Anda di halaman 1dari 25

OPTIMASI KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING

METODE SIMPLEKS DENGAN SOFTWARE LINDO PADA UMKM BAMBOO


COLLECTION DI BANJAR TANGGAHAN PEKEN, KECAMATAN SUSUT,
KABUPATEN BANGLI

Nama : Dr. Ni Luh Prima Kemala Dewi, S.P., M.Agb


NIP/NIDN : 198410102014042001 / 0010108405

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERTAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Optimasi
Keuntungan Menggunakan Linear Programming Metode Simpleks dengan Software
Lindo pada UMKM Bamboo Collection di Banjar Tanggahan Peken, Kecamatan
Susut, Kabupaten Bangli” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan ini
adalah untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Optimasi
Keuntungan Menggunakan Linear Programming Metode Simpleks dengan Software
Lindo. Penulis menyadari penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan paper
ini.

Denpasar, 29 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................2

1.4 Manfaat ......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN EMPIRIK................................................................3

2.1 Tinjauan Teoritik (Teori-Teori) ...................................................................................3

2.1.1. Linear Programming..............................................................................................3

2.1.2. Metode Simpleks.....................................................................................................5

2.1.3. Optimasi ..................................................................................................................8

2.1.4. Keuntungan.............................................................................................................9

2.1.5. Lindo ......................................................................................................................10

2.2.1. Penelitian Terdahulu............................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................12

3.2 Data................................................................................................................................12

3.3 Variabel .........................................................................................................................12

3.4 Metode Analisis Data ...................................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................14

4.1 Gambaran Umum UMKM Bamboo Collection ........................................................14

4.2 Tahapan Proses Produksi............................................................................................14

4.3 Faktor Produksi............................................................................................................15

4.4 Pemodelan Matematika Menggunakan Metode Simpleks .......................................15

ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................19

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................19

5.2 Saran.........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20

LAMPIRAN............................................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Optimasi merupakan proses meminimalkan biaya dengan seminimal mungkin untuk


memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dalam suatu masalah. Linear programming
sebagai suatu model penelitian operasional dalam kajian matematika terapan yang banyak
digunakan dalam bidang industri dan organisasi bisnis dapat digunakan dalam proses
memperoleh solusi dan memecahkan suatu permasalahan optimasi.
Pertambahan jumlah perusahaan memberikan dampak semakin ketat dan sulitnya
persaingan di dunia bisnis. Perusahaan mulai meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkannya untuk menjadikannya yang terbaik. Meningkatkan kinerja dan
mengembangkan ide-ide menjadi keharusan setiap perusahaan untuk mencapai efektifitas
dan efisiensi yang didukung dengan melihat peluang bisnis yang ada di sekitar.
Bali memiliki sejumlah hasil produksi kerajinan tradisional rumahan atau home
industry yang khas dan menjadi komoditi yang cukup diperhitungkan baik itu kalangan
lokal, nusantara dan bahkan untuk keperluan ekspor. Barang kerajinan yang berasal dari
Bali umumnya memiliki ciri khas tersendiri dan unik sehingga banyak orang
menjadikannya buah tangan atau oleh-oleh spesial dari Bali. Sejumlah artshop atau pasar
seni dan toko oleh-oleh menjadi ajang tempat pemasaran dari hasil kerajinan daerah khas
Bali ini. Kerajinan khas Bali memiliki berbagai macam variasi. Salah satu contoh kerajinan
khas Bali yang khas adalah Sokasi. Sokasi merupakan salah satu kerajinan khas Bali yang
dulunya hanya digunakan sebagai sarana upakara persembahyangan agama hindu, tetapi
sekarang sudah dikembangkan sebagai kerajinan anyaman bambu lain. Sokasi sendiri hadir
dengan berbagai variasi modern yang saat ini terus berkembang. Salah satu daerah di Bali
yang terkenal dengan kerajinan Sokasi adalah desa Susut, Bangli. Banyak masyarakat
daerah setempat yang menjadi pengrajin Sokasi, bahan baku yang melimpah juga membuat
kerajinan sokasi ini sudah ada sejak dulu ada yang diturunkan dari nenek moyangnya, maka
dari itu tugas ini dilakukan dengan objek desa Susut, Bangli yang berkaitan dengan
optimasi melalui linear programming.
Bamboo collection merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
produksi, yaitu produksi produk berupa keben/sokasi yang biasa digunakan kepura oleh
agama hindu. Ada berbagai ukuran yang diproduksi mulai dari yang terkecil hingga yang

1
terbesar. Kisaran harga produk beragam sesuai dengan bahan serta ukuran produk itu
sendiri. Bamboo collection memiliki prinsip bahwa kualitas produk diatas segalanya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi gambaran umum dari UMKM Bamboo Collection?
2. Bagaimana tahapan produksi yang terjadi pada UMKM bamboo Collection?
3. Apa yang menjadi faktor produksi dalam UMKM Bamboo Collection?
4. Bagaimana pemodelan matematika dalam UMKM Bamboo Collection?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari UMKM Bamboo Collection.
2. Untuk mengetahui tahapan produksi yang terjadi pada UMKM bamboo
Collection.
3. Untuk mengetahui faktor produksi dalam UMKM Bamboo Collection.
4. Untuk mengetahui pemodelan matematika dalam UMKM Bamboo Collection.

1.4 Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah :


1. Secara Akademis
Hasil penelitian dapat memberikan masukan dan menambah ilmu penelitian
dalam lingkup optimasi linear programming di lembaga pendidikan Universitas
Udayana Fakultas Pertanian.
2. Secara Praktis
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
terkait khususnya masyarakat pengrajin di Desa Adat Susut, Bangli.
3. Secara Pribadi
Penelitian ini merupakan bagian penerapan ilmu yang diperoleh sebagai
mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Serta
penelitian ini dapat menambah wawasan ke-ilmuan dan pengalaman penelitian
dalam menekuni bidang optimasi produk dalam linear programming.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIK DAN EMPIRIK

2.1 Tinjauan Teoritik (Teori-Teori)

2.1.1. Linear Programming

Beberapa pengertian Linear Programming menurut para ahli:


a. Siringoringo
Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan
keuntungan dan meminimumkan biaya. Banyak diterapkan dalam masalah ekonomi,
industri, militer, sosial dan lain-lain. Berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam
dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linear
dengan beberapa kendala linier.
b. Jaz Heizer dan Barry Rander
Linear programming menurut Jay Heizer dan Barry Rander mengemukakan
bahwa linear programming adalah sebuah teknik matematik yang didesain untuk
membantu para manajer operasi dalam merencanakan dan membuat keputusan yang
diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya.
c. Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati
Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati mengemukakan bahwa
Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh
suatu hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik diantara
seluruh alternatif yang fisibel.
Secara singkat, program linear adalah teknik matematika yang dirancang untuk
membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan
perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan, namun karena
terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan meminimalkan biaya. Linear
Programming memiliki empat ciri khusus yang melekat, yaitu :
1. Menyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau
minimisasi

3
2. Kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan
3. Ada beberapa alternatif penyelesaian
4. Hubungan matematis bersifat linear
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming
yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:
1. certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah
diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
2. proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam fungsi
tujuan dan fungsi kendala.
3. additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan aktivitas
individu.
4. divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan bilangan
integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan.
5. non-negative variable (variabel tidak negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban
atau variabel tidak negatif.
Permasalahan linear programming standar.
Maksimumkan atau minimumkan
Z = c1x1 + c2x2 + c3x3…..+cnxn
Sumber daya yang membatasi (kendala) :
Pembatas
a11x1 + a12x2 + … + a1n xn ≤ atau ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn ≤ atau ≥ b2
………
………
………
am1x1 + am2x2 + am3x3 … + amnxn ≤ atau ≥ bm
x1, x2, x3, ….,xn ≥ 0
Berikut merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang terdapat dalam
programasi linear. Simbol menunjukkan variabel keputusan. Simbol merupakan jumlah
dari variabel keputusan. Oleh karena itu tergantung dengan banyaknya jumlah kegiatan
atau aktivitas yang sedang dilakukan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan untuk simbol merupakan nilai dari masing-masing variabel keputusan, atau
nilai koefisien dari fungsi tujuan yang akan dicapai. Simbol merupakan koefisien fungsi
kendala atau nilai dari sumber daya yang membatasi dari masing-masing variabel

4
keputusan per unit. Simbol merupakan jumlah dari keseluruhan masing-masing sumber
daya yang ada. Pada fungsi kendala, jumlah yang ada tergantung dengan sumber daya
yang membatasi dari persoalan program linear. Sedangkan untuk batasan non negatif
ditunjukkan dengan pertidaksamaan
(x1, x2, ….,xn ≥ 0)
2.1.2. Metode Simpleks

Metode simpleks merupakan salah satu penyelesaian dari pemrograman linear


yang proses mencari solusinya dengan menggunakan jalan iterasi yaitu penentuan titik
layak dari tujuan yang akan dicapai dengan bantuan tabel hingga didapatkan solusi yang
optimal. Metode simpleks dimulai dengan satu per satu pengujian titik layak untuk
menentukan apakah fungsi tujuan yang akan dicapai sudah mencapai hasil optimal atau
belum mencapai hasil optimal. Ketika hasil yang diperoleh dari satu titik layak belum
mencapai hasil optimal maka dilanjutkan dengan titik layak berikutnya, dan seterusnya
sampai fungsi tujuan yang akan dicapai memperoleh hasil yang optimal jika memang
ada. Ada istilah-istilah dalam metode simpleks:
a. Iterasi
Tahapan perhitungan yang dilakukan menggunakan tabel simpleks sampai didapatkan
hasil yang optimal yang tergantung dari perhitungan tabel sebelumnya.
b. Variabel non basis
Variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi
umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem
persamaan.
c. Variabel basis
Variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel
basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan )
atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan atau =). Secara
umum, jumlah variabel batas selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi
non negatif).
d. Solusi atau Nilai Kanan (NK)
Nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau
solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas
belum dilaksanakan.
e. Variabel Slack

5
Variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk mengkonversikan
pertidaksamaan menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
f. Variabel Surplus
Variabel yang dikurangkan dari model matematik kendala untuk mengkonversikan
pertidaksamaan menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel
bebas.
g. Variabel Buatan
Variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala dengan bentuk atau = untuk
difungsikan sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena kenyataannya
variabel ini tidak ada. Variabel ini hanya ada di atas kertas.
h. Kolom Pivot (Kolom Kerja)
Kolom yang memuat dari variabel masuk. Terdapat koefisien di dalam kolom pivot
yang berfungsi sebagai pembagi nilai kanan untuk penentuan baris pivot (baris kerja)
selanjutnya.
i. Baris Pivot
Salah Satu baris yang memuat variabel keluar dari antara variabel baris lainnya.
j. Elemen Pivot (Elemen Kerja)
Elemen pivot merupakan elemen yang akan menjadi pembagi untuk baris pivot dan akan
menjadi dasar untuk perhitungan tabel selanjutnya. Elemen pivot terletak di
perpotongan antara kolom dan baris pivot.
k. Variabel Masuk
Variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel
masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada
iterasi berikutnya akan bernilai positif.
l. Variabel Keluar
Variabel keluar merupakan variabel dasar yang keluar dari baris pivot dan digantikan
dengan variabel masuk yaitu variabel dasar dari kolom pivot.
Metode simpleks merupakan suatu perhitungan dengan menggunakan jalan
iterasi. Sebelum melakukan perhitungan iterasi maka terlebih dahulu mengubah bentuk
umum dari pemrograman linear ke bentuk baku. Perubahan bentuk baku dimulai dengan
mengubah sama dengan pada persamaan fungsi kendala dan penambahan

6
variabel basis awal pada setiap fungsi kendala yang ada. Variabel basis awal
menunjukkan belum dilakukannya aktivitas pada sumber daya sebelumnya. Fungsi
kendala pada bentuk umum walaupun sudah dalam bentuk persamaan harus tetap
diubah terlebih dahulu. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan sebelum merubah
bentuk umum simpleks menjadi bentuk baku, yaitu :
1. Pertidaksamaan dengan bentuk ≤ dalam bentuk umum pada fungsi kendala diubah
terlebih dahulu menjadi persamaan = dengan menambahkan satu variabel slack.
2. Mengubah pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum menjadi persamaan = pada fungsi
kendala dengan mengurangkan satu variabel surplus.
3. Fungsi kendala dengan persamaan = pada bentuk umum ditambah dengan variabel
buatan (variabel artifisial).
Contoh perubahan bentuk umum menjadi bentuk baku :
Maksimumkan Z = 3x1 + 4x2
Terhadap : 5x1 + 5x2 ≤ 500
20 x1 + 6x2 ≤ 500
15x1 + 8x1 ≤ 500
Bentuk di atas merupakan bentuk umum, untuk mengubah menjadi bentuk baku
maka perlu penambahan variabel slack karena pertidaksamaan yang digunakan ,bentuk
bakunya adalah :
Maksimumkan Z = 3x1 + 4x2 + 0S1 + 0S2 + 0S3
Terhadap : 5x1 + 5x2 + 0S1 ≤ 500
20 x1 + 6x2 + 0S2 ≤ 500
15x1 + 8x1 + 0S3≤ 500
Perhitungan iterative dengan metode simpleks harus dibuat dalam bentuk tabel,
sehingga bentuk umum yang sudah diubah menjadi bentuk baku dimasukkan ke dalam
tabel simpleks.
Tabel awal simpleks:

Keterangan :
Z = fungsi tujuan yang akan dicari nilai maksimum atau minimumnya

7
Cn = nilai koefisien dari tujuan variabel keputusan
Xn = variabel keputusan ke-n
Sn = variabel slack ke-n
a(mn) = kebutuhan sumber daya m untuk setiap
bn = jumlah sumber daya yang disediakan
n = banyaknya variabel keputusan mulai dari 1, 2, ... , n
m = banyaknya jenis sumber daya yang digunakan mulai dari 1, 2.. m
Perlu diperhatikan langkah-langkah dalam menyelesaikan metode simpleks,
langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Mengubah fungsi tujuan dengan batasan, setelah semua fungsi tujuan diubah maka
fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit, yaitu digeser ke kiri.
Contoh Z = 40x1 + 35x2 menjadi Z - 40x1 - 35x2 = 0
2. Memilih kolom kunci, kolom kunci yang akan dipilih yaitu dilihat dari baris fungsi
tujuan yang memiliki nilai negatif terkecil.
3. Memilih baris kunci, baris kunci dipilih dengan melihat nilai rasio terkecil. Nilai rasio
tersebut didapatkan dari pembagian antara nilai kanan dan nilai kolom kunci.
Limit Rasio = Nilai Kanan / Nilai Kolom Kunci
4. Mengubah nilai baris kunci, nilai pada baris kunci diubah dengan membagi semua nilai
pada baris kunci dengan angka kunci, kemudian akan terdapat variabel keluar dan
variabel masuk.
5. Mengubah nilai-nilai pada baris kunci dengan rumus Baris baru = baris lama – (
koefisien per kolom kunci * nilai baris kunci)
6. Melanjutkan perbaikan langkah-langkah di atas sampai ditemukan hasil optimal. Akan
didapatkan hasil optimal ketika nilai pada fungsi tujuan menjadi positif semua.
2.1.3. Optimasi

Optimasi merupakan suatu pencapaian keadaan atau tindakan terbaik yang


mampu dicapai dari suatu masalah pengambilan keputusan dengan berbagai macam
sumber daya yang membatasinya. Optimasi ialah suatu proses untuk mencapai hasil
yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Dalam disiplin matematika
optimisasi merujuk pada studi permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal
atau maximal dari suatu fungsi riil. Adapun beberapa pengertian optimalisasi menurut
para ahli sebagai berikut:

8
1. Menurut (Nurrohman, 2017) Optimalisasi adalah upaya meningkatkan kinerja pada
suatu unit kerja ataupun pribadi yang berkaitan dengan kepentingan umum, demi
tercapainya kepuasan dan keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan tersebut.
2. Menurut Winardi dalam Bayu (2017) Optimaslisai adalah ukuran yang
menyebabkan tercapainya tujuan sedangkan jika dipandang dari sudut usaha,
Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan
keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki.
3. Menurut Soekarwati (2005), optimasi merupakan suatu pencapain terbaik dari
usaha yang telah dilakukan.
Dari uraian tersebut diketahui bahwa optimalisasi hanya dapat diwujudkan
apabila dalam perwujudannya secara efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan
organisasi, senantiasa tujuan diarahkan untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien
agar optimal.
Sedangkan, optimasi linear erat kaitannya dengan bagaimana menentukan nilai-
nilai ekstrim pada fungsi linear maksimasi atau minimasi. Persoalan optimasi secara
umum terbagi menjadi dua yaitu optimasi tanpa kendala dan optimasi dengan kendala.
Pada dasarnya optimasi dengan kendala adalah penentuan dari persoalan berbagai nilai
variabel suatu fungsi untuk mendapatkan hasil yang maksimum atau minimum dengan
memperhatikan batasan-batasan yang ada.
2.1.4. Keuntungan

Pengertian keuntungan secara operasional merupakan perbedaan antara


pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya
yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Ulasan tentang perolehan keuntungan suatu
perusahaan dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengingat
sifat biaya produksi dari perusahaan dalam jangka pendek berbeda dengan jangka
panjang. Dalam jangka pendek dikenal adanya biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost). Sedangkan dalam jangka panjang tidak dikenal lagi adanya pemilihan
fixed cost maupun variable cost. meskipun demikian pada kedua jangka waktu tersebut
terdapat kesamaan dalam menghitung keuntungan suatu perusahaan yaitu dengan
membandingkan hasil penjualan total (total revenue = TR) dengan biaya total (total cost
= TC) dan membandingkan hasil penjualan marginal (marginal revenue=MR) dengan
biaya marginal (marginal cost = MC). Keuntungan adalah perbedaan antara penjualan
total (total revenue = TR) dengan biaya total (total cost =

9
TC). Saat perbedaan keduanya mencapai kondisi maksimum maka tercapailah kondisi
keuntungan tertinggi. Pemaksimuman keuntungan juga bisa dicapai pada tingkat
produksi dimana penjualan marginal (marginal revenue=MR) sama dengan biaya
marginal (marginal cost = MC).
2.1.5. Lindo

Lindo (Linear Interaktive Discrete Optimizer) adalah software yang dapat


digunakan untuk menyelesaikan persoalan pemrograman linear. Menggunakan software
lindo ini mampu memudahkan dalam menyelesaikan masalah pemrograman linear
dengan n variabel. Prinsip kerja utama software lindo ini adalah dengan memasukkan
data, menyelesaikannya dan menaksirkan kebenarannya serta kelayakan data
berdasarkan hasil yang telah diselesaikan. Pada dasarnya perhitungan yang digunakan
pada Lindo menggunakan metode simpleks. menurut Mark Wiley (2010). Untuk
menentukan nilai optimal dengan menggunakan Lindo diperlukan beberapa tahapan
yaitu:
1. Menentukan model matematika berdasarkan data real
2. Menentukan formulasi program untuk Lindo
3. Membaca hasil report yang dihasilkan oleh Lindo.
Perintah yang dapat digunakan pada lindo, adalah:
1. MAX, digunakan untuk memulai data dalam masalah maksimasi
2. MIN, digunakan untuk memulai data dalam masalah minimasi
3. END, digunakan untuk mengakhiri data
4. GO, digunakan untuk pemecahan dan penyelesaian masalah
5. LOOK, digunakan untuk mencetak bagian yang dipilih dari data yang ada
6. GIN, digunakan untuk variabel keputusan agar bernilai bulat
7. INTE, digunakan untuk menentukan solusi dari masalah biner
8. INT, sama dengan inte yaitu untuk menentukan solusi dari masalah biner
9. SUB, digunakan untuk membatasi nilai maksimumnya
10. SLB, digunakan untuk membatasi nilai minimumnya
11. FREE, digunakan agar solusinya berupa bilangan real

10
2.2. Tinjauan Empirik (Hasil-Hasil Penelitian yang terkait)
2.2.1. Penelitian Terdahulu

• Andi Saryoko dengan judul penelitian adalah Metode Simpleks Dalam Optimalisasi
Hasil Produksi. Alat analisis yang digunakan metode simpleks secara manual dan
menggunakan alat analisis POM-QM for Windows. Penelitian ini terdapat tiga
variabel keputusan dan 4 fungsi kendala yaitu memaksimalkan keuntungan dengan
keterbatasan bahan baku tepung terigu, telur dan tenaga kerja yang dimiliki. Hasil
dari penelitian ini memperoleh keuntungan optimal Rp 40.000 setiap harinya.
• Suryanto, Edi Suwardi Nugroho, R. Aditya Kristamtomo Putra dengan judul
penelitian Analisis optimasi keuntungan dalam produksi keripik daun singkong
dengan linier programming melalui metode simpleks. Alat analisis yang digunakan
Linier programming melalui metode simpleks maka dapat dibandingkan antara
kondisi actual di UKM Kedakong Karawang pada Periode bulan September 2018
dengan perhitungan Optimasi kombinasi keuntungan produksi dengan metode
simpleks. Penelitian ini terdapat 4 variabel keputusan dan 15 fungsi kendala untuk
memaksimalkan keuntungan.
• Selvia Aprilyanti, Irnanda Pratiwi, Mahmud Basuki dengan judul penelitian
Optimasi Keuntungan Produksi Kemplang Panggang Menggunakan Linear
Programming Melalui Metode Simpleks. Alat analisis yang digunakan linear
programming variabel dengan metode simpleks. Penelitian ini terdapat 2 variabel
keputusan dan 4 fungsi kendala. Hasil dari penelitian ini dengan penerapan linear
programming melalui metode simpleks akan terjadi peningkatan keuntungan. Home
industry kampung kemplang panggang di kemuning Palembang harus meningkatkan
produksi kemplang panggang jenis kemplang lidah badak (X2) 3 kali lebih banyak
dari produksi sebelumnya sehingga terjadi peningkatan keuntungan dari keuntungan
awal sebesar Rp.335.000 mencapaikeuntungan maksimal (Zmaks) sebesar Rp.
617.550. Maka didapat selisih keuntungan dari sebelum dan setelah dilakukan
optimasi sebesar Rp. 282.550.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi
Lokasi adalah tempat dilakukannya penelitian oleh peneliti. Penelitian ini
dilakukan di perusahaan Bamboo Collection yang beralamat di Banjar Tanggahan Peken,
Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
3.2 Data
Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer. Data primer yaitu
pendekatan dengan menggunakan fakta yang objektif yang didapat dari penelitian langsung
yaitu data yang diperoleh dari responden. Data yang digunakan merupakan hasil
wawancara secara langsung kepada narasumber terpercaya yaitu pemilik UMKM Bamboo
Collection.
3.3 Variabel
A. Perumusan Variabel Keputusan
Pada penelitian ini ditetapkan dua variabel keputusan, sehingga diperoleh formula
variabel keputusan yaitu:
X1 = Sokasi Kulit 20cm
X2 = Sokasi Kulit 30cm
B. Fungsi Kendala (Bahan Baku)
Fungsi kendala adalah hubungan linear dari variabel keputusan yang menunjukkan
keterbatasan perusahaan. Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Fungsi kendala kulit bambu 20 cm
4X1 ≤ 185
2. Fungsi kendala kulit bambu 30 cm
6X2 ≤ 185
3. Fungsi kendala cat minyak
20X1 + 33X2 ≤ 1650
4. Fungsi kendala pernis bambu
3X1 + 5X2 ≤ 250
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-
variabel penelitian yaitu analisis deskriptif tentang menentukan variabel keputusan,
menentukan fungsi tujuan, dan menentukan fungsi batasan. Pada penelitian ini teknik

12
analisis yang digunakan adalah linear programming dengan menggunakan metode
simpleks. Pada penelitian ini diperoleh data nominal, yang memberikan informasi
mengenai model optimasi keuntungan pada UMKM Bamboo Collection dengan
menggunakan linear programming metode simpleks.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum UMKM Bamboo Collection


Bamboo collection merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
produksi. produk yang dihasilkan berupa berupa keben/sokasi yang biasa digunakan oleh
masyarakat Bali untuk kepura. Ada berbagai ukuran yang diproduksi mulai dari yang
terkecil hingga yang terbesar, ukuran tersebut berkisar 20 cm-30 cm. Kisaran harga produk
beragam sesuai dengan bahan serta ukuran produk itu sendiri. Bamboo collection memiliki
prinsip bahwa kualitas produk diatas segalanya.
4.2 Tahapan Proses Produksi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengerajinnya secara langsung serta
diperkuat dengan dokumentasi tentang proses pembuatan sokasi kulit bambu di Banjar
Tanggahan Peken, Susut, Bangli sebagai berikut :
1. Bambu merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan sokasi
kulit dan sokasi basang. Bahan bambu tersebut didapat dari pengepul dari penjual
bambu di pasar Susut, Bangli. Setelah pembelian bambu dilakukan proses
pembersihan bulu-bulu halus pada kulit bambu dengan menggunakan pisau.
2. Selanjutnya melakukan proses pemotongan yang dimana bambu yang sudah bersih
tersebut dipotong pada bagian buku bambunya dan kemudian melakukan proses
pemilahan bambu atau memisahkan kulit luar bambu yang berwarna hijau setelah
itu dipotong dengan ukuran 2 cm.
3. Tahap berikutnya adalah proses pengeringan. Pada tahap ini kulit bambu direbus
hingga berwarna putih, kemudian dijemur dengan posisi vertikal sehingga kadar air
di dalam bambu cepat turun. Pada pengeringan ini berlangsung hingga 2 sampai
3 hari.
4. Proses selanjutnya adalah proses pengecatan sesuai dengan pesanan yang
diinginkan . Kemudian bambu dikeringkan.
5. Tahap selanjutnya kulit bambu di potong lagi dengan ukuran 0,5 cm.
6. Tahap selanjutnya adalah proses penganyaman sesuai dengan pesanan yang telah
ditentukan oleh konsumen.
7. Proses selanjutnya adalah proses pembakaran untuk menghilangkan bulu-bulu
halus yang masih tersisa.

14
8. Selanjutnya pada tahap akhir dilakukannya proses pernis yang bertujuan untuk
memperkuat kerajinan sokasi dan memberikan warna yang lebih mengkilap.
4.3 Faktor Produksi
Bamboo Collection memproduksi dua jenis ukuran sokasi yaitu sokasi ukuran 20
cm dan sokasi ukuran 30cm. Untuk memproduksi sokasi tersebut terdapat faktor-faktor
produksi seperti bahan baku, alat, dan tenaga kerja.
a) Bahan Baku
Proses produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Untuk
menghasilkan produk tersebut dibutuhkan bahan baku dalam pengolahannya. Dalam
memproduksi produknya, Bamboo Collection menyediakan bahan baku untuk
pembuatan sokasi yaitu bambu, cat minyak, dan pernis.
b) Alat
Alat adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut benda-benda yang
digunakan untuk mengerjakan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun
dengan Bamboo Collection dalam memproduksi sokasi membutuhkan alat-alat yang
digunakan untuk mengolahnya. Alat-alat tersebut terdiri atas kapak, gergaji, sabit,
pisau, gunting, meteran, tang, dan kuas.
c) Tenaga kerja
Tenaga kerja yang didefinisikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang dan/atau jasa yang berguna bagi dirinya
sendiri ataupun masyarakat secara umum. Bamboo Collection dalam memproduksi
sokasi mempekerjakan 10 orang tenaga kerja. Jam tenaga kerja sesuai dengan
ketetapan Bamboo Collection dengan satuan yang digunakan yaitu harian orang
kerja, dengan satuan hari kerja memiliki jam kerja yang fleksibel.
4.4 Pemodelan Matematika Menggunakan Metode Simpleks
UMKM Bamboo Collection dalam memproduksi 2 ukuran Sokasi selalu dibatasi
oleh kendala. Kendala yang membatasi adalah bahan baku. pengolahan data yang
digunakan untuk mendapatkan hasil optimal dalam produksi Sokasi di UMKM Bamboo
Collection yaitu dengan menggunakan metode simpleks. UMKM Bamboo Collection akan
memproduksi 2 jenis Sokasi yaitu Sokasi Kulit ukuran 20 cm dan 30 cm. Dalam 1 produk
Sokasi Kulit ukuran 20 cm dibutuhkan 4 batang bambu, cat minyak 20 cc, pernis 3 ml.
Sedangkan untuk 1 produk Sokasi Ukuran 30 cm dibutuhkan 6 batang bambu, cat minyak
33cc, pernis 5 ml. UMKM Bamboo Collection hanya mempunyai kulit bambu kurang
dari 185 batang untuk sokasi ukuran 20 cm dan kulit bambu kurang dari 185 batang untuk

15
sokasi ukuran 30 cm, 1.650 cc cat minyak, dan 250 ml pernis. Harga jual per produk Sokasi
Kulit ukuran 20 cm sebesar Rp. 55.000 dan Sokasi Kulit ukuran 30 sebesar Rp. 180.000.
Maka berapa jumlah masing-masing ukuran sokasi kulit yang akan diproduksi untuk
menghasilkan keuntungan yang maksimum jika batas produksi dari masing-masing ukuran
sokasi 43 produk dan 22 produk.
Untuk memecahkan permasalahan di atas dan untuk menemukan model optimasi
keuntungan pada UMKM Bamboo Collection, digunakan beberapa langkah berikut:
Menentukan variabel keputusan dalam memecahkan masalah program linear, yaitu
ukuran sokasi yang diproduksi di UMKM Bamboo Collection
X1 = Sokasi Kulit ukuran 20 cm (43 produk)
X2 = Sokasi Kulit ukuran 30 cm (22 produk)
Menentukan kendala-kendala dalam memecahkan masalah program linear. UMKM
Bamboo Collection menggunakan bahan baku untuk memproduksi 2 ukuran sokasi kulit
berdasarkan standar pemakaian yang telah ditetapkan.
Kendala-kendala dapat dituliskan sebagai berikut:
Bambu (ukuran 20 cm) = 4X1 ≤ 185
Bambu (ukuran 30 cm) = 6 X2 ≤ 185
Cat Minyak = 20X1 + 33X2 ≤ 1650
Pernis = 3X1 + 5X2 ≤ 250
Menentukan fungsi tujuan dari permasalahan program linear tersebut. Koefisien
yang digunakan untuk nilai fungsi tujuan yaitu harga jual per produk dari setiap ukuran
sokasi yang diperoleh dari hasil penjualan. Fungsi tujuan dari permasalahan program linear
tersebut yaitu untuk mencapai keuntungan maksimal dalam produksi.
Koefisien fungsi tujuan dituliskan dalam model pemrograman linear sebagai berikut:
Z = 55.000X1 + 180.000X2
Dalam pemrograman linear, suatu kendala dengan jenis ≤ diubah menjadi
persamaan = dengan menambahkan variabel slack pada setiap kendala.
Bambu (ukuran 20 cm) = 4X1 + S1= 185
Bambu (ukuran 30 cm) = 6 X2 + S2 = 185
Cat Minyak = 20X1 + 33X2 + S3 = 1.650
Pernis = 3X1 + 5X2 + S4= 250
Membuat tabel simpleks dengan memasukkan semua koefisien-koefisien dari
variabel keputusan, kendala dan variabel slack tersebut.
Melakukan iterasi untuk menemukan hasil optimal.

16
Hasil perhitungan optimasi keuntungan menggunakan metode simpleks, didapatkan
hasil optimal yaitu jika UMKM Bamboo Collection memproduksi sokasi ukuran 20 cm
sebanyak 32 produk dan sokasi ukuran 30 cm sebanyak 31 produk, hasil keuntungan yang
didapatkan yaitu Rp. 7.340.000. Berikut merupakan masing-masing yang optimal untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal.
Tabel 1 Produksi Optimal Bamboo Collection

No Jenis Sokasi Variabel Tingkat Produksi

Faktual Optimal

1 Sokasi 20 cm X1 43 32

2 Sokasi 30 cm X2 22 31

Berdasarkan Tabel 1 hasil pengolahan model optimasi produksi pada UMKM


Bamboo Collection pada kondisi faktual belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil yang diproduksi pada kondisi faktual berbeda dengan hasil yang
didapat pada kondisi optimal. Pada kondisi faktual diperoleh sokasi 20 cm sebanyak 43
produk dan sokasi 30 cm sebanyak 22 produk. Sedangkan untuk kondisi optimal diperoleh
sokasi 20 cm sebanyak 32 produk dan sokasi 30 cm sebanyak 31 produk.
Tabel 2 Laba Masing-masing Produk Pada Kondisi Faktual dan Kondisi Optimal

No Jenis Sokasi Variabel Tingkat Produksi

Faktual Optimal

1 Sokasi 20 cm X1 Rp. 2.365.000 Rp1.760.000

2 Sokasi 30 cm X2 Rp. 3.960.000 Rp. 5.580.000

Jumlah Rp. 6.325.000 Rp. 7.340.000

Berdasarkan Tabel 2 UMKM Bamboo Collection untuk mendapatkan keuntungan


yang optimal sebaiknya memproduksi sokasi ukuran 20 cm sebanyak 32 buah dan sokasi
ukuran 30 cm sebanyak 31 buah. Apabila UMKM Bamboo Collection memproduksi sesuai
dengan hasil optimal maka keuntungan yang akan diperoleh akan mendapatkan hasil yang
optimal.

17
Hasil optimal yang didapatkan yaitu sebesar Rp. 7.340.000 sedangkan hasil optimal
yang diperoleh dari kondisi faktual sebesar Rp. 6.325.000. Keuntungan yang diperoleh dari
kondisi faktual ke kondisi optimal yaitu meningkat sebesar Rp 1.015.000. Hasil tersebut
belum merupakan hasil bersih dalam mendapatkan keuntungan, karena perhitungan disini
menggunakan harga jual dari masing-masing sokasi per buah.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan linear programming metode


simpleks didapatkan hasil optimasi keuntungan yaitu dengan memproduksi sokasi kulit
ukuran 20 cm (X1) sebanyak 32 buah dan sokasi kulit ukuran 30 cm (X2) sebanyak 31
buah. Dengan masing-masing sokasi yang diproduksi maka keuntungan yang didapatkan
menjadi Rp 7.340.000 dari hasil penjualan. Kenaikan keuntungan yang didapatkan yaitu
sebesar Rp 1.015.000. Keuntungan akan mencapai hasil optimal jika semua produk habis
terjual dan tidak ada kenaikan bahan baku.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran
untuk mendapatkan hasil yang optimal, UMKM Bamboo Collection sebaiknya
memproduksi masing-masing jenis sokasi kulit sesuai dengan hasil optimal yang diperoleh
dengan menggunakan linear programming metode simpleks.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, 2013. Program Linear. Makassar:CV.21.com


Anti, A. R., & Sudrajat, A. (2021). Optimasi keuntungan menggunakan linear programming
metode simpleks pada umkm taichan mantoel. Jurnal Manajemen, 13(2), 188-194.

Aprilyanti, S., Pratiwi, I., & Basuki, M. (2018). Optimasi Keuntungan Produksi Kemplang
Panggang Menggunakan Linear Programming Melalui Metode Simpleks. Seminar Dan
Konferensi Nasional IDEC, May.

Saryoko, A. (2016). Metode Simpleks Dalam Optimalisasi Hasil. Metode Simpleks Dalam
Optimalisasi Hasil, 27 – 36.

Suryanto, E. S. (2019). Analisis optimasi keuntungan dalam produksi keripik daun singkong
dengan. Analisis optimasi keuntungan dalam produksi keripik daun singkong dengan,
226-236.

Zulyadaini, 2017. Program Linier. Yogyakarta:Tangga Ilmu

20
LAMPIRAN

Gambar 1. Analisis Software Lindo

Gambar 2. Hasil Analisis Software Lindo

21

Anda mungkin juga menyukai