Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NUR AINI RISQI YOLANDARI

NIM : 210111100253

KELAS : F

PERAN PENYIDIK DAN PENYELIDIK DALAM SUATU PERKARA PIDANA

PENDAHULUAN
Dalam proses hukum acara pidana ada suatu proses yang dinamakan proses penyelidikan. Ada
proses penyidikan, proses penuntutan dan pemeriksaan pidana. Ini merupakan alur yang berjenjang.
Untuk bisa sampai pada tahap kedua, maka harus lulus tahap pertama terlebih dahulu dan seterusnya
sampai di tahap akhir pemeriksaan persidangan. Kemudian eksekusi kemudian putusan upaya hukum
dan eksekusi. bicara dalam 3 tahapan awal penyelidikan penyidikan dan penuntutan. Untuk dapat
sampai dituntut oleh Jaksa oleh penuntut umum maka perkara tersebut harus lolos penyidikan dan
penyelidikan terlebih dahulu nah terkadang kawan-kawan sekalian perkenalkan itu bisa dihentikan
ketika prosesnya masih dalam tahapan penyidikan yanh kita kenal sebagai SP3 (Surat Perintah
Penghentian Penyidikan) yang dasar hukumnya satu 110 KUHAP. Hukum acara pidana dalam pasal 110
tersebut Sebutkan suatu perkara dapat dihentikan karena ada tiga alasan yaitu :

1. Tidak cukup bukti yang kuat


2. Bukan merupakan tindak pidana
3. Dititipkan karena faktor hukum (bisa karena tersangkanya meninggal dunia)

Dalam tingkat penyidikan ini dimungkinkan seperti itu, artinya adalah tidak salah dan ini sah
ketika perkara itu dihentikan dalam tahapan penyidikan seringkali kita tidak paham dan hanya membaca
di media.

PEMBAHASAN
Sesuai ketentuan pasal 110 tadi itu dimiliki oleh penyidik tapi penyidik juga mempunyai
argumentasi, serta memiliki kewenangan untuk tidak meneruskan itu ke tingkat lebih lanjut walaupun
itu merupakan tindak pidana. Walaupun Buktinya cukup serta walaupun tidak ada alasan agar
dihentikan demi kepentingan hukum, tapi penyidik ini bisa menghentikan perkara itu dengan konsep
yang disebut dengan Restorative Justice. konsep dasar dari reserve gratis ini adalah untuk
mengembalikan ke kondisi semula bahwa terkadang tidak jarang kita jumpai perkara itu dilanjutkan ke
tingkat penyidikan bahkan dituntut bahkan diputus, tetapi kondisinya tidak lagi sama seperti semula.

Semisal ada kecelakaan lalu lintas yang kebetulan korbannya meninggal dunia tertabrak oleh
seseorang, kemudian langsung kita bawa kepada kepolisian dan langsung diproses. Lalu pihak keluarga
tetap tidak menghendaki hal tersebut akhirnya pihak warga masih dendam kepada pelakunya. Ada jalur
perdamaian tujuannya agar kondisinya kembali seperti semula. misalnya ada seorang yang menabrak
orang lain kemudian orang itu meninggal dunia dan perkara dihentikan. Perkara ini memang diproses
secara pidana tapi berujung pada perdamaian. Apa kau suruh perdamaiannya kalau super damai adalah
si pelaku yang melakukan perampokan tadi itu bersedia untuk memberikan ganti rugi yang setimpal
Bahkan bersedia untuk memberikan biaya hidup berupa sekolah kepada anak yang ditinggalkan tadi
sampai tingkat jenjang tertentu misalnya SMA.

Kondisi seperti ini pelaku tidak perlu dihukum tapi dia cukup memberikan ganti kerugian yang
setimpal atau dianggap cukup bagi pihak keluarga untuk mengembalikan kondisi semula. Jika kita
menganggap ini sebagai bagian dari musibah sehingga tidak perlu lagi proses lebih dan dihentikan
perkaranya tidak menggunakan pasal 10 KUHP acara pidana tapi dihentikan karena Restorative Justice.
Restorative Justice ini memang sangat dihendaki dikenal serta dikenal oleh masyarakat Indonesia karena
konsep dasarnya adalah ketika ada sesuatu terjadi dan itu bukan kehendak bersama dianggap sebagai
musibah oleh masyarakat. Perkara dapat dihentikan dan dapat didamaikan apabila penyidikan ini tidak
bermasalah sehingga perkara ini dilanjutkan ke proses penuntutan kemudian oleh penuntut umum
perkara ini dihentikan juga penuntutannya.

Pada pasal 140 ayat 2 KUHAP yang memiliki kewenangan yang serupa dengan penyidik atau
penuntut umum juga memiliki kewenangan untuk menghentikan penuntutan. Ketika perkara itu bukan
merupakan tindak pidana tidak cukup bukti dan perkara itu dihentikan karena Kepentingan hukum
seperti terdakwa meninggal dunia, Ne Bis In Idem, mereka memiliki kewenangan juga untuk
menghentikan penyidikan maupun menghentikan penuntutan. artinya perkara ini bisa berhenti.
Penuntut umum juga dibekali peraturan Jaksa Agung tentang resorts is Justice artinya sama dengan
penyidik Jaksa Agung setelah mendapat limpahan perkara dari penyidik, pihak Jaksa juga memeriksa
kembali perkara itu untuk memutuskan Apakah perkara ini perlu dituntut apa tidak. sebetulnya penyidik
dan Jaksa ini punya kewenangan untuk menghentikan penunjukkan, menghentikan penuntutan dengan
berbagai alasan termasuk didalamnya adalah untuk alasan perdamaian atau restorative Justice tapi tidak
semua perkara itu dapat didamaikan. tidak semua perkara ini dapat dihentikan dengan alasan
perdamaian. Untuk perkara-perkara yang levelnya tinggi pembunuhan, perkosaan, korupsi, narkotika,
perdamaian itu bukan sebagai suatu opsi atau pilihan.

Delik, tidak semua tindak pidana dapat dilaporkan. Artinya yang bisa mengadukan hanya pihak-
pihak tertentu saja, contohnya adalah pencemaran nama baik. Karena untuk delik aduan tidak bidang
tertentu yang masih tergolong delik aduan Tidak semua orang bisa melaporkan kalau yang dianggap
dicemari nama baiknya. Dalam delik atau tindak pidana ada yang sifatnya Absolut artinya tanpa perlu
ada di adukan ketika diketahui oleh masyarakat dapat dilaporkan contohnya pembunuhan tindak pidana
umum yang lain seperti pencurian, perkosaan dan sebagainya tetapi ada delik tertentu yang
membutuhkan aduan, contohnya adalah pencemaran nama baik.

Dalam rancangan KUHAP nanti yang gagal disahkan tahun kemarin ada fungsi atau tujuan dan
sifat dari hukum pidana sebetulnya adalah ultimum remedium sebagai jalan terakhir. sepanjang bisa
didamaikan dan diselesaikan dan sepanjang jenis perkaranya ini memenuhi syarat untuk didamaikan,
maka tidak perlu lagi dilanjutkan ke proses penyidikan penuntutan sampai diperiksa di persidangan.
Konsep ini dikenal di dalam negara Anglo-Saxon (Common law) sistem tapi juga menjadi beberapa
referensi di negara-negara Civil Law system.

KESIMPULAN
Untuk dapat sampai dituntut oleh Jaksa oleh penuntut umum maka perkara tersebut harus lolos
penyidikan dan penyelidikan terlebih dahulu ketika prosesnya masih dalam tahapan penyidikan yang
kita kenal sebagai SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) yang dasar hukumnya satu 110 KUHAP.

Dititipkan karena faktor hukum (bisa karena tersangkanya meninggal dunia) Dalam tingkat
penyidikan ini dimungkinkan seperti itu, artinya adalah tidak salah dan ini sah ketika perkara itu
dihentikan dalam tahapan penyidikan seringkali kita tidak paham dan hanya membaca di media. Perkara
dapat dihentikan dan dapat didamaikan apabila penyidikan ini tidak bermasalah sehingga perkara ini
dilanjutkan ke proses penuntutan kemudian oleh penuntut umum perkara ini dihentikan juga
penuntutannya.
Ketika perkara itu bukan merupakan tindak pidana tidak cukup bukti dan perkara itu dihentikan
karena Kepentingan hukum seperti terdakwa meninggal dunia, Ne Bis In Idem, mereka memiliki
kewenangan juga untuk menghentikan penyidikan maupun menghentikan penuntutan. Penuntut umum
juga dibekali peraturan Jaksa Agung tentang resorts is Justice artinya sama dengan penyidik Jaksa Agung
setelah mendapat limpahan perkara dari penyidik, pihak Jaksa juga memeriksa kembali perkara itu
untuk memutuskan Apakah perkara ini perlu dituntut apa tidak.

penyidik dan Jaksa ini punya kewenangan untuk menghentikan penunjukkan, menghentikan
penuntutan dengan berbagai alasan termasuk didalamnya adalah untuk alasan perdamaian atau
restorative Justice tapi tidak semua perkara itu dapat didamaikan. Dalam delik atau tindak pidana ada
yang sifatnya Absolut artinya tanpa perlu ada di adukan ketika diketahui oleh masyarakat dapat
dilaporkan contohnya pembunuhan tindak pidana umum yang lain seperti pencurian, perkosaan dan
sebagainya tetapi ada delik tertentu yang membutuhkan aduan, contohnya adalah pencemaran nama
baik.

Anda mungkin juga menyukai