Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RSIA ALLAUDYA


Nomor : ….../......…/20.......
Tanggal :

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN RESUSITASI (DO NOT RESUSITASI)


SERTA MELEPAS ATAU MENGHENTIKAN TERAPI PENUNJANG
KEHIDUPAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ALLAUDYA

BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Pasien dan keluarga yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan terencana atau
meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai. Rumah Sakit Ibu
dan Anak Allaudya menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan
resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Allaudya memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang hak dalam membuat keputusan, konsekuensi hasil dari keputusan tersebut,
tanggungjawab mereka yang berhubungan dengan keputusan tersebut, dan alternatif
pelayanan dan pengobatan.
Tindakan penghentian/ penundaan bantuan hidup dasar
(withdrawing/withholding life support) pada seorang pasien harus mendapat
persetujuan keluarga terdekat pasien dan diberikan setelah keluarga mendapat
penjelasan dari tim dokter yang bersangkutan dan persetujuan diberikan secara
tertulis.
Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan
dilakukan. Penolakan tindakan kedokteran harus dilakukan secara tertulis.
B. Tujuan
Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang
nyaman dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus henti
jantung atau hentinafas.
C. Definisi
Do not Resusitate (DNR) adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis
untuk tidak melakukan tindakan CPR. Hal ini berarti bahwa dokter, perawat, dan
tenga emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila
pernapasan maupun jantung pasien berhenti.
BAB II
RUANG LINGKUP

Rumah Sakit dengan menghormati norma agama dan budaya setempat serta
peraturan hokum memfasilitasi pasien dan keluarga yang menolak pelayanan resusitasi
dan membatalkan/mundur dari bantuan hidup dasar.
Keputusan menolak resusitasi atau tidak melanjutkan atau menolak bantuan hidup dasar
merupakan keputusan paling sulit yang dihadapi pasien, keluarga, professional
pelayanan kesehatan, dan Rumah Sakit. Tidak ada satupun proses yang dapat
mengantisipasi semua situasi dimana keputusan perlu dibuat. Karena itu, penting bagi
Rumah Sakit untuk mengembangkan kerangka kerja untuk pembuatan keputusan yang
sulit tersebut. Kerangka kerja :
a. Membantu Rumah Sakit mengidentifikasi posisinya pada masalah ini
b. Memastikan bahwa posisi Rumah Sakit memenuhi norma agama dan budaya
dan kepada syarat hukum dan peraturan, khususnya tentang persyaratan hukum
untuk resusitasi tidak konsisten dengan permintaan pasien
c. Mencari jalan keluar apabila keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan
sedang berjalan
d. Memandu professional kesehatan melalui isu etika dan hukum dalam
melaksanakan permintaan pasien tersebut
Adapun kriteria DNR adalah:
1. Perintah DNR dapat dimita oleh pasien dewasa yang kompeten mengambil
keputusan, telah mendapat penjelasan dari dokternya, atau bagi pasien yang
dinyatakan tidak kompeten, keputusan dapat diambil oleh keluarg terdekat, atau
wali yang sah yang ditunjukkan oleh pengadilan.
2. Dengan pertimbangan tertentu, hal-hal di bawah ini dapat menjadi bahan diskusi
perihal DNR dengan pasien/walinya:
a. Kasus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR
hanya menunda proses kematian yang alami
b. Pasien tidak sadar secara permanen
c. Pasien berada pada kondisi terminal
d. Ada kelainan atau disfungsikronik dimana lebih banyak kerugian dibandingkan
keuntungan jika resusitasi dilakukan.
Pihak yang terlibat dalam panduan penolakan tindakan resusitasi dan pengobatan
meliputi
1. Dokter : menjelaskan tindakan kedokteran yang akan dilakukan
2. Staf (Perawat) : menjelaskan tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada
pasien dan bila perlu kepada keluarga.
3. Pasien dan Keluarga : yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan
atau pengobatan.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Penjelasan Tindakan Yang akan Dilakukan


Staff menerangkan dengan jelas tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada
pasien dan bila perlu kepada keluarga. Penjelasan yang diberikan meliputi:
a. Kondisi pasien
b. Usulan pengobatan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan
d. Potensi, manfaat dan kekurangannya
e. Kemungkinan alternatif
f. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
g. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
Staf juga menjelaskan nama dokter atau parapraktisi lain yang bertanggungjawab
langsung terhadap pelayanan pasien atau siapa yang berwenang melakukan
prosedur atau pengobatan.
2. Penjelasan Pada Pasien dan Keluarga Yang Memutuskan Untuk Tidak Melanjutkan
Pelayanan atau Pengobatan

Dalam pelayanan kadang-kadang membutuhkan orang lain selain pasien itu


sendiri (atau bersama pasien dan orang lain) yang terlibat dalam pengambilan
keputusan tentang pelayanan tersebut. Hal ini terjadi terutama bila pasien tidak
mempunyai kapasitas mental atau fisik ntuk mengambil keputusan, bila budaya atau
kebiasaan memerlukan orang lain yang memutuskan, atau bila pasiennya adalah
seorang anak. Bila pasien tidak mampu mengambil keputusan tentang pelayanannya,
maka diidentifikasi seorang wakil yang memutuskan. Bila orang lain selain pasien
yang memberikan persetujuan, maka orang tersebut dicatat dalam rekam medis
pasien. Penolakan tindakan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga
terdekat. Penilaian terhadap kompeten si pasien dapat dilakukan oleh dokter.

3. Ketentuan Pada Situasi Khusus


Tindakan penghentian/penundaan bantuan hidup dasar (with drawing/with
holding life support) pada seorang pasien harus mendapatkan persetujuan keluarga
terdekat pasien. Persetujuan penghentian/penundaan bantuan hidup dasar oleh
keluarga terdekat diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim dokter
yang bersangkutan. Persetujuan harus diberikan secara tertulis. Pernyataan Do Not
Resuscitate (DNR) tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli. DNR hanya
berarti tidak melakukan resusitasi dengan memberikan CPR, electric shock atau obat
untuk restart jantung. Jika situasi memburuk, ada peran dalam situasi tertentu untuk
membiarkan kerusakan alami dari tubuh terjadi. DNR tidak mempengaruhi
pengobatan, pasien dengan DNR dapat terusmendapatkan kemoterapi, antibiotik,
dialysis, atau perawatan lain yang sesuai.
4. Penolakan Tindakan Kedokteran
Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien atau keluarga
terdekat pasien setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan
dilakukan. Penolakan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat.
Penilaian terhadap kompetensi pasien dapat dilakukan oleh dokter. Penolakan
tindakan kedokteran dibuat secara tertulis.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang berhubungan dengan Panduan Penolakan Pelayanan Resusitasi


(Do Not Resusitasi) Serta Melepas Atau Menghentikan Terapi Penunjang adalah:
1. Formulir Penolakan Tindakan (Resusitasi)/Do Not Resuscitate (DNR)
2. Formulir Penolakan Tindakan Kedokteran
3. Formulir Penolakan Pengobatan
4. Formulir Edukasi Pasien

Ditetapkan di : Wonosari
Pada tanggal :
DIREKTUR RSIA ALLAUDYA,

dr. CHORI FADHILA PUTRI


NIP. 2023.002.46

Anda mungkin juga menyukai