Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF

(Dosen Pengampu: Muh. Ihsan K, S.Kep.,NS.,MM, M.Kes)

Disusun Oleh:

Regina D. Alimin 2206003

D4 Manajemen Informasi Kesehatan

Politeknik Sandi Karsa

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena telah melimpahkan rahmat
Dan karunia-Nya sehingga kita masih diberikan kesempatan sehingga tugas individu berupa
makalah yang membahas tentang “komunikasi efektif” dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Muh. Ihsan K, S.Kep.,Ns.,MM,
M.Kes sebagai dosen pengampu komunikasi efektif yang telah mengarahkan dan membimbing
saya dalam menyusun dan membuat tugas makalah ini dengan baik.

Saya mengakui bahwa kami manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Maka dari itu menerima kritikan dan saran dari para mebaca. Karena kritik dan saran
sangat berguna untuk memperbaiki dan mempermantap makalah saya agar makalah yang
telah saya susun dapat berguna dengan baik dikemudian hari. saya berharap bahwa makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan dapat menambah wawasan
bagi para pembaca

Makassar, 31 maret 2023

Regina D. Alimin

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. 3
BAB I KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI.................................................................................. 4
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI.............................................................................................................. 4
B. KOMUNIKASI MENURUT PARA AHLI.............................................................................................. 4
C. SEJARAH KOMUNIKASI...................................................................................................................... 4
D. MANFAAT DAN FUNGSI KOMUNIKASI........................................................................................... 5
E. KOMPONEN KOMUNIKASI................................................................................................................. 5
F. TINGKATAN KOMUNIKASI................................................................................................................ 5
G. (12) PRINSIP KOMUNIKASI................................................................................................................ 6
BAB II JENIS-JENIS KOMUNIKASI..................................................................................................... 7
A. PENGERTIAN......................................................................................................................................... 7
B. TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI............................................................................................... 7
C. JENIS – JENIS KOMUNIKASI............................................................................................................... 7
BAB III PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI............................................................................12
A. PENGERTIAN PERSEPSI...........................................................................................................12
B. KARAKTER PERSEPSI.........................................................................................................................12
C. KOMPONEN PERSEPSI.............................................................................................................13
D. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI....................................................................13
BAB IV PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EFISIEN................................................................15
A. PENGERTIAN.............................................................................................................................15
B. CIRI-CIRI KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EFISIEN................................................................15
C. PRINSIP KOMUNIKASI.............................................................................................................16
D. FAKTOR PENUNJANG KOMUNIKASI EFEKTIF..................................................................18
E. FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI EFEKTIF..............................................................18
F. JENIS-JENIS KOMUNIKASI......................................................................................................19
BAB V TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF...........................................................................20
A. PENGERTIAN.............................................................................................................................20
B. KETERAMPILAN VERBAL......................................................................................................21
C. KETERAMPILAN NON VERBAL.............................................................................................22
BAB VI ETIKA KOMUNIKASI.............................................................................................................23
A. PENGERTIAN.............................................................................................................................23
B. ETIKA BERTELEPON................................................................................................................24
BAB VII KESIMPULAN.........................................................................................................................27

3
BAB I
KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Mengacu pada kamus bahasa, komunikasi berarti upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan. Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicates yang
berarti ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’. Webster new collegiate. Dictionary: suatu
proses pertukaran informasi diantara individu melalui system lembing-lambang, tanda-
tanda, atau tingkah laku.

B. KOMUNIKASI MENURUT PARA AHLI


- Harold lasswell
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa, apa,
dengan apa, kepada siapa, akibatnya apa, hasilnya apa.

- Weaver
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang yang dapat
mempengaruhi pikiran orang lainnya.

- Ruesch
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian
lainnya dalam kehidupan.

C. SEJARAH KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicates yang berarti ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’. Secara sederhananya komunikasi dapat terjadi apabila ada
orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan
kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya. Pada awalnya, komunikasi
digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.sinyal-sinyal kimiawi pada
organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka
sinyal-sinyal kimiawi primitive yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi
dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit. Bentuk umum komunikasi
manusia termasuk sinyal, bicara, tulisan, gerakan dan penyiaran. Komunikasi dapat
berupa interaktif, komunikasi berupa transaktif, komuniasi bertujuan atau komunikasi tak
bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang
dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsir sama oleh penerima pesan tersebut.

4
D. MANFAAT DAN FUNGSI KOMUNIKASI
1. Komuniasi Sosial
Komunikasi sosial yaitu komunikasi yang mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk
memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari tekanan.
2. Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif yaitu berhubungan dengan komunikasi social yang dilakukan
sendiri maupun kelompok yang dijadikan instrumen untuk menyampaikan
perasaan/emosi melalui pesan nonverbal.
Ex: senang/sedih/empati/simpati.

Manfaat komunikasi yaitu:


- Proses belajar
- Kesadaran diri
- Interaksi dengan lingkungan
- Membangun konsep diri
- Eksistensi diri
- Kelangsungan hidup
- Memperoleh kebahagiaan
- Terhindar dari tekanan dan ketegagan

E. KOMPONEN KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikan, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dan komunikatornya.
1. Proses komunikasi
- Komunikator
- Komunikasikan
- Pesan
- Delivery channel/media
- Efek komunikasi
- Umpan balik.
F. TINGKATAN KOMUNIKASI
- Intrapersual (diri sendiri)
(Proses komunikasi yang terjadi pada diri sendiri)
- Intrapersonal (dengan orang lain)
(komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih)
- Komunikasi public
(komunikasi yang terjadi antara satu komunikator dengan banyak komunikan)
- Komunikasi massa
(komunikasi melalui media massa, siaran radio,tv,social media)
- Komunikasi kelompok/organisasi

5
(komunikasi kepada kognisi komunikasn dan proses berlangsung secara
diologis/umpan balik).
G. (12) PRINSIP KOMUNIKASI
1. Komunikasi adalah proses simbolik. Proses penyampaian dan pertukaran
symbol/tanda/lambing/gambar.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Yakni semua perilaku manusia
dimaknai komunikasi seperti gerak-gerik, raut wajah,dll.
3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan. Dilihat dari isi pesannya dan
dilihat dari cara seseorang mengatakan pesannya.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Komunikasi bisa
terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali, hingga bentuk yang sudah
direncanakan dan disadari.
5. Komunikasi terjadi didalam konteks ruang dan waktu. Pesan yang dikirim
komunikator, baik secara verbal maupun nonverbal, disesuaikan dengan konteks
tempat,ruang dan waktu.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
7. Komunikasi bersifat sistematis. System internal dan eksternal mempengaruhi cara
seseorang berkomunikasi. Seperti :
budaya,nilai,adat,bahasa,pengalaman,pendidikan,lingkungan keluarga.
8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektif komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Artinya komunikasi melibatkan respond an bukti,
dikirim dan diterima.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. komunikasi adalah
proses berkelanjutan.
11. Komunikasi bersifat irreversible. Tiap orang yang berkomunikasi tidak bisa
mengontrol dampak yang timbul akibat pesan yang telah dikirimkan., tapi biasa
meminimalisir dampak dengan memilih kata yang tepat. Pesan yang telah
disampaikan tidak bisa dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

6
BAB II
JENIS-JENIS KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN
Komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, tanpa disadari setiap
manusia pernah berkomunikasi. Hal ini dikarenakan komunikasi menjadi cara untuk
menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Komunikasi memiliki peran penting agar
manusia dapat menjalani suatu hubungan baik antara satu dengan yang lainnya.
Menurut KBBI, komunikasi merupakan pengirim serta penerima pesan maupun berita
yng terjadi antara dua orang atau lebih. Sehingga pesan yang disampaikan dapat
dimengerti oleh lawan bicara.
Komunikasi dapat mengubah sosial masyarakat sesuai dengan informasi yang
disampaikan oleh komunikan atau pemberi informasi. Oleh karena itu, penyebaran
informasi dengan komunikasi perlu diperhatikan. Terutama, mengingat mudahnya
penyebaran informasi dengan adanya perkembangan teknologi.

B. TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI


1. Tujuan komunikasi
- Komunikasi juga memiliki tujuan.tujuan komunikasi adalah untuk dapat
mengemukakan pendapat, mununjukan suatu perilaku, mengubah sikap maupun
sebagai tujuan sosial guna membentuk relasi dan lainnya.pada hakikatnya
komunikasi memiliki tujuan untuk menyampaikan suatu informasi yang mudah di
mengrti oleh individu lain. Informasi yang disampaikan tersebut diharapkan dapat
menghasilkan suatu umpan balik yaitu berupa perubahan yang positif dari sisi
penerima informasi.
2. Fungsi komunikasi
- Fungsi komunikasi seperti yang dijelaskan sebelunya, bahwa komunikasi merupakan
kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa dihindarkan. Setiap manusia sebagai
makhluk sosial membutuhkan untuk melakukan komunikasi yang bertujuan untuk
menjalani relasi maupun menyampaikan pesan pada individu lain.

C. JENIS – JENIS KOMUNIKASI


1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, lisan maupun
tulisan. Komunikasi verbal juga merupakan komunikasi yang digunakan dengan
menggunakan symbol-syimbol verbal serta menggunakan kata dari satu maupun
lebih bahasa.komunikasi verbal bukan hanya meliputi berupa lisan tetapi meliputi
komunikasi tertulis.
Contoh komunikasi verbal secara lisan, ketika dua orang lebih melakukan interaksi
berupa berbincang-bincang dengan menggunakan perantara atau media komunikasi
seperti media komunikasi seluler dan lainnya.

7
Selain itu contoh dari komunikasi verbal secara tertulis dapat berupa saling mengirim
pesan melalui berbagai macam media komunikasi seperti surat, chattingan, dan
lainnya.
2. Komunikasi non-verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
nonverbal, atau tanpa kata-kata. Komunikasi verbal dapat berupa bahasa tubuh,
tindakan/perbuatan atau objek.
 Ekspresi wajah
Dalam komunikasi nonverbal penggunaan ekspresi wajah adalah hal yang
penting. Karena seseorang dapat menyampaikan suatu informasi dengan
menggunakan ekspresi wajah tanpa harus meneluarkan satu katapun.
Contohnya adalah ketika seseorang menunjukkan ekspresi wajah takut.
 Bahasa tubuh
Adalah salah satu cara menggunakan komunikasi nonverbal. Dengan
melakukan bahasa tubuh, maka seseorang memberikan gestur tubuh
tertentu yang dapat menyampaikan pesan bahwa orang tersebut ingin
menyampaikan suatu pesan atau informasi.
 Sentuhan
Melalui sentuhan seseorang dapat melakukan komunikasi nonverbal.
Contohnya adalah ketika seseorang tertawa kemudian secara reflek atau
spontan orang tersebut menepuk pundak dari lawan bicara yang memiliki
makna bahwa orang tersebut menghargai lawan bicaranya atau sebaliknya.
 Penampilan
Melalui penampilan seperti gaya rambut bahkan hingga cara berpakaian
maupun makeup, seseorang menyampaikan pesan khusus seperti tertarik
dengan lawan bicara dan lain sebagainya.

3. Komunikasi formal
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang terjadi diantara organisasi maupun
perusahaan dengan tata cara yang telah diatur sebelumnya sesuai dengan struktur
organisasi. Dalam komunikasi formal, maka seseorang umumnya menggunakan
tempat, tata bahasa yang terlihat lebih baku dan formal dibandingkan ketika
melakukan komunikasi nonformal.
Contohnya : ketika seminar, pembicara umumnya akan menggunakan bahasa baku
yang mudah dimengerti serta berada dalam ruang lingkup atau tata letak yang formal
pula. Seperti penataan tempat duduk, penataan pembicara dan lainnya.

4. Komunikasi informal dan nonformal


 Komunikasi informal terjadi ketika ada seorang atau lebih baik dalam
organisasi maupun suatu perusahaan yang tidak ditentukan sebelumnya
dalam suatu struktur organisasi maupun tidak mendapatkan kesaksian resmi.
Apabila komunikasi informal terjadi, kemungkinan besar tidak akan
mempengaruhi kepentingan dari suatu organisasi maupun perusahaan
tersebut.

8
Contohnya: seperti desas-desus, maupun gossip.

 Komunikasi nonformal adalah ketika komunikasi terjadi antara komunikasi


yang memiliki sifat formal serta informal. Yaitu ketika komunikasi tersebut
berhubungan dengan pelaksanaan suatu tugas maupun pekerjaan dari
organisasi serta perusahaan dengan kegiatan yang sifatnya adalah pribadi
dari anggota dari organisasi atau perusahaan tersebut.
Contohnya: adalah ulang tahun perusahaan, ulangtahun organisasi dan lain
sebagainya.

5. Komunikasi langsung dan tidak langsung


 Komunikasi langsung yang dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi
yang dilakukan secara langsung tanpa adanya bantuan dari perantara pihak
ketigia maupun media komunikasi yang ada serta tidak dibatasi oleh jarak.
Contohnya ketika seseorang bertemu disuatu tempat dan melakukan
komunikasi.
 Komunikasi tidak langsung adalah kebalikan dari komunikasi langsung, yaitu
proses komunikasi terjadi atau dilaksanakan dengan adanya bantuan pihak
dari ketiga maupun alat sebagai media komunikasi.
 Contohnya adalah komunikasi dengan menggunakan telepon seluler melalui
platform media sosial maupun platform untuk chat lainnya.

6. Komunikasi berdasarkan maksudnya


Jenis komunikasi berdasarkan maksudnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
pidato,memberi ceramah, wawancara serta memberikan perintah atau tugas. Dari
keempat bentuk jenis komunikasi berdasrkan maksudnya tersebut, maka dapat
diketahui bahwa inisiatif dari komunikator menjadi penentu. Begitu pula dengan
kemampuan dari komunikator yang memegang peran ketika proses komunikasi
dapat berjalan dengan sekses atau tidak.

7. Komunikasi internal dan eksternal


 Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu komunikasi
vertical, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal. Berikut penjelasannya
 Komunikasi vertical terjadi dalam bentuk komunikasi antara pemimpin
kepada para anggotanya, komunikasi vertical dapat berupa seperti
teguran, perintah, pujian dan lainnya.
 Komunikasi horizontal, dapat terjadi ketika ruang lingkup organisasi
maupun perusahaan diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Contohnya adalah komunikasi antar karyawan, komunikasi antar
siswa, komunikasi antar guru, dan lain sebagainya.
 Komunikasi diagonal, adalah komunikasi yang dapat terjadi dalam
ruang lingkup organikasi maupun perusahaan antara orang yang

9
memiliki suatu kedudukan yang beda pada posisi yang tidak sejalur
atau vertical.
Contohnya adalah ketika ada karyawan dari divisi kreatif maupun
divisi teknik disuatu perusahaan melakukan komunikasi.
 Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi diantar organisasi
maupun perusahaan dengan beberapa pihak dari masyarakat yang berada
diluar organisasi maupun perusahaan tersebut. Komunikasi eksternal dapat
memiliki maksud berupa memperoleh pengertian, bantuan, kepercayaan,
maupun menjalin kerjasama dengan masyarakat. Komunikasi eksternal
dapat berupa konfersi pers, pameran, eksposisi, promosi, siaran radio, siaran
televise, bakti sosial dan lain sebagainya.

8. Komunikasi berdasarkan jumlah komunikan atau komunikator


Jenis komunikasi berdasarkan jumlah dari orang yang berkomunikasi atau jumlah
komunikan maupun komunikatornya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut :
 Komunikasi perseorangan, merupakan komunikasi yang dapat terjadi dengan
cara perseorangan maupun individu dengan pribadi lainnya mengenai
persoalan yang sifatnya pribadi. Sehingga, umumnya komunikasi
perseorangan dapat dilakukan dengan orang atau individu yang sudah
dikenal baik saja.
 Komunikasi kelompok, merupakan komunikasi yang dapat terjadi pada suatu
kelompok mengenai suatu persoalan yang menyangkut kepentingan dan
kelompok tersebut. Komunikasi kelompok dapat dibedakan dengan
komunikasi perseorangan melalui topic atau tema yang dibicarakan. Apabila
dalam komunikasi perseorang pembahasan atau topic komunikasinya
bersifat pribadi dan tertutup, maka komunikasi kelompok lebih bersifat
terbuka dibandingkan dengan komunikasi perseorangan.

9. Komunikasi berdasarkan peran individu


Peran individu memiliki peran penting dalam proses komunikasi. Ada tiga jenis
komunikasi yang dibedakan berdasarkan peranan individu, berikut penjelasannya
 Komunikasi antar individu dengan individu lain, jenis komunikasi ini dapat
terjadi secara formal, nonformal bahkan informal sekalipun. Dalam jenis
komunikasi antar individu dengan individu lainnya, setiap individu dapat
bertindak sebagai seorang komunikator yang mampu memengaruhi individu
lainnya.
 Komunikasi antar individu dengan cakupan lingkungan yang lebih luas. Jenis
komunikasi berdasarkan peranan individu yang kedua ini terjadi karena
seorang individu memiliki suatu kemampuan tinggi untuk dapat mengadakan
hubungan dengan lingkungan yang lebih luas, bahkan luar cakupan
lingkungannya.

10
 Komunikasi antar individu dengan suatu kelompok atau lebih. Pada jenis
komunikasi ini, individu memiliki peran sebagai perantara antar dua kelompok
maupun lebih.

10. Komunikasi jaringan kerja


Komunikasi jaringan kerja dapat terjadi didalam suatu perusahaan maupun
organisasi. Menurut bentuknya, komunikasi jaringan kerja dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk sebagai berikut :
 Komunikasi jaringan kerja rantai merupakan komunikasi yang dapat terjadi
sesuai dengan saluran hirarki dari organisasi dengan jaringan komando,
sehingga komunikasi jaringan kerja rantai ini terjadi dengan mengikuti pola
dari komunikasi formal.
 Komunikasi jaringan kerja lingkaran adalah komunikasi yang dapat terjadi
melalui suatu saluran komunikasi dengan bentuk yang menyerupai pola
lingkaran. Komunikasi jaringan bintang, bentuk komunikasi kerja bintang
merupakan komunikasi yang terjadi melalui satu sentral saluran yang dilalui
umumnya lebih pendek.

11. Komunikasi ajaran informasi


Jenis komunikasi ajaran informasi dapat dibedakan menjadu 4 bentuk :
 Komunikasi satu arah, merupakan suatu komunikasi yang hanya berjalan
denga satu pihak saja.
 Komunikasi dua arah, adalah komunikasi yang memiliki sifat timbal balik
antar komunikan dengan komunikator.
 Komunikasi kearah atas, adalah komunikasi yang dapat terjadi pada atasan
dengan bawahan dalam suatu organisasi, maupun perusahaan.
 Komunikasi kearah samping, merupakan komunikasi yang dapat terjadi
diantara orang-orang yang memiliki kedudukan sejajar, contohnya
komunikasi yang terjad diantara sesame karyawan, sesame murid, sesame
guru, dan lain yang tidak memiliki jenjang horizontal.

12. Komunikasi visual


Komunikasi visual, jenis komunikasi ini merupakan suatu proses komunikan
nonverbal yang menggunakan visual untuk menyampaikan pesan maupun informasi,
sama halnya dengan komunikasi nonverbal, komunikasi visual ini dilakukan tanpa
mengeluarkan sepatah kata ataupun kalimat.

11
BAB III
PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN PERSEPSI
Persepsi adalah pengalam tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimulasi iderawi (sensory stimuli).
Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus.
1. Persepsi sebagai inti komunikasi
Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi itu sendiri sifatnya
tidak akurat maka tidak akan tercipta pula sebuah komunikasi yang efektif.
Persepsilah yang menentukan seseorang memilih suatu pesan dan
mengabaikan pesan yang lain.
2. Persepsi sebagai objek fisik
Persepsi setiap orang dalam menialai suatu objek atau lingkungan fisik
seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang
menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena:
 Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang
lain.
 Budaya yang berbeda
 Suasana psikologis seseorang dengan orang lain didalam mempersiapkan
suatu objek.
3. Persepsi terhadap sosial
Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-
objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang didalam lingkungan orang
tersebut. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah
penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia dalam memahami orang
lain.

B. KARAKTER PERSEPSI
1. Bersifat selektif
 Bersifat selektif, manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas
atau kemampuan mereka dalam memperoleh semuah informasi dari
lingkungan. Persepsi selektif berarti bahwa orang yang berbeda dapat
menggapai pesan yang sama dengan cara yang berbeda.
2. Terorganisir dan teratur

12
 Terorganisir dan teratur, suatu perangsang atau pendorong tidak bisa
dinggap terisolasi dari perangsang lain. Rangsangan-rangsangan
dikelompokan kedalam suatu pola ataupun informasi yang membentuk
keseluruhan, jadi ketika seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang
harus berusaha mengatur.
 Subyektif, persepsi bernilai subyektif jadi, informasi yang kita dapat, lihat,
dan rasakan biasanya tidak lengkap, ini terjadi karena kita langsung
menyimpulkan apa yang ada didepan kita.

C. KOMPONEN PERSEPSI
1. Penginderaan (sensasi)
Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain:
 Mata sebgai indera penglihatan dalam menyampaikan pesan
nonverbal keotak untuk kemudian diinterpretasikan.
 Telinga sebagai indera pendengaran juga dalam menyampaikan
pesan nonverbal keotak untuk kemudian ditafsirkan dan suara ini
dapat diterima dari semua arah.
 Hidung sebagai indera penciuman
 Kulit sebagai indera peraba
 Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa.
2. Atensi
Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terhindarkan sebab sebelum
seseorang memberikan respon atau menafsirkan kejadian ataupun
rangsangan apapun,orang tersebut terlebih dahulumemperhatika
kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang
menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang
yang tersebut, dari pada rangsangan yang tidak menarik perhatiannya.
3. Interpertasi
Interpertasi sebuah pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu
atau lebih indera orang tersebut merupakan tahap terpenting dalam
proses persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang
ditangkap oleh indera seseorang akan diinterpertasikan semuanya oleh
orang tersebut, karena berbagai alas an antara lain : tidak sesuai dengan
kepentingannya, keterbatasan kemampuan pancaindera dalam
menangkap rangsangan yang terlampau banyak dalam satu waktu yang
sama.

D. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI


1. Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas
(sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Gudy Kunst dan Ki Dalam
Mulyana bahwa persepsi manusia terhadap hal-hal berdasarkan pengalaman

13
dan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau
kejadian yang serupa.
2. Persepsi bersifat selektif
Factor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi dimana atensi ini
sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:

 Factor internal seperti:


 Factor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang
berhubungan dengan kebutuhan.
 Factor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak
 Factor sosial seperti : gender, agama, tingkat
pendidikan,pekerjaan,pengalaman,penghasilan,peranan,
status sosial, masa lalu maupun kebiasaan.
 Factor eksternal
Adalah atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti kerakan,
kontras, kebaruan, ataupun perulangan.
3. Persepsi bersifat dugaan
Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan seseorang
menafsirkan suatu objek degan makna yang lebih lengkap dari sudut
pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keteratasan informasi
yang diperoleh melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan
terjadinya ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat
dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong
tersebut.
4. Persepsi bersifat evaluasi
Seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman
terdahulu yang pernah dialaminya, begitu pula setelah melakukan interpertasi
pesan seseorang akan tetap melakukan evaluasi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami terdahulu untuk mencocokkan apakah kejadiannya
sama.
5. Persepsi bersifat kontekstual
Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkan
dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip:
 Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau
kedekatan dan kelengkapan
 Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan
atau kejadian berdasarkan latar belakangnya.

14
BAB IV
PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EFISIEN

A. PENGERTIAN
1. Komunikasi
ialah proses atau tindakan yang menyampaikan pesan ( message) dari pengirim
(sender) ke penerimaan (receiver), melalui suatu medium (channel) yang bisa
mengalami gangguan (noic). Dalam definisi ini, komunikasi haruslah bersifat
intertional (disengaja) serta membawa perubahan.

2. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif adalh pertukaran informasi,ide,perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan
penerima pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat
dari tercapainya tujuan sipengirim pesan. Lazimnya komunikasi efektif disampaikan
menggunakan symbol dan bahasa yang jelas, juga secara langsung. Dengan begitu,
komunikan akan memahami informasi yang diterimanya.

3. Komunikasi efisien
Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang cara penyampainnya itu mudah
untuk dilakukan, tidak berbelit-belit, dan mudah untuk dipahami.
Contoh komunikasi efisien adalah ketika kedua pihak atau lebih mampu menyimak
pernyataan seseorang dan memberikan respons, bisa dalam bentuk pernyataan
atau memberikan kritik atau saran, akan menunjukkan bahwa mereka setuju atau
bertentangan.

B. CIRI-CIRI KOMUNIKASI EFEKTIF DAN EFISIEN


 Langsung (to the point, tidak ragu-ragu menyampaikan pesan)
 Esertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan mengapa)
 Congenial (ramah dan bersahabat)
 Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti)

Dengan melihat latar belakang komunikan, memperhatikan bahasa tubuh, kontrak


waktu yang jelas penggunaan kalimat yang sederhana dan tidak keluar dari konteks.
Atau lebih jelasnya ketika dua belah pihak atau lebih mampu menyimak pernyataan
seseorang dan memberikan respons, bisa dalam bentuk pertanyaan atau
memberikan kritik atau saran akan menunjukkan bahwa merreka setuju atau

15
bertentangan. Seperti, memahami penjelasan dosen, menanggapi dengan baik
orang yang sedang berbicara, dengan bahasa yang sopan.

C. PRINSIP KOMUNIKASI
 Komunikasi adalah proses simbolik
Dikutip dari ilmu komunikasi suatu pengantar (2010) karya deddy mulyani,
komunikasi merupakan proses penyampaian dan pertukaran symbol, lambing,
tanda,atau gambar dari komunikator kepada komunikan. Karena symbol atau
lambing digunakan untuk menunjukkan suatu hal berdasarkan kesepakatan
sekelompok orang.
 Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Artinya setiap bentuk komunikasi nonverbal, yakni perilaku manusia, bisa
dimaknai sebagai stimulus bagi orang lain. Perilaku manusia, seperti gerak-gerik
tubuh dan raut wajah bisa ditafsirkan oleh orang lain, walaupun sebenarnya
orang tersebut sedang tidak ingin berkomunikasi.
 Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bhwa tiap pesan omunikasi punya dimensi isi
dan hubungan. Dimensi isi dilihat dari pesannya. Sedangkan dimensi hubungan
di lihat dari cara seseorang mengatakan pesannya.
 Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Artinya komunikasi bisa terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali,
hingga bentuk komunikasi yang sudah direncanakan dan disadari. Kesengajaan
bukan syarat terjadinya komunikasi. Meskipun seseorang tidak berniat
menyampaikan pesan. Namun, perilaku orang tersebut bisa ditafsirkan orang
lain.
 Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan yang dikirim komunikator, baik secara verbal maupun non verbal,
disesuaikan dengan konteks tempat,ruang dan waktu. Tempat berarti dimana
terjadinya komunikasi. Fisik dan ruang mencakup iklim,suhu,intensitas cahaya,
dan lainnya. Sedangkan waktu menunjukkan kapan pesan komunikasi
dikirimkan.
 Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Artinya komunikasi memerlukan tatakrama yang disesuaikan dengan lawan
bicaranya. Sehingga sikap yang akan dilakukan harus diprediksi terlebih dahulu.
Adanya prediksi membuat orang lebih nyaman dan tenang dalam berkomunikasi.
 Komunikasi bersifat sistematik
System internal dan eksternal memengaruhi cara seseorang berkomunikasi.
System internal adalah segala hal yang dibawa dalam berkomunikasi.
Sementara, system eksternal merupakan situasi lingkungan. Kedua system ini

16
mencangkup factor latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman, pendidikan,
dan lingkungan keluarga.

 Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektif komunikasi


Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa kesamaan latar belakang, seperti
suku dan pendidikan, akan membuat orang lebih mudaj berkomunikasi. Karena
kedua belah pihak punya mkna yang sama terhadap symbol yang saling
dipertukarkan.
 Komunikasi bersifat nonsekuensial
Artinya komunikasi melibatkan respon sebagai bukti bahwa pesan telah
dikirimkan, diterima, serta dimengerti. Sehingga proses komunikasi bersifat
nonsekuensial atau dalam artian tidak berlangsung satu arah.
 Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Komunikasi harus melalui proses yang berkesinambungan, komunikasi bersifat
dinamis, dan juga komunikasi bersifat transaksional. Contoh komunikasi bersifat
prosesual, ketika kita meminta mengembalikan buku pada teman, itu terjadi
suatu proses pada saat kita memintanya sampai dia memberika buku itu, namun
bukan berarti komunikasi itu berhenti pada saat setelah memberikan buku saja.
Lalu komunikasi bersifat dinamis contohnya misalkan ketika kita pada saat SD
berbincang pada teman, maka komunikasi tersebut sudah berbeda dengan saat
kita bertemu dia lagi pada saat kuliah. Itu karena komunikasi bersifat dinamis,
“rasa dulu beda sekarang”. Komunikasi bersifat transaksional, komunikasi bisa
menjadi sebuah proses transaksional, misalnya ketika saya membujuk orang lain
atau membujuk orang tua saya untuk membelikan sesuatu, itu juga yang disebut
komunikasi sebagai transaksional.
 Komunikasi bersifat irreversible
Suatu peristiwa atau perilaku tidak dapat bisa diulang kembali, itulah yang
menggambarkan prinsip ini. Begitu halnya juga komunikasi, yang tidak bisa
diulang kembali, sebagai contohnya ketika kita memberi pesan menyakiti orang
lain. Kita tidak bisa mengendalikan pesan tersebut, apalagi menghilangkan efek
pesan tersebut, karena komunikasi bisa menjadi suatu proses lebeling terhadap
dari kita maupun orang lain. Artinya komunikasi dapat membekas pada waktu
yang lama.
 Komunikasi buka panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan
atau konflik yang disebabkan oleh masalah komunikasi. Misalkan, meskipun
pemerintah berupaya menjalin komunikasi yang efektif dengan warga aceh dan
papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil jika tidak dibarengi dengan
memperlakukan masyarakat diwilayah itu secara tidak adil, dengan merampas
mengeksploitasi tanpa ada timbal balik yang mereka dapatkan.jadi, tidak semua
masalah bisa dihadapi atau disalahkan dengan komunikasi semata.

17
D. FAKTOR PENUNJANG KOMUNIKASI EFEKTIF
Persepsi, nilai, emosi, latar belakang, peran, pengetahuan dan hubungan
 Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa menarik
perhatian komunikasi.
 Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
 Pesan harus mampu membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
 Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

E. FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI EFEKTIF


 Hambatan fisik
Biasanya disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan, atau komunikator dan
komunikan. Contoh, gangguan sinyal karena cuaca, gangguan sinyal karena
cuaca, gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi, dan sebagainya.
 Hambatan semantik
Terkadang dalam berkomunikasi, ada penggunaan kata yang punya arti ganda,
tidak jelas, atau berbelit-belit. Situasi seperti ini bisa menjadi hambatan besar
dalam komunikasi efektif. Karena sebuah proses komunikasi akan dikatakan
efektif, jika komunikator dan komunikasinya mencapai kesamaan makna. Ketika
hambatan sematik terjadi, besar kemungkinan komunikan akan memiliki
persepsi, pandangan, dan pemikiran yang berbeda dengan apa yang diharapkan
komunikator.
 Hambatan psikologis
Dalam komunikasi efektif, bentuk hambatan psikologis dan sosial dangat
mungkin terjadi. Contohnya, berbedaan nilai, harapan, keyakinan, pendapat,
pandangan, dan sebagainya. Perbedaan inilah yang menyebabkan komunikasi
efektif jarang tercapai. Karena antara komunikator dan komunikan punya cara
berbeda dalam memandang suatu hal.
 Keterbatasan fisiologis
Factor penghambat komunikasi efektif ini sering terjadi karena manusia punya
keterbtasan fisik. Misalnya ketika seseorang terlalu sering mengdengar orang
berkomunikasi, indera pendengarannya pasti akan lelah.
 Perbedaan latar belakang

18
Latar belakang yang berbeda bisa menghambat proses komunikasi efektif.
Terlebih lagi saat komunikator tidak memahami latar belakang komunikan, dan
begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh, komunikator yang tidak mengetahui latar
belakang komunikannya bisa jadi menggunakan bahasa yang sulit dimengerti,
gerak-gerik tubuh serta raut wajah yang tidak sesuai.

 Persepsi yang selektif


Persepsi yang selektif bisa menjadi factor penghambat komunikasi efektif.
Karena persepsi sering kali memutarbalikkan fakta isi pesan serta tujuan
penyampaian pesan dengan mudah. Persepsi berasal dari latar belakang
pengalaman atau sikap seseorang. Persepsi yang selektif sangat memungkinkan
komunikan menangkap pesan dan makna yang berbeda dari harapan
komunikator.
 Hanya menyimak sebagian isi pesan
Factor penghambat komunikasi efektif lainnya ialah hanya menyimak sebagian
isi pesan, lalu megalihkannya pada hal lain. Misalnya, komunikannya hanya
mendengar atau melihat isi pesan dengan mengabaikan factor lainnya, seperti
raut wajah, situasi, ekspresi wajah, nada bicara, serta emotikon.

F. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
 Komunikasi verbal
 Komunikasi nonverbal
 Komunikasi formal
 Komunikasi informal
 Komunikasi nonformal
 Komunkasi langsung
 Komunikasi tidak langsung
 Komunikasi berdasarkan maksudnya
 Komunikasi internal
 Komunikasi eksternal
 Komunikasi berdasarkan jumlah komunikan atau komunikator
 Komunikasi berdasarkan peranan individu
 Komunikasi jaringan kerja
 Komunikasi ajaran informasi
 Komunikasi visual

Komunikasi merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa dihindarkan.


Setiap manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan untuk melakukan komunikasi
yang bertujuan untuk menjalin ralasi maupun menyampaikan pesan pada individu
lain.

19
BAB V
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF

A. PENGERTIAN
Komunikasi efektif dimaksud agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan
feedback (respon) yang sesuai dengan tujuan individu berkomunikasi.
1. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
 Perencanaan dan penyesunan pesan yang dapat menarik perhatian lawan
bicara
 Menggunkan bahasa maupun alat komunikasi yang mudah dipahami kedua
pihak
 Menggunakan timing yang tepat saat berkomunikasi
 Merencanakan tujuan maupun sasaran yang sesuai dengan kebutuhan lawan
bicara.
2. Indicator komunikasi efektif
 Adanya keterbukaan
 Saling mendukung
 Bersikap positif
 Memahami perasaan orang lain
 Kesetaraan
3. Komunikator efektif
Komunikator yang baik adalah komunikator yang berbicara dengan jelas, langsung,
dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Karakteristik komunikator yang
kayat biasanya tegas dengan perasaan dan sudut pandang mereka, tetpi mereka
juga terbuka untuk saran dari orang lain. Karakteristik komunikator yang lainnya
yaitu:
 Menilai orang
 Mendengarkan secara aktif
 Bijaksana
 Memberikan pujian
 mengakui kesalahan
 memiliki rasa humor
 memberikan contoh yang baik
 menggunakan bahasa jelas,lugas,dan tepat.

20
4. Komponen komunikator efektif
Komponen komunikator ini memiliki peran penting untuk menunjang terjadinya
proses komunikasi. Apabila pengirim pesan atau komunikator ini tidak ada, maka
tidak akan terjadi proses komunikasi tersebut. Komponen-komponen komunikator
efektif yaitu:

 Keterampilan verbal
 Keterampilan nonverbal
 Sikap tubuh
 Memulai pembicaraan
 Mendengar aktif
 Mengakhiri pembicaraan

B. KETERAMPILAN VERBAL

Ciri utama dari komunikasi verbal adalah adanya penyampaian informasi, baik itu secara
lisan dengan kita berbicara langsung didepan orang lain mampu melalui telepon, atau
menyampaikan melalui tulisan. Keterampilan verbal yaitu:

 Jelas dan singkat


 Mrngulang bagian yang penting
 Prinsip 5W1H
 Pembendaharaan kata
 Intonasi
 Humor
1. Intonasi suara
 Orang akan merasa lebih nyaman bicara dengan orang yang kecepatan
bicara, volume bicara, volume bicara dan kata-kata yang dipakai mirip
dengan suara mereka.
 Atur suara agar kecepatan, volume dan kualitas mirip dengan teman bicara
lambat dan bicara cepat. Semakin juga volume kualitas suara.
2. Pemilihan kata-kata
 Kenali kata- kata yang sering dipakai oleh teman bicara, pakai kata-kata
mereka dalam kalimat anda
 Diskusi sederhana
 Makna denotatif konotatif
3. Yang harus dihindari
 Mengevaluasi
 Memberikan label
 Meyuruh
 Mengancam

21
C. KETERAMPILAN NON VERBAL
Komunikasi nonverbal adalah metode berkomunikasi dengan orang lain tanpa
menggunakn kata-kata, melainkan tindakan. Misalnya, menggunakan gerakan tangan
untuk menunjuk dan meinta sesuatu, melakukan kontak mata, sentuhan, intonasi suara,
mikro ekspresi dan bahasa tubuh. Keterampilan nonverbal yaitu:
 Penampilan fisik (rapih,nyaman,serasi,tidak mencolok/aneh)
 Sikap tubuh dan cara berjalan
 Ekspresi wajah, kontak mata dan sentuhan.
1. Poster tubuh
Perlakukan dari kita sebagai cermin dari postur tubuh teman bicara kita. Apabila
yang bersangkutan kaki bersilang, anda juga menyilangkan kaki, badan
bersandar ke kursi anda melakukan hal yang sama dan seterusnya.namun harus
diingat bahwa teknik mirroring ini harus dilakukan dengan halus.
2. mendengar pembicara
 klarifikasi
 mendengar reflektif: menyatakan kembali dengan bahasa sendiri.
 Meringkas hasil pembicaraan
keterampiln mendengarkan adalah kemampuan adalah kemampuan menyimak
atau memperhatikan penuturan komunikator sebagai pihak yang bertindak
sebagai pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan) dalam sebuah
proses komunikasi.

22
BAB VI
ETIKA KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN
Etika komunikasi adalah suatu gagasan moral, gagasa penyampaian pikiran dan isi hati,
sehingga ketika ingin kita sampaikan kepada orang lain dibutuhkan etika kesopanan,
adab bicara yang baik, yang bisa mudah dipahami tapi tidak menyinggung perasaan
orang lain.sebab etika itu sendiri adalah produk budaya yang mengatur tingka laku
manusia dalam pergaulan,termasuk pergaulan di WA, Instagram, Facebook dan media
sosial lainnya. Sehingga dalam berkomunikasi perlu diperhatikan bagaimana bertutur
secara etiket, membuka pembicaraan dengan sopan dan teratur, ramah dan seterusnya.
Singkatnya, etika komunikasi mengandung gagasan moral good present dalam segala
bentuk budaya dalam komunikasi antar manusia baik dalam dunia maya.

1. Media komunikasi dalam kesehatan


 Menurut Malinowski, setiap individu mempunyai kebutuhan fisiologi biologis
maupun physiology. Untuk memperoleh kebutuhan itu maka setiap kelompok
dimana individu berkumpul (organisasi sosial) akan mengembangkan istitusi
agar para anggutanya dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Institusi itu hadir sebagai hasil dorongan kebudayaan dari setiap kelompok
suku bangsa untuk melayani anggotanya yang ingin mrmperoleh empat
kebutuhan dasar instrumental needs (ekonomi, social control, education, dan
political organization). Setiap institusi sosial tersebut mempunyai personal,
seperangkat norma atau aturan, aktivitas, aparatur material (teknologi), dan
fungsi. Malinowski percaya bahwa setiam individu yang memiliki karakteristik
biocultural yang sama mempunyai kesamaan atau uniformitas kebutuhan
fisiologis itu. (Murphy, 2001 dalam Agustina, 2019)
 Institusi sosial adalah perangkat peran yang telah dikemas dalam sebuah
kewenangan yang terbentuk secara konsisten dalam pola-pola tindakan atau
perilaku yang sudah diakui dan bahkan mengatur sanksi tehadap
pelanggaran atas pola-pola tindakan. Dalam studi sosiologis setiap
masyarakat didunia memiliki institusi sosial yaitu :
 Institusi perkawinan dan keluarga
 Pendidikan
 Ekonomi dan perdagangan
 Politik dan pemerintahan
 Institusi religious

23
2. Media sebagai institusi
Media massa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar
luaskan informasi, peran itu dibentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindkan
perilaku yang sudah diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat. Jadi,
masyarakat mengakui bahwa kehadiran media massa melewati sebuah sejarah
panjang, melewati uji coba peran yang berulang-ulang sehingga masyarakat
mengakui bahwa media massa merupakan tempat/wadah/wahana bagi manusia
untuk mencari informasi.
Masyarakat mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang
menyebarluaskan informasi, memengaruhi,menghibur,mendidik dan membimbing
tindakan atau perilaku individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat,
atau membimbing cara-cara bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan
mereka.
3. Media sebagai agen sosial
Sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia sosial yang
luas melalui pembelajaran (learning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap
nilai,kepercayaan,norma yang bersumber dari suatu kebudayaan. Melalui sosialisasi,
kita sebagai warga masyarakat mempelajari suatu peran tertentu, misalnya kita
belajar soan santun, belajar berteman dan mencintai, belajar memahami penipuan
atau kebenaran, mengenai barang dan jasa.
4. Memilih saluran komunikasi
Strategi-strategi komunikasi yang menggabungkan saluran-saluran secara majemuk
merupakan strategi yang mempunyai dampak paling besar bagi upaya pengubahan
perilaku kesehatan (united states department of healt and human service, 1989).
Pertanyaan bukan lagi saluran nama yang paling baik, melainkan menggunakan
kombinasi saluran-saluran tersebut dalam mengajarkan serta mendukung perilaku-
perilaku sasaran.

B. ETIKA BERTELEPON
1. Etika komunikasi
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika komunikasi adalah nilai-nilai dan norma yang
dijadikan sebagai panduan umum untuk menyampaikan informasi kepada individu
lain atau dengan kelompok masyarakat. Jujur, tidak berbohong. Etika yang baik
dalam komunikasi :
 Bersifat dewasa tidak kekanak-kanakan
 Lapang dada dalam berkomunikasi

24
 Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
 Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
 Tidak mudah emosi / emosional
 Berinisiatif sebagai pembuka dialog
 Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
 Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
 Bertingkahlaku yang baik
2. Etika bertelepon
 Etika bertelepon secara umun
 Mengangkat segera apabila telepon bordering, jangan lebih dari 3 kali
bordering
 Memperkenalkan diri terlebih dahulu bila menerima atau
menghubungi seseorang melalui telepon
 Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan, dan tepat
 Menyapa penelpon dengan sebutan ibu atau bapak
 Berbicara dengan jelas, ramah dan menyenangkan, bertanya dan
bijaksana, mencatat pesan pembicara, mengucapkan terima kasih
dan salam pada akhir pembicaraan, meletakkan gagang telepon
dengan pelan.
 Etika bertelepon secara khusus
 Menggunakan bahasa yang resmi, terutama kepada orang yang
belum akrab atau belum mengetahui identitasnya.
 Tidak berbicara dengan orang lain selagi menelpon
 Tidak berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen.
Tidak terlalu banyak basa basi.
 Tidak bicara dengan nada kasar apalagi membentak
 Janganlah berbicara dengan nada memerintah
 Jngan membicarakan penelpon menunggu terlalu lama, tanpa
penjelasan, hanya terdengar bunyi music
 Nada dan intonasi bicara tidak terkesan malas atau tidak ramah.
3. Cara menanggapi telepon
 Telepon masuk
 Mengangkat gagang telepon sesegera mungkin
 Telepon yang berasal dari saluran langsung, tidak melalui operator,
berbeda penangannya dengan telepon yang berasal dari saluran tidak
langsung
 Gunakan bahasa yang resmi, komunikatif (jelas, dapat dipahami,
singkat dan tepat)
 Apabila orang yang dikehendaki penelpon ada, secepatnya
dihubungkan kepada yang ditujunya. Bila orang yang dikehendaki
tidak ada, tanyakan kepada penelpon mengenai sesuatu yang dapat
membantunya, keperluannya, serta pesan yang akan disampaikan.
 Apabila terjadi telepon salah sambung, jelaskan dengan ramah
bahwa yang bersangkutan salah sambung

25
 Bila penelpon akan menghubungi pimpinan, maka ada hal atau cara
tertentu yang harus diperhatikan, yaitu kita harus tanyakan lebih
dahulu perihal identitas sipenelpon, namanya, asal kantor atau
perusahaan, keperluannya, lalu secepatnya memberitahukan kepada
pimpinan.
 Bersikap sopan, ramah, hangat, dan akrab, karena sifat kita akan
terpatul melalui nada suara.
 Bertelepon
 Menekan nomor telepon yang akan dituju
 Bila ada kesalahan menelpon, misalnya salah sambung maka segera
mita maaf
 Bila telepon sudah diangkat maka penelpon mengawali dengan salam
dan menyebutkan identitas diri
 Mengemukakan maksud dan tujuan dengan jelas, singkat, padat dan
mudah dipahami
 Mencatat hal penting
 Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan salam dan terimakasih
 Meletakkan gagang telepon dengan pelan.

26
BAB VII
KESIMPULAN

Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicates yang berarti 'berbagi' atau 'menjadi
milik bersama'. Webster new collegiate adalah suatu proses pertukaran informasi diantara
individu melalui system lembing-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. Weaver Komunikasi
adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi orang lainnya
dalam kehidupan. Sejarah komunikasik dapat terjadi apabila ada orang yang menerima pesan.
Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan, berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan, terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali, dan terjadi didalam
konteks ruang dan waktu. Komunikasi bersifat sistematis, nonsekuensial, prosesual, dinamis,
dan transaksional, dan meminimalisir dampak dengan memilih kata yang tepat. Pesan yang
telah disampaikan tidak bisa dikendalikan atau dihilangkan pengar. Contoh komunikasi verbal
secara lisan adalah dua orang lebih melakukan interaksi berupa berbincang-bincang dengan
menggunakan perantara atual yang seluler dan lainnya. Contoh nonverbal dapat berupa
bahasa tubuh, tindakan/perbuatan atau objek. Ekspresi wajah adalah hal yang penting.
Sentuhan melalui sentuhan seseorang adalah kemudian secara reflek atau spontan orang
tersebut menepuk pundak dari lawan bicara.

27

Anda mungkin juga menyukai