Anda di halaman 1dari 30

PENGHENTIAN PENYIDIKAN DAN

PENGHENTIAN PENUNTUTAN

Nama : HAFIZ DINILLAH


Nim : 8111413045
Tugas : REMIDI HUKUM ACARA
DAN PRATIK PERADILAN PIDANA
PENYIDIKAN

Penyidikan berdasarkan Pasal 1 angka 2


KUHAP
“Penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya”.

Pasal 1 ayat 2 kitab undang hukum acara pidana


Menurut yahya harahab penyelidikan” merupakan
tindakan tahap pertama permulaan “penyidikan”. Akan
tetapi harus diingat, penyelidikan bukan tindakan yang
berdiri sendiri terpisah dari fungsi “penyidikan”.
Penyelidikan merupakan bagian yang tak terpisah dari
fungsi penyidikan. Kalau dipinjam kata-kata yang
dipergunakan buku petunjuk Pedoman Pelaksanaan
KUHAP, penyelidikan merupakan salah satu cara atau
metode atau sub daripada fungsi penyidikan yang
mendahului tindakan lain, yaitu penindakan berupa
penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan,
pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan,
dan penyerahan berkas kepada penuntut umum

M. Yahya Harahap, S.H Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan (hal. 101)
Lebih lanjut, Yahya Harahap menyatakan bahwa jadi
sebelum dilakukan tindakan penyidikan, dilakukan dulu
penyelidikan oleh pejabat penyelidik, dengan maksud
dan tujuan mengumpulkan “bukti permulaan” atau
“bukti yang cukup” agar dapat dilakukan tindak lanjut
penyidikan. Mungkin penyelidikan dapat disamakan
dengan pengertian “tindak pengusutan” sebagai usaha
mencari dan menemukan jejak berupa keterangan dan
bukti-bukti suatu peristiwa yang diduga merupakan
tindak pidana.
Menurut R. Soesilo (1980:17)
dalam bidang reserse kriminil, penyidikan itu biasa
dibedakan sebagai berikut:
1.ƒPenyidikan dalam arti kata luas, yaitu meliputi
penyidikan, pengusutan dan pemeriksaan, yang sekaligus
rangkaian dari tindakan-tindakan dari terus-menerus,
tidak ada pangkal permulaan dan penyelesaiannya,
2.Penyidikan dalam arti kata sempit, yaitu semua
tindakan-tindakan yang merupakan suatu bentuk represif
dari reserse kriminil Polri yang merupakan permulaan dari
pemeriksaan perkara pidana

R. Soesilo. 1980. Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminil. Politea: Bogor. Hal:17
Penyidik Menurut Pasal 1 angka 1 KUHAP
“Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan

Pasal 1 angka 1 KUHAP


Pihak yang berwenang melakukan penyidikan
Menurut yahya harahab(1988) . Dari pasal 6 KUHAP M. Yahya Harahap menjelaskan
bahwa penyidik terbagi menjadi 2 bagian sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan,
yaitu
1.Pejabat Penyidik Polisi
Menurut ketentuan pasal 6 ayat 1 huruf a, salah satu instansi yang diberi kewenangan
untuk melakukan penyidikan ialah pejabat polisi Negara dengan Syarat –syarat
 Pejabat penyidik penuh, syarat-syaratnya:
 Sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua Polisi
 Atau yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan Dua apabila dalam
suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik yang berpangkat Pembantu
Letnan Dua,
 Ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Kepolisian R.I.

M. Yahya Harahap, S.H Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: hlm 103
 Penyidik Pembantu, syarat-syaratnya
Sekurang-kurangnya berpangkat Sersan Dua Polisi Atau pegawai negeri sipil dalam
lingkungan Kepolisian Negara dengan syarat sekurang-kurangnya berpangkat
Pengatur Muda (golongan II/a), Diangkat oleh Kepala R.I. atas usul komandan atau
pimpinan kesatuan masing-masing.
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipi
Penyidik pegawai negeri sipil ini diatur dalam pasal 6 ayat 1 huruf b. Yaitu pegawai
negeri sipil yang mempunyai fungsi dan wewenang sebagai penyidik

M. Yahya Harahap, S.H Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: hlm 103
Menurut Yesmil Anwar(2009:79) tugas
penyidikan yang dilakukan oleh penyidik polri
adalah merupakan penyidik tunggal bagi tindak
pidana umum, tugasnya sebagai penyidik sangat
sulit dan membutuhkan tanggung jawab yang
besar, karena penyidikan merupakan tahab awal
dari rangkaian proses penyelesaian perkara
pidana yang nantinya akan berpengaruh bagi
tahab proses peradilan selanjutnya
YESMIL ANWAR.2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 79
Andi Hamzah(1997:5) menyimpulkan devinisi dari pasal
1 butir 2 KUHAP sebagai berikut:
1.Penyidikan (acara pidana ) hanya dapat dilakukan
berdasarkan undang undang
2.Acara pidana dijalankan jika terjadi terjadi tindak
pidana
Penyidikan merupakan aktifitas yuridis yang dilakukan
penyidik untuk mencari dan menemukan kebenaran sejati
( membuat terang, jelas tentang tindak pidana yang
terjadi )
Andi Hamzah. 1997. acara pidana indonesia penerbit cv sapta artha jaya, jakarta,. hlm 5
Wewenang Penyidik
M. Yahya Harahap mempaparkan sebagai berikut:
•Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana,
•Melakukan tindak pertama pada saat di tempat kejadian,
•Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka,
•Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan,
•Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat,
•Mengambil sidik jari dan memotret seseorang,
•Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi,
•Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
saat perkara,
•Mengadakan penghentian penyidikan,
•Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

M. Yahya Harahap, S.H Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: hlm 104
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Undang-undang memberi wewenang penghentian penyidikan kepada
penyidik, yakni penyidik berwenang bertindak menghentikan
penyidikan yang telah dimulainya. Penghentian penyidikan suatu
kasus pidana merupakan kewenangan yang dimiliki oleh penyidik
dalam menghadapi sebuah kasus yang dianggap tidak perlu lagi
diteruskan pada tahapan penegakan hukum selanjutnya.
Yahya Harahap mengatakan bahwa wewenang penghentian penyidikan
yang sedang berjalan yang diberikan kepada penyidik dengan alasan”
1.Untuk menegakkan prinsip peradilan yang cepat, tepat dan biaya
ringan, dan sekaligus untuk tegaknya kepastian hukum dalam
kehidupan masyarakat.
2.Supaya penyidikan terhindar dari kemungkinan tuntut ganti kerugian

M. Yahya Harahap, S.H Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP


(YAHYA HARAHAP)
Untuk menegakkan prinsip
peradilan yang cepat, tepat dan
biaya ringan, dan sekaligus untuk
tegaknya kepastian hukum dalam
Alasan kehidupan masyarakat
penghentian
penyidikan

Supaya penyidikan terhindar dari


kemungkinan tuntut ganti kerugian
Lanjutan

Penghentian penyidikan ada beberapa prosedur seperti adanya SP3 Dan SP3 ini
menggunakan formulir yang telah ditentukan dalam keputusan jaksa agung
no.518/A/J.A/11/2001 tanggal 1 november 2001 tentang perubahan keputusan
jaksa agung RI NO.132/JA/11/1994 tentang administrasi perkara tindak pidana.
SP3 ATAU surat penghentian penyidikan adalah surat pemberitahuan dari
penyidik pada penuntut umum bahwa perkara dihentikan penyidikannya.
Penghentian penyidikan merupakan kewenangan dari penyidik yang diatur dalam
pasal 109 ayat 2 KUHAP. Yang mana alasan alasan pengehetian penyidikan ialah
sebagai berikut:
1.Tidak terdapat cukup bukti;
2.Peristiwa ternyata bukan tindak pidana;
3.Perkara tersebut ditutup demi hukum

WWW.HUKUM ONLINE.COM penghentian penyidikan diakses pada tanggal 19 januari 2016 jam 12.30 WIB
SP3 diberikan dengan merujuk pada pasal 109 Ayat
2 KUHAP yaitu
1.Jika yang menghentikan penyidikan adalah
penyidik polri, pemberitahuan penghentian
penyidikan disampaikan pada penuntut umum dan
tersangka/keluarganya.
2.Jika yang mengentikan penyidikan adalah
penyidik PNS, maka pemberitahuan penyidikan
disampaikan pada penyidik polri sebagai pejabat
yang berwenang melakukan koordinasi atas
penyidikan dan penuntut umum
WWW.HUKUM ONLINE.COM penghentian penyidikan diakses pada tanggal 19 januari 2016 jam 12.30 WIB
Bagan SP3 diberikan merujuk pada pasal 109
Ayat 2 KUHAP
pemberitahuan penghentian
penyidikan disampaikan pada
penyidik polri penuntut umum dan
tersangka/keluarganya

pemberitahuan penyidikan
disampaikan pada penyidik polri
penyidik PNS sebagai pejabat yang berwenang
melakukan koordinasi atas penyidikan
dan penuntut umum

PASAL 109 AYAT 2 KUHAP


Menurut Yesmil Anwar(2009:81) penghentian penyidikan itu terjadi, apabila
dalam penyidikan itu tidak ditemukan bukti yang cukup atau peristiwa
tersebut bukanlah peristiwa pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum
maka penyidik mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan . Dalam
hal ini apabila surat perintah penghentian tersebut telah diterbitkan maka
penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum,tersangka atau
keluarganya. Apabila korban atau keluarganya tidak dapat menerima
penghentian penyidikan tersebut, maka korban atau keluarganya, sedarah atau
semenda dalam garis lurus ke atas atau kebawah sampai dengan derajat ketiga,
dapat mengajukan praperadilan kepada ketua pengadilan sesuai dengan daerah
hukumnya dan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Mekanisme keberatannya diatur dalam pasal 77 butir a KUHAP tentang
praperadilan.

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm: 81
Apabila hal penyidik telah selesai melakukan
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan
berkas perkara tersebut kepada penuntut umum.
Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil
penyidikan tersebut kurang lengkab, penuntut umum
segera mengembalikan berkas perkara kepada
penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.
Kemudian apabila penyidik pada saat menyerahkan
hasil penyidikan, dalam waktu 14 hari penuntut
umum tidak mengembalikan berkas tersebut, maka
penyidikan dianggab selesai.

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 81-82
PENUNTUTAN

Proses perkara pidana berjalan melalui empat tahapan,


yaitu tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di
sidang pengadilan dan diakhiri dengan tahap pelaksanaan
putusan pengadilan beserta pengawasannya. Pokok
bahasan tentang tahap penyidikan telah dikemukakan
sebagaimana penjelasan yang terdahulu, oleh karenanya
perlu juga dibahas mengenai tahap penuntutan.

BAHAN KULIAH DR.ALI MASYAR SH, MH. HALAMAN :34


YESMIL ANWAR (2009:82) PENUNTUTAN
adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan
negri yang berwenang dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang undang dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan.

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 82
Yang bertugas menuntut atau penuntut umum di
tentukan di pasal 13 jo pasal 1 butir 6 huruf b
Penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh undang undang untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Jadi yang bertugas melakukan
penuntutan adalah jaksa.

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA. WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 82
Jaksa adalah pejabat funsional yang diberi
wewenang oleh undang undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksaan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasrkan
undang undang( undang undang NO. 16
TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN )

Undang undang NO. 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN


Suhadibroto(2005:26) mengatakan
untuk menjalankan wewenang dalam
perdata dan tata usaha negara dan
wewenang lain, kejaksaan harus
bertindak berdasarkan hukum

Suhadibroto. Pembaharuan Organisasi dan tata kerja kejaksaan RI. JAKARTA : KHN-KEJAKSAAN AGUNG-MaPPI FH
UI, 2005
Tugas dan Wewenang Jaksa
Wewenang PU Pasal 14 KUHAP
Pasal 30 UU Nomor 16 Tahun 2004 menyatakan :
•Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
•melakukan penuntutan;
•melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
•melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan
keputusan lepas bersyarat;
•melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
•melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
1.Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam
maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
2.Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:
a.    peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b.    pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c.    pengawasan peredaran barang cetakan;
d.    pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
e.    pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f.    penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal

BAHAN KULIAH DR.ALI MASYAR SH, MH. HALAMAN :34-35


Penghentian penuntutan
HAP mengenal asas legalitas (legaliteitbeginsel) dan
asas oportunitas (opportuniteitbeginsel).
•Asas legalitas PU wajib menuntut apabila telah
terjadi TP.
•Asas Oportunitas PU (Jaksa Agung) berwenang
mengesampingkan suatu perkara meskipun bukti-bukti
nyata telah ada.(Psl 35 UU Kejaksaan)
 

Demi kepentingan
umum
BAHAN KULIAH DR.ALI MASYAR SH, MH. HALAMAN :37
• Suatu perkara dapat dihentikan penuntutannya bila :
– tidak terdapat cukup bukti;
– peristiwa tersebut bukan merupakan Tindak Pidana
– dihentikan demi hukum. Karena
1. adanya pencabutan pada delik aduan;
2. ne bis in idem
3. tersangka meninggal dunia
4. kedaluwarsa

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 83
Dalam melaksanakan penuntutan yang menjadi wewenangnya,
penuntut umum segera membuat surat dakwaan berdasarkan hasil
penyidikan. Dalam hal didapati oleh penuntut umum bahwa tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan
peristiwa pidana atau perkara ditutup demi hukum, maka penuntut
umum menghentikan penuntutan yang dituangkan dalam suatu surat
ketetapan. Apabila tersangka berada dalam tahanan, sedangkan surat
ketetapan telah diterbitkan maka tersangka harus segera dikeluarkan
dari tahanan. Selanjutnya, surat ketetapan yang dimaksut tersebut
diberitahukan kepada tersangka. Turunan surat ketetapan tersebut
disampaikan kepada tersangka atau keluarga atau penasihat hukum,
pejabat rumah tahanan negara, penyidik dan hakim. Atas surat
ketetapan ini maka dapat dimohonkan praperadilan, sebagiamana
diatur dalam BAB X, bagian kesatu KUHAP dan apabila kemudian
didapati alasan baru, penuntut umum dapat melakukan penuntutan
terhadap tersangka.

YESMIL ANWAR. 2009. SISTEM PERADILAN PIDANA. WIDYA PADJAJARAN: BANDUNG hlm : 83
Perbedaan antara pengesampingan perkara dan Penghentian penuntutan
Permasalahan Penghentian Penuntutan Pengesampingan Perkara
 

Pejabat yg berwenang PU Jaksa Agung

Dasar Hukum Psl 14 Jo. 140 (2) KUHAP Psl 35 UU 16/2004


 

Alasan Tdk ckp bukti, bukan TP, atau dihentikan Demi kepentingan umum
demi Hk

konsekwensi Ada ganti kerugian Tidak perlu


 

tuntutan Masih bs dituntut lagi di kemudian hr Tidak dapat dituntut lagi


bila ada bukti baru
 

Bentuk surat Ketetapan dr PU Cq Kajari Keput Jaksa Agung

BAHAN KULIAH DR.ALI MASYAR SH, MH. HALAMAN :38


Daftar Pustaka
Kitab Undang Hukum Acara Pidana.
M. Yahya Harahap, S.H. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:
Penyidikan dan Penuntutan.
R. Soesilo. 1980. Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminil. Politea: Bogor.
YESMIL ANWAR.2009. SISTEM PERADILAN PIDANA . WIDYA PADJAJARAN:
BANDUNG.
Andi Hamzah. 1997. acara pidana indonesia. cv sapta artha jaya: jakarta.
Suhadibroto. Pembaharuan Organisasi dan tata kerja kejaksaan RI. JAKARTA :
KHN- KEJAKSAAN AGUNG-MaPPI FH UI.
WWW.HUKUM ONLINE.COM penghentian penyidikan diakses pada tanggal 19
januari 2016 jam 12.30 WIB.
BAHAN KULIAH DR.ALI MASYAR SH, MH.
Undang undang NO. 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN.

Anda mungkin juga menyukai