Anda di halaman 1dari 25

VALUES, ATTITUDES, EMOTIONS, AND CULTURE: THE

MANAGER AS A PERSON
MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN
(D4 AKUNTANSI – KAMPUS GUNUNG KIDUL)
PERSONALITY TRAITS

 Manajer sebagai manusia memiliki karakteristik abadi tertentu yang mempengaruhi bagaimana
mereka berpikir, merasakan, dan berperilaku baik di dalam maupun di luar pekerjaan.

Personality traits: kecenderungan tertentu untuk merasakan, berpikir, dan


bertindak dengan cara-cara tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kepribadian setiap individu (kecenderungan bereaksi dan bertindak yang sifatnya stabil).

 Gaya manajemen yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang sangat baik, tetapi pengaruhnya
terhadap karyawan sangat berbeda.
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS

• Extraversion adalah kecenderungan untuk mengalami emosi dan


Extraversion suasana hati yang positif dan merasa baik tentang diri sendiri dan
seluruh dunia.
• Manajer dengan tingkat extraversion yang tinggi (sering disebut
extravert) cenderung mudah bergaul, penuh kasih sayang, dan
ramah.
• Manajer dengan tingkat extraversion yang rendah (sering disebut
introvert) cenderung kurang dalam interaksi sosial.
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS

• Negative affectivity adalah kecenderungan untuk mengalami emosi


Negative affectivity dan suasana hati negatif, merasa tertekan, dan kritis terhadap diri
sendiri dan orang lain.
• Manajer dengan negative affectivity yang tinggi cenderung sering
merasa marah dan tidak puas dan mengeluh tentang kurangnya
kemajuan mereka sendiri dan orang lain.
• Sisi positif: negative affectivity yang tinggi dapat memacu organisasi
meningkatkan kinerja. Namun demikian, lebih menyenangkan jika
manajer memiliki negative affectivity yang rendah dan lebih mudah
mengelola hubungan dengan karyawan.
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS

• Agreeableness adalah kecenderungan seseorang untuk berhubungan


Agreeableness baik dengan orang lain.
• Manajer dengan agreeableness yang tinggi cenderung lebih mudah
disukai, penuh kasih sayang, dan peduli dengan orang lain.
• Manajer yang rendah pada agreeableness cenderung tidak percaya
pada orang lain, tidak simpatik, tidak kooperatif, dan bahkan bersifat
antagonis.
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS

• Conscientiousness merupakan kecenderungan untuk berhati-hati,


Conscientiousness teliti, dan tekun.
• Manajer dengan conscientiousness yang tinggi cenderung terorganisir
dan memiliki disiplin diri.
• Manajer dengan conscientiousness yang rendah kadang-kadang
tampaknya kurang arah dan disiplin diri.
• Conscientiousness dapat menjadi prediktor kinerja di berbagai jenis
pekerjaan, termasuk posisi manajerial.
BIG FIVE PERSONALITY TRAITS

• Openness to experience menunjukkan kecenderungan untuk menjadi


Openness to experience original, memiliki minat yang luas, terbuka terhadap berbagai
stimulus, berani, dan menerima risiko.
• Manajer dengan openness to experience yang tinggi pada umumnya
lebih berani mengambil risiko dan membuat keputusan yang
inovatif.
• Manajer dengan openness to experience yang rendah pada umumnya
lebih ragu untuk mengambil keputusan yang berisiko dan lebih
konservatif dalam membuat keputusan.
LOCUS OF CONTROL

Internal Locus of Control External Locus of Control

• Manajer dengan internal locus of control percaya • Manajer dengan external locus of control percaya
bahwa mereka yang bertanggung jawab atas bahwa kekuatan di luar bertanggung jawab dan
nasib mereka sendiri. berperan atas apa yang terjadi kepada dan di
• Manajer melihat tindakan dan perilaku mereka sekitar mereka.
sendiri sebagai penentu utama dalam • Manajer tidak berpikir bahwa tindakan mereka
keberhasilan organisasi, dan menentukan hasil memberikan perbedaan/memiliki peran yang
penting seperti mencapai tingkat kinerja penting.
tertentu dalam pekerjaan mereka.
LOCUS OF CONTROL

Internal Locus of Control External Locus of Control

• Manajer dengan internal locus of control percaya • Manajer dengan external locus of control percaya
bahwa mereka yang bertanggung jawab atas bahwa kekuatan di luar bertanggung jawab dan
nasib mereka sendiri. berperan atas apa yang terjadi kepada dan di
• Manajer melihat tindakan dan perilaku mereka sekitar mereka.
sendiri sebagai penentu utama dalam • Manajer tidak berpikir bahwa tindakan mereka
keberhasilan organisasi, dan menentukan hasil memberikan perbedaan/memiliki peran yang
penting seperti mencapai tingkat kinerja penting.
tertentu dalam pekerjaan mereka.

Manajer memerlukan internal locus of control


SELF-ESTEEM

• Self-esteem merupakan sejauh mana seseorang merasa percaya


tentang diri mereka sendiri dan kemampuan mereka.
• Orang dengan harga diri tinggi percaya bahwa mereka kompeten,
layak, dan mampu menangani sebagian besar situasi.
• Seseorang dengan self-esteem yang rendah memiliki opini yang
buruk terhadap diri sendiri, tidak yakin terhadap kemampuan diri
sendiri, dan ragu dengan kemampuan mereka untuk mencapai
kesuksesan.
SELF-ESTEEM

• Self-esteem merupakan sejauh mana seseorang merasa percaya


tentang diri mereka sendiri dan kemampuan mereka.
• Orang dengan harga diri tinggi percaya bahwa mereka kompeten,
layak, dan mampu menangani sebagian besar situasi.
• Seseorang dengan self-esteem yang rendah memiliki opini yang
buruk terhadap diri sendiri, tidak yakin terhadap kemampuan diri
sendiri, dan ragu dengan kemampuan mereka untuk mencapai
kesuksesan.

Manajer memerlukan self-esteem yang tinggi.


NEED FOR ACHEIVEMENT, AFFILIATION, AND POWER

Need for achievement Sejauh mana seorang individu memiliki keinginan untuk melakukan tugas-tugas
yang menantang dengan baik dan untuk memenuhi standar pribadi yang tinggi.

Need for affiliation Sejauh mana seorang individu ingin membangun dan memelihara hubungan
interpersonal yang baik, disukai, dan membuat orang-orang di sekitarnya bergaul
dengan satu sama lain.

Need for power


Sejauh mana seorang individu ingin mengontrol dan memengaruhi orang lain.
NEED FOR ACHEIVEMENT, AFFILIATION, AND POWER

Need for achievement Sejauh mana seorang individu memiliki keinginan untuk melakukan tugas-tugas
yang menantang dengan baik dan untuk memenuhi standar pribadi yang tinggi.

Need for affiliation Sejauh mana seorang individu ingin membangun dan memelihara hubungan
interpersonal yang baik, disukai, dan membuat orang-orang di sekitarnya bergaul
dengan satu sama lain.

Need for power


Sejauh mana seorang individu ingin mengontrol dan memengaruhi orang lain.

Manajer memerlukan need for achievement dan need for power. Sedangkan
need for affiliation tidak selalu dibutuhkan.
VALUES, ATTITUDES, AND MOODS AND EMOTIONS
VALUES (NILAI)

 Nilai → arahan berperilaku untuk menentukan baik atau buruk.


 Dua jenis nilai (value):
 Terminal value: Keyakinan pribadi tentang tujuan atau sasaran hidup.
 Instrumental value: Keyakinan pribadi tentang mode perilaku atau cara berperilaku
yang diinginkan.
 Norma: Peraturan/kode informal yang tidak tertulis mengenai cara berperilaku,
seperti berperilaku jujur atau sopan, dan menentukan bagaimana orang harus
bertindak dalam situasi tertentu dan dianggap penting oleh sebagian besar anggota
organisasi.
ATTITUDES (SIKAP)

 Sikap: Kumpulan perasaan dan keyakinan. Pernyataan evaluatif terhadap suatu objek,
orang, atau kejadian setelah adanya interaksi.

Job satisfaction Organizational commitment


MOOD AND EMOTION

 Mood → Perasaan atau keadaan pikiran.  Emotion → Emosi adalah perasaan yang lebih
intens daripada mood, sering secara langsung
 Ketika orang-orang berada dalam suasana terkait dengan apa pun yang menyebabkan
hati yang positif, mereka merasa emosi, dan jangka waktu lebih pendek.
bersemangat, antusias, aktif, atau gembira.
 Ketika orang-orang berada dalam suasana
hati yang negative, mereka merasa tertekan,
takut, mencemooh, bermusuhan, gelisah,
atau gugup.
EMOTIONAL INTELLIGENCE

 Manajer dengan emotional intelligence (kecerdasan emosional) memiliki kemampuan


memahami emosi diri sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan informasi
tersebut untuk membangun hubungan dengan orang lain.
ORGANIZATIONAL CULTURE
ORGANIZATIONAL CULTURE

 Budaya (culture) → keyakinan, norma, nilai yang dipegang oleh organisasi dan menjadi
pedoman dalam berperilaku, serta bagaimana orang-orang dalam organisasi bekerja
satu sama lain.
 Budaya:
1) Menjadi identitas organisasi
2) Menjaga stabilitas organisasi (mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan)
3) Menjadi perekat anggota organisasi
ORGANIZATIONAL CULTURE

 Dalam lingkup perusahaan rintisan (start-up), pendiri sekaligus top manager memiliki
peran penting dalam membentuk budaya organisasi.
 Manajer pada umumnya memilih orang-orang dengan karakteristik kepribadian yang
mirip.
 Organisasi mencari orang-orang yang sesuai dengan budaya organisasi.
ORGANIZATIONAL CULTURE

 Budaya organisasi dipertahankan dan diwariskan melalui:


1) Nilai pendiri organisasi
2) Sosialisasi
3) Upacara dan ritual
4) Cerita (stories and language)
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai