Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

“TANAMAN C3, C4 DAN CAM”

Disusun Oleh:
Nama : Khairunisa Rahma Diyah Prayoga
NIM : 225040207113009
Kelas : Agroekoteknologi/ KA
Asisten : Alfi Nur Fadilah

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 1
Manfaat ................................................................................................................ 1
BAB 2 ..................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Tanaman C3, C4 dan CAM ......................................................... 2
2.1.1 Tanaman C3 ............................................................................................ 2
2.1.2 Tanaman C4 ............................................................................................ 2
2.1.3 Tanaman CAM ........................................................................................ 3
2.2 Perbedaan Tanaman C3, C4, dan CAM ......................................................... 3
2.3 Siklus atau Proses Fotosintesis Tanaman C3, C4, dan CAM ........................ 3
2.3.1 Tanaman C3 ............................................................................................ 3
2.3.2 Tanaman C4 ............................................................................................ 4
2.3.3 Tanaman CAM ........................................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................... 5
METODOLOGI ...................................................................................................... 5
Alat dan Bahan..................................................................................................... 5
Cara Kerja ............................................................................................................ 6
Analisa Perlakuan ................................................................................................ 6
BAB IV ................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8
4.1 Hasil ............................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 8
4.2.1 Perbedaan Anatomi Daun ........................................................................ 8
4.2.2 Pengaruh Perbedaan Anatomi Daun Terhadap Fotosintesis ................... 9
BAB V................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
5.2 Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada fisiologi tanaman, tumbuhan dibagi menjadi beberapa jenis. Salah
satunya yang disebut dengan istilah tanaman C3 dan C4. Tipe yang lain yang juga
merupakan jenis dari tanaman autotrof adalah CAM. Tanaman C3 adalah tanaman
yang memiliki proses fotosintesis paling sederhana. Karena itu, tumbuhan inilah
yang paling banyak ditemukan di dunia. Tanaman C4 adalah jenis tanaman yang
menggunakan lintasan C4 sebagai pembentuk proses fotosintesis. Karena alasan ini
maka daun tanaman C4 sebagian besar terbentuk dari anatomi kranz. Ciri cirinya
daun mempunyai dua jenis kloroplas dimorfik yang terletak di dua tempat yang
disebut sel mesofil dan seludang pembuluh.
Tanaman CAM adalah tanaman yang proses fotosintesis-nya menggunakan
sistem lintasan CAM atau Crassulacean Acid Metabolism. Salah satu fungsi dari
sistem ini ialah untuk memperkecil peluang terjadinya fotorespirasi ketika
fotosintesis sedang terjadi.Tanaman C3 memiliki ciri fisiologis yaitu fotosintesis
akan menghasilkan dua tahapan reaksi yaitu reaksi terang dan gelap. Yang
dimaksud reaksi terang yaitu siklus perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia.Sedangkan output yang dihasilkan adalah O2. Kalau reaksi gelap adalah
proses terjadinya tahapan siklik, atau perubahan Co2 dan energi yang dihasilkan
dari reaksi terang ATP yang sudah berbentuk gula.
Fisiologi tanaman C4 relatif sama dengan tanaman C3 yaitu fotosintesis-
nya dilatarbelakangi oleh terjadinya dua reaksi yaitu terang dan gelap. Yang mana
reaksi terang memungkinkan energi cahaya bisa dirubah menjadi energi kimia
tetapi hasilnya adalah oksigen. Sedangkan reaksi gelapnya bertugas untuk
melahirkan reaksi siklik, namun ketika sudah terbentuk maka akan muncul gula
yang terbuat dari campuran CO2 dan energi. Fisiologi Tanaman CAM terletak pada
sistem penambatan CO2 yang nyaris sama dengan Tanaman C4. Namun yang
membedakan ialah tanaman CAM melakukan proses penambatan Co2 di malam
hari supaya bisa terbentuk senyawa gugus yang disebut 4-C. Sedangkan kalau siang
hari biasanya stomata tertutup akibat adanya dekarboksilase senyawa C4.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Agar praktikan dapat melakukan analisis anatomi daun pada tanaman C3, C4,
dan CAM
2. Agar dapat menjelaskan perbedaan utama antara ketiga jenis tanaman tersebut
dalam anatomi daunnya.
3. Agar dapat memahami tentang fotosintesis tanaman pada C3, C4, dan CAM.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Praktikan dapat melakukan analisis anatomi daun pada tanaman C3, C4, dan
CAM
2. Dapat menjelaskan perbedaan utama antara ketiga jenis tanaman tersebut dalam
anatomi daunnya.
3. Dapat memahami tentang fotosintesis tanaman pada C3, C4, dan CAM.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanaman C3, C4 dan CAM
2.1.1 Tanaman C3
Menurut Nugroho, H., & Jumakir. (2020). Tanaman C3 merupakan tanaman
yang memiliki kemampuan adaptif pada lingkungan yang memiliki kandungan
CO2 atmosfer tinggi, Tingkat fotosintesis relatif rendah, dan respirasi dirangsang
oleh cahaya.
Menurut Ridaeny, M. S. (2018). Tanaman C3 merupakan tanaman yang
akan mengalami fotorespirasi yang besar bila berada pada kondisi intensitas cahaya
yang tinggi.
Tanaman C3 memiliki rasio transpirasi yang lebih tinggi dan keadaan
stomata yang selalu terbuka (Ramadhani, 2013).
According to Kumar et al., (2017) C3 plant is a plant that represent
approximately 85 % of all higher plant species for global plant distribution based
on photosynthetic pathway. Menurut Kumar et al., (2017) tanaman C3 adalah
tanaman yang mewakili sekitar 85% dari semua spesies tanaman tingkat tinggi
untuk distribusi tanaman global berdasarkan jalur fotosintesis pathway”.
C3 plants are plants which have the oldest photosynthetic pathway among
higher plants. Previously these conditions were considered unfavorable for C3
plants (Boom, 2004). “Tanaman C3 adalah tanaman yang memiliki jalur
fotosintesis tertua di antara tumbuhan tingkat tinggi. dahulu kondisi tersebut
dianggap tidak menguntungkan bagi tumbuhan C3 (Boom, 2004)”.

2.1.2 Tanaman C4
Menurut Sitompul, T. (2018). Tanaman C4 merupakan tanaman yang
memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini
dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida
(CO2) dalam melangsungkan fotosintesis.
Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya
matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon
sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan
fotosintesis (Supriyatno, 2017).
Sedangkan menurut Uswaniyah et al., (2021) tanaman C4 adalah tanaman
yang dapat beradaptasi pada lingkungan panas atau kering dimana fotosintesis
tanaman ini memberikan hasil awal yaitu senyawa organik dengan 4-atom C yakni
AOA (Asam Oksaloasetat) berfungsi untuk mengikat CO2.
C4 plants are plants that are limited to only flowering plants. Line C4 is
generally different from line C3. in this plant, the activated carbon is 2first repaired
by phosphoenolpyruvate carboxyginase instead of Rubisco, the same as in the CAM
plant (Boom, 2004). “Tanaman C4 ialah tanaman yang terbatas hanya pada tanaman
berbunga sajas. Jalur C4 umumnya berbeda dari jalur C3. pada tanaman ini, karbon
aktif terlebih dahulu diperbaiki oleh fosfoenolpiruvat karboksiginase bukan
Rubisco, sama seperti pada tanaman CAM (Boom, 2004)”.
C4 origins have all occurred over the past 30 Myr, with no difference in
timing between monocot and eudicot lineages (Sitompul, 2009). “Asal-usul C4
semuanya terjadi selama 30 juta tahun yang lalu, tanpa perbedaan waktu antara
garis keturunan monokotil dan eudikotil (Sitompul, 2009)”.

2
2.1.3 Tanaman CAM
Menurut Perkasa, A. Y., dkk (2017).Tanaman CAM merupakan tanaman
yang melakukan proses respirasi pada malam hari. Tanaman CAM umumnya
tumbuh pada daerah kering.
Menurut Saputri dan Wahyuni (2017) Tanaman CAM adalah tanaman yang
sangat toleran terhadap kekurangan air dan udara kering. Tanaman CAM ini
memiliki pola pembukaan stomata pada malam hari dan penutupan stomata pada
siang hari.
Tanaman CAM, yaitu tanaman yang membutuhkan pencahayaan
sepanjang hari, oleh karena itu diperlukan teknologi berupa pemberian
penerangan di malam hari (Putro dkk 2023).
CAM plants are a plant that adapted to drought in arid regions, where day
and night temperatures can show drastic swings (Kumar et al., 2017). “Tanaman
CAM merupakan tanaman yang beradaptasi dengan kekeringan di daerah yang
gersang, dimana suhu siang dan malam dapat menunjukkan perubahan yang drastis
(Kumar et al., 2017)”.
In CAM plants the two carboxylases are located on the same cell type and there
is a temporal separation of primary (nocturnal) and secondary (diurnal) fixation
of CO2 (Hanson et.,al 2016). “Pada tanaman CAM, dua karboksilase terletak
pada tipe sel yang sama dan ada pemisahan temporal primer (nokturnal) dan
sekunder (diurnal) fiksasi CO2”

2.2 Perbedaan Tanaman C3, C4, dan CAM


Menurut Perkasa et al. (2017), umumnya tanaman CAM dan C4 lebih
adaptif pada lingkungan yang panas dan kering dibandingkan dengan C3.
Sedangkan C3 cenderung lebih adaptif di daerah dengan kondisi kandungan CO2
atmosfer tinggi. Perbedaan antara C3 dan C4 yakni cara pengikatan CO2 dari
atmosfer dan produk awal yang dihasilkan dari proses asimilasi. RuBP pada
tanaman C3 juga dapat mengikat O2 secara bersamaan sebagai fotorespirasi.
Apabila konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat, maka hasil kompetisi adalah CO2
lebih menguntungkan daripada O2, sehingga fotorespirasi akan terhambat dan
asimilasi semakin bertambah besar. Sedangakan pada tanaman C4, CO2 diikat oleh
PEP yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan
O2. Perbedaan lainnya ialah tanaman CAM memiliki gerakan stomata yang berbeda,
yakni membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari. Karbondioksida
berdifusi ke dalam daun dan diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk membentuk
oksaloasetat (OAA) dan malat.

2.3 Siklus atau Proses Fotosintesis Tanaman C3, C4, dan CAM
2.3.1 Tanaman C3
Pada tumbuhan C3, karbon dioksida (CO2) memasuki daun melalui stomata,
di mana ia berdifusi jarak pendek melalui ruang ant sampai mencapai sel mesofil.
Setelah di sel mesofil, CO2 berdifusi ke dalam stroma dari kloroplas, tempat reaksi
bebas cahaya fotosintesis, hingga CO2 dilepas dan masuk kedalam siklus calvin.
Siklus Calvin dapat disusun dalam tiga tahap dasar: fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
1. Fiksasi
Dalam stroma, selain CO2, dua komponen lainnya yang hadir untuk
memulai reaksi terang bebas cahaya: enzim yang disebut karboksilase ribulosa

3
bifosfat (RuBisCO) dan tiga molekul[bifosfat ribulosa (RuBP). RuBP memiliki
lima atom karbon, diapit oleh dua fosfat. RuBisCO mengkatalisis reaksi antara CO2
dan RuBP. Untuk setiap molekul CO2 yang bereaksi dengan satu RuBP, dua
molekul 3fosfogliserat acid (3PGA) bentuk 3PGA memiliki tiga karbon dan satu
fosfat. Setiap pergantian siklus hanya melibatkan satu RuBP dan satu karbon
dioksida dan membentuk dua molekul 3PGA. Jumlah atom karbon tetap sama,
seperti atom bergerak untuk membentuk ikatan baru selama reaksi (3 atom dari
3CO2 + 15 atom dari 3RuBP = 18 atom dalam 3 atom dari 3PGA). Proses ini
disebut fiksasi karbon karena CO2 adalah "tetap" dari bentuk anorganik menjadi
molekul organik.
2. Reduksi .
ATP dan NADPH yang digunakan untuk mengkonversi enam molekul
3PGA menjadi enam molekul bahan kimia yang disebut gliseraldehida 3 fosfat
(G3P). Ini adalah reaksi reduksi karena menyangkut keuntungan elektron dengan
3PGA. Ingatlah bahwa pengurangan adalah keuntungan dari elektron oleh sebuah
atom atau molekul. Enam molekul ATP dan NADPH baik digunakan. Untuk ATP,
energi dilepaskan dengan hilangnya atom fosfat terminal, mengubahnya menjadi
ADP, untuk NADPH, energi dan atom hidrogen yang hilang, mengubahnya
menjadi NADP+.
3. Regenerasi
Pada titik ini, hanya satu molekul G3P meninggalkan siklus Calvin dan
dikirim ke sitoplasma untuk berkontribusi pada pembentukan senyawa lain yang
dibutuhkan oleh tanaman. Karena G3P diekspor dari kloroplas memiliki tiga atom
karbon, dibutuhkan tiga "berubah" dari siklus Calvin untuk memperbaiki karbon
yang cukup bersih untuk mengekspor satu G3P. Tetapi setiap gilirannya membuat
dua G3Ps, sehingga tiga putaran membuat enam G3Ps. Satu diekspor sedangkan
lima molekul G3P tersisa tetap dalam siklus dan digunakan untuk regenerasi RuBP,
yang memungkinkan sistem untuk mempersiapkan lebih banyak CO2 untuk
diperbaiki Tiga molekul lebih dari ATP digunakan dalam reaksi regenerasi tersebut.
2.3.2 Tanaman C4
C4 Sintesis C4 dimulai dengan memfiksasi CO2 ke dalam gula berkarbon 3
yaitu phosphoenol piruvat (PEP) dengan perantara enzim PEPkarboksilase. Asam
oksaloasetat yang terbentuk segera diubah menjadi asam malat atau asam aspartat
yang bertujuan agar CO2 terikat oleh enzim yang dapat dipindahkan ke dalam
siklus calvin. Asam malat atau asam aspartat akan berubah menjadi asam piruvat.
Asam piruvat akan menjadi PEP seteleh di fosforilasi oleh ATP. Struktur daun C4
memiliki sel mesofil dan sel seludang (bundle sheath). Kedua sel ini diperlukan
untuk menghasilkan sukrosa, amilum dan produk tumbuhan lainnya. Jalur
fotosintesis pada C4 dikenal juga dengan jalur Hatch-Slack.
2.3.3 Tanaman CAM
Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuatnya pada
malam hari dalam vakuolanya sampai pagi hari, ketika reaksi terang dapat
menyuplai ATP dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2 dilepaskan dari asam
organik yang dibuat pada malam sebelumnya untuk digabungkan kedalam gula
dikloroplas. Jalur CAM serupa dengan jalur C4 karena keduanya karbondioksida
pertama-pertama digabungkan kedalam intermediat intermediat organik sebelum
memasuki siklus calvin. Perbedaannya adalah dalam tumbuhan C4, langkah-
langkah awal fiksasi carbon terpisah scara struktural dari siklus calvin, sedangkan

4
dalam tumbuhan CAM, kedua langkah terjadi pada saat berbeda namun didalam sel
yang sama. Pada akhirnya tumbuhan C3, C4 dan CAM menggunakan siklus calvin
untuk pembuatan gula dari karbondioksida untuk keperluannya.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

5
No Alat dan Bahan Keterangan
1 Mikroskop Sebagai alat untuk mengamati sel specimen daun
2 Mikrotom atau Sebagai alat untuk mengiris tipis specimen daun.
Cutter
3 Kaca Preparat Sebagai alat untuk meletakkan benda atau preparat
yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop.
4 Cover Glass Sebagai alat untuk melindungi dan menutupi objek-
objek yang ditempatkan di bawah mikroskop,
terutama dalam mikroskopi cahaya.
5 Air Untuk menetesi specimen daun yang diamati
6 Daun Tanaman C3 Sebagai bahan specimen pengamatan.
7 Daun Tanaman C4 Sebagai bahan specimen pengamatan.
8 Daun Tanaman Sebagai bahan specimen pengamatan.
CAM

3.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat berupa mikroskop, mikrotom, kaca preparat dan cover


glass.

Menyiapkan daun tanaman C3, C4, dan CAM

Melakukan sayatan pada daun menggunakan mikrotom

Meletakkan daun yang telah disayat pada kaca preparat

Meneteskan sedikit air pada kaca preparat

Menutup kaca preparat dengan cover glass

Mengamati anatomi daun tanaman dengan bantuan mikroskop dan


mendokumentasikannya

3.4 Analisa Perlakuan


Langkah pertama yaitu Menyiapkan alat berupa mikroskop, mikrotom, kaca
preparat dan cover glass. Lalu Menyiapkan daun tanaman C3, C4, dan CAM
kemudian. Melakukan sayatan pada daun menggunakan mikrotom lalu. Meletakkan
daun yang telah disayat pada kaca preparat lalu, meneteskan sedikit air pada kaca

6
preparat kemudian Menutup kaca preparat dengan cover glass lalu, mengamati
anatomi daun tanaman dengan bantuan mikroskop dan mendokumentasikannya.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanaman Dokumentasi

C3

Gambar 2. Sel daun padi

C4

Gambar 3. Sel daun jagung

CAM

Gambar 4. Sel daun nanas

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbedaan Anatomi Daun

8
Pada tanaman C3 seludang berkas terlihat tersamar, sedangkan tanaman C4
seludang berkas berdinding tebal dan memiliki banyak kloroplas, mitokondria, serta
organel yang lain. Vacuola pusat berukuran lebih kecil. Pada tanaman C4 ada 2
macam kloroplas yaitu kloroplas pada sel mesofil, grananya melimpah dan pati
tidak ada, dan pada kloroplas yang ada di seludang berkas tanpa ada grana dan ada
beberapa butiran Menurut Ai (2012) anatomi daun tanaman C4 memiliki sel
seludang yang mengelilingi ikatan pembuluh dan memisahkannya dengan sel
mesofil. Pada tanaman C4 terdapat pembagian kerja antara sel mesofil dan sel
seludang, yaitu pembentukan asam malat dan aspartat dari CO2 terjadi di sel
mesofil sedangkan daur calvin berlangsung si sel seludang (bundle sheath).
4.2.2 Pengaruh Perbedaan Anatomi Daun Terhadap Fotosintesis
Perbedaan anatomi pada tanaman C3 dan C4 disesuaikan dengan fungsi
tanaman yang proses fotosintesis dan proses hidupnya yang berbeda. Tanaman C3
klorofilnya dalam jumlah yang sedikit dan tidak memiliki sel seludang sedangkan
pada tanaman C4 memiliki jumlah klorofil lebih banyak karena klorofil tidak hanya
terdapat pada mesofil. Menurut Bolgen (2012) tanaman C3 tidak memiliki sel
seludang sedangkan tanaman C4 memiliki kloroplas dalam seludang pembuluh. Sel
mesofil pada tanaman C3 yang tepat terletak pada bawah permukaan daun dan
jaringan lainnya. Selama fotosintesis C3, CO2 diambil dan diangkut langsung ke
siklus calvin lalu difiksasi menjadi 3 molekul karbon.
Dalam daun C4, kloroplas tidak hanya terletak pada mesofil, melainkan
kloroplas terletak di bundle sheath yang mengelilingi vena daun. pendapat tersebut
didukung oleh peryataan Adiputra (2014), Pada tanaman C3 tidak mampu
menangkap CO2 ketika stomata tertutup karena pada anatomi daun C3 tidak
dilengkapi dengan pompa untuk menangkap CO2. Sedangkan pada tanaman C4
masih tetap dapat menangkap CO2 meskipun stomata tertutup. Perbedaan anatomi
daun ini juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tanaman C3 yang
sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan yang kering dan panas.
Pada situasi panas dan kering, stomata tanaman C3 akan menutup yang
menyebabkan terputusnya pasokan CO2 dari luar sehingga asimilasi karbon
menjadi karbohidrat akan berhenti yang mengakibatkan kurangnya bahan
pertumbuhan untuk reproduksi. Sedangkan pada tanaman C4, lebih adaptif pada
daerah panas dan kering serta tidak mengalami fotorespirasi sehingga tidak terjadi
kehilangan hasil produksi yang cukup banyak. Tanaman CAM mengambil CO2
pada reaksi gelap, karena stomata tertutup ketika reaksi terang dan mengunakannya
untuk fotosistensis pada reaksi terangnya. Tumbuhan CAM yang dapat mudah
ditemukan adalah nanas, kaktus,dan bunga lili

9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa tanaman dibedakan menjadi 3 jenis dalam berfotosintesis, yakni tanaman C3,
C4, CAM. Ketiganya hidup adaptif pada lingkungan yang berbeda-beda, dan
menghasilkan produk senyawa dengan karbon yang berbeda. Tanaman adaptif
terhadap lingkungan tertentu dipengaruhi oleh anatomi daun, yang kemudian
mempengaruhi terbukanya stomata tanaman untuk mengikat CO2 pada proses
fotosintesis. Perbedaan fotosintesis pada ketiga tipe tanaman tersebut yaitu pada
tanaman C3, saat siang hari stomata terbuka dan terjadi transpirasi, melepaskan air,
dan kalor untuk menjaga suhu agar tetap konstan. Pada tanaman C4, stomata
terbuka terus. Supaya tidak terjadi fotosintesis seperti pada tanaman C3, maka
RuBP disembunyikan agar tidak bereaksi dengan O2. Sedangkan pada tanaman
CAM, CO2 diambil pada malam hari karena stomata akan terbuka pada malam hari.
5.2 Saran
Diharapkan jika ada kesalahan-kesalahan dalam laporan praktikum
biokimia tanaman analisa kadar pati ini baik yang disengaja maupun tidak mohon
untuk dimaklumi dan dimaafkan serta dimudahkan dalam segala bentuk penugasan
lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, I Gede. 2014. Rehabilitasi Perkebunan Kakao Sistem Agroforest.
Prosiding Seminar Nasional Prodi Biologi Fakultas MIPA UNHI :
ISBN:978-602-9138-68-9.
Boom, A. 2004. A Geochemical Study Of Lavustrine Sediments: Towards Palaeo
C3, C4 And CAM Plants In Changeable Climate. The Pharma Innovation
Climatic Reconstructions Of High Andean Blomes In Colombia.
engineering carboxysomes into C3 plants. The Plant Journal, 87(1), 38-50.
Hanson, M. R., Lin, M. T., Carmo‐Silva, A. E., & Parry, M. A. (2016). Towards
Journal. 6(9): 70-79.
Kumar, V., A. Sharma., J.K. Soni And N. Pawar. 2017. Physiological Response Of
Nugroho, H., & Jumakir. (2020). Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai
Terhadap Iklim Mikro. Seminar Nasional Virtual, 265–274.
Perkasa, A. Y., Siswanto, T., Shintarika, F., & Aji, T. G. (2017). Studi identifikasi
stomata pada kelompok tanaman C3, C4 dan CAM. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 1(1).
Perkasa, A. Y., Siswanto, T., Shintarika, F., & Aji, T. G. (2017). Studi identifikasi
stomata pada kelompok tanaman C3, C4 dan CAM. Jurnal Pertanian Presisi
(Journal of Precision Agriculture), 1(1).
Ramadhani, F., Ramadhani, F., Putri, P., Agustina, L., & Hasyim, H. (2013).
Evaluasi karakteristik beberapa varietas kedelai (Glycine max L. Merill)
hasil mutasi kolkisin M2 pada kondisi naungan. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 1(3), 94938.
Ridaeny, M. S. (2018). Pemanfaatan Lahan Pada Areal Tanam Kelapa Sawit Belum
Menghasilkan (TBM) Dengan Membudidayakan Kacang Tanah.
Saputri, D. A., & Wahyuni, E. S. (2017). Pola Pembukaan dan Penutup Stomata
pada Tiga Spesies Anggota Genus Sansevieria. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan, 4(2), 163–170.
Sitompul, T. (2018). Makalah Tumpangsari Tanaman Perkebunan Kopi Dengan
Tanaman Jagung.
Sitompul. (2009) . Photosynthesis: C4 and CAM Plants. Brawijaya University.
Supriyatno, B. (2017). Perhitungan ekonomik budidaya tanaman jagung sistem
pertanian organik.
Universiteit Van Amsterdam-IBED
Usnawiyah, U., Khaidir, K., & Dewi, E. S. (2021). Pemanfaatan Lahan Salin Tadah
Hujan Untuk Budidaya Sorgum. Jurnal Agrium, 18(1).

LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai