Pendahuluan
Industri makanan Industri kimia
• Asam organik sebagai • Asam organik sebagai
BAHAN TAMBAHAN BAHAN DASAR
Diproduksi melalui
fermentasi
• Industri deterjen:
- Menggantikan polifosfat
Galur penghasil asam sitrat
• Asam sitrat sebagai metabolit primer, contoh:
1. Aspergillus niger
2. A. wentii
3. A. clavatus
4. Penicillium luteum
5. P. citrinum
6. Citrimyces pfefferiamus
7. Mucor piriformis
8. Paecilomyces divaricatum
9. Corynebacterium sp
10. Candida guilliermondii
11. Trichoderma viridae
12. Saccharomycopsis lipolytica
• Skala industri:
- Mutan A. niger
- Sekerabat A. Wentii
Produksi asam sitrat dari Aspergillus
lebih banyak dibanding Penicillium
Produk samping dari mutan Aspergillus
lebih mudah dikendalikan daripada galur
lain
misal: - asam oksalat
-asam isositrat
-asam glukonat
Biosintesis
• Asam sitrat:metabolit primer dan dibentuk
dalam siklus TCA
• Sumber karbon utama: Glukosa
• 80% glukosa: dipecah melalui reaksi
Embden-Meyerhof-Parnas (EMP)
• Glukosa: Pentosa Fosfat, sehingga
pentosa menjadi tersedia untuk
produksi asam sitrat
• Pada mikroba produsen asam sitrat:
seluruh enzim yang terlibat dalam rantai
EMP berperan dalam keseluruhan proses
fermentasi
Hasil teoritis:
100 g sukrosa =
123 g asam sitrat-1-hidrat
atau
112 g asam sitrat anhidrat
Medium fermentasi
1. Sumber karbohidrat
• Sumber karbohidrat: larutan gula 15-25%
• Bahan dasar lain:
- Pati
- kentang
- hidrolisat pati
- sukrosa dalam berbagai tingkat kemurnian
- sirup gula tebu
2. Unsur mikro (ppm)
- Tembaga
- Mangan
- Magnesium
- Besi
- Seng
- Molibdenum
• konsentrasi optimum
([tinggi]): toksik
Pengaruh penambahan Besi:
• Contoh:
- sukrosa murni:
untuk pertumbuhan optimal: 2,0 ppm
• Standar Perhitungan
Untuk melaporkan data yang diperoleh
Standard Plate Count (SPC)
• Jumlah koloni yang terbaik 30-300 koloni
Standar Perhitungan: Laporan
Standart Plate Count
1. Data yang dilaporkan hanya terdiri dari
dua angka, yaitu: angka pertama di depan
koma dan angka kedua dibelakang koma.
Jika angka yang ketiga sama dengan atau
lebih besar dari 5 harus dibulatkan satu
angka lebih tinggi pada angka yang
kedua.
Jumlah koloni perpengenceran Standart Plate Count Keterangan
Hitung pengenceran
> 3,0 x105 10-3
TBUD 325 20 (3,3 x 105)
Standar Perhitungan: Laporan
Standart Plate Count
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran
menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30
dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi
dan terendah dari dua pengenceran tersebut
lebih kecil atau sama dengan 2, tentukan rata-
rata dari kedua nilai tsb dengan
memperhitungkan pengencerannya.
jika perbandingan antara hasil tertinggi dan
terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkan
hanya hasil terkecil.
Jumlah koloni perpengenceran Standart Plate Count Keterangan
Hitung rata-ratanya,
3,5 x 104 karena
293 41 4
41000/29300=1,4 (< 2)
Hitung pengenceran
10-2 karena
140 32 2 1,4 x 104 32000/14000=2,3 (> 2)
Standar Perhitungan: Laporan
Standart Plate Count
5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per
pengenceran, data yang diambil harus dari
kedua cawan tsb, tidak boleh diambil salah satu,
meskipun salah satu dari cawan duplo tsb tidak
memenuhi syarat diantara 30 dan 300.
Jumlah koloni perpengenceran Standart Plate Count Keterangan
Rata-rata dari
pengenceran 10-2
138 42 2 1,4 x 104 karena perbandingan
162 43 4 antara
pengenceran10-3
dan10-4 adalah 2,4
Jumlah koloni perpengenceran Standart Plate Count Keterangan
Rata-rata dari
pengenceran 10-2
291 25 3 3,0 x 104 meskipun 305 > 300
305 27 0
(angka yang lain < 30)
• Cara menghitung koloni pada cawan
adalah sbb:
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah
yang mengandung jumlah koloni antara
30 - 300 koloni
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi
satu merupakan suatu kumpulan koloni
yang besar dimana jumlah koloninya
diragukan dapat dihitung sebagai satu
koloni
3. Satu deretan (rantai) koloni yang terlihat
sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni
• Sampel: Contoh padat dengan pengenceran
1: 10 (5 gram dalam 45 ml)
1 ml 1 ml 9 ml
1 ml 9 ml 9 ml
-2 10-3 10-4
10
sampel
Pengenceran 1 : 10
1 ml 1 ml 1 ml
11 ml
ml 1 ml
1 ml
99 ml 99 ml 99 ml
0,1 ml 0,1 ml
0,1 ml
234 28 1
700 125 10