M Yasir I - 2105827 - UTS PKH
M Yasir I - 2105827 - UTS PKH
B.-Helen keler pendiri Yayasan untuk penyandang tuli dan tuna netra
2. A. Menurut saya implikasi atau keberadaan terhadap abk masih fifty fifty yang m
ungkin di satu sisi ada anak abk yang masih membutuhkan model klinis dan ada juga
anak abk yang pasti membutuhkan model social.
B. Menurut saya implikasinya terhadap layanan pendidikan khusus itu kita masih me
mbutuhkan untuk layanan medis kaya misalnya anak tuna daksa kan kita gamungkin
ya mengabaikan terkait terapi rehabilitasi,terapi otot,sendi,itupun masih harus ada coll
ab antara pendidikan dan medis
C. Menurut saya tanggapan tentang perubahan paradigm dari model medis ke model s
ocial itu ketika ada perubahan paradigm pasti ada juga pro kontranya juga tapi saya m
asih fifty fifty dengan perubahan paradigm kadang istilah istilah medis pun masih di p
ake ketika kita berbicara terkait kecacatannya misalnya di sebabkan oleh saraf saraf a
pa nah itu pasti di mengerti oleh bahasa medis jadi perubahan model klinis ke model
medis masih fifty fifty dan kedua model itu tidak bisa dipisahkan
3. A. Segregasi ; penyelenggaraan pendidikan yg di laksanakan secara khusus dan ter
pisah dari penyelenggaraan pendidikan dari penyelenggaraan pendidikan untuk ana
k normal
-Integrasi : Sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada abk untuk belaja
r Bersama sama anak normal
-Inklusi ; Sistem pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terde
kat ,di kelas reguler bersama sama teman seusianya
C. Menurut saya pendidikan yang sesuai dengan penyandang disabilitas itu segregasi,
kenapa segregasi ?karena di segregasi si anak ada rasa ketenangan pada si anak ,anak
memperoleh layanan pendidikan yang khusus dan didik oleh tenaga yang emang mem
punyai latar belakang pendidikan luar biasa tapi tidak bisa di pungkiri juga bahwa di s
etiap layanan pendidikan pasti ada kekurangannya juga tapi kalo kekurangan segregas
i si siswanya kemampuan socialnya tidak berkembang secara baik. Kalo menurut saya
mending yang realistis realistis aja gitu layanan pendidikannya karena tidak semua ab
k juga bisa masuk layanan integrasi dan inklusi tergantung kemampuan si anak abk it
u ,kalo dia sanggup ya boleh boleh saja masuk ke layanan integrasi,inklusi tapi mung
kin dia harus menyesuaikan diri dengan metode dan kurikulum yang ada dan resiko p
embullyan di Indonesia masih besar juga presentasenya jadi mungkin si anak akan me
ndapatkan itu, memang tidak banyak tapi kebanyakan seperti itu