Tugas : Kelompok
Oleh:
Kelompok III
2023
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………….
1.3 Tujuan…………………………………………………………………
Bab II Pembahasan………………………………………………………………
3. 1 Kesimpulan ………………………………………………………
3. 2 Saran………………………………………………………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, jika tidak ada bahasa manusia maka akan sulit untuk terhubung satu
sama lain. Komunikasi adalah suatu hal yang penting antara sesama makhluk
dengan terjalinnya komunikasi yang baik maka akan terjalin juga suatu hubungan
yang baik. Dalam berkomunikasi biasanya terdapat tanda maupun simbol yang
pemberian yang mewakili dan mewakili beberapa stimulus lain yang pernah
diberikan secara bersamaan. Perilaku dapat menjadi simbolis, tetapi simbol sama
sekali tidak terbatas pada perilaku aktual. Gambar-gambar, bayangan, emosi, batu,
ada simbol tanpa manusia, namun simbol tidak harus berasal dari manusia.
sebagai studi tentang sifat dan fungsi sistem simbol secara umum, di mana sifat
mengacu pada hubungan serta koneksi antara simbol sedangkan fungsi mengacu
pada hubungan sistem simbol dengan dunia non-simbolik. Adapun hal penting
dari Logika Simbol yaitu, pertama, logika formal atau logika konsistensi yang
logis ini tidak bertentangan tetapi saling melengkapi. Logika sama dengan
dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai
tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.
1.3 Tujuan
Morris?
BAB II
PEMBAHASAN
dalam mengkaji tentang tanda. Secara bahasa kata semiotika berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dari kata “Semeion” yang berarti “tanda” atau “Seme” yang berarti
yang merupakan seorang filsuf asal Swiss dengan pemikiran bahwa semiotika
signifier atau signifie dan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat
bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau antara
‘yang ditandai’ (signified) dan ‘yang menandai’ (signifier). Tanda adalah kesatuan
dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified).
Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang
bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang
dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah
gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi, petanda adalah aspek mental dari
bahasa.
a) Ikon adalah tanda yang penanda dan petandanya menunjukkan ada hubungan
gambar, potret, atau patung. Gambar rumah (penanda) sama dengan rumah
sesungguhnya.
mendung menan- dai hujan. Kalau di langit ada mendung penanda kalau akan
ada hujan.
c) Simbol adalah tanda yang penanda dan petandanya tidak menunjukkan adanya
menandai "orang yang melahirkan kita", dalam bahasa Inggris: mother, dalam
bahasa Prancis la mè re, dan sebagainya. Sebagian besar tanda bahasa berupa
Di samping ketiga tanda itu, ada tanda yang disebut simtom (gejala), yaitu
menunjukkan bahwa orang itu sakit, tetapi apakah sakit malaria, tipus, atau
influensa belum jelas sebab se- mua penyakit mesti diikuti suhu panas badan.
Definisi tanda pada semiotika merupakan suatu hal yang merujuk pada
adanya suatu hal lain. Kita bisa mengenal banyak tanda dalam kehidupan
1930– 1940. Semiotik menurut Morris adalah ilmu yang memperlajari tentang
sikap yang dapat dipahami dan diamati sebagai respon makhluk hidup terhadap
rangsangan. Dengan kata lain, objek dari penelitian semiotik Morris adalah sikap
istri yang bernama Charles William dan Laura (Champbell) Morris yang
mahasiswa doktoral dalam filsafat atas bimbingan dari George Herbert Mead.
Reality: a Study in the Nature of Mind” dan menerima gelar Ph.D pada tahun
seorang pengajar filsafat untuk pertama kalinya di Universitas Rice pada tahun
Floridina. Tidak hanya itu, Morris juga melakukan kegiatan lain seperti
universitas, Morris telah memberikan pengaruh yang cukup besar pada bidang
bisa dikatakan bahwa Charles William Morris adalah seorang tokoh besar
semiotika baik itu yang bersifat visual maupun verbal, menurutnya adalah
seperangkat sistem simbol yang dapat dibaca dan dipahami. Dengan kata lain,
menjadi sebuah pesan yang dapat dipahami. Selain itu, Morris juga menganggap
semiotika sebagai bagian dari penelitian tingkah laku yang dilakukan berdasarkan
sudut pandang ilmu pengetahuan alam. Penelitian yang dihubungkan dengan ilmu
baginya objek penelitian semiotika merupakan suatu sikap (behavior) yang dapat
sehingga dapat dikatakan, objek penelitian semiotika disebut “sikap sebagai suatu
tanda”. Selain itu, Morris juga memberikan istilah pada objek-objek yang
menyebabkan makhluk hidup bereaksi atas suatu tanda yang mengarah pada
yaitu seekor anjing akan berjalan menuju ruang makannya ketika dia mendengar
bunyi tertentu dari arah ruang makannya tersebut. Kemudian contoh kedua
menyangkut sikap manusia, yaitu seorang pengendara mobil ingin pergi ke suatu
tempat, tetapi saat dalam perjalanan ada seseorang yang memberitahunya bahwa
jalan yang akan dilaluinya ditutup akibat terjadi longsor, karena mengetahui hal
contoh tersebut merupakan “tanda” yang menimbulkan sikap atau reaksi yaitu
Kajian semiotika dalam pandangan Morris adalah ilmu tentang tanda yang
terbagi menjadi tiga konsep dasar yang saling berhubungan yaitu sintaksis,
dan dampak dari tanda-tanda dalam perilaku penafsir tanda, dan dengan itu
antara tanda dan objek ditandai, mempersempit studi semiotik dengan makna
literal yang ketat dari tanda dan proposisi. Sintaktis menyangkut hubungan formal
antara tanda-tanda itu sendiri, aturan logis dan gramatikal yang mengatur
penggunaan tanda.
Tiga aspek di atas dalam semiotika dapat dikaji dengan beberapa
tingkatan, seperti deskriptif, murni, dan terapan. Ada tiga aspek pembagian
2. Kajian dalam semantik suatu yang ada hubunganya dengan sign (tanda) ada
dua cara, (1) Semantik suatu yang ada hubungan dengan sign (tanda) serta
yang akan dirujuk oleh sign (tanda) mungkin lebih cocok dan sesuai
suatu yang ada hubungannya dengan cara bagaimana sign itu merujuk pada
sesuatu. Sarana semantik ini dikatakan oleh Morris dengan suatu modus.
3. Telaah dalam pragmatik berhubungan antara penggunaan dan akibat dari suatu
adalah suatu analisis penggunaan dan yang diakibatkan oleh permainan kata
ujarannya, tapi juga perlu berfokus dengan pengujar dan acuannya. Oleh sebab
itu, perlu adanya penelitian dalam tiga konsep bahasa, yaitu: sintaksis, semantic,
maupun pragmatik. Apabila dalam penelitian itu yang menjadi fokusnya ialah
ujaran, maka itu disebut dengan sintaksis. Namun, apabila dalam penelitian itu
yang menjadi fokusnya ialah pengujar atau pemakai bahasa, hal itu masuk dalam
konsep pragmatik. Sementara itu, ketika penelitian hanya menganalisis ujaran dan
3.1 Kesimpulan
dalam mengkaji tentang tanda. Peletak dasar ilmu bahasa atau semiotika adalah
Berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda dan petandanya ada tiga jenis
tanda, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Definisi tanda pada semiotika merupakan
suatu hal yang merujuk pada adanya suatu hal lain. Morris menganggap semiotika
sebagai bahan dasar untuk mempelajari serta memahami aktivitas manusia dan
hubungan antar manusia. Analisis semiotika baik itu yang bersifat visual maupun
verbal, menurutnya adalah seperangkat sistem simbol yang dapat dibaca dan
karena baginya objek penelitian semiotika merupakan suatu sikap (behavior) yang
dapat diamati dan dipahami sebagai reaksi “makhluk hidup” terhadap rangsangan,
sehingga dapat dikatakan, objek penelitian semiotika disebut “sikap sebagai suatu
tanda”. Kajian semiotika dalam pandangan Morris adalah ilmu tentang tanda yang
terbagi menjadi tiga konsep dasar yang saling berhubungan yaitu sintaksis,
pembaca dan juga kami penulis yang sudah membuat makalah ini. Kami selaku
penulis meminta saran kepada para pembaca untuk mengoreksi apabila terdapat
Fatimah, S., & Syadzali, A. (2022). Fenomena Narsisme Muslimah dalam Aplikasi
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Edisi 2 (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), 7.
Roisah Fathiyatur Rohmah. (2021). Representasi Kerinduan dalam Lagu Umm Kulthūm
Qiṣṣat Ḥubb Karya A.ḥmad Rāmī: Analisis Semiotik Charles Morris. Al-
Scholar.
HAMADA.