Nunuk Tridewanti
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Aplikasi Google Earth
A. Aplikasi Berbasis Internet
B. Aplikasi Google Earth
BAB III. Kemampuan Menyajikan Data Topografi
A. Data Topografi
B. Menyajikan Data Topografi tanpa Aplikasi
C. Menyajikan Data Topografi melalui Aplikasi
Google Earth
BAB IV. Penerapan Aplikasi Google Earth dalam
Pembelajaran Penyajian Data Topografi
A. Deskripsi Kondisi Awal
B. Deskripsi Siklus I
C. Deskripsi Siklus II
D. Hasil Penelitian
BAB V. Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
KEMAMPUAN MENYAJKAN DATA TOPOGRAFI
A. Data Topografi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
klaksikal topografi memiliki arti (1) kajian atau
penguraian yang terperinci tentang keadaan muka
bumi pada suatu daerah, (2) pemetaan yang
terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu,
(3) keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau
daerah dan (4) uraian tentang suatu bagian tubuh
sampai ke segala hal ihwal anatominya. Sesuai dengan
makna klasikal tersebut maka dalam penulisan ini
topografi diartikan sebagai pemetaan terhadap muka
bumi secara terperinci pada suatu daerah tertentu.
Dalam penyajian rincian atau data topografi
ini digambarkan dalam bentuk peta yang kemudian
disebut sebagai peta topografi. Peta topografi masuk
dalam kategori peta khusus atau peta tematik, yaitu
peta yang memberikan informasi/data secara khusus.
Sebagai peta khusus, peta topografi memberikan
informasi/data yang menjelaskan kenampakan alam
yang meliputi tinggi rendah permukaan bumi dengan
ciri khusus ditandai dengan skala besar dan detail.
Terdiri dari dua peta atau lebih yang digabung untuk
membentuk suatu keseluruhan peta dan dilengkapi
dengan garis kontur.
Selain bentuk permukaan bumi melalui garis-
garis ketinggian ini peta topografi juga
menggambarkan tinggi rendahnya permukaan dari
pandangan datar (relief) yang meliputi pola saluran,
parit, sungai, lembah, hutan, danau, rawa, tepi laut,
vegetasi dan obyek hasil aktifitas manusia. Peta
topografi ini mutlak dipakai dalam perencanaan
pengembangan wilayah dan atau pemilihan lokasi
yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi.
Selain itu dalam kegiatan-kegiatan geologi dan
pemetaan kemungkinan terjadinya proses geologi
muda yang akan terjadi misalnya longsor, erosi, gerak
tanah dan sebagainya, peta topografi akan sangat
membantu. Hal ini karena dalam peta topografi
struktur tanah dan distribusi bebatuan yang ada
dipermukaan bumi juga tercerminkan.
Peta topografi memiliki karakteristik yang
berbeda dengan peta-peta yang lain, yaitu;
1. Tidak berwarna warni, peta topografi mempunyai
warna yang tidak banyak karena lebih
mementingkan kebutuhan informasi, garis-garis
kontur harus tercetak jelas juga keterangan
angka-angka ketinggian tanah.
2. Menggunakan skala besar dan disajikan secara
detail, skala merupakan perbandingan ukuran
antara yang ada di gambar dengan keadaan
sebenarnya, semakin besar skala maka semakin
detail informasi yang diberikan.
3. Menggunakan garis kontur, merupakan garis-garis
halus dan tegas yang merupakan kombinasi dari
dua segmen garis yang saling berhubungan namun
tidak saling berpotongan.
4. Menyajikan informasi mengenai keadaan tinggi
rendahnya permukaan bumi atau kontur tanah,
hal yang paling utama dibutuhkan dalam
pengembangan wilayah terkait dengan peta
topografi adalah tinggi rendahnya permukaan
tanah di suatu wilayah yang akan dikembangkan.
Garis kontur sendiri merupakan komponen
peta yang tidak lepas dari peta topografi. Garis
kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis
yang saling berhubungan namun tidak saling
berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta
topografi (ilmugeografi.com, 2019). Pada prinsipnya
garis kontur adalah garis perpotongan bentuk muka
bumi dengan bidang horisontal pada suatu ketinggian
yang tetap. Pada peta topografi menunjukkan bentuk
dan ketinggian permukaan bumi melalui garis-garis
ketinggian (garis kontur). Garis kontur ini memiliki
sifat-sifat sebagai berikut;
1. Setiap titik pada garis kontur memiliki ketinggian
yang sama
2. Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan
satu sama dengan yang lain di luar peta
3. Setiap garis kontur yang berspasi seragam
(uniformly spaced contour) menunjukkan suatu
lereng yang seragam pula.
4. Garis-garis kontur yang rapat menunjukkan suatu
lereng yang curam.
5. Garis-garis kontur yang renggang menunjukkan
suatu lereng landai
6. Garis kontur yang bergigi menunjukkan suatu
depresi (daerah yang rendah), yang tanda giginya
menunjukkan kearah depresi tersebut.
Sedangkan fitur-fitur yang terdapat dalam
peta topografi mempelajari tentang elevasi dan lokasi
bentang alam (budisma.net, 2015), yaitu;
1. Bentang alam yang dipelajari dalam topografi
dapat mencakup apa saja yang secara fisik
berdampak pada suatu daerah contohnya gunung,
bukit, lembah, danau, laut, sungai, kota,
bendungan dan jalan
2. Elevasi atau tinggi dari pegunungan, bukit, dan
benda-benda lainnya dicatat sebagai bagian dari
topografi, hal ini biasanya dicatat dalam referensi
permukaan laut.
3. Lintang (latitude) memberikan posisi utara atau
selatan dari khatulistiwa, yaitu garis horisontal
yang ditarik sekitar pertengahan bumi dengan
jarak yang sama dari kutub utara dan kutub
selatan di mana garis ini sendiri memiliki lintang
oº.
4. Bujur (longitude) memberikan posisi timur/barat
dari khatulistiwa, pada umumnya diukur dalam
derajat dari meridian.
Untuk menunjang kehidupan manusia, peta
topografi mempunyai beberapa manfaat; yaitu;
1. Pertanian, topografi sering digunakan dalam
pertanian untuk menentukan bagaimana tanah
dapat dikonversi dan bagaimana air akan
mengalir diatas tanah.
2. Lingkungan, data dari topografi dapat membantu
konservasi lingkungan dengan memahami kontur
tanah dapat ditentukan bagaimana air dan angin
dapat menyebabkan erosi sehingga pembangunan
kawasan konservasi dan pemukiman dapat diatur.
3. Cuaca, topografi tanah dapat berdampak pada
pola cuaca, informasi tentang gunung-gunung,
lembah, lautan dan danau dapat membantu
dalam memprediksi cuaca.
4. Militer, topografi juga penting untuk militer,
ketinggian tanah, bukit, air dan bentang alam
lainnya ketika merencanakan strategi militer.
Peta topografi sering dipergunakan oleh
lembaga-lembaga tertentu untuk kepentingan khusus,
seperti peta yang lain ada komponen-komponen yang
terdapat dalam peta topografi, yaitu;
1. Judul peta, diambil dari bagian terbesar wilayah
dan tercantum dalam satu lembar peta. Letak
judul berada di bagian atas peta, namun untuk
peta buatan lembaga tertentu diletakkan sesuai
dengan standar masing-masing.
2. Legenda peta, adalah penjelasan dari simbol-
simbol yang ada dalam peta, merupakan
komponen yang sangat penting dan vital untuk
memudahkan dalam menemukan suatu obyek.
3. Skala peta, menunjukkan perbandingan ukuran
pada lembar peta dengan keadaan sebenarnya,
dalam bentuk skala garis maupun skala angka.
4. Garis koordinat, garis vertikal dan horisontal
sebagai batas perhitungan koordinat sebagai
jaring-jaring peta.
5. Garis ketinggian/garis kontur, seperti yang sudah
kita tahu bahwa peta topografi menggunakan
garis kontur untuk mengetahui ketinggian yang
sama pada peta. Garis ini menyerupai sidik jari
dan tidak akan pernah saling memotong namun
bisa bersinggungan.
6. Tahun pembuatan peta, adalah keterangan yang
menunjukkan tahun terakhir peta diperbaharui,
hal ini sangatlah penting mengingat kondisi
permukaan bumi dapat berubah kapanpun.
7. Deklinasi, merupakan garis keterangan yang
menunjukkan beda utara peta dengan utara
magnetik (utara kompas), ini terjadi karena posisi
utara bumi ditunjukkan oleh kutub utara, namun
sumbu utara magnet berada di sebuah kepulauan
dekat dataran Green Land.
Dalam perencanaan pengembangan wilayah
tentunya harus direncanakan pembangunan bangunan-
bangunan konstruksi diantaranya pemukiman, lahan
pertanian, bangunan air, irigasi, jalan dan jembatan.
Untuk kepentingan tersebut sangat diperlukan data
topografi yang harus tersaji secara rinci dan akurat.
Data topografi yang dibutuhkan diantaranya koordinat
titik, elevasi muka tanah, garis kontur, arah mata
angin, ketinggian muka tanah, garis kontur, dan daya
dukung tanah.
Untuk mendapatkan data rinci dan akurat
tersebut diperlukan pekerjaan survei pemetaan yang
harus dilakukan dengan benar menggunakan peralatan
khusus. Namun untuk pembelajaran bisa dilakukan
dengan cara simulasi dengan data yang bisa diambil
tidak dengan melakukan survei ke lokasi
pengembangan wilayah. Dalam hal ini bisa diambilkan
data simulasi, taksir, data terdahulu ataupun data
yang diambil dari beberapa fitur aplikasi internet.
a. Membingkai wilayah
Setelah ditentukan wilayah pengembangan
maka hal pertama dilakukan adalah
pembingkaian terhadap wilayah yang nantinya
akan di tuangkan dalam sketsa gambar
rencana. Pembingkaian dilakukan dengan
menggunakan bantuan fasilitas ruler dengan
menentukan start point pada tepi luar wilayah
bidikan dan dari titik awal tersebut ditarik
garis ke titik tepi yang lain dan seterusnya
hingga garis ketemu dengan titik awal kembali
sehingga membentuk suatu polygon tertutup.
Untuk kemudahan menemukan kembali
bingkai maka bisa dilakukan penyimpanan
pada fitur yang ada dengan memberikan nama
proyek.
b. Menampilkan arah mata angin
Tampilan arah mata angin terdapat di pojok
kanan bawah dengan tampilan kompas. Untuk
memudahkan penggambaran dalam
perencanaan maka sebaiknya arah mata
angina ini diletakkan pada posisi arah tegak
lurus vertikal sebagai arah Utara Selatan,
sesuai dengan etiket dalam menggambar
konstruksi bangunan.
BAB IV
PENERAPAN APLIKASI GOOGLE EARTH DALAM
PEMBELAJARAN PENYAJIAN DATA TOPOGRAFI
42,9
= ------------------- x 100 % = 42.9 %
25 x 4
B. Deskripsi Siklus I
Dalam pelaksanaan penelitian pada siklus I ini
tindakan direncanakan sebagai awalan pembelajaran
berupa pemilihan topik pembelajaran, dalam hal ini
diambil topik menyajikan Peta Topografi dalam
perencanaan bangunan irigasi yang topik pertama di
Kompetensi Dasar kedua dalam silabus. Setelah topik
yang akan diambil untuk siklus I ditentukan maka
peneliti melakukan persiapan berupa penyusunan RPP
yang nantinya digunakan dalam pembelajaran. Dalam
RPP direncanakan penggunaan aplikasi Google Earth
dengan penentuan wilayah pengembangan secara
berkelompok beranggotakan 8 hingga 9 orang sebagai
tindakan penelitian untuk siklus I. Kelompok disini
terbagi dalam tiga kelompok besar dalam satu kelas,
dan pemahaman dilakukan oleh siswa terhadap
penggunaan aplikasi google earth sebagai media
pembelajaran, foto copy teks materi yang disusun
oleh peneliti dan buku teks penunjang yang ada serta
browsing materi secara klasikal yang ditayangkan
untuk dikaji bersama. Dalam tahap ini juga disiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk
mendapatkan data sikap belajar siswa yang menitik
beratkan pada sikap jujur, disiplin, toleransi, gotong
royong dan percaya diri. Instrumen ini nantinya juga
akan digunakan oleh teman sejawat sebagai kolaboran
dalam mendapatkan data. Sedangkan data hasil
belajar nantinya akan didapatkan dengan memberikan
tugas praktik menggambar sebagai sumber data,
untuk itu dalam tahap ini disiapkan pula lembar kerja
yang merupakan rangkaian dari pembuatan RPP.
Pada tahap dilakukannya tindakan siklus satu
ini, sikap siswa terlihat meningkat dibandingkan pada
kondisi awal. Siswa lebih aktif dan bersikap baik
dalam mengikuti paparan yang disampaikan oleh guru
maupun dalam bekerja diatas mesin gambar. Siswa
lebih aktif dan gembira dalam kerja kelompok, tidak
banyak siswa yang hadir terlambat di laboratorium
gambar manual yang digunakan oleh peneliti dalam
menyampaikan materi ini, dan sebagian siswa mampu
menyelesaikan gambar dengan tepat waktu. Dari
pengamatan yang dilakukan oleh kolaboran dari
teman sejawat sebagai observer didapatkan hasil
pengamatan berupa tabel rekapitulasi pengamatan
sikap siswa pada siklus I berikut ini;
65,2
= ------------------- x 100 %
25 x 4
C. Deskripsi Siklus II
Dalam pelaksanaan penelitian pada siklus II ini
tindakan direncanakan sebagai awalan pembelajaran
berupa pemilihan topik pembelajaran, dalam hal ini
diambil topik menyajikan data topografi pada
perencanaan jalan jembatan, yang merupakan topik
pertama pada Kompetensi Dasar ketiga seperti dalam
silabus. Setelah topik yang akan diambil untuk siklus II
ditentukan maka peneliti melakukan persiapan berupa
penyusunan RPP yang nantinya digunakan dalam
pembelajaran. Dalam RPP direncanakan penggunaan
aplikasi Google Earth dilakukan secara berkelompok
kecil (3-4 orang) dan penggunaan media internet
secara individu sebagai tindakan penelitian untuk
siklus II. Dalam tahap ini juga disiapkan instrumen
penelitian berupa lembar observasi untuk
mendapatkan data sikap siswa yang nantinya akan
digunakan oleh teman sejawat sebagai kolaboran
dalam mendapatkan data. Sedangkan data hasil
belajar nantinya akan didapatkan dengan penilaian
praktik sebagai sumber data, untuk itu dalam tahap
ini disiapkan pula lembar kerja praktik yang
merupakan rangkaian dari pembuatan RPP.
Pada tahap dilakukannya tindakan siklus dua
ini, sikap siswa terlihat meningkat dibandingkan
pada siklus satu. Siswa lebih aktif mengikuti paparan
yang disampaikan oleh guru, gembira dan sangat
antusis melakukan diskusi dan browsing materi serta
menjalankan aplikasi dari internet. Suasana taman
yang cukup indah dan sejuk membuat pembelajaran
yang dilaksanakan diluar kelas menjadi lebih santai
dan menyenangkan sehingga siswa semakin antusias
untuk berperanserta secara aktif dalam kegiatan ini.
Siswa hadir di laboratorium gambar manual maupun
di taman sekolah yang digunakan oleh peneliti dalam
menyampaikan materi ini dengan tepat waktu. Siswa
juga lebih tenang dan terlihat tidak mengantuk serta
berani menjawab post test yang disampaikan oleh
guru.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh
kolaboran dari teman sejawat sebagai observer
didapatkan hasil pengamatan berupa tabel
rekapitulasi pengamatan aktifitas siswa pada siklus II
berikut ini;
74,1
= ------------------- x 100 %
25 x 4
D. Hasil Penelitian
Refleksi sikap dan hasil belajar siswa pada
kondisi awal ke siklus I maupun dari siklus I ke siklus II
menghasilkan pembahasan hasil penelitian dengan
melihat refleksi dari kondisi awal ke kondisi akhir
atau siklus II sebagai berikut:
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Terbukti melalui aplikasi Google Earth dapat
meningkatkan kemampuan menyajikan data topografi
pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Jalan dan
Jembatan siswa Program Keahlian Desain pemodelan
dan Informasi Bangunan. Peningkatan ini cukup
signifikan dengan sikap siswa pada kondisi awal
berada di kriteria rendah menjadi tinggi pada kondisi
akhir dan untuk hasil belajar ketuntasan klasikal
berada 32 % pada kondisi awal meningkat drastis pada
angka 100 % pada kondisi akhir setelah dilakukan dua
tahap tindakan penelitian.
B. Saran
Bagi Sekolah diharapkan mensosialisasikan dan
memfasilitasi penggunaan aplikasi-aplikasi yang
tersedia di teknologi informasi untuk meningkatkan
kinerja guru, kualitas pembelajaran dan kualitas
lulusan. Bagi teman guru diharapkan terpacu untuk
selalu melakukan inovasi pembelajaran yang kreatif
dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa, dan memanfaatkan aplikasi yang tersedia
sebagai salah satu inovasi variasi media yang
digunakan selama ini. Bagi siswa diharapkan
membangun kreatifitasnya dalam pemanfaatan sebuah
pendekatan pembelajaran inovatif berbasis teknologi
informasi dan mengasah pemahaman secara efektif
terhadap materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
SINOPSIS