INDONESIA 1. Permasalahan lansia di komunitas 1)Kehidupan seksual Penambahan usia pada lansia membrikan dampak perubahan fisik. Pada wanita bisa menyebabkan dinding vagina menjadi tipis dan kaku membuat kemampuan melubrikasi menurun sehingga bisa timbul rasa nyeri ketika bersenggama. Terdapat juga penurunan kadar estrogen saat menopause sedangkan pada pria penurunan testoteron sehingga terjadi beberapa perubahan pada pria. - butuh banyak stimulus mencapai atau mempertahankan gairah - sperma saat ejakulasi sedikit -lebih lama ereksi Kehidupan seksual lansia juga bisa dipengaruhi beberapa penyakit - radang sendi dan sakit kronis menimbulkan ketidaknyamanan saat senggama -demensia berdampak pada kemampuan mengenal pasangan -diabetes, pada pria disfungsi ereksi dan pada wanita infeksijamur vagina -jantung stroke menurunkan minat dan kemampuan senggama Inkontenesia, tekanan ekstra pada perut saat senggama menyebabkan urine mudah keluar Solusi: peningkatan peran keluarga dalam menjaga keharmonisan hubungan 2)Perubahan prilaku Perubahan prilaku yang tampak berupa penurunan daya ingat, menarik diri, penurunan perawatan diri, kecemasan citra diri, sensitivitas emosional. Solusi: pendampingan dan edukasi keluarga untuk memberikan kebutuhan emosional lansia 3)Pembatasan fisik Kemampuan fisik dalam peran sosial dan pemenuhan kdm menurun sehingga perlu bantuan orang lain dan alat Solusi : berikan latihan ringan dan pemeriksaan rutin agar menjaga kebugaran lansia 4)Palliative care Penggunaan obat jaga panjang menimbulkan ketidaknyamanan berupa efek samping obat dan kepatuhan menjalani program pengobatan Solusi: memberikan dukungan emosional
2. Peran perawat dalam melaksanakan perawatan lansia (uu no 38 tahun 2014
tentang keperawatan pasal 9) 1) Provide of care berupa perawatan langsung ke pasien dapat dilakukan denga home care 2) Peneliti, perawat dapat menggali hal-hal yang meningkatan kualitas perawatan klien 3) Manajer, perawat menjadi konsultan dan role model dalam memberikan perawatan lansia terutama yang membutuhkan perawatan khusus 4) Advokat, perawat memberikan perlindungan pada lansia terhadap diskriminasi umur sehingga lansia tetap percaya bisa melakukan aktivitas mandiri 5) Edukator, perawat memberikan edukasi kepada lansia dan kelurga dalam memodifikasi gaya hidup lansia menyesuaikan kebutuhan lansia 6) Motivator, perawat memberika dukungan emosional kepada lansia selama proogram promkes dan layanan lansia terpadu 7) Manajer kasus, perawat melakukan pengelollan lansia yang memerlukan perawatan khusus
3. Hambatan dalam pelayanan kesehatan lansia di komunitas.
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan komunitas, puskesmas menjadi tumpuan dan garda terdepan dalam mengelola kesehatan masyarakat khususnya lansia. Menuerut Permenkes no. 67 tahun 2015 penyelenggaraan pelayanan kesehatan lansia di puskesmas pasal 4 Pelayanan kesehatan pra lanjut usia Peningkatan kesehatan. Banyak lansia yang belum terdata secara menyeluruh dan fasilitas kesehatan yang belum menyebar . hal itu dapat diatasi dengan menghitng pertumbuhan warga binaan lansia oleh kader dan menyebarfasilitas kesehatan yang dibutuhkan lansia Penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan kepada lansia masih belum terjadwal sehingga perlu dibuatkan jadwal promkes dan dilakukan pemilihan kader lansia Deteksi dini, dikarenakan faskes untuk lansia belum merata sehingga deteksi dini terhadap penyakit yang sring di derita lansia kurang optimal. Untuk itu perlunya ditingkatkan peranan posyandu lansia dan kujungan ke rumah secara rutin. Pengelolaan penyakit kurang terdata sehingga penanggung jawab program lansia dan kader dapat membuat daftar penyakit berisiko yang sering terjadi disuatu daerah, memberikan layanan home care dan rawat inap bagi lansia Upaya pemulihan kurang optial karena masih banyak lansia kurang mendapatkan perhatian tenaga kesehatan sehingga perlu melakukan penjadwalan program rehabilitasi lansia bersama kader Pelayanan kesehatan lansia Pengkajian paripurna , pada pasien lansia banyak ditemukan penyakit di derita sehingga untuk mengoptimalkan pemberian layanan kesehatan perlu kiranya membuat peta penyakit-penyakit prioritas dan resiko yang sering diderita lansia dan daerah persebarannya Pelayanan kesehatan lansia sehat, masih banyak pengelollan kesehatan di serahkan ke keluarga tanpa pendmpingan sehingga banyak lansia luput dari pemeriksaan rutin. Oleh karenanya perawat dan kader dapat menggunakan fasilitas posyandu dan home care untuk pemeriksaan dan promkes lansia secara terjadwal Pelayanan pasien lansia, masih banyak perawat dan kader memiliki pengetahuan terbatas tentag kesehatan lansia sehingga perlu adanya program meningkatankan knowlegdge perawatn kader tentang kesehatan lansia dan melengkapi fasiliatas kesehatan pendukung
4. Trens isu kesehatan lansia di komunitas
Pada lansia banyak ditemukan penrurunan kemampuan fisik. Hal ini dapat terjadi karena proses degeneratif yang terjadi pada lansia. Proses degeneratif tersebut menimbulkan berbagai penyakit. Proses degeneratif juga menurunkan kemampuan lansia dalam memenuhi kdm. Pada kondisi tersebut sangat dibutukan peran keluarga sebagai orang terdekat. Tapi seiring kemajuan jaman, makin banyak keluarga memiliki kekurangan waktu untuk mengelola lansia. Lansia dituntut mandiri dengan keterbtasan yang ada. Disini perawat menggunakan perannya dalam kesehatan lansia. Dalam menjalankan perannya perawat bisa menggunakan pendekatan sebagai berikut: 1) Fisik Perawatan fisik secara umum pada lansia dibagi 2 a. lansia aktif, mampu bergerak tanpa bantuan orang lain dan alat b. lansia pasif, memiliki keterbatasan fisik karena penyakit atau penurunan energi di usia tersebut 2) Psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klienlanjut usia, perawat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab sehingga kemampuan perawat sebagai seorang konselor dan edukator sangat dibutukan disini 3) Spiritual Perawatan memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan dengan tuhan atau agama yang dianut, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. Perawat bertugas memberikan motivasi dan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga. Jenis pelayanan yang dapat diberikan 1) Promotif Proses advokasi dan edukasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional, dan masyarakat terhadap praktik kesehatan menjadi norma sosial 2) Preventif Primer, contoh berupa konseling dan penggunaan obat yang tepat Sekunder, berupa pemeriksaan fisik rutinan Tersier, dilakuakan setelah gejala penyakit atau kecacatan mulai muncul 3) Kuratif Melakukan perawatan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain sesuai penyakit lansia yang perlu ditangani 4) Rehabilitatif Melakukan perawatan pemulihan terhadap lansia berupa pembugaran dan modifikasi gaya hidup. 5. Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan home care : 1) Sarana dan prasarana yang dimiliki kurang memadai 2) Kualitas sdm belum secara keseluruhan memiliki kompeten dalam pemberian home care, identifikasi dan analisa masalah lansia masih kurang sehingga permasalahan yang dihadapi belum semuannya dapat terungkap 3) Keluarag masih banyak belum memahami essensi kegaitan home care 4) Kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan home care masih kurang 5) Terbatasnya tenaga kesehatan kompeten dan dukungan yang dberikan 6) Belum adanya pemprioritasan masalah lansia dalam kegiatan home care terpadu 7) Masih ditemukan pasien dan keluarga yang kurang koperatif 8) Ketergantungan penuh pasien dan keluraga kepada petugas home care karena kurangnya pembagian tugas perawatan 9) Kolaborasi dengan tenaga profesional lain dan kader belum optimal 10) Letak geografis mempengaruhi efektivitas pelayanan dan biaya yang diperlukan