Anda di halaman 1dari 5

KESUBURAN TANAH

KLASIFIKASI TANAMAN C3, C4, DAN CAM

DISUSUN OLEH:

ECI (2010211011)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022
KLASIFIKASI TANAMAN C3, C4, DAN CAM

A. Tanaman C3

Tumbuhan adalah organisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan


sendiri melalui proses fotosintesis. Banyak faktor yang mempengaruhi proses
tersebut salah satunya adalah faktor internal. Tanaman C3 adalah tanaman yang
mendominasi sebagian besar di bumi (85%) dengan melakukan fotosintesis secara
standar, Umumnya tanaman C3 berada di wilayah dingin dan biasanya dapat
berfotosintesis lebih baik dari pada tanaman C4. Pada tanaman C3, enzim yang
menyatukan CO2 adalah RuBP dalam proses awal assimilasi, yang juga dapat
mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi .Jika
konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2
akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi
akan bertambah besar. pada siang hari tanaman C3 akan menutup sebagian
stomata untuk mengurangi penguapan. Hal ini banyak mengakibatkan konsentrasi
CO2 yang ada dalam jaringan akan berkurang dan konsentrasi O2 dari hasil
fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya fotorespirasi yang
kurang menguntungkan bagi tumbuhan. Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk
diolah dan menghasilkan CO2 namun dengan menggunakan ATP yang justru
membuang-buang energi tumbuhan. Tumbuhan C3 rentan mengalami
fotorespirasi di siang hari yang panas. tanaman C3 kloroplas terdapat pada semua
sel mesofil, masing-masing berisi enzim fotosintetik yang mengikat sebagian CO2
yang berdifusi ke dalam daun. Contoh tanaman C3 antara lain adalah padi,
kedelai, gandum, kapas, kacang- kacangan, wijen dan lain- lain. Dalam bidang
pertanian, tanaman C3 dapat di budidayakan dengan tanaman C4 dengan system
tumpangsari (Capriyati, 2014)

B. Tanaman C4

Tanaman C4 adalah tumbuhan yang pada saat melakukan proses fotosintesis


menggunakan lintasan C4. Hal yang membedakan dari tanaman C4 yakni daun
dari tanaman C4 berupa Anatomi Kranz, yaitu ikatan pembuluhnya dikelilingi sel-
sel seludang parenkim dan memisahkannya dengan sel-sel mesofil. Terdapat
pembagian kerja antara sel-sel mesofil dan sel-sel seludang parenkim pada
tumbuhan C4, yaitu pembentukan asam malat dan aspartat dan CO2 di sel-sel
mesofil dan terjadi daur calvin di sel-sel seludang parenkim. Anatomi daun
tersebut memiliki dua macam kloroplas (dimorfik) di dua tempat yakni sel mesofil
dan seludang pembuluh (bundle-sheath). Tanaman C4 umumnya ditemukan di
daerah tropis, tanaman ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2
menjadi glukosa. Pada saat siang hari tanaman C4 tidak membuka stomatanya
secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui evaporasi/transpirasi, hal
ini berakibat terjadinya penurunan jumlah CO2 yang masuk ke stomata. Yang
termasuk tanaman C4 contohnya adalah beberapa spesies gramineae di daerah
tropis termasuk jagung, tebu, dan sorghum (Ai, 2012). Tanaman dinamakan C4
karena tanaman tersebut memulai siklus celvin dengan metode alternative fiksasi
karbon yang membentuk senyawa karbon 4 sebagai produk utamanya.

C. Tanaman CAM

Tanaman/tumbuhan Cam adalah tumbuhan yang stomatanya membuka pada


malam hari dan menutup pada siang hari, dan mimiliki laju fotosintesis yang
rendah bila dibandingkan dengan tanaman C3 dan C4. Tanaman Cam proses
fotosintesisnya menggunakan sistem lintasan. Tanaman CAM mempunyai
karakter mampu hidup pada suhu tinggi (35 sampai dengan 50 derajat) biasanya
lingkungan gurun. Contoh tumbuhannya adalah kaktus dan nanas memiliki
adaptasi fotosintesis yang berbeda dibandingkan tanaman lain yang berdaun tipis.
Tumbuhan CAM, pada kelompok ini penambatan CO2 seperti pada tanaman C4,
tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada
siang hari pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase
senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui kegiatan Rudp
karboksilase

POTENSI TANAMAN C3, C4, DAN CAM DI DAERAH TROPIS

Tanaman C3 sebagai tanaman musim dingin atau beriklim sedang, dan


tumbuh paling baik pada suhu optimal antara 65 hingga 75 o F dengan suhu tanah
40-45o F, jenis-jenis tanaman ini menunjukkan efisiensi pada suhu tinggi. Tanamn
c4 dikenal sebagai musim hangat atau tanaman tropis. Suhu semourna untuk
tumbuh adalah 90-95o F. C4 jauh lebih efisien dalam memanfaatkan nitorogen dan
mengumpulkan karbondioksida dari tanah dan atmosfer. Kandungan proteinnya
rendah dibandingkan dengan tanaman C3. Tanaman Cam melakukan adaptasi
pada saat kekeringan, proses pertukaran gas terjadi pada malam hari ketika suhu
udara lebih dingin, dan ada hilangnya uap air. Tanaman C3, C4, dan CAM bisa di
tanam di daerah tropis, dan di Indonesia sudah banyak jenis yang ditanam dan
berpotensi menghasilkan keuntungan. Ketiga jenis tanaman ini sudah beradaptasi
dengan lingkungannya, sehingga bisa melakukan fotosintesis dengan baik.

HAMBATAN /KENDALA PADA TANAMAN C3, C4, DAN CAM

 Tanaman C3 fotorespirasinya tergolong rendah, pada suhu tinggi kurang


stabil dan kurang tahan terhadap lingkungan yang terik dan kering
 Tanaman C4 memiliki titik konpensasi cahya tinggi, sampai cahaya terik,
jika terjadi kekurangan radiasi matahari akan bermasalah pada suatu
tanaman, tanaman ini menyukai sinar matahari secara penuh.
 Tanaman CAM, dalam kondisi cukup lemah, banyak spesies CAM
berubah fungsi stomata dan karboksilasi seperti tanaman C3, laju
fotosintesis rendah, tidak tahan dengan suhu yang rendah.

CARA MENGOPTIMALKAN TANAMAN C3, C4, DAN CAM

 Tanaman C3, di optimalkan dengan cara menyesuaikan jenis tanaman


yang cocok untuk daerah tersebut, melakukan perawatan yang sesuai ,
dan jangan biarkan tanaman dan tempat/ medianya kering
 Tanaman C4, di optimalkan dengan cara melakukan penanaman dan
pengelolaan yang sesuai
 Tanaman CAM, di optimalkan dengan cara merawat dan mengelola
tanaman dengan baik, serta pilih tanaman yang sudah beradaptasi dengan
lingkungannya.
REFERENSI

Capriyati, R., Tohari, D, Kastono. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dalam Tumpang sari
sorgum Manis (Sorghum bicolor L. Moench) dan Dua Habitus Wijen (sesamum
indicum L.) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil. ( Vegetalika, 3(3) : 49-62

https://id.scribd.com/doc/25542786/Definisi-Tanaman-C3-C4-CAM

Anda mungkin juga menyukai