Anda di halaman 1dari 3

UMMI AKHIRUL HIZAMI

F1081221062

3 B REGULER

TUGAS 2 STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Masalah :

Pada saat ini tuntutan siswa pada saat akan masuk ke jenjang sekolah dasar sudah
harus bisa membaca karena terdapat alasan capaian pembelajaran pada kelas I sudah cukup
padat, akan tetapi apabila di lihat dari point of view tugas perkembangan anak pada jejang
TK/KB adalah belajar sambil bermain dengan porsi lebih banyak bermain sehingga apakah
siswa yang akan masuk ke janjang SD harus bisa membaca?

Penyelesaian :

Menurut saya tidak. Daripada dituntut untuk dapat membaca, menurut saya anak yang
berada dalam transisi dari TK/KB/PAUD cukup dengan mengenal atau familiar terhadap
huruf. Anak anak ini sudah dapat membedakan antara huruf p dan juga q, tetapi untuk
membaca dengan lancar menurut saya itu bukanlah suatu keharusan.

Strategi yang digunakan oleh guru untuk mengenalkan konsep literasi pada anak
dapat mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang termuat
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 tahun
2014, maka pembelajaran calistung pada anak terbatas hanya mengenalkan konsep yaitu pada
lingkup perkembangan kognitif indikator yang harus dicapai oleh anak diantaranya mengenal
pola ABCD-ABCD, Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar
atau sebaliknya, menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Pada lingkup perkembangan
bahasa Indikator yang harus dicapai oleh anak diantaranya berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,
menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, membaca nama
sendiri, menuliskan nama sendiri, memahami arti kata dalam cerita.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tercantum dalam Peraturan pemerintah
(PP) No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pasal 69 ayat 5
menyebutkan bahwa Penerimaan siswa baru kelas 1 SD atau bentuk lain yang sederajat tidak
didasarkan pada hasil tes kemampuan calistung atau bentuk tes lain. Penyelenggara PAUD
bukan tidak mengerti akan hal ini, namun terkadang pihak orang tua siswa yang menuntut
agar sekolah paud mengajarkan Calistung untuk anaknya.

Tes CALISTUNG untuk masuk sekolah dasar juga telah dihapus oleh menteri pendidikan,
Nadiem Makariem. Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan Program Merdeka
Belajar Episode ke-24 mengenai Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan berawal dari
kekesalannya soal kesalahpahaman yang telah mengakar di masyarakat bahwa Calistung
adalah satu-satunya kemampuan terpenting bagi anak usia dini.

Menurutnya, hal itu dapat menghilangkan kesempatan ribuan anak untuk


mendapatkan pendidikan dan kehilangan kepercayaan dirinya dan merasa dirinya bodoh
karena hanya tidak bisa CALISTUNG.

“Kehilangan kepercayaan diri itu fatal. Jadi saya minta semua pihak untuk segera
menghilangkan eror besar ini,” kata Nadiem saat peluncuran Program Merdeka Belajar
Episode ke-24 mengenai Transisi PAUD ke SD Yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa
(28/03).

Menurut beliau juga, masa transisi anak dari TK/KB/PAUD diperpanjang hingga
kelas 2. Anak-anak yang masih belum dapat CALISTUNG menjadi tanggung jawab guru
sekolah. Untuk membantu guru, buku teks pembelajaran juga sudah diperbarui dengan
banyak visual atau gambar menarik dan alur cerita untuk menarik minat anak anak.

REFERENSI

Rachman, Yenni Aulia. (2019). Mengkaji Ulang Kebijakan Calistung Pada Anak Usia Dini.
Jurnal Kajian Dan Pengembangan Umat, 2(1), 14-22.

Fahmi dkk. (2021). Strategi Guru Mengenalkan Konsep Dasar Literasi di PAUD Sebagai
Persiapan Masuk SD/MI. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 931-939.
BBC News Indonesia. (2023). Nadiem hapus tes calistung untuk masuk SD, tapi
'tidak ada sanksi tegas bagi sekolah yang melanggar'. Diakses 7 september 2023, dari
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c6pzzjr1preo.

Anda mungkin juga menyukai