Disusun oleh :
Nama : Dafa Attala Kebaar
NIM : 225040201111034
Kelas : D
Asisten : Ariek Dwi Anggoro
Berikut alat yang digunakan pada praktikum tanaman C3, C4, dan CAM
Berikut bahan yang digunakan pada praktikum tanaman C3, C4, dan CAM
No. Bahan Fungsi
1. Daun kacang tanah Spesimen yang diamati
2. Daun jagung Spesimen yang diamati
3. Daun lidah mertua Spesimen yang diamati
4. Aquades Agar objek yang diamati tidak bergeser
1.2 Cara Kerja
2.1 Hasil
1. C3
2. C4
3. CAM
2.2 Pembahasan
a. Analisis Anatomi Daun pada Tanaman C3. C4, dan CAM
Tanaman C3 merupakan tanaman yang memiliki rasio transpirasi yang
tinggi dan keadaan stomata yang selalu terbuka. Tanaman C3 mengalami
fotorespirasi yang berdampak pada hasil bersih fotosintesisnya lebih rendah dari
tanaman C4 (Ramadhani et al., 2018). Pada tanaman C4 terdapat dua jenis sel
fotosintetik yang berbeda yaitu sel seludang berkas pembuluh dan sel mesofil
(Wibawani dan Laily, 2015). Tanaman CAM merupakan tanaman yang lebih
adaptif pada daerah yang kering dan panas lebih dari C4. Tamanan CAM ini akan
membuka stomatanya pada malam hari dan menutup stomata pada siang hari
(Perkasa et al., 2017).
Tanaman C3 dan C4 dibedakan pada cara mengikat CO2 dari atmosfer dan
produk awal yang dihasilkan dalam proses asimilasi. Tanaman C3 Rubisco ini
menyatu antara CO2 dengan RuBP pada proses awal asimilasi dan mengikat O2
dalam waktu yang bersamaan untuk proses fotorespirasi, jika CO2 di atmosfer
meningkat hasil antara CO2 dan O2 menjadi lebih menguntungkan untuk CO2
sehingga fotorespirasi terhambat serta asimilasi menjadi lebih besar (Wibawani &
Laily, 2018). Pada tanaman C3 bundle sheath terlihat samar, sedangkan pada
tanaman C4 bundle sheath nya memiliki dinding yang tebal dan memiliki kloroplas
yang banyak, mitokondria dan organel lain nya. Vakuola pusat berukuran lebih
kecil. Pada tanaman C3 mempunyai dua enzum kalisator yaitu PEP carboxylase
dan Rubisco di dua sel fotosintetik yaitu mesofil dan bundle sheath yang terlihat
pada struktur anatominya yang disebut Kranz anatomy (Rindyastusi & Hapsari,
2017). Tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP yang tidak bisa mengikat O2 dan tidak
terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Tanaman-tanaman yang mempunyai kapasitas
fotosintesis yang lebih tinggi (C4) hasil bersih fotosintesisnya akan terus meningkat
sampai intensitas cahaya yang cukup tinggi. Laju fotosintesis C3 dan C4 akan sama
apabila intensitas cahaya dalam keadaan rendah, contohnya pada cuaca berawan.
Oleh karena itu, kalau mendapatkan intensitas cahaya rendah, tanaman-tanaman
dari golongan C4 pun rendah hasilnya. Tanaman golongan C4 dapat tumbuh lebih
baik daripada tanaman golongan C3 dalam keadaan lingkungan yang kurang baik.
Hal ini dapat terlihat bahwa di daerah kering umumnya tanaman-tanaman dari
golongan C4 dapat hidup lebih baik dibanding dengan tanaman C3 (Saraswati,
2017).
Tanaman CAM adaptif pada daerah panas dan juga kering dibandingkan
tanaman C3. Stomata tanaman CAM akan membuka pada malam hari, namun akan
menutup pada siang hari. Pada malam hari jika kondisi udara kurang
menguntungkan untuk melakukan proses transpirasi, stomata tumbuhan CAM
membuka, karbon dioksida berdifusi ke dalam daun lau diikat oleh sistem PEP
karboksilase untuk membentuk oksaloasetat (OAA) dan malat (Saputra, 2017).
Pada siang hari stomata CAM akan menutup, karena itu ketersediaan air berkurang,
dan malat serta asam organik lain yang terkumpul didekarboksilasi supaya
mempunyai persediaan karbon dioksida yang langsung akan diikat oleh sel melalui
siklus calvin (Perkasa, 2017).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik, untuk kedepan nya semua
mahasiswa lebih memperhatikan atau mencoba langsung saat percobaan agar
memahami yang sudah disampaikan oleh asisten praktikum dengan baik dan
cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Perkasa, A. Y., Siswanto, T., Shintarika, F., & Aji, T. G. (2017). Studi identifikasi
stomata pada kelompok tanaman C3, C4 dan CAM. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 1(1).
Rindyastuti, R., & Hapsari, L. (2017). Adaptasi Ekofisiologi Terhadap Iklim Tropis
Kering: Studi Anatomi Daun Sepuluh Jenis Tumbuhan Berkayu
(Ecophysiological adaptation to dry tropical climate: A study of foliar
anatomic structure of ten woody plant species). Jurnal Biologi Indonesia,
13(1), 1–14.
Saputra, D. T. (2017). Hasil Kedelai (Glycine max L.) dan Jagung (Zea mays L.)
Sebagai Tanaman Sela di Tegakan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan pada
Sistem Pertanaman yang Berbeda (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).