Keberadaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) telah ada sejak zaman
Kolonial Hindia Belanda yang diatur dalam Het Herziene Inlands Reglement
(HIR) Staatsblad Tahun 1941 Nomor 44 Pasal 1 sub 5 dan 6. HIR memberikan
sub 5 dan 6 HIR memberikan kewenangan pejabat yang diberi tugas mencari
maupun proyustisial).
dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1 Ayat (1) KUHAP, yang menyatakan bahwa
penyidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk
sistem yang dalam proses pendefinisian konsep suatu sistem, berupa aparatur
eksekutif pidana atau suatu sistem yurisdiksi di bidang hukum pidana, yang
hukum pidana terpadu atau biasa disebut dengan sistem peradilan terpadu.
membantu polisi dalam penyidikan, jelas tertuang dalam KUHAP 2002 dan
pada tataran pendampingan dalam proses penyidikan tindak pidana, oleh karena
itu polisi memiliki kendali atas proses penyidikan sesuai dengan kedudukan
khusus” yang diberikan oleh undang-undang, yang menjadi dasar hukum bagi
masing-masing. Dengan kata lain, PPNS memiliki tugas dan wewenang sebagai
memiliki alasan yang tepat untuk diberhentikan sesuai dengan hukum yang
akan dihentikan. Namun, jika penyidik berhasil mengumpulkan bukti yang cukup
di kemudian hari (atas inisiatifnya sendiri atau atas permintaan penggugat), kasus
yang ditutup dapat dibuka kembali. Dengan demikian, jika penyidikan telah
dilakukan tetapi tidak ditemukan cukup bukti atau buktinya tidak jelas (obscuur
libel), penyidikan akan dihentikan dan penyidik akan menutup kasus tersebut.
penyidikan bukanlah tindak pidana yang diatur dalam KUHP ataupun tindak
hilangnya hak untuk melakukan kejahatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 76,
surat khusus untuk menghentikan kasus (atau sering disebut ice box). Surat
penyidikan dilakukan karena para pihak telah berhasil melakukan mediasi atau
Misalnya, untuk kasus pencurian ringan, apabila korban dan pelaku telah
dihentikan. jika sifat hukum pidana dianggap tidak hanya sebagai upaya
pemulihan tingkat tinggi, tetapi juga sebagai upaya terakhir, jika korban telah
melakukan sesuatu dan itu adalah kekuatan hukum. Wewenang dalam suatu
kepada orang lain dan memastikan bahwa segala sesuatunya dapat ditaati.
Menurut asas legalitas yang menjadi pilar utama negara hukum, kewenangan
itu, menurut asas legalitas, setiap pelaksanaan kekuasaan negara harus dibatasi
baik dari substansi, ruang (wilayah: locus) dan waktu (tempus). Tindakan
pemerintah yang berada di luar batas ini adalah tindakan yang tidak sah (tidak
kompeten). Tindakan tidak sah (incompetence) dapat berupa subjek yang tidak
memadai, lokasi yang tidak memadai, waktu yang tidak memadai. Kegagalan
cacat hukum dan tidak akan memiliki validitas hukum (cacat yuridis dan batal
demi hukum).
dilakukan oleh penyidik apabila penyidikan itu mempunyai dasar hukum atau
mempunyai alasan yang sah untuk pemberhentian yang ditentukan oleh undang-
Dalam kasus ini, diketahui kasusnya diberhentikan secara informal, yakni pelaku
yang sama yang dipidananya dan perkara itu telah diputus oleh hakim atau
hukum tetap.
Hal ini sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku di zaman modern bahwa
Satu tahun telah berlalu untuk semua kejahatan dan kejahatan yang
Enam tahun telah berlalu untuk pelanggaran yang diancam dengan denda,
Setelah jangka waktu dua belas tahun untuk kejahatan apa pun, diancam
kejahatan itu, batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 1 sampai dengan 4
dikurangi sepertiga.
Indonesia. Puncak kejadiannya terjadi pada Mei 2018 lalu, terjadi sekitar 15 kali
orang langsung berubah menjadi bom ketika mendengar ungkapan ini, mengira
Menurut penulis, kata-kata tentang bom atau lelucon tentang bom bukan lagi
sesuatu yang bisa kita katakan di mana saja, bahkan di tempat-tempat umum
yang penuh dengan bandara, stasiun kereta api, rumah sakit, pusat perbelanjaan,
Hindia Belanda pada tahun 1941, 44 Het Herziene Inlands Reglement (HIR)
Staatsblad. bertugas mencari pelaku kejahatan dan pelanggar (polisi represif, baik
dilihat dari ketentuan ayat 1 Pasal 1 KUHAP yang mengatur bahwa penyidik
Tahun 2002 tentang Kepolisian, dengan kata lain, sejumlah pejabat diangkat
Hal ini juga ditemukan dalam setiap undang-undang yang memiliki dasar
hukum bagi PPNS untuk melakukan penyidikan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa PPNS adalah penyidik selain penyidik POLRI yang teliti dan
bidang terkait.
sebagai berikut:
a) Lokasi PPNS berada di bawah koordinasi dan pengawasan inspektur
POLRI.
pidana yang sedang diselidiki apabila ditemukan bukti yang jelas adanya tindak
cara tindakan, waktu tindakan, keterlibatan staf dan infrastruktur, dan anggaran
yang digunakan.
Oleh karena itu, prioritas penegakan hukum berada di bawah hukum acara,
di mana inspektur POLRI tidak memiliki kewenangan khusus. Hal ini juga
terjadi.