DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
2023
Judul Artikel Sintesis Derivat Calkon Novel dari Myristicin Untuk Kegiatan
Pencegahan Kanker Kulit
Penulis HM. Ansory, IN. Fitriani, S. Handayani, dan N. Anzam
Jurnal Rasayan J.Cham
Tahun dan 2021, Volume 14 dan halaman 1493-1498
Halaman
Tujuan Turunan chalcone dari myristicin diprediksi sebagai senyawa ampuh
Penelitian melawan target protein molekuler kanker kulit dengan studi molekuler
docking
Abstrak
Penelitian
Karakterisasi Kalkon dengan adanya metoksi dan dua substituen teroksigenasi diprediksi
Penelitian memiliki aktivitas antikanker yang baik. Oleh karena itu turunan chalcone baru
3 dari myristicin disintesis melalui tiga langkah sintesis 1, 2, dikarakterisasi
dengan GC-Ms, IR, dan 1H-NMR.
Skrining Skrining target molekuler kanker kulit dari turunan myristicin adalah Heat
Penelitian Shock Protein 90 (HSP90A), Prostaglandin Synthase 2 (PTGS2), dan
Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH). Docking molekuler dilakukan
menggunakan AutoDock-Tools.
Pendahuluan
Latar Belakang Jurnal Struktur turunan kalkon sebagai korelasi antikanker telah diteliti dan
disimpulkan adanya substituen oksigenasi 2' dan adanya metoksi substituen
adalah struktur yang lebih disukai. Pada penelitian ini, turunan myristicin
melakukan analisis docking molekuler terhadap target protein-kanker aktif.
Sebuah studi baru juga diperlukan untuk menemukan senyawa kanker kulit
baru. Salah satu metode penghambatan kanker kulit yang paling berhasil adalah
dengan mengidentifikasi obat target tertentu.
Latar Belakang a. Kanker kulit merupakan masalah kesehatan masyarakat yang muncul
Teori dengan 40% pasien kanker saat ini. Kanker kulit mengandung
karsinoma sel skuamosa (SCC), karsinoma sel basal (BCC), dan
melanoma ganas. SCC dan BCC adalah dua kanker kulit non-melanoma
yang timbul dari keratinosit epidermis yang berkorelasi dengan paparan
sinar matahari yang berkepanjangan, sementara melanoma kulit
memengaruhi melanosit dengan paparan sinar matahari yang terputus-
putus. Sebagian besar kanker kulit yang disebabkan oleh penetrasi dan
perlindungan radiasi ultraviolet pada tingkat pemerintah dan orang
disarankan. Docking molekuler in-silico memodelkan kemungkinan
aktivitas antikanker myristicin.
b. Myristicin (6-allyl-4-methoxybenzo-1,3]dioxole) adalah molekul utama
dalam minyak atsiri pala. Myristicin memiliki gugus alil yang dapat
diubah menjadi gugus aldehida menjadi turunan benzaldehida. Turunan
benzaldehida dari miristisin kemudian dapat direaksikan dengan metil
fenil keton untuk menghasilkan turunan kalkon baru. Kalkon memiliki
aktivitas biologis yang beragam, seperti antikanker, antioksidan,
antimalaria, dan aktivitas antialergi. Kalkon dengan adanya metoksi dan
dua substituen teroksigenasi diprediksi memiliki aktivitas antikanker
yang baik. Skrining target molekuler kanker kulit dari turunan
myristicin adalah Heat Shock Protein 90 (HSP90A), Prostaglandin
Synthase 2 (PTGS2), dan Dihydroorotate Dehydrogenase (DHODH).
Metode
Penelitian
Bahan Myristicin (hasil isolasi dengan kemurnian 92%), potassium hydroxide, ethanol,
anhydrous Na2SO4, chloroform, tween 80, potassium permanganate,
dichloromethane, methyl phenyl ketone, sodium hydroxide, all chemical e-
Merck dengan grade pa. 1H-NMR terekam dalam spektrometer Agilent NMR
400 MHz, IR terekam dalam IR Prestige-21, spektrofotometer Shimadzu, GC
terekam dalam GC 2010, Shimadzu dan GC Ms terekam dalam QP-2010 Plus,
Shimadzu.
Kesimpulan Turunan chalcone baru 3 dari myristicin disintesis melalui tiga langkah sintesis
1, 2, ditandai dengan GC-Ms, IR, dan 1H NMR. Senyawa 3 pada HSP90A
memiliki -7,5 kcal/mol. Hasil docking antara protein PTGS2 dan DHODH
dengan ligan dari senyawa turunan myristicin menunjukkan bahwa hampir
semua ligan dapat berinteraksi dengan kedua target tersebut. Ligan memiliki
nilai terendah dan memiliki interaksi terbaik -10,3 kkal/mol dan -8,6 kkal/mol
pada DHODH dan PTGS2. Turunan myristicin chalcone diprediksi sebagai
senyawa ampuh melawan target protein molekuler kanker kulit dengan studi
molekuler docking.
Kelebihan Memuat hasil penelitian secara detail dan terperinci, mulai dari latar belakang,
prosedur kerja, hasil penelitian, hingga kesimpulan semua tersaji. Memuat
komponen abstrak, yang berisi ringkasan singkat dari penelitian tersebut.
Meskipun jurnal menampilkan pembahasan secara detail, namun bahasa yang
digunakan tidak bertele-tele, memiliki susunan yang baik, sehingga pembaca
lebih mudah untuk memahami seluruh isi dari jurnal, juga menampilkan
identitas peneliti secara lengkap.