Anda di halaman 1dari 12

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN


“TANAMAN C3 C4 CAM”

Disusun oleh :
Nama : Dafa Attala Kebaar
NIM : 225040201111034
Kelas : D
Asisten : Ariek Dwi Anggoro

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB 1
METODE

1.1 Alat dan Bahan

Berikut alat yang digunakan pada praktikum tanaman C3, C4, dan CAM

Tabel 1. Alat dan Fungsi

No. Alat Fungsi


1. Mikroskop Untuk mengamati anatomi daun
Untuk mengiris spesimen menjadi sangat
2. Mikrotom
tipis
Untuk meletakkan spesimen yang akan
3. Kaca preparat
diamati
4. Cover glass Untuk menutup objek yang akan diamati

Tabel 2. Bahan dan fungsi

Berikut bahan yang digunakan pada praktikum tanaman C3, C4, dan CAM
No. Bahan Fungsi
1. Daun kacang tanah Spesimen yang diamati
2. Daun jagung Spesimen yang diamati
3. Daun lidah mertua Spesimen yang diamati
4. Aquades Agar objek yang diamati tidak bergeser
1.2 Cara Kerja

Menyiapkan alat berupa mikroskop, mikrotom, kaca


preparat dan cover glas

Menyiapkan daun tanaman C3, C4, dan CAM

Melakukan sayatan pada daun menggunakan mikrotom

Meletakkan daun yang sudah disayat pada kaca preparat

Meneteskan sedikit air pada kaca preparat

Menutup kaca preparate dengan cover glass menggunakan tisu

Mengamati anatomi daun tanaman


menggunakan mikroskop dan
dokomentasi
1.3 Analisa Perlakuan
Langkah awal yang harus dilakukan dalam kegiatan praktikum penelitian
tanaman C3, C4, dan CAM adalah menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari
mikroskop, mikrotom, kaca preparat, cover glass, aquades, daun jagung, daun
kacang, dan tanaman lidah mertua. Kemudian ambilah daun tanaman C3 yaitu
jagung dan C4 yaitu kacang tanah, serta CAM daun pada tanaman lidah mertua lalu
diiris hingga tipis dengan menggunakan mikrotom. Setelah memotong daun,
sampel yang digunakan ditaruh ke dalam kaca preparat dan diberi tetesan aquades
untuk memperjelas jaringan (anatomi daun). Tutuplah kaca preparat yang terdapat
pada sampel daun dengan menggunakan cover glass. Langkah terakhir yaitu
menaruh kaca preparat di mikroskop untuk mengamati objek berupa anatomi daun
dan melakukan dokumentasi kegiatan praktikum.
BAB II
HASIL dan PEMBAHASAN

2.1 Hasil

Berikut hasil dokumentasi anatomi tanaman C3, C4, dan CAM

Tabel 3. Data Hasil Pengamatan

No. Tanaman Gambar tangan Dokumentasi

1. C3

2. C4

3. CAM
2.2 Pembahasan
a. Analisis Anatomi Daun pada Tanaman C3. C4, dan CAM
Tanaman C3 merupakan tanaman yang memiliki rasio transpirasi yang
tinggi dan keadaan stomata yang selalu terbuka. Tanaman C3 mengalami
fotorespirasi yang berdampak pada hasil bersih fotosintesisnya lebih rendah dari
tanaman C4 (Ramadhani et al., 2018). Pada tanaman C4 terdapat dua jenis sel
fotosintetik yang berbeda yaitu sel seludang berkas pembuluh dan sel mesofil
(Wibawani dan Laily, 2015). Tanaman CAM merupakan tanaman yang lebih
adaptif pada daerah yang kering dan panas lebih dari C4. Tamanan CAM ini akan
membuka stomatanya pada malam hari dan menutup stomata pada siang hari
(Perkasa et al., 2017).

b. Pengaruh Anatomi Daun terhadap Mekanisme Fotosintesis pada Tanaman C3,


C4, dan CAM

Tanaman C3 dan C4 dibedakan pada cara mengikat CO2 dari atmosfer dan
produk awal yang dihasilkan dalam proses asimilasi. Tanaman C3 Rubisco ini
menyatu antara CO2 dengan RuBP pada proses awal asimilasi dan mengikat O2
dalam waktu yang bersamaan untuk proses fotorespirasi, jika CO2 di atmosfer
meningkat hasil antara CO2 dan O2 menjadi lebih menguntungkan untuk CO2
sehingga fotorespirasi terhambat serta asimilasi menjadi lebih besar (Wibawani &
Laily, 2018). Pada tanaman C3 bundle sheath terlihat samar, sedangkan pada
tanaman C4 bundle sheath nya memiliki dinding yang tebal dan memiliki kloroplas
yang banyak, mitokondria dan organel lain nya. Vakuola pusat berukuran lebih
kecil. Pada tanaman C3 mempunyai dua enzum kalisator yaitu PEP carboxylase
dan Rubisco di dua sel fotosintetik yaitu mesofil dan bundle sheath yang terlihat
pada struktur anatominya yang disebut Kranz anatomy (Rindyastusi & Hapsari,
2017). Tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP yang tidak bisa mengikat O2 dan tidak
terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Tanaman-tanaman yang mempunyai kapasitas
fotosintesis yang lebih tinggi (C4) hasil bersih fotosintesisnya akan terus meningkat
sampai intensitas cahaya yang cukup tinggi. Laju fotosintesis C3 dan C4 akan sama
apabila intensitas cahaya dalam keadaan rendah, contohnya pada cuaca berawan.
Oleh karena itu, kalau mendapatkan intensitas cahaya rendah, tanaman-tanaman
dari golongan C4 pun rendah hasilnya. Tanaman golongan C4 dapat tumbuh lebih
baik daripada tanaman golongan C3 dalam keadaan lingkungan yang kurang baik.
Hal ini dapat terlihat bahwa di daerah kering umumnya tanaman-tanaman dari
golongan C4 dapat hidup lebih baik dibanding dengan tanaman C3 (Saraswati,
2017).

Tanaman CAM adaptif pada daerah panas dan juga kering dibandingkan
tanaman C3. Stomata tanaman CAM akan membuka pada malam hari, namun akan
menutup pada siang hari. Pada malam hari jika kondisi udara kurang
menguntungkan untuk melakukan proses transpirasi, stomata tumbuhan CAM
membuka, karbon dioksida berdifusi ke dalam daun lau diikat oleh sistem PEP
karboksilase untuk membentuk oksaloasetat (OAA) dan malat (Saputra, 2017).
Pada siang hari stomata CAM akan menutup, karena itu ketersediaan air berkurang,
dan malat serta asam organik lain yang terkumpul didekarboksilasi supaya
mempunyai persediaan karbon dioksida yang langsung akan diikat oleh sel melalui
siklus calvin (Perkasa, 2017).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


tanaman C3 merupakan tanaman yang adaptif pada kondisi CO2 di atmosfer yang
tinggi, karena tanaman C3 memiliki RuBP yang dapat menyerap CO2 di udara.
Tanaman C4 merupakan tanaman yang adaptif pada kondisi kering dan panas,
karena PEP dapat membantu untuk mengikat CO2 tanpa mengambil O2 di udara.
Sedangkan tanaman CAM merupakan tanaman yang adaptif terhadap kondisi panas
ekstrim, karena tanaman CAM menyerap CO2 pada malam hari yang dapat
mengurangi penguapan akibat paparan sinar matahari.

3.2 Saran

Praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik, untuk kedepan nya semua
mahasiswa lebih memperhatikan atau mencoba langsung saat percobaan agar
memahami yang sudah disampaikan oleh asisten praktikum dengan baik dan
cermat.
DAFTAR PUSTAKA

Perkasa, A. Y., Siswanto, T., Shintarika, F., & Aji, T. G. (2017). Studi identifikasi
stomata pada kelompok tanaman C3, C4 dan CAM. Jurnal Pertanian
Presisi (Journal of Precision Agriculture), 1(1).

Rindyastuti, R., & Hapsari, L. (2017). Adaptasi Ekofisiologi Terhadap Iklim Tropis
Kering: Studi Anatomi Daun Sepuluh Jenis Tumbuhan Berkayu
(Ecophysiological adaptation to dry tropical climate: A study of foliar
anatomic structure of ten woody plant species). Jurnal Biologi Indonesia,
13(1), 1–14.

Saputra, D. T. (2017). Hasil Kedelai (Glycine max L.) dan Jagung (Zea mays L.)
Sebagai Tanaman Sela di Tegakan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan pada
Sistem Pertanaman yang Berbeda (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Saraswati, S. A. (2017). Perbedaan Kerapatan Stomata Daun Tumbuhan Kedelai


(Glycine max (L.) Merril.) [ada Tempat Terang dan Tempat Teduh (Sebagai
Sumber Belajar pada Materi Jaringan Tumbuhan SMA Kelas XI Semester
Ganjil) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Wibawani, A. I., & Laily, A. N. (2015). Identifikasi Tanaman Berdasarkan Tipe


Fotosintesis pada Beberapa Spesies Anggota Genus Ficus Melalui
pengamatan Anatomi Daun. el–Hayah, 5(2), 43–47.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai