Anda di halaman 1dari 11

SINTESIS 2,6-BIS(2′-HIDROKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON DARI

HIDROKSIBENZALDEHID DAN SIKLOHEKSANON DENGAN KATALIS


NATRIUM HIDROKSIDA

Adam M. Ramadhan1, Dwi Utami2, Sardjiman3


1
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: adam@farmasi.unmul.ac.id
2
Universitas Achmad Dahlan, Yogyakarta
3
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRACT

The synthesis of ciklovalon (HGV-0) analogue was done by substituent modification on


aromatic ring. One of the ciklovalon analogues is 2,6-bis(2′-
hydroxybenzylidene)cyclohexanone. The objective of this study was obtaining the amount
of mol NaOH catalyst in order to find the highest rendement. The synthesis of 2,6-bis(2′-
hydroxybenzylidene)cyclohexanone has been done using aldol condentation reaction from
2′-hydroxybenzaldehyde and cyclohexanone. The variation of mol catalyst NaOH used in
this research were 0.2 mole; 0.4 mole and 0.8 mole. The synthesized product was purified
by recrystalization with ethanol and cold water. The structure of the synthesized compound
was determined by UV-Vis, IR, 1H-NMR, and GC-MS. The result showed that the average
rendement the variation of mol catalyst NaOH 0.2 mole; 0.4 mol and 0.8 mole were
(25.12±0.86)%, (11.23±0.40)% and (9.50±0.56)%. The highest rendement was obtained
when the 0.2 mole NaOH used. Statistical analysis using tukey test resulted significant
differences. The spectroscopic analysis using UV-Vis, IR spectrometry, 1H-NMR
spectrometry, and GC-MS showed that synthesized compound was 2,6-bis(2′-
hydroxybenzylidene)cyclohexanone.

Keywords: 2,6-bis(2′-hydroxybenzylidene)cyclohexanone, synthesis, catalyst, rendement

ABSTRAK

Sintesis analog siklovalon (HGV-0) dilakukan melalui modifikasi substituen pada cincin
aromatiknya. Salah satu analog siklovalon tersebut adalah 2,6-bis(2′-
hidroksibenzilidin)sikloheksanon. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah mol
katalis NaOH yang menghasilkan rendemen paling besar. Sintesis 2,6-bis(2′-
hidroksibenzilidin)sikloheksanon dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol dari 2-
hidroksibenzaldehid dan sikloheksanon dengan menggunakan katalis natrium hidroksida.
Variasi jumlah mol katalis NaOH yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,2 mol; 0,4
mol dan 0,8 mol. Pemurnian hasil sintesis dilakukan dengan rekristalisasi menggunakan
etanol dan aquades dingin. Struktur senyawa hasil sintesis ditentukan dengan cara
spektrofotometri UV-Vis, spektrometri Inframerah, spektrometri Resonansi Magnetik Inti
(1H-RMI), dan GC-MS. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata rendemen dari
variasi jumlah mol NaOH 0,2 mol; 0,4 mol dan 0,8 mol berturut-turut adalah

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 1


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

(25,12±0,86)%, (11,23±0,40)% dan (9,50±0,56)%. Rendemen paling optimal diperoleh


pada jumlah mol katalis NaOH 0,2 mol. Hasil uji Tukey menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada masing-masing kelompok. Berdasarkan data spektrofotometri UV-
Vis, spektrometri Inframerah, spektrometri 1H-RMI, dan GC-MS menunjukkan bahwa
senyawa yang dihasilkan adalah 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin) sikloheksanon.

Kata kunci: 2,6-bis(2′-hydroxybenzylidene)cyclohexanone, sintesis, katalis, rendemen


PENDAHULUAN mempertahankan kestabilan senyawa,
Senyawa kurkumin sudah banyak sedangkan rantai samping pada senyawa
disintesis dengan mengubah sisi aktif dari HGV-0 dimodifikasi dengan
senyawa kurkumin itu sendiri. Modifikasi menghilangkan gugus metoksi pada
struktur kurkumin dapat dilakukan posisi meta dan merubah posisi gugus
dengan mengganti gugus fungsional pada hidroksi para pada rantai samping
salah satu sisi aktif dari kurkumin. Sisi menjadi posisi orto. Pada sintesis ini
aktif dari kurkumin yaitu sisi keton menggunakan katalis natrium hidroksida
alifatik (gugus diketon) dan sisi inti untuk mempercepat terjadinya reaksi.
benzen yang berada di kiri dan kanan dari Variasi jumlah mol katalis natrium
sisi keton alifatik. hidroksida dilakukan untuk mendapatkan
Modifikasi struktur dari kurkumin jumlah mol natrium hidroksida yang
ini dilakukan untuk meningkatkan usaha optimum yang dibutuhkan dalam sintesis
pemanfaatan dari senyawa ini untuk 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)
pengobatan, sehingga ditemukan suatu sikloheksanon.
modifikasi yang lebih berkhasiat dengan
toksisitas lebih rendah (Van der goot, METODE PENELITIAN
1995). Salah satu turunan kurkumin
yang terkenal yaitu senyawa Peralatan
Heksagamavunon (HGV). Senyawa ini Peralatan yang digunakan untuk
merupakan hasil dari penggantian gugus sintesis senyawa 2,6-bis(2′-
diketon alifatik pada kurkumin hidroksibenzilidin) sikloheksanon adalah
menggunakan sikloheksanon. labu alas bulat leher tiga 250 mL,
Penggantian ini dimaksudkan untuk pendingin spiral, motor pengaduk,
mendapatkan senyawa aktif yang lebih propipet, pipet ukur 1 mL, 2 mL, dan 10
stabil daripada kurkumin. Senyawa HGV mL, timbangan elektrik, corong Bûchner,
yang pertama kali disintesis yaitu labu hisap, dan peralatan gelas lain.
siklovalon. Senyawa 2,6-bis(4′-hidroksi- Peralatan untuk uji senyawa hasil sintesa
3′-metoksibenzilidin) sikloheksanon atau yaitu spektrofotometer uv-vis,
yang lebih dikenal dengan spektrometer inframerah SHIMADZU
Heksagamavunon-0 (HGV-0) merupakan FTIR-8201 PC, spektrometer 1H-RMI
salah satu senyawa hasil modifikasi dari JEOL-MY60, spektrometer massa GCMS-
kurkumin yang telah dikenal memiliki QP2010S SHIMADZU.
beberapa aktivitas farmakologi antara
lain sebagai anti inflamasi, anti oksidan, Bahan
dan anti bakteri (Sardjiman, 2000). Bahan-bahan yang digunakan
Pada sintesis ini merupakan dalam sintesis senyawa 2,6-bis(2′-
modifikasi dari senyawa HGV-0 hidroksibenzilidin)sikloheksanon adalah
(siklovalon) yaitu dengan menggunakan 2-hidroksibenzaldehid (Merck),
starting material 2-hidroksibenzaldehid sikloheksanon (Merck), NaOH 30 %
dan sikloheksanon. Penggunaan (Merck), HCl 1 N (Merck), dan aquadest
sikloheksanon dimaksudkan untuk dingin. Bahan untuk rekristalisasi

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 2


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

senyawa hasil sintesis ialah etanol 96% buchner, dikeringkan didalam oven.
(Merck) dan aquadest dingin. Bahan Endapan senyawa hasil sintesis yang
untuk uji spektrometri adalah murni kemudian ditimbang dan dihitung
dimetilsulfoksida (DMSO-d6), kalium rendemennya sebagai pure product
bromida, dan etanol. dengan cara berat kristal hasil pemurnian
dibandingkan dengan 2,6-bis(2′-
Sintesis, isolasi dan pemurnian 2,6- hidroksibenzilidin)sikloheksanon yang
bis(2′-hidroksibenzilidin) dihasilkan secara teoritis dan dikalikan
sikloheksanon 100%.
Sintesis senyawa 2,6-bis(2′-
hidroksibenzilidin)sikloheksanon Spektrometri Inframerah
dilakukan dengan cara mereaksikan Pada pengujian spektrometri
sikloheksanon 1,5603 mL (0,015 mol) inframerah ini dilakukan dengan
dengan NaOH 6,00 mL (0,2 mol), 12,00 pembuatan pelet KBr. Pelet KBr dibuat
ml (0,4 mol), 24,01 mL (0,8 mol) yang dengan cara menumbuk cuplikan dengan
kemudian dicatat sebagai variasi 1, 2, dan KBr kemudian ditekan hingga diperoleh
3 dalam labu alas bulat leher tiga yang pelet. KBr harus kering dan akan lebih
dilengkapi dengan pendingin balik. Labu baik jika penumbukan dilakukan dibawah
alas bulat leher tiga dimasukkan ke dalam lampu inframerah untuk mencegah
baskom air dengan suhu 25-30°C dan terjadinya kondensasi uap dari atmosfer
diaduk dengan kecepatan 1000 rpm yang akan memberikan serapan lebar
selama 1 jam. Kemudian ditambahkan pada 3500 cm-1. Pelet diletakkan dalam
tetes demi tetes 2-hidroksibenzaldehid container sample dan dibaca serapannya.
sebanyak 3,14 mL (0,03 mol) sampai
habis lalu diaduk lagi selama 30 menit Spektrometri Resonansi Magnetik Inti
dan dilakukan pendiaman selama 2 hari (1H-RMI)
pada suhu kamar. Isolasi produk sintesis Senyawa uji dilarutkan dalam
dilakukan dengan menambahkan dimetilsulfoksida (DMSO-d6). Setelah
aquadest dingin ke dalam labu alas bulat itu larutan dimasukkan dalam tabung
secukupnya kemudian dipindahkan ke RMI dan dibaca serapannya.
dalam mortir. Di dalam mortir senyawa
digerus kemudian diteteskan HCl 1N Analisis GC-MS
sampai tidak terbentuk endapan. Endapan Senyawa hasil sintesis dilarutkan
yang diperoleh dipisahkan kemudian dalam etanol kemudian cuplikan ini
ditambahkan aquadest untuk diinjeksikan ke dalam injektor. Aliran gas
menghilangkan sisa basa, sambil dari gas pengangkut (fase gerak) akan
dilakukan penggerusan senyawa di dalam membawa cuplikan yang telah teruapkan
mortir. Senyawa disaring dengan corong masuk ke dalam kolom. Kolom akan
buchner yang dilengkapi dengan kertas memisahkan komponen-komponen dari
saring. Endapan kemudian dikeringkan cuplikan. Komponen dideteksi oleh
didalam oven pada suhu 40 °C selama 24 detektor dan sinyal dalam bentuk puncak.
jam. Senyawa 2,6-bis(2′- Fase diam yang digunakan berupa cairan
hidroksibenzilidin)sikloheksanon yang bersifat polar yaitu polieter.
dilarutkan dengan etanol kemudian Senyawa hasil sintesis yang telah murni
dipanaskan, dan setelah kristal semua dan kering dilarutkan dalam aseton
larut kemudian disaring segera kemudian dimasukkan ke dalam tabung
ditambahkan dengan aquadest dingin, spektrometri massa. Senyawa masuk
lalu dimasukkan ke dalam baskom es pada tekanan rendah dan dipanaskan
untuk mempercepat terbentuk endapan. menjadi bentuk gas. Senyawa dalam
Kemudian disaring dengan corong bentuk gas ditembak dengan seberkas

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 3


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

elektron dengan kekuatan energi sekitar mol dari starting material 2-


70 eV. Tembakan ini menyebabkan hidroksibenzaldehid dibuat dua kali lebih
lepasnya sebuah elektron, menghasilkan besar (0,03 mol) dari jumlah mol reaktan
radikal kation yang disebut ion molekul. sikloheksanon (0,015 mol) hal ini
Pada umumnya ion molekul tidak stabil dilakukan agar diperoleh produk atau
dan mudah melepaskan energi dengan hasil sintesis sesuai yang diinginkan yaitu
cara berfragmentasi. 2,6-bis(2’-hidroksibenzilidin)
sikloheksanon, karena sikloheksanon
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai nukleofil mempunyai 2 karbon
yang merupakan sumber hidrogen α yang
Rendemen senyawa 2,6-bis(2′- sama-sama reaktif yang dapat bereaksi
hidroksibenzilidin)sikloheksanon dengan 2 buah molekul aldehid yaitu 2-
Senyawa 2,6-bis(2′- hidroksibenzaldehid. Katalisator yang
hidroksibenzilidin)sikloheksanon digunakan adalah natrium hidroksida
disintesis melalui kondensasi 2- yang divariasi jumlah molnya, yaitu 0,2
hidroksibenzaldehid dan sikloheksanon mol; 0,4 mol dan 0,8 mol. Secara teori,
dengan katalis basa NaOH merupakan semakin besar mol basa, maka akan
jenis reaksi aldol campuran atau yang semakin banyak ion enolat dan tumbukan
sering disebut reaksi Claisen-Schmidt. yang terjadi dan menyebabkan produk
Pada sintesis 2,6-bis(2′- yang terbentuk semakin banyak.
hidroksibenzilidin)sikloheksanon, jumlah

Tabel 1 Hasil Rendemen senyawa 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon pada


masing-masing kelompok
Hasil Hasil (Rerata
Rendemen (Rerata
Kelompok Replikasi isolasi pemurnian ± SD)
(%) ± SD)%
(gram) (gram) gram
I 1 0,5620 - - 12,36 -
1 2,3847 1,1786 25,93
1,1419 ± 25,12 ±
2 2,3853 1,1461 25,22
II 0,0389 0,86
3 2,3310 1,1010 24,22
1 1,5738 0,4923 10,83
0,5103± 11,23 ±
III 2 1,6293 0,5285 11,63
0,0181 0,40
3 1,6061 0,5102 11,22
1 1,0889 0,4607 10,13
0,4321± 9,503±
IV 2 1,0285 0,4236 9,32
0,0254 0,56
3 1,0168 0,4120 9,06
Keterangan:
Kelompok I : hasil sintesis dengan mol katalis NaOH 0,1 mol
Kelompok II : hasil sintesis dengan mol katalis NaOH 0,2 mol
Kelompok III : hasil sintesis dengan mol katalis NaOH 0,4 mol
Kelompok IV : hasil sintesis dengan mol katalis NaOH 0,8 mol

Pemurnian dilakukan dengan Hasil uji tukey menunjukkan adanya


metode rekristalisasi untuk memperoleh perbedaan yang signifikan pada masing-
kristal yang murni. Metode rekristalisasi masing kelompok.
yang digunakan adalah mengkristalkan Rendemen yang diperoleh tidak
secara langsung dari cairan pelarut. Hasil mencapai 100 % dikarenakan terjadinya
dari pemurnian senyawa hasil sintesis dan kondensasi diri sikloheksanon, terjadinya
rendemennya dapat dilihat pada Tabel I. monosubtitusi pada sikloheksanon oleh

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 4


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

2-hidroksibenzaldehid karena reaksinya Spektrometri Inframerah, (1H-RMI),


belum sempurna, dan sesuai dengan dan Analisis GC-MS
konsep Arhenius bahwa tidak semua Pemeriksaan dengan
molekul-molekul yang bertumbukan spektrofotometri uv-visibel dilakukan
menghasilkan tumbukan yang efektif untuk melihat ada tidaknya pergeseran
yang dapat menghasilkan produk. panjang gelombang senyawa hasil
sintesis dan starting material. Spektra uv-
vis starting material dan senyawa hasil
sintesis dapat dilihat pada gambar 2 dan
3.
O
C
H
OH

O
C
H
OH

Gambar 1. Spektra uv-vis senyawa 2-hidroksibenzaldehid

OH O OH

Gambar 2. Spektra uv-vis pada senyawa hasil sintesis

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 5


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

Gambar 3. Spektra IR senyawa hasil sintesis

Tabel 2. Jenis Vibrasi pada Spektra IR


Bilangan Gelombang(cm-1) Intensitas Jenis Vibrasi Gugus Fungsional
3363,86 kuat Vibrasi rentangan OH
3039,81 sedang Vibrasi rentangan CH aromatik
2931,80 lemah Vibrasi rentangan CH alifatik
1597,06 kuat Vibrasi rentangan C=O terkonjugasi
1450,47 kuat Vibrasi rentangan C=C aromatik
1157,29 kuat Vibrasi rentangan C-O
946,98 sedang Vibrasi keluar bidang =C-H alken
Vibrasi bengkokan C-H keluar bidang pada
756,10 kuat
benzene disubstitusi orto

Hasil dari pemeriksaan sintesis. Pita kuat dan lebar pada bilangan
spektrofotometri uv-vis terhadap senyawa gelombang 3363,86 cm-1 terdapat gugus
hasil sintesis menunjukkan adanya OH yang pita gelombang normalnya
adanya pergeseran panjang gelombang terdapat pada 3600-3400 cm-1
kearah yang lebih panjang (bathochromic (Sastrohamidjojo, 2001). Adanya pita
shift) dengan λmaks senyawa hasil sintesis serapan pada 3039,81 cm-1 dengan
adalah 410,5 nm, sedangkan λmaks 2- intensitas sedang, pita tersebut
hidroksibenzaldehid sebesar 326 nm. menunjukkan adanya CH aromatis. Hal
Untuk menentukan bahwa ini diperkuat dengan munculnya pita
struktur senyawa hasil sintesis adalah serapan pada 1450,47 cm-1 dengan
2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin) intensitas kuat yang menunjukkan adanya
sikloheksanon, maka dilakukan gugus C=C aromatik. Pada spektra hasil
pemeriksaan senyawa secara spektrometri sintesis, pita serapan CH alifatik muncul
Inframerah, spektrometri Resonansi pada 2931,80 cm-1 dengan intensitas
Magnetik Inti dan Spektrometer massa. sedang. Pada bilangan gelombang
Dari data spektra inframerah 1597,06 cm-1 adanya pita dengan
tersebut dapat diketahuio gugus-gugus intensitas kuat menunjukkan adanya
fungsi yang terdapat dalam senyawa hasil gugus karbonil dari keton terkonjugasi

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 6


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

ikatan rangkap (C=O, α,β tak jenuh), pita pada daerah 1000 hingga 650 cm-1. Pada
karbonil keton normal umumnya terdapat daerah 756,10 cm-1 muncul vibrasi
pada 1715 cm −1 (Sastrohamidjojo, 2001). bengkokan C-H keluar bidang pada
Hal ini disebabkan karena adanya efek benzen disubstitusi orto dengan intensitas
resonansi sehingga menurunkan karakter kuat.
ikatan rangkap C=O. Hasilnya frekuensi Untuk memperoleh informasi
vibrasi menjadi turun. Vibrasi rentangan yang lebih lengkap mengenai senyawa
C-O ditandai dengan munculnya serapan sintesis ini maka dilakukan pengujian 1H-
pada 1157,29 cm-1 dengan intensitas kuat. RMI. Di bawah ini adalah pola 1H-RMI
Vibrasi dengan intensitas sedang pada senyawa hasil sintesis terlihat pada
daerah 946,98 cm-1 memperkuat adanya gambar 4.
alkena, yang pada umumnya muncul

Gambar 4. Spektra 1H-RMI senyawa hasil sintesis


OH HA O HA OH

2' 1 2'
HB 1' HB
6 1'
3' 2 3'
6' HC 3 5 HC 6'
4' 4 4'
HB 5' HB HB 5' HB
HC HC
HD HD
HB HB

Tabel 3. Data jenis proton hasil spektra 1H-RMI


Jenis Adams (2004) Hasil percobaan
Jenis proton
puncak δ splitting δ splitting
A 7,98 s 8,3-7,8 s 2 HA dari Hβ
B 7,32 dd 7,5-6,5 m
8 HB dari cincin
7,19 td
aromatis
6,86 m
C 2,86 m 2,8 m 4 HC dari 2 CH2-CH2
D 1,75 m 2,3 m 2 HD dari CH2

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 7


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

Gambar 5. Kromatogram senyawa hasil sintesis pada NaOH 0,2 mol

Gambar 6. Kromatogram senyawa hasil sintesis pada NaOH 0,8 mol

Pada senyawa 2,6-bis(2′- Pengujian 1H-RMI memberikan


hidroksibenzilidin)sikloheksanon dengan informasi tentang jumlah atom-atom
katalis natrium hidroksida 20 % (Adams, hidrogen yang terdapat pada senyawa
dkk) yang telah disintesis mempunyai sintesis. Pada spektra 1H-RMI senyawa
pola splitting pada pergeseran kimia 7,98 hasil sintesis terlihat 4 puncak yang
menunjukkan adanya dua proton, menunjukkan empat proton yang
pergeseran kimia 7,32 menunjukkan berbeda. Pergeseran kimia 8,3-7,8 ppm
adanya dua proton, pergeseran kimia 7,19 pada puncak A menunjukkan adanya dua
menunjukkan adanya dua proton, proton Hβ. Pada puncak ini muncul pada
pergeseran kimia 6,86 menunjukkan daerah downfield karena adanya efek
adanya empat buah proton, pergeseran resonansi dari gugus karbonil
kimia 2,86 menunjukkan adanya empat menyebabkan Cβ bermuatan positif
buah proton dan pergeseran kimia 1,75 sehingga secara induktif kerapatan
menunjukkan adanya 2 buah proton. elektron Hβ berkurang. Pada puncak B
dengan pergeseran 7,5-6,5 ppm

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 8


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

menunjukkan adanya enam buah proton Hasil kromatografi gas dapat dilihat pada
dari cincin aromatis yang letaknya gambar 5 (0,2 mol) dan gambar 6 (0,8
simetris yaitu H-3’, H-4’, H-5’, dan H-6’. mol).
Pada puncak C dengan pergeseran kimia Hasil kromatografi gas senyawa
2,8 ppm menunjukkan adanya empat hasil sintesis dengan 0,2 mol diperoleh
proton dari sikloheksanon yaitu C-3 dan lima puncak, satu puncak dengan lebar
C-5, sedangkan puncak D dengan puncak yang kecil dan tajam sedangkan
pergeseran kimia 2,3 ppm menunjukkan puncak yang lain lebih kecil. Kemurnian
dua proton dari sikloheksanon yaitu C-4. senyawa hasil sintesis adalah 99,65 %.
Posisi proton ini paling terlindungi oleh Sedangkan 0,8 mol diperoleh 2 puncak,
awan elektron karena letaknya didalam satu puncak tampak tinggi dan sempit
struktur yang cukup terisolasi dari gugus- dengan kemurnian senyawa sintesis 62,63
gugus ataupun kondisi yang dapat % dan puncak yang lainnya lebih rendah
mengurangi kerapatan awan elektron mempunyai kemurnian 37,37 %.
seperti gugus penarik elektron. Sehingga Penentuan struktur senyawa hasil
geseran kimianya berada pada daerah up- sintesis yang terakhir dengan
field. Sedangkan untuk proton dari gugus menggunakan spektrometri massa. Dari
hidroksi tidak tampak pada spektra, spektrometri massa akan diperoleh bobot
terjadinya proton exchange dengan molekul dari senyawa sintesis dan
pelarut DMSO-d6. fragmentasi molekulnya. Pada
Uji kemurnian dilakukan juga spektrometri massa ini digunakan dua
dengan Gas Choramography. Senyawa variasi mol yaitu 0,2 mol dan 0,8 mol.
dikatakan murni apabila muncul satu Spektra massa senyawa hasil sintesis
puncak tajam. Pada penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 7 (0,2 mol) dan
dilakukan dua variasi mol kromatografi gambar 8 (0,8 mol).
gas yaitu 0,2 mol dan 0,8 mol tujuannya.

Gambar 7. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada jumlah mol katalis NaOH 0,2 mol

Gambar 8. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada jumlah mol katalis NaOH 0,8 mol

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 9


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

Pada variasi jumlah mol katalis 2. Penelitian metode rekristalisasi


(gambar 7) 0,2 mol dan (gambar 8) 0,8 untuk mendapatkan rendemen yang
mol mempunyai bobot molekul yang tinggi dan kristal yang bebas dari
sama yaitu muncul puncak tertinggi pengotor.
sebesar 288. Senyawa 2,6-bis(2′- 3. Perlu dilakukan KLT preparatif
hidroksibenzilidin)sikloheksanon untuk mendapatkan senyawa yang
memiliki bobot molekul sebesar 306. lebih murni
Puncak yang muncul adalah senyawa 2,6-
bis(2′-hidroksibenzilidin) sikloheksanon DAFTAR PUSTAKA
yang kehilangan H2O karena adanya 1. Adams, K., Brian, dkk, 2004,
gugus OH yang tidak stabil ketika Synthesis and biological evaluation of
ditembak oleh berkas elektron sehingga novel curcumin analogs as anti-
lepas sebagai molekul air (H2O) sehingga cancer and anti-angiogenesis agents,
muncul puncak pada 288 dengan Biorganic and Medical Chemestry 12,
intensitas tinggi. Fragmentasi berikutnya USA, 3871-3883
yaitu melepaskan gugus OH yang 2. Anonim, 1995, Farmakope
ditunjukkan dengan puncak pada 271, Indonesia, Edisi III, Jakarta:
muncul dengan intensitas tinggi pada Departemen Kesehatan Republik
spektra. Kemudian adanya resonansi Indonesia.
sehingga muncul puncak pada 181. 3. Carey, A,F., and Sundberg, R.J, 1990,
Advanced Organic Chemistry, Third
KESIMPULAN edition, part B, Structure and
Berdasarkan dari hasil penelitian Mechanism, Plenum Press, New
yang telah dilakukan dapat disimpulkan York, 55,58-60.
sebagai berikut : 4. Mackenzie, 1967, Experimental
1. Senyawa 2,6-bis(2′- Organic Chemistry, third edition,
hidroksibenzilidin)sikloheksanon Prentice hall, inc, Englewood cliffc,
dapat disintesis dari 2- N.J., 1-3.
hidroksibenzaldehid dan 5. Majeed, Muh., Badmaev, V.,
sikloheksanon dengan katalis natrium Shivakumar, U., Rajendran, R., 1995,
hidroksida 30 % Curcuminoids- Antioxidant
2. Variasi jumlah mol katalis natrium Phytonutrients, Nutriscience
hidroksida berpengaruh terhadap Publishers Inc., Piscataway, New
rendemen 2,6-bis(2′- Jersey.,7-10,15.
hidroksibenzilidin)sikloheksanon 6. Sardjiman, 2000, Synthesis of Some
dengan rerata (25,12±0,86)% pada New Series of Curucumin Analogues,
0,2 mol; (11,23±0,40)% pada 0,4 mol Antioxidative, Antiinflammatory,
dan (9,50±0,56) pada 0,8 mol Antibacterial, Activities and
3. Rendemen maksimal diperoleh pada Qualitative Structure Activity
jumlah mol 0,2 mol sebesar Relationship, A Disertation,
(25,12±0,86)% Departement of Pharmaceutical,
Gadjah Mada University, Yogyakarta,
SARAN hal 625-628.
1. Perlunya dilakukan pengkajian 7. Sastrohamidjodjo, Hardjono, 1985,
lebih lanjut stabilitas senyawa 2,6- Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.,
bis(2′-hidroksibenzilidin) 26-30,41,43.
sikloheksanon.

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 10


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Sintesis 2,6-bis(2′-hidroksibenzilidin)sikloheksanon dari Hidroksibenzaldehid dan Sikloheksanon dengan Katalis Natrium Hidroksida

8. Sastrohamidjodjo, Hardjono, 2001, 9. Van Der Goot, 1995, The Chemistry


Spektroskopi, Ed. 2, Liberty, and Qualitative Structure Activity
Yogyakarta., 54-56,119,163-165. Relationship of Curcumin, In
Pramono S. (editor), Recent
Development in Curcumin
Pharmacochemistry, p.13, Faculty of
Pharmacy Gadjah Mada University,
Aditya Media, Yogyakarta.

J. Trop. Pharm. Chem. 2015. Vol 3. No. 1 11


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai