PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah1. Dalam hal ini guru dapat diberikan
keharusan yang tidak terbantahkan serta merupakan konsep yang paling manjur
mutu pendidikan yang rendah. Kondisi inilah yang memaksa figur kepala
pendidikan, istilah leader merujuk pada peran kepala sekolah yang mampu
1
Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: PT Alfabeta, 2016), hlm. 59.
2
Aan Komariah, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara,
2011 ), hlm. 29.
1
Dalam teori kepemimpinan di lembaga pendidikan, istilah leader
merujuk pada peran kepala sekolah yang mampu membawa kemajuan sekolah
pendidikan dengan berorientasi pada kemajuan, maka kepala sekolah seperti ini
tidak dapat dikatakan sebagai seorang leader. Berangkat dari sinilah diperluhkan
arah yang lebih baik. Dalam kenyataannya tidak semua lembaga pendidikan
yang ada saat ini mendapat sentuhan dari seorang kepala sekolah yang efektif.
Potensi kepala sekolah sebagai seorang leader yang tidak mampu dikembangkan
akan menjadikan kepala sekolah tidak memiliki kemampuan dalam visi, misi
bawahan4. Hal ini dikarenakan efektifnya suatu sekolah tergantung pada mutu
visi dan misi. Untuk mendekati, mengarahkan dan membawa organisasi sekolah
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi, terdepan dan terkuat dipelopori oleh
peran kepala sekolah. Peran kepala sekolah haruslah visioner sehingga sangatlah
cerdas dalam megamati suatu kejadian dimasa depan dan dapat menggambarkan
3
Nurul Hidayah, Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2016 ), hlm. 29.
4
Fiedler, Fred e, Theory of Leadership Effectiveness. International Journal of Educational,
(Canada : Reports - Research, 1967), hlm. 9.
2
visi misinya dengan jelas. Peran kepala sekolah haruslah responsif dan selalu
tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan serta selalu aktif dan
proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan guna merealisasikan visi,
yang visioner ini, sejauh pengamatan penulis setidaknya ada satu faktor
ini di lahan kas desa. Hal inilah yang yang berimplikasi pada kebijakan sekolah,
dalam setiap sendi kehidupan tentunya sangat diharapkan oleh semua orang.
Sekolah yang mampu memberikan pelayanan pendidikan yang baik dan bermutu
dari segi akedemik maupun non akademik akan menjadi sinyal bahwa sekolah
tersebut adalah sekolah yang berada pada level tertinggi. SDIT Muhammadiyah
mensinergikan antara visi, misi dan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah
menuju suatu pencapaian sekolah bermutu. Keadaan seperti inilah yang tidak
3
disangka membuat beberapa kalangan merasa tidak nyaman dengan keberadaan
sekolah tersebut. Berangkat dari sinilah peran kepala sekolah dan seluruh warga
sekolah yang bermutu. Secara garis besar, peran kepala sekolah akan menjadi
solusi dari krisis kepemimpinan yang ada. Peran kepala sekolah haruslah
visioner yang terpancar dalam pemikirannya yang mampu melihat masa depan
melalui visi dan mampu untuk merubah visi tersebut menjadi aksi.
Jumapolo atau di kabupaten Karanganyar. Hal ini ditandai dengan peran kepala
diatas, seorang kepala sekolah yang mengetahui hakikat dari tugas dan tanggung
sebagai pemimpin terutama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Berangkat dari sinilah akan dibahas secara lebih mendalam tentang peran kepala
4
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Jumapolo Karanganyar.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Jumapolo Karanganyar.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Pendidik
Jumapolo Karanganyar.
5
2) Bagi Sekolah
Jumapolo Karanganyar
D. Telaah Pustaka
beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian yang sedang
berlangsung ini. Adapun penelitian terdahulu yang relevan itu terdiri dari empat
jurnal International, satu jurnal pendidikan nasional dan satu tesis. Adapun
6
berangkat dari permasalahan dalam lingkungan persaingan global. Gaya
terjadi baik di internal organisasi maupun diluar organisasi. Dalam penelitian ini
tujuan organisasi secara produktif. Kaitannya dengan peran kepala sekolah, ada
korelasi positif antara peran kepala sekolah visioner dengan budaya hierarkis
memberikan cultur forming atau budaya baru yang diikuti dan dilaksanakan
organisasi, sedangkan dalam penelitian yang sedang berjalan ini, penelitian lebih
fokus pada sekolah sebagai setting tempatnya serta penelitian ini lebih fokus
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yin Cheong Cheng tahun 2016
7
lemahnya kualitas suatu sekolah, sehingga diperlukan paradigma teori kualitas
akan mampu membawa gebrakan menuju sekolah unggul. Adapun tujuan akhir
mengedepankan sisi output atau lulusan. Lulusan yang baik dianggap sudah
penelitian yang memiliki tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas sekolah dari
sisi output. Dalam penelitian yang sedang dilakukan ini merupakan penelitian
yang tidak hanya mengedepankan output sebagai tujuan akhir, namun guna
kepala sekolah sebagai pemimpin lebih mengarah pada tujuan sekolah secara
umum. Hal ini dikarenakan faktor kepemimpinan kepala sekolah yang fokus
daya secara efektif dan efisien guna mencapai suatu tujuan. Hasil penelitian ini
8
di salah satu sekolah dasar di Thailand secara keseluruhan berada pada tingkat
tinggi. Hal ini berpengaruh pada setiap aspek pencapaian sekolah yang juga
pelaksanaan program, evaluasi program dan tindak lanjut. Dalam penelitian yang
sedang berjalan ini akan menjelaskan tentang peran kepala sekolah mulai dari
Keempat, penelitian yang dilakukan Mary McNeil. & Ann Nevin 2014
for Learning About Visionary Leadership”. Penelitian ini dilakukan dengan latar
dan tujuan sekolah yang khususnya dalam kegiatan belajar siswa, karena fokus
9
tentang urgensi peran kepala sekolah dalam pembelajaran. Kegiatan
lembaga pendidikan yang unggul. Dalam penelitian yang sedang berjalan ini,
peran kepala sekolah tidak hanya fokus pada pembelajaran saja melainkan juga
menyentuh pada semua aspek kegiatan di sekolah baik akademis maupun non
akademis.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Beverly Irby dan Fred Lunenburg
tahun 2009 (Journal International) dengan judul “Gaining Perspective for the
yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah, sehingga pengembangan visi itu
sangat diperluhkan bagi kepala sekolah yang visioner untuk menghadapi kondisi
sosial dan global. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkah pertama
visioner untuk saat ini dan mendatang.9 Perbedaannya, penelitian ini mengarah
pada pengembangan visi kepala sekolah yang sifatnya masih umum dan belum
visi yang dilakukan oleh kepala sekolah akan menjadikan sekolah itu mampu
9
Beverly Irby & Fred Lunenburg, Gaining Perspective for the Vision: The First Step in
Becoming a Visionary Principal, International Journal of Educational Leadership, (Theodore
Creighton :Virginia Teach 2009), hlm. 9.
10
menjawab kondisi sosial dan global. Dalam penelitian yang sedang berjalan ini,
peran kepala sekolah fokus pada mutu pendidikan yang mengarah pada input,
madrasah sangat minim diminati oleh orang, baik anak maupun orang tua. Orang
lembaga pendidikan yang tidak berkualitas baik dari sisi akademis maupun non
akademis. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa, dari peran pemimpin yang
visioner itu banyak perubahan besar yang terjadi seperti perubahan bangunan
non fisik yang meliputi membudayakan sholat berjamaah, disiplin kerja guru dan
mengungkap peran kepala sekolah yang diarahkan melalui visi, misi dan tujuan
yang jelas dengan fokus pada dampak peran kepala sekolah terhadap manajemen
garis besar gaya kepemimpinan ini menjadi solusi dari problem kepemimpinan
yang ada. Peran kepala sekolah dapat memberikan cultur forming budaya baru
10
Nurul Hidayah, Peran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah di MAN 3 Malang,
(Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2005 ), hlm. 58.
11
organisasi untuk pencapaian suatu tujuan. Peran kepala sekolah juga mampu
memberikan dampak yaitu menghasilkan output atau lulusan yang baik. Hal ini
tidak lepas dari visi, misi maupun tujuan sekolah itu sendiri yang menginginkan
daya yang ada secara efektif dan efisien berdasarkan visi, misi dan tujuan awal.
Peran kepala sekolah juga akan berfikir bagaimana kegiatan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Melalui gagasan peran kepala sekolah dalam
tujuan pembelajaran seperti fasilitas ruang kelas yang nyaman untuk belajar.
melihat dan merealisasikan visi untuk kepentingan masa depan sekolah. Hal ini
tidak terlepas dari pemikiran kepala sekolah yag selalu aktif dan proaktif dalam
mampu membawa dampak sekolah yang dimpinnya berkemajuan dari segi fisik
E. Kerangka Teoritik
Teori yang akan digunakan dalam menganalisis data atau fakta dalam
oleh Mulyasa dan Muhamad Ali. Menurut Muhammad Ali, bahwa salah satu
12
adalah kepala sekolah11. Kepala sekolah menjadi sentral untuk menjamin
berkelanjutan.
pada teori dan praktek dengan fokusnya pada peran kepala sekolah yang
ditentukan oleh sejauh mana peran yang dimainkan oleh kepala sekolah.
2. Mutu pendidikan
data atau fakta adalah yang dikemukakan oleh Edward Sallis dan Umiarso.
11
Muhammad Ali, Manajemen Sekolah Islam, (Surakarta : Muhammadiyah University
Press, 2018), Hlm. 48
12
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), Hlm. 15
13
The term quality is a philosophical and methodological method that helps
institutions to plan the change and set the agendas to face of excessive
external pressure13.
For upgrading quality in the school we need to involve the leadership of the
principal in term of understanding the clear work vision14.
yang jelas.
yaitu input, proses, Output dan Outcome15. Teori dari pendapat umiarso ini
sangat sesuai dan relevan. Alasan memilih teori ini dikarenakan sesuai
13
Edward Sallis, Total Quality Managemen in Education, (Yogyakarta: Ircisod, 2012),
Hlm. 170.
14
Ibid. hlm. 180
15
Umiarso, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm.91.
14
dengan penelitian yang akan dilakukan dengan melihat mutu atau kualitas
F. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
deduktif berarti menganalisis data yang diperoleh dari yang bersifat umum
2. Jenis Penelitian
3. Pendekatan Penelitian
16
Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: M.Pd.I, M.P.I, M.H.I
Sekolah Pascasarjana UMS, 2017), hlm. 11.
17
Djaman satori & Aan Komariah, Metode Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 23
18
Sugiyono, Memahami Penelitiaan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 3.
15
Pendekatan adalah sudut pandang yang digunakan peneliti untuk
secara mendalam suatu fenomena sosial yang terjadi baik struktur, lapisan
maupun berbagai gejala sosial lainnya yang terkait. Dalam penelitian ini,
sekolah.
4. Sumber Data
mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan ini, data yang diambil
misalnya seperti di sekolah, masyarakat atau suatu lembaga lain yang diteliti.
Jumapolo Karanganyar.
19
Sudarno Shobron, dkk, Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: M.Pd.I, M.P.I, M.H.I
Sekolah Pascasarjana UMS, 2017), hlm. 18.
16
Subyek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang
Jumapolo Karanganyar
Karanganyar
Jumapolo Karanganyar
6. Pengumpulan Data
a. Observasi
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
b. Wawancara
20
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 59.
21
Djaman satori&Aan Komariah,Metode Kualitatif,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 105.
17
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
c. Dokumentasi
antara lain, surat, memo, otobiografi, diari, Journal, buku teks, surat
oleh peneliti sebagai bukti pendukung dan pemerkaya bagi informasi yang
7. Validasi Data
triangulasi.
evaluator;
22
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda, 2010), hlm. 186.
23
A. Chaidar Al Washilah, Pokoknya Kualitatif, (Bandung : PT. Kiblat Buku Utama,
2003), hlm. 155.
18
3. Theory Triangulation: The us multiple methods to study a single sent of
date;
single problem24.
8. Analisis Data
kedalam pola, kategori dan satuan diskriptif dasar25. Hakikat analisis data
merupakan upaya untuk mencari dan menata data secara sistematis dari catatan
1. Pengumpulan data
dan dokumentasi. Pengumpulan data dengan tiga alat diatas dalam rangka
menguatkan.
2. Reduksi data
24
Norman K. Danzin, The Handbook of Qualitative Research, (Jakarta: Sage Publicati,
2000), hlm. 391.
25
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2012), hlm. 174.
19
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
dipisahkan antara data yang relevan dengan data yang sama sekali tidak
3. Penyajian data
Tahap ini merupakan upaya untuk merakit kembali semua data yang
yang diambil dari data yang telah disederhanakan dalam reduksi data.
Tujuan dari penyajian data ini agar data yang sudah tersusun dapat dengan
4. Verifikasi
yang telah diperoleh dari berbagai informasi yang telah disajikan. Data yang
sudah terkumpul perlu diverifikasi agar terjalin hubungan yang saling terkait
antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Setelah itu data
G. Sistematika Pembahasan
Sebuah tesis akan lebih sistematis jika disusun dengan sistematika yang
sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik, maka berikut akan dijelaskan bagaimana
20
Dalam penelitian ini akan diawali dengan pendahuluan di Bab I yang
penelitian ini berjalan dengan baik dan terarah maka rumusan masalah menjadi
langkah selanjutnya. Tujuan Penelitian dilakukan agar apa yang ada dalam
rumusan masalah terjawab dengan baik dalam penelitian ini. Manfaat penelitian
penelitian ini. Sub selanjutnya adalah telaah pustaka guna mendudukkan dan
menempatkan penelitian ini dan sekaligus berfungsi sebagai inspirasi atau ide
untuk melanjutkan penelitian terdahulu yang masih terbuka untuk diteliti lebih
lanjut karena berbagai alasan. Kerangka teoritik juga diperlukan guna membantu
arah penelitian dan menjelaskan data. Metode penelitian harus dilakukan guna
21
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Islam
menjawab rumusan masalah masuk di Bab IV. Yang pertama adalah analisis
terhadap a)Diskripsi visi, misi dan tujuan di Sekolah Dasar Islam Terpadu
dari bab pertama sampai bab keempat. Pada bab ini berisi simpulan implikasi
22
23
BAB II
MUTU PENDIDIKAN
A. Kepala Sekolah
Istilah kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan
kerja sama26. Dalam hal ini kepala sekolah memiliki peranan yang sangat
dengan kedudukan27. Hal ini berarti bahwa, kedudukan adalah status yang
peran adalah konsekuensi atau akibat dari kedudukan atau status seseorang.
26
Sudarwan Danim, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta,
2009), hlm. 9.
27
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bumi Aksara : Jakarta, 1999),Hlm. 43
24
yang bertindak sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
kualitas atau mutu sekolah itu sendiri. Berangkat dari sinilah kepala sekolah
dengan semua warga sekolah29. Salah satu indikatornya adalah .Peran kepala
25
kegiatan olahraga. Pembinaan artistik dapat dilakukan dengan
tim evaluasi hasil belajar siswa untuk lebih giat bekerja, menggunakan
waktu belajar secara efektif di sekolah dengan cara mendorong para guru
26
diwujudkan dengan memberikan arahan dan bimbingan secara dinamis,
3. Peran Administrator
31
Muhammad Ali, Manajemen Sekolah Islam, (Surakarta : Muhammadiyah University
Press, 2018), Hlm. 52
32
Muhammad Ali, Manajemen Sekolah Islam, (Surakarta : Muhammadiyah University
Press, 2018), Hlm. 55
27
termasuk administrasi diantaranya adalah administrasi pembelajaran,
harus tetap terbuka kepada para stafnya. Hal ini dimaksudkan agar
segera terselesaikan.
4. Peran Supervisor
28
Diskusi kelompok dapat dilakukan bersama guru-guru maupun
yang tepat sesuai dengan tingkat kematangan para tenaga pendidik. Pada
33
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2004), Hlm. 116
29
intinya keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah
6. Peran Inovator
Kaitannya dengan peran ini, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
berdaya saing dan memiliki ciri khas sehingga tetap menjadi piliha
34
Muhammad Ali, Manajemen Sekolah Islam, (Surakarta : Muhammadiyah University
Press, 2018), Hlm. 69
30
kepada masyarakat. Apa yang dilakukan kepala sekolah ini akan
7. Peran Motivator
memerluhkan dorongan yang kuat. Dorongan itu bisa muncul dari dalam
dengan motivasi. Pertama yang harus diawali adalah niat dan keikhlasan
hati yang tulus untuk melakukan suatu pekerjaan 35. Dalam hal ini kepala
B. Mutu Pendidikan
yang jelas36. Berangkat dari sinilah bahwa kepala sekolah memiliki peran
dikaji. Hal ini dikarenakan semua orang sepakat bahwa pendidikan yang
35
Muhammad Ali, Manajemen Sekolah Islam, (Surakarta : Muhammadiyah University
Press, 2018), Hlm. 69
36
Edward Sallis, Total Quality Managemen in Education, (Yogyakarta: Ircisod, 2012),
hlm. 170.
31
Kaitannya dengan kajian tentang mutu pendidikan, hanya akan
1 ayat 1 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari
kadar; taraf atau derajat 38. Secara umum mutu juga untuk menjamin kualitas
32
pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan
ada sumber daya yang dijadikan proses. Sumber daya itu adalah input
a. Input Pendidikan
41
Umiarso, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Yogyakarta: IRCiSoD,
2010), hlm.126.
42
Ibuid. hlm.126.
43
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepeminpinan Kepala Sekolah. (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 12
33
Input adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk
1. Input sumber daya manusia: kepala sekolah, guru (termasuk guru BP),
kompetitif jika sumber daya manusia itu memiliki potensi yang tinggi
44
Basuki Wibawa, Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Vokasi, (Jakarta :
Bumi Aksara Group, 2017), hlm. 117
45
Nurul Hidayah, Peran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah di MAN 3 Malang,
(Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2005 ), hlm. 45.
34
secara aktif untuk menciptakan iklim sekolah yang mampu membentuk
b. Proses Pendidikan
35
(enjoyable learning),mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan
mereka dapatkan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik
sehari-hari dan yang terpenting peserta didik mampu belajar secara terus
aspek kualitas suatu pendidikan dikatakan bermutu dari segi proses jika
c. Output Pendidikan
49
Nurul Hidayah, Peran Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah di MAN 3 Malang,
(Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2005 ), hlm. 45.
36
keinginan masyarakat, orang tua dan pemerintah50. Indikasi output adalah
dasar seperti daya fikir, daya kalbu dan daya daya raga. Kemampuan
prestasi akademik misalnya hasil UN, lomba karya ilmiah remaja, lomba
yang tinggi, harga diri kejujuran, kerjasama yang baik, rasa kasih sayang
37
apabila telah memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh
suatu tujuan. Ruang lingkup mutu pendidikan mengarah pada input, proses,
52
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm. 170
38
4. Sistem tata pamong (good governance)
Tata pamong adalah tata pelayanan publik dalam suatu sistem yang
yang jelas. Meskipun sudah ada pembagian tugas dan tanggung jawab,
semua komponen.
a. Kepemimpinan Operasional
Dalam hal kepemimpinan operasional ini, kepala sekolah akan aktif dan
b. Kepemimpinan Organisasi
53
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan,(Bandung: Prenadamedia Group,
2016), Hlm. 15
39
Organisasi adalah institusi atau wadah sebagai suatu unit
terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi
organisasi54. Dalam hal ini kepala sekolah adalah pihak terdepan dalam
c. Kepemimpinan Publik
perilaku yang merupakan dasar bagi pemahaman diri dengan bagian yang
yang objektif dan efisien55. Kepala sekolah yang seperti ini adalah
Dalam hal ini kepala sekolah harus bisa menjadi orang kepercayaan
54
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan,(Bandung: Prenadamedia Group,
2016), Hlm. 24
55
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), Hlm. 39
40
sekolah inilah baik secara langsung atau tidak langsung akan membawa
6. Sistem Pengelolaan
a. Perencanaan
prosedur yang benar. Adapun tim yang membantu kepala sekolah dalam
penyusunan RKS ini adalah terdiri dari guru, konselor, komite sekolah
b. Pengorganisasian
56
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), Hlm. 54
57
Dedy Mulyasa, Pendidikan bermutu dan berdaya saing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Hlm. 100
41
Konsep pengorganisasian merupakan fungsi manajemen sebagai
penentuan pekerjaan yang harus dilakukan dalam tugas pokok dan fungsi
yang mengacu pada wewenang dan tanggung jawab yang diberikan 58.
c. Pengembangan Staf
berhasil jika apa yang dipelajari sesuai kebutuhan anak. Sebagai suatu
perhatian kedalam yaitu terhadap dirinya sendiri. Bila seorang guru ingin
58
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan,(Bandung: Prenadamedia Group,
2016), Hlm. 46
59
Made Pidarta, Manajeman Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2011 ),
hlm. 122.
60
Ibid hlm. 118.
42
kepustakaan, berlatih keterampilan dll. Pengembangan guru dilakukan
d. Pengawasan
pelaku kegiatan yang dalam hal ini adalah guru maupun karyawan.
e. Pengarahan
dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang ditetapkan organisasi 62.
61
Satori, Djaman. Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta,
2016)
62
Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung:
Alfabeta, 2009)
43
f. Representasi
lebih penting dari itu adalah realisasi kegiatan. Dalam hal ini kemampuan
g. Penganggaran
anggaran (budget) yang biasanya tercantum dalam RAPBS 63. Dalam hal
dengan penganggaran adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan dalam
konsep aplikasinya.
sekolah yang didapat dari dana pemerintah, masyarakat, orang tua dan
44
biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu kegiatan dalam kurun waktu
memposisikan sekolah.
7. Penjaminan Mutu
terdiri dari dua komponen yaitu penjaminan mutu internal dan penjaminan
mutu eksternal.
Muhammadiyah Jumapolo.
45
rujukan pengembangan kinerja mutu satuan pendidikan64. Dalam hal ini,
b. Audit Internal
yang obyektif, dan dan satuan aktifitas konsultatif yang bertujuan untuk
64
Djam`an, Satori, Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2016), Hlm. 144
46
Hasil-hasil yang dilakukan selama pelaksanaan audit internal digunakan
c. Audit Eksternal
d. Dokumen Mutu
47
Dokumen adalah kumpulan dari hasil kerja, dokumen ini terdiri
1. Perencanaan program
pencapaian.
48
9. Pengembanga lanjut penjaminan mutu65
sekolah yang bermutu. Dalam hal ini ada beberapa peran kepala sekolah,
Berangkat dari sinilah pemerintah membuat standar baru bagi guru yang
kualitas diri baik dengan cara melanjutkan studi atau melakukan kegiatan
65
Djam`an, Satori, Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2016), Hlm. 148
66
Imam Musbikin, Menjadi Kepala Sekolah yang Hebat, (Riau : Zafana Publishing, 2013),
Hlm. 110
67
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), Hlm. 16
68
Suyanto, Menjadi Guru yang Profesional, ( Surabaya : Erlangga, 2013), Hlm. 21
49
Mutu atau kualitas menitikberatkan fokusnya pada kepuasan
pembelajaran ini bisa dilihat dari sisi materi pembelajaran dan penggunaan
tersebut juga di dukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar
media pembelajaran.
69
Nurul Hidayah, Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (Yogyakart. Ar Ruzz Media, 2016), Hlm. 146
70
Suyanto, Menjadi Guru yang Profesional, ( Surabaya : Erlangga, 2013), Hlm. 88
50
penuh energi, terarah dan bertahan lama. Jadi motifasi merupakan faktor
yang paling penting bagi seseorang dalam melakuka aktifitas serta menjadi
penggerak dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu serta memberikan arah
berasal dari intrinsik yaitu dorongan, hasrat dan cita-cita. Motifasi ekstrinsik
iman, islam, takwa dan ihsan. Seorang pemimpin yang memiliki keimanan
yang kuat maka apa yang dilakukan dalam kepemimpinannya akan didasarkan
pada keridhoan Allah SWT. Islam berarti kepemiminan yang didasarkan pada
prestasi perdamaian sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT. Takwa
memiliki dasar taqwa ini akan bekerja sesuai dengan koridor syariat Islam.
Ihsan adalah identitas pemimpin yang selalau pada kebaikan dan memiliki
71
Khoe Yau Tung, Pembelajaran dan perkembangan belajar, (Jakarta : Indeks, 2015),
Hlm. 341
72
Nurul Hidayah, Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (Yogyakart. Ar Ruzz Media, 2016), Hlm. 147
51
perjalanan dalam mewujudkan kemaslahatan umat. Tak hanya kemaslahatan
dunia, seorang pemimpin juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengatur
serta mengawasi tegaknya syari’at Allah. Dalam kehidupan ini, manusia akan
maupun menjadi pemimpin bagi yang lain. Kesemuanya adalah fitrah manusia
yang dilahirkan ke dunia ini. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa setiap
hal ini kepala sekolah dituntut untuk memiliki serangkaian tugas dan tanggung
jawab yang harus diperankannya. Dalam perspektif Islam juga melekat pada
diri Nabi Muhammad SAW sebagai seorang yang berperan menjadi pemimpin
untuk membawa pengaruh dalam kemajuan Islam. Hal ini ditandai dengan
dengan kekuatan Iman74. Firman Allah SWT dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4
52
Artinya:
1. Katakanlah (Muhammad) "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.75"
Ayat diatas sangat jelas bahwa visi Nabi Muhammad SAW adalah
satunya tuhan yang berhak untuk disembah. Dari sini seorang pemimpin
harus mempunyai gambaran visi yang jelas. Implikasi pedagogis yang dapat
75
Kementrian Agama RI, Al Qur`an Al Mushawir, (Bandung: PT Al Hamra, 2014), hlm.
604.
76
Kementrian Agama RI, Al Qur`an Al Mushawir, (Bandung: PT Al Hamra, 2014), hlm.
604.
53
Ayat diatas mengisyaratkan tentang landasan tanggung jawab
pemimpin, kepala sekolah memiliki peran dan tanggung jawab yang besar
54
BAB III
GAMBARAN UMUM SEKOLAH DAN PERAN KEPALA SEKOLAH
JUMAPOLO KARANGANYAR
Karanganyar
Karanganyar yang terahir diperoleh adalah “A” dengan nilai 86 (amat baik)
55
muslim Jumapolo harus berjuang keras melawan kristenisasi. Ditahun
tekat yang kuat dari Bapak Sudasmen, qodarulloh ditahun 2005, salah satu
ditempat yang sama yaitu ISID (Institut Study Islam Darussalam) untuk
Jumapolo.
56
a. Memajukan kecamatan Jumapolo dari sisi pendidikan agar tidak
2. Letak Geografis
57
Letak yang strategis di jantung kota Jumapolo inilah yang menjadi
Dengan letak yang strategis, memudahkan orang tua wali murid untuk
menjangkau sekolah tersebut dalam segala hal baik informasi maupun antar
jemput anak. Tidak heran karena letaknya di jantung kota dan dihimpit oleh
A. Visi
berwawasan lingkungan.”
B. Misi
Mengacu pada visi sekolah diatas, maka misi yang akan dilaksanakan
sebagai berikut :
58
7. Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur dan bertanggung
C. Tujuan
59
4. Struktur Orgaisasi
Guru kelas I Guru kelas II Guru kelas III Guru kelas IV Guru kelas V Guru kelas VI
TU SEKOLAH BENDAHARA
SEKOLAH
SISWA
60
5. Profil Guru, Karyawan, dan Siswa
a. Keadaan Guru
para siswa ditingkat Dasar, Menengah maupun Atas. Staf pengajar dan
61
29 SITI KIFTIYAH, S.Pd GURU TAHFIDZ S1 GTT
30 ASRI ROMADHONI, S.Pd GURU TAHFIDZ S1 GTT
31 LATIFAH, S.Pd GURU TAHFIDZ S1 GTT
32 ARUL, S.Pd GURU TAHFIDZ S1 GTT
b. Keadaan Karyawan
PENDIDIKAN
NO NAMA JABATAN STATUS
TERAHIR
1 DIDIK SURYANTO,A.MK KA TU S1 GTY
2 RENDRA ISKANDAR,
STAF TU S1 GTY
S.Pd
3 WISNU AJI
STAF TU S1 GTT
RAMADHANI
4 DWI PRASETYO BASUKI PENJAGA S1 GTT
c. Keadaan Siswa
62
NO Kelas Jumlah
1 I 77
2 II 101
3 III 73
4 IV 84
5 V 78
6 VI 60
JUMLAH 473
1 Ruang Belajar 18
2 Ruang Ibadah / Masjid 1
3 Ruang Koperasi 1
4 Ruang Lap IPA 1
5 Ruang TU 1
6 Ruang Bnedahara 1
7 Ruang Perpustakaan 1
8 Ruang UKS 1
9 Kamar Mandi / WC 24
10 Ruang KS 1
11 Ruang Guru 2
12 Ruang Aula 1
13 Ruang LAP TIK 1
14 Ruang Yayasan 1
15 Ruang Musik 1
16 Ruang Lazizmu 1
17 Lapangan Voly 1
18 Lapangan Basket 1
19 Lapangan Futsal 1
20 Pakir 1
63
Tabel 4. Keadaan Fasilitas dan Bagunan
Tingkat Kecamatan
1. Juara 1 Putra Lomba Mapsi cabang Murottlil Quran 2014, 2016, 2017,
2018
3. Juara 1 Putra Lomba Mapsi cabang BTQ, PAI, GEBSA 2014, 2015,
4. Juara 1 Putri Lomba Mapsi cabang BTQ, PAI, GEBSA 2014, 2015,
11. Juara Harapan 2 Putra Lomba Mapsi cabang Macapat Islami 2014
12. Juara Harapan 2 Putri Lomba Mapsi cabang Macapat Islami 2014
64
17. Juara Harapan 2 Lomba Seni Cabang Pidato Bahasa Jawa 2014
18. Juara Harapan 3 Lomba Seni Cabang Pidato Cerita Nasional 2014
19. Juara 1 Putra & Putri Lomaba Mapsi Cabang Khot 2016
20. Juara 1 Putra POPDA Cabang Tennis Lapangan 2016, 2017, 2018
21. Juara 1 Putra POPDA cabang Tenis Meja 2015, 2016, 2017, 2018
27. Juara 1 Putra & Putri Lomba MTQ Pelajar Cabang Tilawah dan Tartil
2017
28. Juara 1 Putra & Putri Lomba Mapsi Cabang Pidato, Khot, tahfidz, LCC,
2018
31. Juara Umum Putra & Putri Jambore Ranting 2016, 2017, 2018
Tingkat Kabupaten
Quran 2014
2. Juara 1 Putra Lomba Mapsi Kab. Karanganyar Cabang TIK Islami 2014,
65
3. Juara 2Putra & Putri Lomba Mapsi Kab. Karanganyar Cabang PAI, BTQ,
GEBSA 2014
Karanganyar 2014
Karanganyar 2014
Karanganyar
12. Juara 1 Lomba Siswa Berprestasi Putra Tk. Kab. Karanganyar 2015
14. Juara 3 Putra lomba Mapsi cabang Kaligrafi Kab. Karanganyar 2015
15. Juara 3 Putra lomba Mapsi cabang Khitobah Kab. Karanganyar 2015
16. Juara 1 Putrilomba Mapsi cabang PAI Dan GEBSA Kab. Karanganyar
2015 , 2018
18. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang Tahfidz Kab. Karanganyar 2015 ,
2017
66
20. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang Tilawah Kab. Karanganyar 2015
21. Juara 1 Putrilomba Mapsi cabang TIK Islami Kab. Karanganyar 2015
22. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang TIK Islami Kab. Karanganyar 2015
23. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang Tahfidz Kab. Karanganyar 2016
24. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang Khitobah Kab. Karanganyar 2016,
2017, 2018
25. Juara 1 Putra lomba Mapsi cabang Karya Tulis Islami Kab.
Karanganyar 2016
26. Juara 1 Putri lomba Mapsi cabang Khot Kab. Karanganyar 2016
27. Juara 2 Putri lomba Mapsi cabang Khitobah Kab. Karanganyar 2016
28. Juara 2 Putra lomba Mapsi cabang LCC PAISUM Kab. Karanganyar
2016
29. Juara 3 Putra lomba Mapsi cabang PAI GEBSA Kab. Karanganyar
2016
30. Juara 3 Putri lomba Mapsi cabang Karya Tulis Ilmiah Islami Kab.
Karanganyar 2016
35. Juara 2 Putri Lompa Mapsi Cabang Khot & Tilawah 2018
67
Tingkat Provinsi
2015
2. Juara 2 Putra Lomba Mapsi Cabang Khitobah Tk. Provinsi Jawa Tengah
2016
Tingkat Nasional
Berangkat dari visi, misi dan tujuan yang sudah menjadi prinsip
Visi :
berwawasan lingkungan.”
Misi :
Mengacu pada visi sekolah diatas, maka misi yang akan dilaksanakan
sebagai berikut :
68
3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
Tujuan :
minat siswa.
69
8. Meningkatkan minat baca siswa serta masyarakat dan menjadikan 85%
9. Memiliki jiwa cinta tanah air dan berkepribadian yang kuat yang di
sekolah bapak Zainal Arifin memiliki peran besar dalam perumusan visi,
misi dan tujuan sekolah. Hal ini dikarenakan beliau adalah penggagas utama
pemikiran beliau yang diterima, namun ada beberapa yang perlu perbaikan.
Hal ini sesuai dengan wawancara penulis dengan bapak kepala sekolah yang
menjelaskan bahwa,
Tujuan
perjalanan sekolah akan diarahkan pada visi dan misi serta tujuan yang telah
mekanisme penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah dilakukan dalam rapat
70
yang dihadiri oleh ketua yayasan, kepala sekolah, perwakilah guru dan
keputusan tentang visi dan misi SDIT Muhammadiyah Jumapolo. Dalam hal
4. Peran Kepala Sekolah terhadap Sasaran dan Strategi Pencapaian Visi, Misi
dan Tujuan
kaitannya dengan pencapaian sekolah dalam hal visi dan misi adalah
misi sekolah dilakukan secara bertahap dengan sasaran dan strategi tertentu.
N INDIKATOR
TAHUN SASARAN STRATEGI
O
2005
a. Kenyamanan Pengadaan 18 kelas
1 -
belajar ruang kelas terpenuhi
2010
2 2010 a. Menuju Meningkatkan Akreditasi
- sekolah kualitas sekolah “A”
2015 akreditasi a.Pembelajaran
b.Administrasi
71
c.Sarpras
Prestasi
b. Prestasi non Pembangunan
POPDA &
akademik sarana olahraga
KEJURDA
2015 a. Menuju
Adiwiyata
- sekolah Penghijauan
tingkat provinsi
2019 adiwiyata
Membiasakan
membaca 10
menit sebelum
Budaya literasi belajar &
b. Prestasi kebiasaan anak
akademik membaca buku
3 di perpustakaan
5 besar UN Tk.
Tim UN
Kecamatan
Tim Sains Juara MAPSI
a. Pembiasaan a.Tertib sholat
Fardhu &
c. Kedisiplinan Sholat Duha
b. Pengadaan b.Pembangunan
Ibadah
tempat masjid
ibadah
Visi, misi dan tujuan yang telah digagas oleh sekolah selanjutnya
dalam mensosialisasikan visi, misi dan tujuan kepada guru dan karyawan
akan dibingkai dalam kegiatan brifing setiap pagi maupun dalam rapat dinas
oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Kepala sekolah mewajibkan
semua guru dan karyawan hafal dengan visi, misi dan tujuan sekolah
termasuk anak-anak. Hal ini sudah teruji ketika penilaian adiwayata oleh tim
72
Seperti penyataan bapak kepala sekolah dalam wawancara penulis
mengatakan bahwa,
Hal yang serupa juga disampaikan oleh salah satu guru SDIT yang
Upaya sosialisasi ini dilakukan oleh guru maupun karyawan dalam setiap
organisasi tertentu. Hal ini sesuai dengan wawancara penulis dengan bapak
73
“Dalam beberapa kesempatan saya menyampaikan sekapur sirih
tentang SDIT Muhammadiyah Jumapolo berikut visi dan misinya. Ini
adalah bagian dari perjuangan kami untuk mengenalkan SDIT.
Dalam beberapa kesempatan itu seperti di karang taruna, BMT,
BADKO, PDM, IPHI,dalam kajian-kajian dll”.
(Zainal Arifin, wawancara, 01 Maret 2019)
Karanganyar
guru maka akan menghasilkan kinerja yang baik sehingga akan ada korelasi
74
Bentuk kepemimpinan kepala sekolah dalam lembaga pendidikan
yaitu :
1. Kepemimpinan operasional
bahwa,
75
Lebih lanjut dalam pemaparan wakil kepala sekolah I menyebutkan
pelaksanaan pendidikan untuk visi dan misi sekolah seperti waka kurikulum,
ini memiliki wilayah kerja yang berbeda tetapi dalam satu tujuan.
setiap pelaksanaan kegiatan guna mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.
2. Kepemimpinan organisasi
pada tata kerja antar unit dalam organisasi sekolah. Dalam hal ini
sekolah.
3. Kepemimpinan publik
76
Kepala sekolah seperti ini adalah mereka yang memiliki
c. Sistem Pengelolaan
dibawah tanggung jawab kepala sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah
menjelaskan bahwa,
1. Perencanaan
77
masing-masing waka di awal tahun pembelajaran dan masuk
dalam RKS dan penganggarannya dalam RAPBS. Di SDIT
Muhammadiyah Jumapolo juga terdapat program kerja yang
dirancang di awal tahun pembelajaran. Dalam hal ini biasa
disampaikan masing-masing waka dalam rapat dinas awal tahun.
Ini merupakan bukti bahwa SDIT Muhammadiyah Jumapolo siap
dalam melaksanakan pendidikan karena sudah ada perencanaan
yang matang di awal tahun”.
(Sriyadi, wawancara, 01 Maret 2019)
2. Pengorganisasian
3. Pengembangan staf
menjelaskan bahwa :
78
(Sriyadi, wawancara, 01 Maret 2019)
4. Pengawasan
menjelaskan bahwa :
5. Pengarahan
6. Representasi
menjelaskan bahwa :
79
akan menyetujui kegiatan tersebut. Inti dari kegiatan adalah
mendidik. Sekolah berharap bahwa kegiatan tidak harus banyak
akan tetapi sedikit kegiatan tapi mengena pada tujuan sekolah.
Bahkan kegiatan yang tidak masuk dalam program kerja bisa
dilaksanakan secara kondisional”.
(Sriyadi, wawancara, 01 Maret 2019)
7. Penganggaran
d. Penjaminan Mutu
80
jawaban. Untuk pelaksanaan penjaminan mutu itu sendiri kami
awali dengan target pencapaian”
(Zainal Arifin, wawancara, 02 Mei 2019)
2. Audit internal
menjelaskan bahwa :
3. Audit eksternal
81
Berdasarkan wawancara kami dengan wakil kepala sekolah I
4. Dukumen mutu
82
Setelah itu kami melakukan cek dokumentasi kegiatan. Beberapa
a. Stadar Isi :
b. Standar Proses
(RPP)
83
1. Siswa memperoleh pengalaman belajar dengan dukungan berbagai
dan inovatif
dan memadai
f. Standar Pengelolaan
84
3. Memiliki struktur organisasi yang jelas
lembaga lain
g. Standar Pembiayaan
penyusunan RAPBS
h. Standar Penilaian
dibawah kepemimpinan Zainal Arifin yang memiliki kecakapan diri yang baik
85
dalam menggagas visi untuk diwujudkan menjadi aksi, menjadikan sekolah
pembelajaran di SDIT, merujuk pada visi dan misi sekolah. Hasil belajar
anakpun sesuai dengan harapan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan
tersebut adalah :
86
1. Meningkatkan profesionalisme guru
sekolah menuntut Guru agar memiliki kompetensi sebagai pendidik. Hal ini
mengatakan bahwa :
Guru yang profesional adalah guru yang tidak hanya mahir dalam
bahwa,
87
Apa yang disampaikan oleh Retno Wijiansih, senada dengan yang
mengatakan bahwa:
88
Muhammadiyah Jumapolo menuntut bapak ibu guru memiliki
profesionalisme dalam mengajar. Guru harus memahami materi
pembelajaran sehingga baik metode maupun media yang
digunakan akan tepat. Guru juga harus memahami tingkat
perkembangan anak yang dari situlah guru bisa melakukan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan anak dalam
pembelajaran”.
(Siti Maesaroh, wawancara, 28 Januari 2019)
89
yang memiliki luas 4000 m2 dengan gedung berlantai dua yang
terdiri dari 18 kelas, Gedung perpustakaan lantai 2, masjid,
halaman olahraga, halaman parkir, kantin, kantor guru, kantor
karyawan, ruangan IT, UKS, kator Laziz, 18 kamar mandi.
Kesemuanya terjaga dan tertata baik karena untuk sarpras ini
ada penanggung jawabnya.
(Suryono, wawancara, 28 Januari 2019)
dalam belajar maka hasilnyapun kurang maksimal. Dalam hal ini kepala
visioner tidak terlepas dari strategi yang digunakan. Strategi ini lebih merujuk
pada sistem sekolah. Sistem inilah yang akan mengarahkan serta membatasi
90
Peningkatan profesionalisme guru dimaksudkan untuk menyiapkan
magang bagi guru baru dan pelaksanaan pelatihan bagi guru senior. Dalam
Hal yang senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah III,
91
Sekolah itu identik dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
proses yang dimaksudkan agar terjadi transfer ilmu dari guru kepada peserta
mengatakan bahwa:
bahwa,
92
Sarana dan prasarana hakikatnya digunakan dalam rangka
dan siwa. Secara umum sarana dan prasarana sangat penting untuk
menyampaikan bahwa:
pendidikan di sekolah yang utamanya pada prestasi siswa. Dalam hal ini,
sekaligus meningkatkan motifasi belajar siwa dalam berbagai cara. Hal ini
93
Siswa yang memenangi beberapa perlombaan seperti LCC, Siswa
berprestasi, OSN, MAPSI dll juga diberikan hadiah oleh sekolah. Hal ini
profesionalisme guru.
94
Dengan bekal keilmuan yang mumpuni inilah yang menjadikan para
alumni pesantren bisa diterima dimanapun termasuk SDIT
Muhammadiyah Jumapolo. Kaitannya dengan skill, keterampilan
bahkan ijazah yang tidak sesuai kualifikasi SDIT, semuanya itu bisa
dipelajari dan dipenuhi dengan berbagai kegiatan atau studi lanjut”.
(Zainal Arifin, wawancara, 18 Febuari 2019)
Pembelajaran
bukanlah full day school. Mata pelajaran yang banyak serta materi yang luas
pukul 10.00 dihari jumat dan sabtu. Dalam hal ini SDIT Muhammadiyah
95
siswi yang tertinggal serta perlu adanya pengorganisasian materi. Hal ini
3. Kendala dan solusi peran kepala sekolah dalam peningkatan Sarana dan
Prasaran
memiliki peran yang sangat penting. Dimana sarana dan prasarana ini yang
yang dibutuhkan sekolah. Satu hal yang menjadi kendala serius dalam hal
pemenuhan sarana dan prasarana ini yaitu perihal penggalian dana untuk
Jumapolo memiliki donatur tetap seperti wali murid, BMT Dinar Barokah
dan BMT Muamalat serta kerja sama dengan percetakan seperti Airlangga
sampai pada membuka canel pada anggota dewan dan luar negeri seperti
96
qatar carrity. Hal ini serupa dengan yang di sampaikan oleh kepala sekolah
Belajar Siswa
kerja sama yang baik antara orang tua dengan guru. Hal ini dikarenakan
ketika anak berada di sekolah maka guru adalah orang pertama kali yang
bertanggung jawab. Namun ketika anak sudah di rumah maka orang tua
yang harus bertanggung jawab dalam pengawasan anak. Jika orang tua
pendidikan akan terhambat. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
97
(Zainal Arifin, wawancara, 18 Febuari 2019)
98
BAB IV
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KARANGANYAR
motifasi dan kekuatan untuk suatu tujuan. Misi itu sendiri yang akan
misi maupun tujuan saling berhubungan erat dan bersinergi dalam setiap
99
visi sekolah itu sendiri. Tujuan merupakan hasil akhir dari penyelenggaran
bapak Zainal Arifin memiliki peran besar dalam perumusan visi, misi dan
tujuan sekolah. Hal ini dikarenakan beliau adalah penggagas utama visi dan
pendidikan Islam.
berdirinya sekolah yang dinahkodai oleh bapak Zainal Arifin selaku kepala
77
Nurul Hidayah, Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (Yogyakart. Ar Ruzz Media, 2016), Hlm. 89
100
sekolah. Dengan musyawarah dari pihak sekolah, pimpinan dan stakeholder,
Karanganyar. Visi, misi dan tujuan yang telah digagas dalam forum
mampu menggiring opini forum terkait visi, misi dan tujuan agar memiliki
makna mendalam yang terpercaya dan bersifat nyata sebagai tujuan sekolah
yang harus dicapai. Akhir dari peran kepala sekolah dalam merumuskan
visi, misi dan tujuan selanjutnya adalah memastikan bahwa visi, misi dan
tujuan yang telah disepakati harus dapat dimengerti dan difahami sebagai
cita-cita sekolah. Inilah hakikat visi, misi dan tujuan SDIT Muhammadiyah
Burt Nunus bahwa visi haruslah kredibel dan realistis serta dapat dimengerti
Tujuan
pemikiran bapak kepala sekolah, dirumuskanlah visi dan misi sekolah yang
101
beberapa pihak guna untuk mendapatkan kesepakatan bersama terkait
Gagasan kepala sekolah yang dituangkan dalam visi dan misi selanjutnya
sekolah, guru dan komite serta perwakilan dari stakeholder. Dalam rapat
Muhammadiyah Jumapolo. Visi dan misi tersebut bisa berasal dari kepala
Secara garis besar mekanisme konkrit dari visi dan misi SDIT
102
3. Dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan.
4. Visi, misi dan tujuan diputuskan dalam rapat pimpinan yang di hadiri
Artinya dalam menggagas visi, misi dan tujuan sekolah, pihak SDIT
kebijakan.
4. Peran Kepala Sekolah terhadap Sasaran dan Strategi Pencapaian Visi, Misi
dan Tujuan
N INDIKATOR
TAHUN SASARAN STRATEGI
O
2005
b. Kenyamanan Pengadaan ruang 18 kelas
1 -
belajar kelas terpenuhi
2010
Meningkatkan
c. Menuju kualitas
Akreditasi
sekolah d.Pembelajaran
2010 sekolah “A”
akreditasi e.Administrasi
2 -
f. Sarpras
2015
a. Pembangunan Prestasi
d. Prestasi non
sarana olahraga POPDA &
akademik
b. Ekstrakurikuler KEJURDA
3 2015 d. Menuju Penghijauan Adiwiyata
- sekolah tingkat
2019 adiwiyata provinsi
103
Membiasakan
membaca 10
menit sebelum
belajar &
Budaya literasi kebiasaan anak
membaca di
perpustakaan
pada jam
e. Prestasi istirahat
akademik
Adanya
pelatiahan-
Peningkatan kualitas
pelatihan bagi
pembelajaran
guru
(workshop dll)
5 besar UN Tk.
Tim UN
Kecamatan
Tim Sains Juara MAPSI
c. Pembiasaan e.Tertib sholat
Fardhu &
f. Kedisiplinan Sholat Duha
Ibadah d. Pengadaan tempat f. Pembanguna
ibadah (Masjid) n masjid
104
waktu, SDIT Muhammadiyah Jumapolo terus melakukan perbaikan fisik
POPDA dan pencak silat KEJURDA di torehkan oleh siswa siswi SDIT
105
Ditahun 2016 – 2019 SDIT Muhammadiyah Jumapolo berangkat
menjadi sekolah rintisan adiwiyata. Hal ini berangkat dari visi SDIT
Tengah.
setiap kelas.
106
Muhammadiyah Jumapolo berada di peringkat 11 di kecamatan Jumapolo.
di kecamatan Jumapolo. Tim sains itu sendiri merupakan tim yang bertugas
seperti LCC, cerdas cermat, O2SN, MAPSI dll. Hasilnya dari tahun ke
dalam kategori berhasil sesuai dengan harapan yang menjadi visi dan misi
diperoleh dalam proses pembelajaran. Hal ini akan tampak pada waktu
pengetahuan.
perubahan dalam ranah sikap peserta didik. Dalam hal ini tampak dari segi
ketaatan peraturan, kedisiplinan yang baik, tanggung jawab yang baik dll.
107
pemakaian atribut upacara dll. Dalam pengamatan penulis juga tidak
jawab siswa juga berada pada posisi yang baik. Dalam observasi penulis
dalam beberapa kelas tidak ditemukan siswa yang tidak mengerjakan PR.
Hampir semua siswa mengerjakan tugas rumah. Ditemuka siswa yang tidak
meningkatnya kualitas keimanan dan ketaqwaan anak. Hal ini tampak dalam
aksi solidaritas. Hal ini merupakan indikasi bahwa kualitas keimanan dan
ketaqwaan peserta didik berada pada posisi yang baik termasuk di dalamnya
adalah perilaku atau akhlaq siswa. Dalam observasi penulis hampir setiap
hari ditemukan ada peserta didik yang menemukan uang baik di kelas
maupun diluar kelas. Anak yang menemukan uang akan selalu malapor
adalah pembekalan pada anak akan lingkungan. Artinya adalah, anak harus
memiliki wawasan lingkungan yang baik. Tujuan ini akan selalu di muat
108
dalam administrasi guru baik silabus maupun RPP dalam setiap muatan
sangat tinggi. Siswa selalu membuang sampah pada tempat sampah. Siswa
maupun di luar kelas. Siswa juga sangat mencintai penghijauan. Hal ini
akan tampak pada taman yang dimiliki masing masing kelas. Siswa
coach atau pelatih. Dalam hal ini seorang pemimpin bervisi dituntut untuk
prioritas.
Visi, misi dan tujuan yang telah digagas oleh sekolah dan beberapa
visi, misi dan tujuan kepada guru dan karyawan akan dibingkai dalam
109
dinas oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah. Setiap hari senin dan
jum`at brifing pagi dipimpin oleh kepala sekolah. Hari-hari yang lain,
brifing akan dipimpin oleh wakil kepala sekolah atau waka yang memiliki
kepentingan.
termasuk tujuan sekolah. Adapun sosialisas visi, misi dan tujuan sekolah
terhadap siswa dilakukan dalam setiap kesempatan dan kegiatan. Hal ini
menjawab pertanyaan dari tim penilai seputar visi dan misi sekolah. Hal ini
dikarenakan sejak awal anak sudah dikenalkan dan difahamkan akan visi
SDIT Muhammadiyah Jumapolo dengan visi, misi dan tujuan sekolah baik
masyarakat luas. Hal ini dilakukan kepala sekolah bersamaan dengan tugas
yang baik dengan pemikiran yang jauh kedepan menjadikan bapak Zainal
110
NO TAHUN JABATAN
Nunus. Dalam teorinya disebutkan bahwa peran kepala sekolah yang visioner
dituntut mampu menjadi juru bicara yang baik untuk suatu visi. Kepala SDIT
tidak hanya pada internal sekolah melainkan juga ke masyarakat luas (eksternal
78
Burt Nanus, Visionary Leadership, (Sanfransisco California: Jossey Bass Publisher,
1992), Hlm. 12
111
B. Diskripsi Mutu Pendidikan di SDIT Muhammadiyah Jumapolo
Karanganyar
Hal ini tidak terlepas dari figur kepala sekolah yang demokratis dan kepala
sekolah. Dalam hal ini adanya pembagian kerja dalam struktur sekolah
kebijakan tidak hanya ditentukan oleh kepala sekolah saja ataupun waka
melainkan semua guru dan karyawan memiliki peluang yang sama dalam
112
Secara organisatoris, kedudukan kepala sekolah berada di bawah
Kepala sekolah juga dibantu oleh pembina sekolah dalam hal internal
kesiswaaan.
akan dilaksanakan oleh guru baik guru mapel maupun wali kelas yang
dibantu oleh bagian tata usaha dan bendahara sebagai pemegang finansial.
113
Adapun penjaga dan kantin sebagai penunjang keberhasilan kegiatan.
proses maupun output. Input adalah segala masukan baik baik siswa, guru,
sarpras dll. Proses adalah berlangsungy input dalam kegatan. Ouput adalah
hasil dari proses. Dalam hal ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut
Integrasi Komponen
EFEKTIVITAS
&
KUALITAS
yang baik adalah adanya hubungan atau keterkaitan antara input, proses
dan output. Jika ketiga komponen diatas dapat berjalan dengan baik maka
berpengaruh pada proses dan proses akan berpengaruh pada output atau
lulusan. Harapannya adalah ada efektifitas dan kualitas baik input ataupun
114
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Kepemimpinan operasional
sekolah.
115
2. Kepemimpinan organisasi
semua komponen dalam sekolah adalah satu kesatuan yang saling bekerja
sama guna untuk mencapai tujuan sekolah. Berikut ini adalah struktur
2018/2019
79
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010),
Hlm. 139
116
MAJELIS DIKDASMEN
UPT PUD NFI & SD
MUHAMMADIYAH
JUMAPOLO JUMAPOLO
Guru kelas I Guru kelas II Guru kelas III Guru kelas IV Guru kelas V Guru kelas VI
TU SEKOLAH BENDAHARA
SEKOLAH
SISWA
117
Muhammadiyah yang menangani sekolah Muhammadiyah. Lebih lanjut,
pembina sekolah yang dalam hal ini adalah ketua yayasan serta komite
kepada guru dan karyawan untuk ditindak lanjuti dalam aksi di lapangan.
118
baik di nternal sekolah maupun eksternal sekolah yang mencakup
kelas maupun guru mapel adalah sebagai pemeran utama. Artinya guru
itu keberadaan penjaga sekolah, kantin sekolah dan antar jemput siswa
119
adalah pelayan bagi siswa. Penjaga sekolah pelayan dalam bentuk
3. Kepemimpinan publik
penting diluar sekolah. Kepala sekolah seperti ini adalah mereka yang
120
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin publik ini
c. Sistem Pengelolaan
Mengelola sekolah pastinya menggunakan prinsip bisnis agar visi, misi dan
tujuan sekolah dapat terwujud. Dalam hal ini pengelolaan diartikan sebagai
121
1. Perencanaan
biasanya akan dirancang di awal tahun pembelajaran. Dalam hal ini biasa
disampaikan masing-masing waka dalam rapat dinas awal tahun. Inti dari
perencanaan adalah kegiata yang akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan
belanja sekolah).
kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran. Sumber dana berasal dari
80
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Yogyakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), Hlm. 61
122
objektif kepentingan sekolah. RAPBS harus berdasarka pada rencana
2. Pengorganisasian
tugas seorang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan 81. Dalam hal ini
potensi manusiawi yang tidak hanya berlaku bagi siswa akan tetapi juga
memiliki tugas dan tanggung jawab di luar mengajar. Ada yang menjadi
81
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2009), Hlm.
49
123
Dalam praktek pengorganisasian yang berada di SDIT
3. Pengembangan staf
82
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran, (Bandung;
Alfabeta), Hlm. 101.
124
dilakukan dengan studi lanjut, berikut ini daftar guru yang melanjutkan
studinya :
NO NAMA KETERANGAN
2 Sriyadi S1 PGSD
3 Supriyanto S1
5 Ali Sodiqin S1
6 Wisnu Aji S1
4. Pengawasan
pekerjaan oleh guru berjalan secara optimal sesuai tujuan. Dalam konteks
125
maanajemen pendidikan, pengawasan dilaksanakan sebagai bentuk
5. Pengarahan
126
pendidikan sekolah hanya dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki
6. Representasi
sebuah konsep atau ide yang memiliki makna dari suatu objek atau
127
menyampaikan pendapat terutama dalam hal pelaksanaan kegiatan.
Sekolah tidak akan membatasi kegiatan harus sampai sejauh mana. Jika
banyak akan tetapi sedikit kegiatan tapi mengena pada tujuan. Bahkan
7. Penganggaran
yang buat harus sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
atau barang yang akan diadakan. Itu semua masuk dalam RAPBS
84
Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, (Bandung : Alfabeta, 2012),
Hlm. 191
128
SDIT Muhammadiyah Jumapolo tidak mempermasalahan anggaran
pelaksanaan kegiatan.
tabel berikut :
DANA BOS
Jumlah Nominal
Jumlah Total
Siswa Per anak
476 siswa @ Rp. 800.000,- Rp. 380.800.000,-
129
3 Rp. 65.700.000,-
Rp. 75.000,- X 73 siswa Rp. 5.475.000,- x 12
4 Rp. 66.600.000,-
Rp. 75.000,- X 84 siswa Rp. 5.550.000,- x 12
5 Rp.70.200.000,-
Rp. 75.000,- X 78 siswa Rp.5.850.000,- x 12
6 Rp. 54.000.000,-
Rp. 75.000,- X 60 siswa Rp. 4.500.000,- x 12
TOTAL Rp. 470.100.000,-
Dalam setiap tahunnya dana yang masuk 100% untuk kegiatan operasional sekolah.
d. Penjaminan Mutu
pendidikan sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan oleh
delapan standar.
130
pembiayaan, standar sarana dan prasarana. Delapan standar ini
2. Audit internal
hal ini kegiatan dilakukan dengan pelaporan secara berkala dan supervisi
pendidik.
85
Dedy Mulyasa, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya), Hlm. 135
86
Dunia Siagaan, Principal’s Leadership in Building Teacher Professionalism, ( Universitas
Neger Padang :Atlantis Press, 2019), Hlm. 5.
131
meningkatkan kemampuan profesional agar proses pendidikan dapat
oleh siswa. Artinya, siswa ikut berperan dalam penilaian kinerja guru
dalam penilaian ini berupa angket. Siswa diminta untuk mengisi angket
tindak lanjut.
3. Audit eksternal
yang unggul dalam mutu pendidikan. Evaluasi dari program akreditasi ini
akreditasi sekolah atau madrasah dalam kurun waktu lima tahun sekali.
(Unggul).
87
Wahyudi, KepemimpinanKepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran, (Bandung:
Alfabeta, 2009), Hlm. 96
132
Selain akreditasi, audit eksternal yang dilaksanakan di SDIT
4. Dukumen mutu
dalam berbagai kegiatan dan program yang akan dan sudah berlangsung
berbagai laporan kegiatan sekolah. Dokumen mutu juga dapat dilihat dari
hasil audit internal sekolah yang dilakukan kepala sekolah maupun audit
akreditasi sekolah. Dalam hal supervisi guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah maupun yayasan dapat dilihat dalam form penilaian kinerja guru
133
Sarana dan Prasarana; 6) Standar Pengelolaan; 7) Standar Pembiayaan
sebagai berikut :
a. Stadar Isi :
b. Standar Proses
(RPP)
134
4. Dalam standar proses ini dilakukan berbagai kegiatan workshop
dan inovatif
135
2. Sekolah menyediakan tempat bermain/berolahraga dengan luas
dan memadai
f. Standar Pengelolaan
lembaga lain
g. Standar Pembiayaan
penyusunan RAPBS
h. Standar Penilaian
136
Dari pelaksanaan penjaminan mutu diatas dapat disimpulkan bahwa
mencakup :
pendidikan dilakukan secara bertahap melalui proses yang benar, tepat dan
adalah yang akan memberikan hasil pada input, proses dan output yang baik
137
Pemaparan bapak kepala sekolah dalam pencapaian visi dan misi
berawal dari menciptakan suasana belajar yang nyaman. Hal ini dilakukan
dengan memberikan ruang atau fasilitas kelas yang baik. Kedua, menuju
prestasi baik akademik maupun non akademik dengan cara menciptakan suatu
sistem. Untuk mencapai tujuan ini muncul istilah budaya literasi, tim sukses
UN, club sains, club kepanduan, kelas tahfidz dll. Keempat, menuju sekolah
pemaparannya secara garis besar terdapat empat point penting yang menjadi
belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Imam Musbiki.
Keempat hal inilah yang akan menjamin Input, proses dan output berkualitas.
Berikut penjelasannya :
138
1. Peningkatan profesionalisme guru
dibangun oleh dua pihak secara bersama-sama, yaitu guru sebagai pihak
pihak yang dituntut untuk memberikan penghasilan yang layak kepada guru.
88
Dwi Yuwono Puji Sugiharto, Development Model of Profesionalism Guidance and
Counseling Teacher, ( Universitas Negeri Semarang: Atlantis Press, 2018), hlm 28
139
bersertifikasi. Intinya, guru dan pemerintah harus memberikan kontribusi
lulus dalam program sertifikasi ini akan diberikan tunjangan gaji tambahan
tersebut, guru yang telah lulus sertifikasi dapat dikatakan sebagai guru yang
sebagai pendidik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh suyanto,
kualitasnya 89
Dalam hal pembelajaran seperti prota, promes, silabus dan RPP adalah tugas
kegiatan maupun laporan kegiatan selalu dilakukan juga dengan sifat yang
89
Suyanto, Menjadi Guru yang Profesional, ( Surabaya : Erlangga, 2013), Hlm. 21
140
kondisional. Administrasi sekolah sangat penting karena untuk beberapa
adalah suatu upaya untuk mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih
baik. Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas belajar dan
tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik itu sendiri sesuai tugas-
tugasnya
adalah pemafaatan metode dan media. Dua hal ini akan memegang peranan
dan media yang sesuai akan menjadikan materi yang dibawakan guru
141
Adanya sebuah paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa
proses belajar itu identik dengan buku dan menulis. Secara tidak langsung
hal ini telah mematikan kreatifitas tenaga pendidik kita yang selama ini
komunikasi satu arah (ceramah) dalam kelas adalah sistem pengajaran yang
Belajar Mengajar.
142
3. Peningkatan sarana dan prasarana
standar sekolah atau instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana
90
Ainon Ramli, The Impact of Facilities on Student’s Academic Achievement, International
Journal of Educational, (Malaysia : Universiti Malaysia Kelantan, 2018), hlm. 7.
143
berada di desa tidak memiliki fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara
dan peran penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan tulis dan peragaan
91
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
Hlm. 49
144
Muhammadiyah sudah memiliki sarana yang baik sehingga sanagat
peserta didik. Dua hal ini merupakan refleksi sekolah yang menjadi sorotan
notabennya ini sifatnya masih relatif. Kualitas akan menjadi tolak ukur yang
Semua ini tentu tidak terlepas dari peran guru dalam mendidik dan
mengajari siswa dan siswi sehingga peserta didik akan meningkat secara
kualitas. Kualitas peserta didik inilah yang sering kita kenal dengan istilah
mutu Output.
merupakan pencapaian siswa dari segi penilaian yang merupakan hasil dari
proses belajar. Adapun media ukurnya adalah dengan tes. Hasil dari prestasi
LCC, Siswa berprestasi, OSN, MAPSI dll. Gambaran ini hanya sebagian
Selama ini SDIT Muhammadiyah Jumapolo dalam kategori baik dalam hal
prestasi akademik.
145
Sementara itu prestasi non akademik adalah prestasi yang diperoleh
ini juga diukur melalui perlombaan. Hasil perlombaan ini yang sebagai
Jumapolo dari tahun ketahun seperti menjuarai berbagai even seperti dalam
lainnya.
juga berdampak pada integrasi sosial. Ada korelasi antara motifasi akademik
yang berpengaruh pada pengalaman anak dalam integrasi sosial 92. Peran
guru dalam hal ini diantaranya adalah memberikan motifasi keadaan siswa
dalam belajar. Anak yang yang memiliki motifasi dalam belajar akan
siswa itu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik adalah faktor yang datang dari dalam diri siswa. Faktor
146
Dalam hal ini yang berperan adala guru. Semua guru di SDIT
siswa untuk tetap semangat dalam belajar. Siswa yang sudah memiliki jiwa
semangat dalam belajar maka siswa akan sampai pada apa yang dicita-
citakan.
dengan kepala sekolah, ada beberapa langkah strategi yang di tempuh dalam
sama. Pada dasarnya strategi adalah cara yang ditempuh untuk memperlancar
tujuan yang ingin dicapai. Berikut strategi yang dilakukan kepala sekolah
Karanganyar.
berperan sebagai educator yaitu harus memiliki strategi yang tepat untuk
strategi menuntut aktif peran kepala sekolah dan semua lini yang terlibat
didalamnya. Karena tanpa sinergi yang baik antara kepala sekolah dan
93
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandunga; Remaja Rosdakarya,
2007), Hlm. 98
147
Muhammadiyah Jumapolo Karanganyar, peran kepala sekolah dalam
a. Masa magang
harus dirancang guna menjadikan guru yang profesional 94. Dalam hal ini
bulan bagi guru pemula. Pada waktu magang inilah guru di tuntut untuk
bersangkutan untuk belajar. Bekerja sambil belajar. Dalam masa OJT ini,
sebagai guru tidak tetap yayasan atau bahkan diberhentikan dari guru
Dalam proses magang inilah guru terus belajar menyesuaikan diri dan
94
Stagg Peterson, Shelley, Professional Lives and Initial Teacher Education Experiences of
Indigenous Early Childhood Educators, Childcare Workers, and Teachers in Northern Ontario ,
International Journal of Educational, (Canada : Reports - Research,2019), hlm. 9.
148
yang cerdas akan terus banyak belajar dari rekannya yang dianggap
profesional.
tersebut akan dinyatakan menjadi guru tidak tetap yayasan yang dalam
dll. Kegiatan seperti ini harus dilakukan secara sistematis dan dilakukan
Pada masa OJT inilah guru dituntut untuk belajar menjadi guru
4. Ketepatan waktu
7. Loyalitas
8. Akhlaq
149
Bagi guru lama, peningkatan profesionalitas guru dilakukan
1. KKG
kecamatan Jumapolo.
Kegiatan KKG internal sekolah terdiri dari dua menu yaitu menu
150
adalah semua guru dibagi menjadi 3 kelompok yaitu pendalaman
2. Diklat
sekolah seperti diklat guru agama, wali kelas dll. Diklat termasuk
3. Workshop
151
workshop ini biasa dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Sebelum
c. Pembinaan internal
pokok adalah diknas dan kemenag serta ISMUBA sebagai ciri khusus,
152
sedangkan kurikulum Gontor sebagai penunjang keilmuan siswa.
dalam pembelajaran.
efisien inilah yang akan menjadi salah satu indikator tercapainya mutu
96
Yeo, Michelle, Inquire, Imagine, Innovate: A Scholarly Approach to Curriculum
Practice, International Journal of Educational, (Canada : Reports - Descriptive,2019), hlm. 9
153
pembelajaran. Dalam hal ini SDIT Muhammadiyah Jumapolo, dalam
b. Pemanfaatan metode
didepan anak ketika guru tidak memahami dalam hal penggunaan metode
dari dari segi proses. Hal ini dikarenakan tataran inilah mereka akan
Pemilihan metode sangat penting agar materi yang dibawakan oleh guru
97
Umaidi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Ditjen Dekdasmen : Depdiknas, 2004),
Hlm. 159
154
ibu guru di SDIT Muhammadiyah Jumapolo bervariasi. Dalam
teacher, sosio drama, shord card, BCM dll. Dalam pembelajaran Iqrok
sarana dan prasarana yang ada seperti gedung maupun media pembelajaran.
ini adalah:
155
Hal ini dilaksanakan dengan melakukan pendataan serta
pihak guru. Jika sarana yang diperluhkan tidak tersedia maka sekolah
mengecek keadaan sarpras yang ada oleh tehnisi yang didatangkan dari
156
wali murid dengan sistem infaq (wajib da sukarela), penggalian dana ke
memiliki prestasi, baik akademik maupun non akademik. Prestasi terbaik itu
salah satu factor pendukungnya adalah motifasi belajar yang dimiliki siswa.
berikut :
a. Memberikan Reward.
positif terhadap sesuatu yang berhasil dicapai oleh peserta didik sebagai
penguatan agar prestasi terbaik itu dapat terulang kembali. Jika difahami
101
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Kerangka
Manajeman Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Hlm. 78
157
Muhammadiyah Jumapolo kepada siswa adalah untuk mengistiqomahkan
kejiwaan seseorang. Siswa yang memiliki motifasi yang kuat akan ada
targhîb Adapun arti kata “ “ﻏﺏ ﺭadalah keinginan yang kuat. Istilah
baik yang memberi efek pada motivasi dan harapan untuk melaksanakan
158
Harapan SDIT Muhammadiyah Jumapolo kedepan adalah, SDIT
b. Memberikan punishman
disiplin kerja. Dalam hal ini punishman harus tepat sasaran. Artinya
punishment yang akan diberikan kepada siswa. Jika punisman itu itu
sesuai dan tepat sasaran maka baik secara langsung maupun tidak
langsung akan membantu siswa untuk intropeksi diri agar lebih baik.
159
tersetruktur. Sebagai contoh siswa yang tidak melakukan kegiatan
disiplin akan menjadi pelajaran agar anak memiliki motifasi dalam setiap
kata targhîb Adapun arti kata “ “ﻏﺏ ﺭadalah keinginan yang kuat.
c. Memberikan pujian
dorongan itu muncul dari dalam diri sendiri. Salah satu bentuk dorongan
yang baik adalah memberikan pujian bagi anak. Baik dari orang tua
160
maupun guru harus sering memberikan pujian supaya anak bisa meraih
anak memuji bukan hal yang bisa disepelekan begitu saja. Terlalu banyak
memuji anak atau tidak pernah memuji justru bisa membuat anak merasa
tertekan. Maka dari itu pujian harus seimbang dengan usaha maupun
harus tetap memberikan dan menanamkan sikap rendah diri kepada anak
d. Kompetisi
dasar dan menjadi suatu yang mendasar bagi manusia. Selain menjadi
161
sekolah, dengan kompetisi, anak mampu memaknai prestasi lewat
kompetisi.
anak adalah sebagai salah satu alat ukur atau indikator kinerja atau
pencapaian prestasi yang secara luas adalah unjuk mutu sekolah, siswa,
Pendidikan
diketahui tanpa adanya evaluasi. Dari evaluasi inilah sistem dapat di nilai,
yang ada :
tidak selamanya berjalan mulus. Begitu juga dalam proses rekrutmen SDIT
162
peningkatan profesionalisme guru. Ada beberapa guru yang memiliki latar
bidang kinerjanya di sekolah. Dalam hal ini sekolah mewajibkan bagi guru-
seminar TOT dan pelatihan-pelatihan lain yang sesuai hingga studi ulang
atau studi lajut. Untuk guru-guru senior akan ditempatkan sesuai dengan
masih muda.
sekolah. Hal ini dikarenakan, guru akan langsung terlibat bersam anak.
163
Bahkan di awal-awal SDIT berdiri, proses penjaringan guru tidak
164
2. Peningkatan kualitas pembelajaran
proses pembelajaran yang efektif dan ada proses pembelajaran yang tidak
efektif. Proses pembelajaran efektif inilah yang akan menjadi salah satu
indikator tercapainya mutu pembelajaran. Karena dalam hal ini guru bisa
Tantunya hal ini juga dipengaruhi berbgai faktor seperti metode, media dll.
Mata pelajaran yang banyak serta materi yang luas menuntut waktu
dalam kegiatan pembelajaran selesai pukul 14.00 di hari senin – kamis dan
pukul 10.00 dihari jumat dan sabtu. Hal ini tentu menjadi kendala dalam
khususnya muatan lokal. Di semester II fokus pada mapel ujian sekolah dan
165
ujian nasional. Harapannya anak bisa lulus dengan prestasi yang
diantaranya :
sehingga dalam hal perhatian dari negara ada perbedaan dengan sekolah
negeri. Dalam hal ini sekolah swasta dituntut untuk mandiri dalam segala
bidang.
berada di bawah PCM. Artinya, dalam beberapa hal ini sekolah memiliki
seperti untuk pemenuhan sarpras, bekerja sama dengan wali murid melalui
166
shodaqoh dan infaq baik yang sifatnya wajib maupun sukarela. SDIT juga
bekerja sama dengan 2 BMT yang salah satunya milik AUM kecamatan
a. Wali murid dengan cara Infaq wajib dan sukarela untuk suatu program
b. Donatur tetap baik perorangan maupun lembaga seperti amal usaha BMT
c. Anggota dewan
kendala yang datangnya dari eksternal sekolah yaitu keluarga. Anak yang
intens membuat anak memiliki semangat dalam belajar. Namun hal ini tidak
167
berlaku bagi siswa ketika di rumah dengan posisi tidak ada orang tua. Hal
ini akan memicu anak menjadi malas karena merasa tidak ada
pendampingan.
memberikan pendidikan yang baik pada anak ketika di sekolah. Dalam hal
sekolah maupun orang tua anak ketika di rumah dapat membentuk pola
pendidikan anak ketika dirumah. Bagi para orang tua yang sibuk dalam
bekerja, membuat orang tua lalai dengan pendidikan anak. Mereka merasa
sama yang baik antara guru dari pihak sekolah dengan orang tua sebagai
Dalam hal ini sekolah mengambil langkah untuk home visit guna
rumah yang utamanya adalah terkait kondisi anak di rumah. Selama ini jika
168
kasus yang di temukan adalah anak tanpa pengawasan orang tua di rumah
karena orang tua sibuk mencari uang di perantauan maka langkah yang bisa
di ambil adalah :
kepada anak di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan kerja sama yang
pendampingan anak.
2. Antara guru dan wali anak harus menjalin komunikasi yang intens terkait
siswa adalah adanya kerja sama yang baik antara guru dan orang tua
dan ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang102.
Metode analisis ini tujuannya adalah untuk menggambarkan situasi dan kondisi
yang sedang dihadapi dan bukan merupakan alat analisis yang dapat
102
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Hlm. 68
169
memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dihadapi. Berikut adalah
Rumus : S = O
Rumus : W = T
170
Status sekolah merjer yaitu
bersaing
Tidak adanya kenaikan SPP siswa dalam status survival yaitu sekolah
5
setiap tahunnya yang tidak bisa mandiri dan
171
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan paparan dan analisis pada bab sebelumnya, maka pada bab ini
dalam bab ini juga akan dipaparkan beberapa saran dan rekomendasi.
A. Simpulan
172
2. Pemanfaatan berbagai metode pembelajaran.
2. Pemberian pujian
3. Kompetisi.
sekolah adalah :
173
1. Pengorganisasian materi dan pengurangan di beberapa materi pelajaran.
iuran wajib dan infaq sukarela serta bekerja sama dengan pendonatur.
khususnya bagi siswa dan siswi yang orang tuanya merantau. Solusi yang
B. Saran
174
1. Kepala sekolah
a. Perlu adanya regulasi rekrutmen guru dari kader Muhammadiyah dan sesuai
kualifikasi
c. Perlu adanya kenaikan biaya SPP siswa secara bertahap untuk menuju
sekolah mandiri yang berstatus growth yaitu sekolah yang 90% pendanaan
d. Perlu adanya kerjasama dengan perguruan tinggi untuk studi lanjut guru
C. Rekomendasi
Rekomendasi ini ditunjukkan pada peneliti selanjutnya, bahwa hasil penelitian ini
175
Daftar Pustaka
Al Washilah, A. Chaidar. 2003. Pokoknya Kualitatif. Bandung : PT. Kiblat
Buku Utama
Gojali, Imam dkk. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonmi Pendidikan.
Jogjakarta: IRCiSoD.
176
J. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Rivai, Veithzal. 2004. Kiat Memimpin dalam Abad 21. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.
177
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Satori, Djam`an. 2016. Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Suryabroto. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : PT Rineka Cipta.
Shobron, Sudarno, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Tesis. Surakarta: M.Pd.I, M.P.I,
M.H.I Sekolah Pascasarjana UMS.
Weber, Max. 2006. Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme. Terj. TW Utomo dan
Yusup Priya Sudiarja. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Weber, Max. 1968. On Charisma Institution Building. London: The University of
Chicago Press.
Yukl, Gary. 2008. Leadership in Organizations. New York: University At Albany.
Yahya, Murip. 2013. Profesi Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia
Ainon Ramli. 2018. The Impact of Facilities on Student’s Academic Achievement,
International Journal of Educational. (Malaysia : Universiti Malaysia
Kelantan)
Beverly, Irby & Fred, Lunenburg. 2009. Gaining Perspective for the Vision: The
First Step in Becoming a Visionary Principal, International Journal of
Educational Leadership. Theodore Creighton :Virginia.
178
McNeil, Mary & Nevin, Ann. 2014. Becoming Life Long Learners A Pedagogy for
Learning About Visionary Leadership. International Journal Education
Studies. (New Hampshir : New England College.
Little, Sabine. 2019. Global Teachers as Global Learners: Intercultural Teacher
Training in International Settings. International Journal of Educational
Leadership. London: Review of Education
Nanjundeswaraswamy dan Swamy. 2014. Leadership styles. International Journal
Department of Industrial Engineering and Management. India : Academy of
Technical Education Bangalore India.
Noyens. 2019. The Directional Links Between Students’ Academic Motivation and
Social Integration During The First Year of Higher Educatio. International
Journal of Educational. Belgium: Université Catholique de Louvain.
Peterson, Stagg, Shelley. 2019. Professional Lives and Initial Teacher Education
Experiences of Indigenous Early Childhood Educators, Childcare Workers,
and Teachers in Northern Ontario. International Journal of Educational.
(Canada: Reports - Research).
179
LAMPIRAN
1. Pedoman Observasi
A. Kepala Sekolah
dalam visi ?
e. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas input (guru dan siswa)
siswa)
180
2. Pedoman Wawancara
a. Kepala Sekolah
sekolah ?
b. Guru / Karyawan
sekolah ?
181
4. Bagaimanakah mekanisme penyususna visi dan mis sekolah ?
12. Sejauh mana peran kepala sekolah dalam melibatkan pihak lain (yayasan,
menjadi aksi ?
pendidikan ?
peserta didik?
182
3. Pedoman Dokumentasi
Karanganyar.
183