersebut. Untuk solusi dari
yang dilakukan pada saat dilapangan oleh pekerja, pekerja hanya masuk
pada pagi hari dan masuk di sore hari, bilamana pada sore hari
sementara pekerjaan dan terjadi hujan maka pekerja biasanya langsung
berhenti dan melanjutkan pekerjaannya besok pagi.
8. Kurangnya pekerja dilokasi proyek sampai saat ini belum didapatkan
solusi yang lebih baik, mengingat orang-orang yang dipekerjakan pada
proyek tersebut adalah orang-orang yang tinggal disekitar lokasi proyek.
Dan adapun pekerja yang mau dipekerjakan hanya beberapa orang yang
dibagi dalam dua kelompok dan bilamana di lakukan penambahan
anggota akan mengalami kesulitan mengingat hal ini bergantung pada
keinginan dari masing-masing orang.

5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Kegiatan kerja praktek industri merupakan salah satu yang dimana dalam
pelaksnaanya itu di atur melalui Program Study. Kerja Praktek ini merupakan
salah satu hal yang mutlak di lakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan
studinya pada Program Study Teknik Sipil Universitas Sulawesi Barat. Tujuan
dari Kerja Praktek ini untuk memperkenalkan kepada mahasiswa dan
memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum dinyatakan lulus
dari Program Study yang dipilih. Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk
alumni atau lulusan yang terbaik dan siap dipekerjakan pada instansi manapun.
Preservasi jalan merupakan salah satu manajemen aset perbaikan jalan
meliputi pemeliharaan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Hal ini didukung oleh
Permen PU No.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
Jalan, Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, dan Permen PUPR Nomor
13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Adapun tujuan dari kegiatan
preservasi jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan baik sesuai
dengan tingkat pelayanan dan kemampuan pada saat jalan tersebut selesai
dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang
telah ditentukan.
Talud merupakan dinding penahan tanah yang dibantu dengan komposisi
campuran batu, pasir, semen, dan air. Talud dipasang untuk dapat
meminimalisir terjadinya longsor yang tentuny akan berdampak pada jalan
sebagai akses transportasi darat. Pada talud yang dibuat biasanya dibantu
dengan saluran yang disebut dengan saluran gendong atau talud gendong.
Disamping itu juga masih ada satu saluran yang dipergunakan untuk posisi
jalan yang mengalami pendakian atau penurunan yaitu saluran jenis V. Salurna

5
V dipasang pada posisi jalana yang mendaki atau menutun dikarenakan luas
permukaan saluran jenis ini

5
dapat mengalirkan air dalam jumlah yang besar sehingga air yang mengalir
tidak tertampung dan tetap megalir.
Dalam melaksanakan kerja Praktek Industri penulis mendapatkan baerbagi
pengalaman yang baru di tempat lokasi Praktek. Penulis juga mendapatkan
beberapa kesesuaian antara teori dan praktiku yang ada kampus dengan yang
ada di lapangan Kerja Praktek sehingga dalam hal ini juga penulis mampu
melaksanakan secara angsung tanpa bimbingan seperti halnya dalam pengujian
Sand Cone Test.
B. Saran
1. Relasi antara pihak konsultan dengan kontraktor supaya lebih di tingkatkan
lagi mengingat salah satu kasus yang pernah dijumpai penulis pada saat
galian box Culvert Sta 2+600 yang dimana pada saat galian sudah diawasi
oleh pihak konsultan dan dikerjakan oleh pihak kontaktor, namun setelah
bagian logistik pada kontraktor datang langsung dilokasi maka langsung
dihentikan mengingat logistik yang hendak dipasang belum ada atau belum
tersedia.
2. Kondisi kelancaran keuangan di dalam proyek supaya tetap menajadi
perhatian dimana, hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang
warga juga sebagai pekerja pada proyek tersebut mengatakan bahwa uang
yang dipakai dalam pekerjaan tersebut merupakan uang pribadi dan
nantinya akan dikembalikan setelah pencairan.
3. Alat yang digunakan oleh pihak kontraktor supaya juga menjadi perhatian
penting mengingat beberapa pekerjaan yang sempat terhenti dikarenakan
adanya kerusakan pada alat.
4. Untuk warga yang berada disekitar lokasi proyek supaya tetap menjaga
komunikasi dengan baik guna menghindari hal-hal yang tidak kita
inginkan.

5
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, B. S. (2004). Geometri Jalan Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional.
Jakarta.

Saputro, Y. A., Umam, K., & Fauziah, S. (2020). Analisis Sandcone Test
(AASHTO T 191 dan ASTM D 1556 64) Pada Peningkatan Jalan
Jepara– Kedungmalang–Pecangaan. Reviews in Civil Engineering,
4(2).

Moreau, R., Jalan, R., Gines, P., Pavesi, M., Angeli, P., Cordoba, J., ... & Arroyo,
V. (2013). Acute-on-chronic liver failure is a distinct syndrome that
develops in patients with acute decompensation of cirrhosis.
Gastroenterology, 144(7), 1426-1437.
Edok. 2019. “ PELATIHAN PRESERVASI JALAN”
,https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/11/4bf
1a_MODUL_1_-_Pengantar_Preservasi_Jalan.pptx, diakses pada
14 September 2022 pukul 03:28
Suryadi. 2021. “https://www.indosteger.co.id/berita/detail/talud-adalah, diakses
pada 19 September 2022 pukul 09.00
Aminda. 2018. https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/talud/ daikses pada
22

5
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Kerja Praktek

Lampiran 2 Surat Penerimaan Kerja Praktek

Lampiran 3 Lembar Kegiatan


Harian

5
Lampiran 2 Surat Penerimaan Kerja Praktek

5
Lampiran 3 Lembar Kegiatan Harian

5
5
5
6
6
6
6
6
Lampiran 4 Absen Kehadiran

6
6
Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek Industri

6
Lampiran 6 Time Schedule

6
Lampiran 7 Lembar Konsultasi

6
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktek Industri

Gambar 8.1 Pengukukuran Talud Gambar 8.2 Pengaspalan

Sumber : Dokumentasi KPI, 2022 Sumber : Dokumentasi KPI 2022

Gambar 8.3 Core Drill Gambar 8.4 Box Culvert

Sumber : Dokumentasi KPI, 2022 Sumber : Dokumentasi KPI, 2022

7
V

Gambar 8.5 Pasangan Batu Gambar 8.6 Opname


Sumber : Dokumentasi KPI, 2022 Sumber : Dokumentasi KPI, 2022

Gambar 8.7 Lapisan Pondasi Atas Gambar 8.8 Pemadatan LPA


Sumber : Dokumentasi KPI, 2022 Sumber : Dokumentasi KPI, 2022

Gambar 8.7 Galian Saluran Gambar 8.7 Slump Test


Sumber : Dokumentasi KPI, 2022 Sumber : Dokumentasi KPI, 2022

7
7

Anda mungkin juga menyukai