Dibuat Oleh :
TA.2023
SISTEM INFORMASI SEBAGAI PENDUKUNG PROSES MANAJEMEN
Telah ditekankan pada Bab 1 bahwa manajemen suatu organisasi diharapkan dan bahkan dituntut
memainkan berbagai peran strategis demi keberhasilan organisasi sebagai keseluruhan. Peranan
tersebut berangkat dari pandangan bahwa kelompok manajemen harus mampu menerapkan
kepemimpinan yang efektif. Telah umum diketahui bahwa keberhasilan organisasi pada
hakikatnya ditentukan oleh penggabungan yang tepat antara kepemimpinan yang efektif dan
pelaksanaan kegiatan operasional yang efisien. Pada umumnya kepemimpinan yang efektif
tercermin pada dua kegiatan utama, yaitu memainkan peranan yang menjadi tanggung jawabnya
selaku unsur pimpinan dalam organisasi dan kemahirannya memimpin organisasi dalam
menempuh seluruh proses manajerial yang memang harus terlaksana dengan sebaik mungkin.
Atas dasar pemikiran demikianlah, dalam bab ini dibahas dua topik utama, yaitu pertama
peranan yang harus dimainkan oleh para manajer dan kedua pembahasan proses manajerial yang
kesemuanya hanya mungkin terlaksana dengan baik apabila didukung oleh informasi.
Meskipun tidak menyatakan secara eksplisit, sesungguhnya semua peranan yang telah
disinggungkan di muka akan dpat dimainkan oleh manajemen dengan tingkat efektivitas yang
tinggi apabila sebelum dan selama memainkan peranan tersebut bagi manajemn tersedia semua
jenis informasi yang diperlukannya.
PROSES MANAJERIAL
Organisasi apapun yang dikelola, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial
yang pada intinya berkisar pada: (a) penentuan tujuan dan sasaran, (b) perumusan strategi, (c)
perencanaan, (d) penentuan program kerja, (e) pengorganisasian, (f) penggerakan sumber daya
manusia, (g) pemantauan kegiatan operasional, (h) pengawasan, (i) penilaian, serta (j) penciptaan
dan penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti
memerlukan berbagai jenis informasi seperti akan dibahas berikut ini.
Penentuan Tujuan
Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa suatu organisasi dibentuk dan dikelola untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkaitan dengan tujuan, terdapat
paling sedikit tiga hal yang sangat menarik untuk diperhatikan. Pertama: Tujuan organisasi
biasanya ditentukan oleh para pendiri organisasi tersebut dan seluruh kegiatan yang
diselenggarakan kemudian diarahkan kepada pencapaian tujuan tersebut. Kedua: Semua anggota
organisasi diharapkan mau menerima tujuan tesebut sebagai suatu yang layak dan pantas untuk
dicapai terlepas dari latar belakang, preferensi pribadi, dan motivasi para anggota organisasi
tersebut. Ketiga: Tujuan dipandang sebagai sesuatu yang menjadi “bintang penentu” dan
sekaligus sebagai “titik kulminasi” seluruh kegiatan organisasi yang antara lain berarti bahwa
apapun yang terjadi kemudian dalam organisasi harus berkaitan langsung dengan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Berarti bahwa berbagai kegiatan lain yang tidak secara langsung
mendukung upaya pencapaian tujuan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang mubazir.
Sebagai titik kulminasi kegiatan organisasi dan bahkan juga sebagai tolak ukur keberhasilan
organisasi, tujuan akhir suatu organisasi memiliki empat ciri yaitu: (a) jngkauan waktunya jauh
ke dean dan bahkan biasanya tidak dinyatakan secara tegas kapan tujuan tersebut akan dicapai,
melainkan dengan mengatakan “diupayakan akan dicapai satu kali kelak”, (b) tujuan merupakan
suatu kondisi ideal yang diharapkan akan terwujud, (c) tujuan dinyatakan secra kualitatif, dan (d)
sifat tujuan akhir tersebut tidak dimungkinkan untuk merumuskan secara konkret melainkan
abstrak.
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila dalam perjalanannya, suatu organiasi melakukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu, baik dalam arti mengubah komponen tertentu dari tujuan
tersebut atau bahkan mungkin menggantikannya sama sekali dengan tujuan baru. Tetapi jelas
selalu ada tujuan yang hendak dicapai. Di samping itu, tidak mustahil bahwa para anggota
organisasi tidak selalu memahami dengan tepat makna, hakikat, dan berbagai implikasi tujuan
tersebut.
Kiranya tidak sulit untuk membayangkan bahwa dengan ciri-ciri tujuan akhir seperti telah
disinggung di muka, informasi yang dibutuhkan dalam rangka penentuan tujuan organisasi
adalah informasi dasar yang memberikan gambaran kasar atau global tentang kecenderungan-
kecenderungan yang mungkin timbul atau terjadi baik dalam arti internal dalam organisasi yang
bersangkutan sendiri maupun ada lingkungan dimana organisasi akan bergerak. Agar tujuan yang
ditentukan itu memang mungkin untuk dicapai, informasi dasar dan eksternal yang diperlukan
dapat mencangkup informasi dibidang politik, keamanan, ekonomi, social budaya, serta arah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara internal, informasi yang diperlukan
menyangkut antara lain tentang produk apa yang dhasilkan oleh organisasi, baik dalam arti
barang maupun jasa, dikaitkan dengan kemampuan organisasi menyediakan dan menguasai
berbagai sarana, prasarana, dana, dan sumber daya manusia.
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain
yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya
digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan
otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung
keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Tujuan Umum SIM
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan
transaksi keuangan.
Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk
penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
Sistem informasi personalia (personal information systems).
Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
Sistem informasi pembelian (purchasing information
systems). Sistem informasi kekayaan (treasury information
systems).
Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
Sistem informasi analisis software
Sistem informasi teknik (engineering information systems).
Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).
Jika organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan secara efektif, maka ada empat peran manajemen
yang harus dilakukan oeh manajer. Empat peranan itu menurut Ichak Adizes dalam Perilaku
Organisasi (Nimran : 1999: h.62), yakni : memproduksi, melaksanakan , melakukan informasi,
dan memadukan (integrating).
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh
peranyang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh
peran .itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antar pribadi, peran informasional, dan peran
pengambilan keputusan. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas
yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
a. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role). Pada peranan ini, menyangkut hal-
hal tentang Pada peranan ini, menyangkut hal-hal tentang pengembangan antar pribadi. contoh
dari pengembangan dirinya adalah eksistensi manajer itu sendiri dengan dunia sekitarnya. Dalam
peranan ini dibagi lagi atas tiga peranan, yaitu peranan sebagai :
1. Peran sebagai tokoh (figurehead role),
Karena posisinya selaku kepala dalam organisasi setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk
melakukan kegiatan yang bersifat seremonial atau dalam persoalan yang timbul secara formal.
2. Peran sebagai pemimpin (leader role),
Dalam peranan ini manajer bertindak sebagai pemimpin. Karena jabatannya, pemimpin
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan anak buahnya. Misalnya, pemimpin
bertanggung jawab atas penggajian dan latihan kerja anak buahnya. Selain itu merupakan
tugasnya yang tidak langsung untuk memotivasi dan meningkatkan semangat kerja anak
buahnya, serta harus berusaha menyelaraskan kebutuhan anak buahnya dengan kepentingan
organisasi. Organisasi secara formal hanya menyediakan sejumlah kewenangan,
kepemimpinanlah yang menentukan sejauh mana kekuasaan yang tersedia akan dimanfaatkan.
3. Peran sebagai pejabat perantara/penghubung (liaison role),
Ialah kegiatan pemimpin untuk melakukan hubungan selain hubungan ke atas menurut jalur
komando, juga melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf, orang-orang
lain yang berada di luar organisasinya.
b. Peranan yang Berhubungan Dengan Informasi (Informational Role)
Manajer berhubungan langsung dengan informasi. Pada peranan ini dibagi menjadi tiga peranan,
yaitu peranan sebagai :
1. Peran selaku pencatat (monitor role)
Karena jaringan kontak pribadinya demikian luas, pemimpin dapat mengumpulkan informasi
dari berbagai pihak.Informasi itu didapatkannya secara langsung, termasuk yang berupa desas-
desus, kabar angin atau spekulasi. Informasi ini dapat berupa informasi lunak yang berguna
bagi kepentingan organisasi. Selain itu dalam peran ini mengidentifikikan seorang manajer
sebagai penerima dan pengumpul informasi, agar ia mampu untuk mengembangkan suatu
pengertian yang baik dari organisasi yang dipimpin dan mempunyai pemahaman yang komplit
tentang lingkungannya.
2. Peran selaku penyebar (disseminator role).
Informasi yang berhasil didapatkannya berdasarkan hubungan pribadinya, boleh jadi ada yang
perlu diketahui oleh anak buahnya. Pemimpin dapat memberikan informasi yang diperlukan itu
secara langsung. Mungkin pemimpin menjadi penghubung antaraanak buah yang saling
membutuhkan, jika diantara mereka secara formal tidak ada jalur informasi satu sama lain.
Peran ini melibatkan manajer untuk menangani proses transmisi dari informasi-informasi ke
dalam organisasi yangdipimpinnya.
1. Penentuan Tujuan
Berkaitan dengan tujuan, terdapat paling sedikit tiga hal yang sangat menarik untuk
diperhatikan.
a. Tujuan organisasi biasanya ditentukan oleh para pendiri orgasnisasi tersebut dan seluruh
kegiatan organisasi yang diselenggarakan kemudian diarahkan pada tujuan pendirian organ8sasi
tersebut.
b. Semua anggota organisasi diharapkan mau menerima tujuan tersebut sebagai suatu yang
layak dan pantas untuk dicapai terlepas dari latar belakang, preferensi pribadi, dan motifasi para
anggota organisasi tersebut.
c. Tujuan dipandang sebagai sesuatu yang sesuatu yang menjadi “bintang penuntung” dan
sekaligus sebagai “titik kulminasi” seluruh seluruh kegiatan organisasi yang antara lain berarti
bahwa antara lain bererti bahwa apapun yang terjadi kemudian dalam organisasi harus berkaitan
langsung dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses Manajerial
Penentuan Tujuan
Berkaitan dengan tujuan, terdapat paling sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan :
a. Tujuan organisasi biasanya ditentukan oleh para pendiri organisasi tersebut dan seluruh
kegiatan yang diselenggarakan kemudian diarahkan kepada pencapaian tujuan tersebut.
b. Semua anggota organisasi diharapkan mau menerima tujuan tersebut sebagai sesuatu yang
layak dan pantas untuk dicapai terlepas dari latar belakang, preferensi pribadi, dan motivasi para
anggota organisasi tersebut.
c. Tujuan dipandang sebagai sesuatu yang menjadi “bintang penuntun” dan sekaligus sebagai
“titik kulminasi” seluruh kegiatan organisasi yang antara lain berarti bahwa apapun yang terjadi
kemudian dalam organisasi harus berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Tujuan akhir suatu organisasi memiliki empat ciri, yaitu :
1. Jangkauan waktunya jauh kedepan dan bahkan biasanya tidak dinyatakan secara tegas kapan
tujuan tersebut akan dicapai.
2. Tujuan merupakan sesuatu kondisi ideal yang diharapkan akan terwujud.
3. Tujuan dinyatakan secara kualitatif.
4. Sifat tujuan akhir tersebut tidak dimungkinkan untuk dirumuskan secara konkret melainkan
abstrak.
Proses Manajerial
a. Penentuan Tujuan
Informasi yang dibutuhkan dalam penetuan tujuan organisasi adalah informasi dasar yang
memberikan gambaran kasar atau global tentang kecenderungan-kecenderungan yang mungkin
timbul atau terjadi baik dalam arti internal dalam organisasi yang bersangkutan sendiri maupun
pada lingkungan dimana organisasi akan bergerak.
b. Pentahapan Pencapaian Tujuan
Diperlukan berbagai informasi untuk dijadikan instrument pendukung dalam pengambilan
keputusan.
1. Dibidang politik
Misalnya diperlukan estimasi tentang srabilitas dan keamanan nasional, termasuk kemungkinan
terjadinya perubahan dalam pemerintahan yang pada gilirannya mempunyai implikasi terhadap
berbagai kebijaksanaan yang akan ditempuh di masa depan.
2. Dibidang ekonomi
Diperlukan informasi yang menyangkut banyak segi kehidupan perekonomian, seperti tingkat
pertumbuhan perekonomian nasional, laju inflasi, tingkat suku bunga, apakah pemerintah akan
memberikan kebijaksanaan uang ketat atau tidak, arah pertumbuhan dan perkembangan industry,
kondisi persaingan dalam industri diaman organisasi bergerak, dan informasi lain yang sejenis.
3. Dibidang sosial budaya
Sangat diperlukan aneka ragam informasi seperti tingkat pendidikan masyarakat, kemungkinan
makin beranekaragamnya tenaga kerja, perkiraan sampai sejauh mana akan terjadi pergeseran
akan nilai-nilai sosial budaya dimasyarakat sebagai akibat penetrasi teknologi informasi.
c. Perumusan
Strategi
Diperlukan berbagai informasi baik yang bersumber dari dalam organisasi sendiri maupun yang
digali dari luar organisasi yang bersangkutan. Memerlukan informasi internal antara lain tentang
filsafat organisasi, kemampuannya memiliki dan menguasai berbagai sarana, prasarana dan dana,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia, serta budaya organisasi.
Informasi tentang peluang juga harus dimanfaatkan antara lain menyangkut potensi pasar dimana
produk organisasi dijual, bidang bisnis baru, peluncuran produk baru, dan lain sebagainya.
d. Fungsi Perencanaan
Informasi yang diperlukan pun jelas berbeda dan manajemen harus memahami perbedaan-
perbedaan tersebut. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya menemukan jawaban terhadap 6
pertanyaan yang harus terjawab dalam proses perencanaan, yaitu pertanyaan apa, di mana,
bilamana, bagaimana, siapa, dan mengapa. Berikut fungsi perencanaan:
1.) Penyusunan Program Kerja
Keenam pertanyaan dalam fungsi perencanaan harus terjawab dalam penyusunan program kerja.
Informasi jawaban tersebut :
- Lebih bersifat kuantitatif
- Menyatakan secara jelas dan konkret hasil yang diharapkan Standar kinerja jelas
- Mutu hasil pekerjaan ditetapkan secara pasti
- Disusun sedemikian rincinya sehingga dapat dijadikan pedoman dan pegangan dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional.
2.) Fungsi Pengorganisasian
Ada 5 implikasi informasionalanya
:
- Organisasi sebagai wadah. Dimana sekelompok otang yang bergabung dan menempati “kotak-
kokak” tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
- Organisasi sebagai proses interaksi. Alasan yang sangat mendasar untuk penekanan tersebut
ialah mutlak perlunya diterapkan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi
- Tipologi organisasi
- Prinsip-prinsip organisasi
- Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur organisasi
e. Penggerakan Sumber Daya Manusia
Pergerakan sumber daya manusia perlu memperhatikan hal-hal berikut ini termasuk
implikasinya terhadap perolehan berbagai jenis informasi sehingga proses pergerakan tersebut
berlangsung dengan tepat :
- Manusia adalah makhluk yang mempunyai harkat dan martabat yang perlu dan harus diakui
dan dihargai
- Dalam berkarya, manusia ingin diperlakukan secara manusiawi
- Manusia pekerja akan sangat senang apabila mereka diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan kekaryaannya melalui apa yang dewasa ini
popelur dengan istilah dan konsep pemberdayaan.
f. Penyelenggaraan Kegiatan Operasional
Pada penyelenggaraan kegiatan operasional, ada 4 elemen informasi yang sangat penting, yaitu
:
- Manajemen mengandung berbagai kiat yang sifatnya situasional. Artinya, meskipun benar
terdapat prinsip-prinsip manajemen yang bersifat universal, penerapannya harus selalu
memperhitungkan faktor situasi, kondisi, ruang, dan waktu
- Manajemen berorientasi pada hasil optimal untuk tidak mengatakan hasil yang maksimal
- Kelompok orang yang menduduki berbagai jabatan manajerial hanya akan memperoleh hasil
kerja dengan dan melalui orang-orang lain yang menjadi bawahan mereka yang tanggung jawab
utamanya ialah menyelenggarakan kegiatan operasional
- Sampai tingkat yang paling bawah sekalipun, seluruh kegiatan operasional harus secara
langsung tertuju pada dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan
strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
g. Pengawasan sebagai Kompenen Proses Manajerial
Pengawasan diperlukan karena 2 pertimbangan :
- Dalam menyelenggarakanseluruh kegiatan operasional, para anggota organisasi tidak luput
dari berbagai kelemahan dan kekurangan, bahakan juga munkin kekhilafan dan kesalahan.
- Tuntutan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas tidak terpenuhi karena mungkin ada anggota
organisasi yang menampilkan perilaku yang negative dengan berbagai alasan penyebabnya.
Informasi diperoleh dengan berbagai cara seperti laporan, hasil wawancara, penyebaran
kuisoner, dan pengamatan langsung oleh pengawas dilapangan.
h. Penilaian sebagai Komponen Proses Manajerial
Upaya pembandingan antara hasil yang nyata dicapai setelah satu tahap tertentu selesai
dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk tahap tersebut. Definisi tersebut
menunjukan kepada paling sedikit 4 hal :
a. Penilaian lebih ditujukan kepada kegiatan operasional yang sedang diselenggarakan
b.Penilaian menghasilkan informasi tentang tepat tidaknya komponen dalam proses manajerial
c. Hasil penilaian menggambarkan apakah hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang telah
ditentukan
d. Informasi yang diperoleh dari kegiatan penilaian diperlukan untuk mengkaji ulang semua
komponen proses manajerial sehingga perumusan kembali berbagai komponen tersebut dapat
dilakukan dengan tepat. Informasi dalam proses penilaian dapat diperoleh melalui berbagai
teknik seperti laporan, wawancara, penyebaran kuisoner, dan teknik-teknik lain yang dipandang
perlu dan tepat digunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P., “Sistem Informasi Manajemen”. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002).
Ichak Adizes. Perilaku Organisasi.(Nimran : 1999: h.62)
http://erfansetiawan.blogspot.com/2011/11/proses-manajerial.html
http://ml.scribd.com/doc/28425286/Peran-Manager
http://ochiyosi.blogspot.com/2010/11/sim-dalam-proses-manajerial.html
http://Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html