Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOSOSIAL: ANSIETAS

Disusun Oleh :
Nama : Budi Santosa, S.Kep.,Ns
NIP : 19760224 200604 1 011
Jabatan : Perawat Ahli Muda

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN
BANJARMASIN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. i

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 1

Tujuan ................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN 3

Definisi 3

Etiologi 4

Rentang Respon Kecemasan ...............................................................................................6

Tanda dan Gejala Kecemasan ........................................................................................8

Penatalaksanaan Kecemasan ...................................................................................9

Asuhan Keperawatan Pada Ansietas ………………………………………..10

PENUTUP…………..…………………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu yang
berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai
ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi,tetapi
apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang
bersangkutan.

Menurut Lynn S. Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering


terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu
sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan
reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit
yang dideritanya.”

Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapanpun


tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan
bahwa diseluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap harinya. hal
ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.

Dinegara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan menempati posisi
pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu, sebagai seorang
perawat, kita harus benar-benar memahami dan kritis dalam berespon dan
menghadapi kasus kecemasan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecemasan?

Makalah Psikososial: Kecemasan 1


2. Apa saja tingkatan rasa cemas?
3. Apa saja tanda dan gejala cemas?
4. Bagaimana penatalaksaan kecemasan?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada ansietas?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kecemasan
2. Mengetahui tingkatan kecemasan
3. Mengetahui tanda dan gejala cemas
4. Mengetahui penatalaksaan kecemasan
5. Mengetahui asuhan keperawatan pada ansietas

Makalah Psikososial: Kecemasan 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).

Kecemasan dapat didefininisikan sebagai suatu keadaan perasaan keprihatinan,


rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman
sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).

Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap


individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda
secara luas. Respon masing-masing individu yang memiliki kecemasan berbeda.
Tepi emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas
atau kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke
tingkat patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk
tujuan pengobatan : ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan
klien cemas di mana saja di rumah sakit ataupun lingkup masyarakat.

Kecemasan dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala
fisik serta psikologis seperti gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala,
ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat, berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.

Gejala utama dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan

Makalah Psikososial: Kecemasan 3


mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya
aktivitas.

Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah konsentrasi dan perhatian berkurang,
harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau
perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan
berkurang.

Keadaan cemas biasanya disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk
diagnosis dibutuhkan penentuan kriteria yang tepat antara berat ringannya gejala,
penyebab serta kelangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap. Pada
gangguan cemas lainnya biasanya depresi adalah bentuk akhir bila penderita tidak
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada cemas menyeluruh depresi
biasanya bersifat sementara dan lebih ringan gejalanya dibanding kecemasan,
gangguan penyesuaian memiliki gejala yang jelas berkaitan erat dengan stres
kehidupan.

B. Etiologi
Menurut Sylvia D. Elvira (2008:11), Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kecemasan. Antara lain faktor organ biologi dan faktor
psikoedukatif. Faktor organ biologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak
yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor
psikoedukatif adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan,
menyenangkan dan menyedihkan.
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa:

Makalah Psikososial: Kecemasan 4


a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan ataupun
situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons balik terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
kecemasan.

2. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

Makalah Psikososial: Kecemasan 5


a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi:
• Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya: hamil).
• Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
• Sumber Internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
• Sumber Eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

C. Rentang Respon Kecemasan

Rentang Respon Kecemasan (Stuart & Sundeen, 1990).

Adapun tingkatan pada kecemasan adalah sebagai berikut:


a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan
persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi dan menghasilkan pertumbuhan
dan kreatifitas.

b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan diri pada hal yang penting dan
mengesampingkan hal yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian

Makalah Psikososial: Kecemasan 6


yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan
kata lain, lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang lebih terperinci dan spesifik serta tidak dapat
berpikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada satu area lain.

d. Tingkat Panik Dari Kecemasan


Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan
aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung
terus menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat,
bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri
lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi
pengarahan.

D. Tanda dan Gejala Kecemasan


1. Respon fisik :
a. Kardiovaskular :
Palpitasi, Jantung berdebar, tekanan darah meninggi, denyut nadi cepat.
b. Pernafasan :
Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada, napas dangkal,
pembengkakan pada rongga tenggorokan, terengah-engah.

Makalah Psikososial: Kecemasan 7


c. Neuromuskular :
Refleks meningkat, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan
umum, kaki goyah, gerakan yang janggal.
d. Gastrointestinal :
Anoreksia, diare/ konstipasi, mual, rasa tidak nyaman pada abdomen.
e. Traktur Urinarius :
Sering berkemih dan tidak dapat menahan rasa ingin kencing.
f. Kulit :
Wajah kemerahan, berkeringat, gatal, rasa panas pada kulit.

2. Respon Kognitif :
Lapang persepsi yang menyempit, tidak mampu menerima rangsang dari luar,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.

3. Respon Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman.

4. Respon Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, dan prihatin.

E. Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Hawari (2008), penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup

Makalah Psikososial: Kecemasan 8


c. Olahraga yang teratur
d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras

2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.

3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan terapi obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.

4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
a. Psikoterapi Suportif
b. Psikoterapi Re-Edukatif
c. Psikoterapi Re-Konstruktif
d. Psikoterapi Kognitif
e. Psikoterapi Psikodinamik
f. Psikoterapi Keluarga

5. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

Makalah Psikososial: Kecemasan 9


F. Asuhan Keperawatan Pada Ansietas
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas:

Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls
primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego
atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.

Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.

Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.

Makalah Psikososial: Kecemasan 10


Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.

Kajian Biologis.
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas penghambat dalam
aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan
peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas
sebagaimana halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum
seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
 Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktifitas hidup sehari-hari.
 Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

c. Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas
perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.

Makalah Psikososial: Kecemasan 11


d. Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan menggerakkan
sumber koping tersebut di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai
modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan
keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping
yang berhasil.

e. Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme
koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi
ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang serius.
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme
koping:
 Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan
situasi stress.
 Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan
penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptif terhadap stress.

2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada kecemasan adalah:
 Penyelesaian Kerusakan.
 Kecemasan.
 Pola Napas Tidak Efektif.
 Koping Individu Tidak Efektif.
 Diam.

Makalah Psikososial: Kecemasan 12


 Gangguan Pembagian Bidang Energi.
 Ketakutan.
 Inkontinensial.
 Stres.
 Perubahan Nutrisi.
 Respon Pasca Trauma.
 Ketidakberdayaan.
 Gangguan Harga Diri.
 Gangguan Pola Tidur.
 Isolasi Sosial.
 Perubahan Proses Berfikir.
 Gangguan Eliminasi Urine.

3. Intervensi
a. Tujuan Umum
Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan hingga panik.

b. Tujuan Khusus
Klien mampu untuk :
 Membina hubungan saling percaya.
 Melakukan aktifitas sehari-hari.
 Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya.
 Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
 Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
 Klien terlindung dari bahaya.

c. Ansietas Ringan
Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas  Tidak nyaman.  Gerakan tidak tenang

Makalah Psikososial: Kecemasan 13


ringan adalah  Gelisah.
ansietas  Insomnia ringan  Perhatikan tanda peningkatan
normal dimana  Perubahan nafsu ansietas
motivasi makan ringan  Bantu klien menyalurkan energi
individu pada  Peka secara konstruktif
keseharian  Pengulangan  Gunakan obat bila perlu
dalam batas pertanyaan  Dorong pemecahan masalah
kemampuan  Berikan informasi akurat dan
 Perilaku mencari
untuk fuktual
perhatian
melakukan dan
 Peningkatan  Sadari penggunaan mekanisme
memecahkan
kewaspadaan pertahanan
masalah yang
 Peningkatan  Bantu dalam mengidentifikasi
meningkat.
persepsi keterampilan koping yang berhasil
pemecahan  Pertahankan cara yang tenang dan
masalah tidak terburu
 Mudah marah.  Ajarkan latihan dan tehnik
relaksasi

d. Ansietas Sedang
Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas sedang  Perkembangan  Pertahankan sikap tidak tergesa-


adalah cemas dari ansietas gesa, tenang bila berurusan
yang ringan dengan klien
mempengaruhi  Perhatian terpilih  Bicara dengan sikap tenang, tegas
pengetahuan dari lingkungan meyakinkan
baru dengan  Konsentrasi hanya  Gunakan kalimat yang pendek
penyempitan pada tugas-tugas dan sederhana
lapangan individu  Hindari menjadi cemas, marah,
persepsi

Makalah Psikososial: Kecemasan 14


sehngga  Suara bergetar dan melawan
individu  Ketidaknyamanan  Dengarkan klien
kehilangan jumlah waktu  Berikan kontak fisik dengan
pegangan tetapi yang digunakan menyentuh lengan dan tangan
dapat mengikuti  Takipnea klien
pengarahan  Takikardia  Anjurkan klien menggunakan
orang lain.  Perubahan dalam tehnik relaksasi
nada suara  Ajak klien untuk mengungkapkan
 Gemetaran perasaannya

 Peningkatan  Bantu klien mengenali dan


ketegangan otot menamai ansietasnya

 Menggigit kuku,
memukul-
mukulkan jari,
menggoyangkan
kaki dan
mengetukkan jari
kaki

e. Ansietas Berat
Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Pada ansietas  Perasaan terancam  Isolasi klien dalam lingkungan


berat lapangan  Ketegangan otot yang aman dan tenang
persepsi yang berlebihan  Biarkan perawatan dan kontak
menjadi sangat  Diaforesis sering sampai konstan
menurun.  Perubahan  Berikan obat-obatan klien
Individu pernapasan melakukan hal untuk dirinya
cenderung  Napas panjang sendiri
memikirkan

Makalah Psikososial: Kecemasan 15


hal yang  Hiperventilasi  Observasi adanya tanda-tanda
sangat kecil  Dispnea peningkatan agitasi.
saja dan  Pusing  Jangan mennyentuh klien tanpa
mengabaikan  Perubahan permisi
hal yang lain. gastrointestinalis  Yakinkan klien bahwa dia aman
Individu tidak  Mual muntah  Kaji keamanan dalam lingkungan
mampu sekitarnya
 Rasa terbakar pada
berfikir
ulu hati
realistis dan
 Sendawa
membutuhkan
 Anoreksia
banyak
 Diare atau
pengarahan,
konstipasi
untuk dapat
 Perubahan
memusatkan
kardivaskuler
pada daerah
 Takikardia
lain.
 Palpitasi
 Rasa tidak nyaman
pada prekokardia
 Berkurangnya
jarak persepsi
secara berat
 Ketidakmampuan
untuk
berkonsentrasi
 Rasa terbakar
 Kesulitan dan
ketidaktepatan
pengungkapan
 Aktivitas yang

Makalah Psikososial: Kecemasan 16


tidak berguna
 Bermusuhan

f. Panik
Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Adalah tingkat  Hiperaktif /  Tetap bersama klien ; minta


dimana imobilitasi berat bantuan
individu  Rasa terisolasi  Jika mungkin hilangkan beberapa
berada pada yang ekstrim stressor fisik dan psikologisdari
bahaya  Kehilangan lingkungan
terhadap diri desintegrasi  Bicara dengan tenang, sikap
sendiri dan kepribadian meyakinkan, menggunakan nada
orang lain serta  Sangat goncang suara yang rendah
dapat menjadi dan otot-otot  Katakan pada klien bahwa anda
diam atau tegang (staf) tidak akan membahayakan
menyerang  Ketidakmampuan dirinya sendiri atau orang lain
dengan cara untuk  Isolasikan klien pada daerah
kacau. berkomunikasi yang aman dan nyaman
dengan kalimat  Lanjut dengan perawatan
yang lengkap ansietas berat
 Distori persepsi
dan penilaian
yang tidak
realistis terhadap
lingkungan dan
ancaman
 Perilaku kacau
dalam usaha

Makalah Psikososial: Kecemasan 17


melarikan diri
 Menyerang

BAB III
PENUTUP

Kecemasan atau ansietas adalah reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, yang sangat dipengaruhi oleh alam bawah sadar manusia dan tidak diketahui
secara khusus penyebab utamanya.

Kecemasan atau ansietas adalah istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari
yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tidak menentu, takut, tidak
tentram, kadang-kadang disertai berbagai keluhan fisik.

Berdasarkan tingkatannya, kecemasan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:


kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan panik. Kecemasan memiliki
beberapa tanda dan gejala yang meliputi respon fisik, respon kognitif, respon prilaku, dan
respon emosi. Untuk penatalaksanaan pasien dengan ansietas pada tahap pencegahan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup
fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

Makalah Psikososial: Kecemasan 18


DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Penerbit


Aesculapius.

Nurjannah, I. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa: Manajemen, Proses


Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien. Yogyakarta: Penerbit
MocoMedia.

Stuart, G,W. dan Sundden, S, J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai