Anda di halaman 1dari 8

Metode proyek akhir (rencana)

Berikut :

Judul Produksi MgCl2 dari Efisiensi Pelunakan Air A pilot-plant for the selective Pemanfaatan Limbah Cair Magnesium recovery from
Bittern melalui Sadah Menggunakan recovery of magnesium and Cucian Industri Garam desalination reject brine as
Optimalisasi Bentonit Teraktivasi calcium from waste brines Sebagai Mg(OH)2 pretreatment for
Pemisahan Ion Sulfat Dengan Metode membraneless electrolysis
Menggunakan Pertukaran Ion
Reagen Kalsium
Klorida Dihidrat
Tahun 2021 2016 2021 2020 2022
Penulis Wiwit Sri Werdi Eka Sulistyaningsih F. Vassallo dkk Rieke Yuliastuti Nafis Mahmud
Pratiwi, dkk.
Alat baume meter, AAS (Atomic Terdapat pada metodologi kompor listrik, digital pH
erlenmeyer 250 mL, Absorption penelitian. meter , vaccum filter,
labu ukur 100 mL, Spectroscopy), oven, beaker glass,
labu ukur 250 mL, furnace, gelas kimia. pengaduk/magnetic stirer,
pipet 1 mL, pipet 10 neraca analitik, oven, gelas
mL, neraca analitik, ukur, corong, erlenmeyer,
corong hotplate, boumemeter
magnetik stirer,
cawan, oven, spatula,
spektrofotometer
UV-VIS, gelas ukur,
botol semprot
Bahan Baku Bittern dari tambak Bentonit, akuades, Brine / air laut Bahan baku penelitian ini
garam rakyat Desa CaCl2, MgCl2, HCl, adalah limbah cair sisa
Lembung, NaOH, NaCl, kertas proses pencucian garam
Kecamatan Galis, saring, glasswool, pada industri garam yang
Kabupaten indikator diambil dari salah satu
Pamekasan, Madura phenolphthalein (pp). industri garam di Surabaya
Bahan kertas saring, barium bahan kimia yang NaOH, HCl Kertas saring, Bahan-bahan
Pembantu klorida (BaCl₂), digunakan adalah kimia lain untuk
larutan baku sulfat kualitas pure analysis. pengujian/analisa,
(SO₄²ˉ), magnesium Aquadest, CaO teknis.
klorida heksahidrat
(MgCl₂.6H₂O),
natrium asetat
trihidrat
(CH₃COONa.3H₂O),
kalium nitrat
(KNO₃), asam asetat
pekat (CH₃COOH
99%), aquades,
aquabidest, dan
kalsium klorid
dihidrat
(CaCl₂.2H₂O).
Metodologi optimalisasi 1. Pengujian karakteristik 1. Elektroliser dapat
pemisahan ion sulfat limbah cair dari air cucian dimasukkan ke dalam
(SO₄²ˉ) garam untuk mengetahui skema elektrolit
menggunakan reagen kadar Mg resirkulasi di mana
kalsium klorida 2. Penyaringan untuk magnesium dihilangkan
dihidrat menyisihkan padatan dalam bentuk Mg(OH) 2
(CaCl₂.2H₂O) tersuspensi dalam limbah sebelum mencapai
dengan perlakuan Bentonit dihaluskan dan Pengendapan dilakukan cair elektroliser.
perbandingan mol diayak menggunakan berdasarkan prediksi pH 3. Menaikkan konsentrasi 2. Bagian pertama dari
antara SO₄²ˉ dan ayakan 100 mesh (berdasarkan Ksp Mg dan Ca), Mg dalam limbah cair : penelitian, berfokus
CaCl₂.2H₂O. kemudian gunakan dengan alur sebagai berikut : Limbah cair industri garam pada optimasi
sebagai fasa diam. dipanaskan/dipekatkan pemulihan magnesium
Aktivasi secara fisika sehingga limbah cair dari air garam desalinasi
dengan kalsinasi pada memiliki derajat kekentalan dengan menambahkan
suhu 400 ºC, dan aktivasi sesuai variable. NaOH menggunakan
kimia dengan 4. Penyaringan atau metodologi permukaan
perendaman pemisahan endapan dari respon . Salinitas air
menggunakan HCl 1 M. (B) unit pengendapan di mana
magnesium, pertama, dan kalsium, perlakuan nomor 3 garam , dosis NaOH ,
Penentuan kapasitas 5. Analisa kandungan Mg dan suhu dioptimalkan
penukar kation dengan kedua, diendapkan dari air garam
dengan pencampuran langsung dalam filtrat dan residu dengan penghapusan
menginteraksikan 6. Penyiapan Larutan magnesium lengkap
bentonit dengan NaCl dengan larutan natrium hidroksida
("unit pengendapan"), Ca(OH)2 : Penambahan ditetapkan sebagai
jenuh lalu dititrasi CaO secara langsung respon target
dengan NaOH 0,05 N. direpresentasikan sebagai dua blok
terpisah dalam diagram, meskipun dihindari karena menggunakan desain
Penentuan pengaruh pH dikhawatirkan akan terjadi komposit pusat.
kolom kromatografi merupakan unit yang sama dalam
praktiknya. reaksi eksoterm pada bahan 3. Bagian kedua dari
terhadap hasil pelunakan dan mengurangi akurasi penelitian, menyelidiki
dilakukan dengan (C) tangki pengendapan
Magnesium dan Kalsium perhitungan sehingga CaO pengaruh konsentrasi
memvariasikan pH Diubah menjadi Ca(OH)2 Mg 2+ pada kinerja
kolom kromatografi digunakan, untuk mengumpulkan
dan mengendapkan bubur yang terlebih dahulu. katoda dalam
ketika proses pelunakan 7. Pembuatan Mg(OH)2 : elektroliser tanpa
yaitu pada pH 1-4. dihasilkan untuk menyiapkan Reaksikan filtrat yang membran.
Konsentrasi sampel yang bubur pekat untuk dikirim ke unit dihasilkan pada nomor 4
mengandung ion kalsium filtrasi . sebanyak 1 liter dengan
diukur menggunakan (D) unit filtrasi, di mana partikel Ca(OH)2 sehingga
spektrofotometer serapan padatan dipisahkan dari bubur kandungan Ca(OH)2
atom pada panjang (“unit filtrasi”). bervariasi menjadi 30
gelombang 422,7 nm. (E) tangki penyimpanan perantara, gram/l, 60 gram/l, 90
Ion magnesium diukur di mana larutan klarifikasi langkah gram/l, 120 gram/l.
absorbansinya pada pertama disimpan sebelum Lakukan pengadukan
panjang gelombang mengumpankan pengendapan selama 60 menit dengan
285,2 nm. langkah ke-2 untuk pemulihan kecepatan 500 rpm
Kalsium; sehingga akan membentuk
(F) unit netralisasi, yang suspensi. Kemudian saring
memungkinkan netralisasi larutan untuk memisahkan filtrat
jernih yang keluar dari tangki dan endapannya
pengendapan langkah ke-2 dan
filtrasi Ca-slurry
Variabel Sampel yang 1. pH 1-4 dengan HCl Konsentrasi brine (low, standartm, 1. Derajat kekentalan brine
digunakan yaitu 2. bentonit teraktivasi high). pH (variable tetap) dengan variasi 27, 28, 29,
bittern dengan dan tidak diaktivasi 30, 31 °Be
menggunakan 2. Ca(OH)2 bervariasi
perbandingan mol menjadi 30 gram/l, 60
antara SO₄²ˉ dan gram/l, 90 gram/l, 120
CaCl₂.2H₂O yaitu 1 : gram/l. Lakukan
0,9; 1 : 0,95; 1 : 1; 1 : pengadukan selama 60
1,05; 1 : 1,1. Total menit dengan kecepatan
sampel sebanyak 18 500 rpm
yang diperoleh dari 6
perlakuan dengan 3
kali ulangan dari
setiap sampel.
Pengujian 1. Uji kadar sulfat Konsentrasi ion % kemurnian, % perolehan
(SO₄²ˉ) pada kalsium(II) dan
filtrate magnesium(II) setelah
(penambahan pertukaran ion dianalisis
BaCl₂ & menggunakan AAS
menggunakan (Atomic Absorption
spektrofotometer Spectroscopy) kemudian
UV-VIS dengan dihitung efisiensinya.
panjang gelombang
420 nm).
2. Uji kadar sulfat
(SO₄²ˉ) pada
endapan
(penambahan
BaCl₂ &
menggunakan
spektrofotometer
UV-VIS dengan
panjang gelombang
420 nm).
3. Analisa Statistika
(Uji ANOVA dan
Uji DNMR
menggunakan
software IBM
SPSS Statistics 23).
Hasil Kandungan sulfat kapasitas penukar ion Kemurnian rata-rata yang Dari Hasil uji karakteristik Hasil penelitian
pada sample bittern dari bentonit yang diperoleh 90% untuk endapan menggunakan XRD menunjukkan bahwa 98,8%
yaitu sebesar diaktivasi adalah 0,0349 Mg(OH) 2 dan 94% untuk Ca(OH) diketahui bahwa hasil akhir magnesium dapat
41257,14±757,14 miliequivalen/gram, 2. Mg dalam bentuk senyawa dihilangkan pada salinitas
mg/L. Kadar sulfat kapasitas penukar kation Mg(OH)2 dan Mg(O). air garam, dosis NaOH, dan
pada filtrat perlakuan bentonit yang tidak Secara kuantitatif, Mg yang suhu masing-masing 73,5
P₁ yaitu 4,14±0,43 diaktivasi dalah 0,005 diperoleh dari 1 liter limbah g/L, 8,22 g/L dan 45,5 °C.
mg/L, P₂ yaitu miliequivalen/gram, . cair industri garam sebesar
5,38±0,22 mg/L, P₃ Hasil memperlihatkan 3,68 gram.
yaitu 7,57±1,14 pH optimum yang
mg/L, P₄ yaitu menghasilkan persen
6,57±0,57 mg/L, dan efisiensi terbesar pada
P₅ yaitu 7,48±0,46 kedua logam dengan
mg/L. Perlakuan bentonit diaktivasi
yang optimal pada terjadi pada pH 3.
penambahan Efisiensi terbesar untuk
CaCl₂.2H₂O dalam ion kalsium adalah
bittern dari hasil uji 94,38% dan ion
DNMR yaitu magnesium adalah
perlakuan 1 (rasio 98,12%.
molar 1:0,9) dengan
nilai rata-rata kadar
sulfat yang paling
rendah sebesar 4,143
mg/L yang mengikat
ion sulfat secara
drastis. Hasil
penelitian tersebut
menjadi penelitian
dasar untuk
melakukan optimasi
ekstrak magnesium
klorida dari bahan
baku bittern.
Fassallo, 2021

Nafis Mahmud, 2022

Maurice Hao Gong, 2018


Hasil awal menunjukkan bahwa masalah utama dalam proses ini adalah kemurnian produk yang rendah,
umumnya di bawah 80% Mg(OH)2. Namun, telah ditunjukkan bahwa penyaringan basah bubur kapur secara
signifikan meningkatkan kemurnian produk.

Seiring dengan penyaringan basah, diyakini bahwa suhu air yang lebih tinggi selama pengapuran kapur dapat
lebih meningkatkan kemurnian produk, yang akan menjadi fase penelitian selanjutnya. Perlu dicatat bahwa
kemurnian Mg(OH)2 yang diukur dengan spektrometer memiliki nilai yang terbatas. Akibatnya, sangat
penting untuk menganalisis komposisi unsur produk padat ini dengan ICP-OES, yang memungkinkan
kandungan pengotor untuk diidentifikasi. Dalam jangka panjang, akan bermanfaat untuk studi lebih lanjut,
menyelidiki proses alternatif untuk memulihkan magnesium. Sebagai contoh, telah dikemukakan bahwa
pemulihan magnesium dalam bentuk MgCO3 lebih menguntungkan daripada proses saat ini.

Solubility Rules

Anda mungkin juga menyukai