Anda di halaman 1dari 3

RESUME MK DASAR DASAR PSIKOLOGI SOSIAL

NAMA: WAHYU KURNIA SAPUTRA

NIM: 220404502058

KELAS: BK 02/B

KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi sosial adalah cabang psikologi yang mempelajari perilaku dan fungsi mental
manusia dalam konteks hubungan sosial dan situasi sosial. Beberapa definisi psikologi sosial
dari berbagai sumber menekankan pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan
sosialnya dalam membentuk perilaku dan pemikiran manusia. Konsep dasar dalam psikologi
sosial meliputi emosi, perhatian, minat, kemauan, motivasi, kecerdasan, penghayatan,
kesadaran, harga diri, sikap mental, dan kepribadian. Semua ini memainkan peran penting
dalam memahami perilaku individu dalam konteks sosial

Psikologi sosial memfokuskan pada perilaku individu dalam situasi sosial atau
lingkungan sosialnya. Hal ini mencakup studi tentang bagaimana individu mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Psikologi sosial berada di antara psikologi dan
sosiologi, membahas masalah yang terkait dengan hubungan individu dalam kelompok dan
masyarakat.

Dalam bimbingan dan konseling, pemahaman tentang psikologi sosial sangat penting.
Pendekatan dalam psikologi sosial, seperti pendekatan biologis, belajar, dan insentif, dapat
digunakan untuk menganalisis perilaku individu dalam konteks sosial. Misalnya, pemahaman
tentang asosiasi, reinforcement, dan imitasi dapat membantu dalam memahami dan mengatasi
masalah sosial dan konflik internal dalam konseling. Psikologi sosial memiliki implikasi yang
penting dalam bidang bimbingan dan konseling. Pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
psikologi sosial dapat membantu konselor memahami dan membimbing individu dalam
mengatasi masalah sosial dan emosional mereka. Terdapat tiga pendekatan utama dalam
psikologi sosial: pendekatan biologis, pendekatan belajar, dan pendekatan insentif. Setiap
pendekatan ini memberikan pemahaman yang berbeda tentang bagaimana perilaku manusia
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
PERSEPSI DIRI

Diri adalah struktur psikologis yang terdiri dari id, ego, dan superego menurut Sigmund
Freud. Albert Bandura dan Erik Erikson menganggap diri sebagai hasil interaksi sosial dan
pengalaman belajar. Persepsi adalah proses penerimaan rangsangan melalui panca indera yang
diikuti oleh perhatian, pengenalan, dan penghayatan tentang sesuatu yang diamati. Persepsi
melibatkan kemampuan individu untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan
mengorganisir informasi yang diterima. Persepsi diri adalah kemampuan individu untuk
memahami dan mengevaluasi diri mereka sendiri secara objektif, jujur, dan netral. Ini
mencakup pengenalan dan ekspresi sikap, emosi, dan kondisi lain dalam diri individu. Teori
Self-Perception oleh Daryl Bem menyatakan bahwa persepsi diri terbentuk melalui observasi
dan penilaian perilaku diri sendiri. Teori Penilaian Objektif berfokus pada evaluasi kualitas diri
sendiri secara objektif terhadap standar-standar yang relevan. Adapun factor yang
mempengaruhi persepsi diri adalah faktor internal (fisiologis, perhatian, minat, kebutuhan yang
searah, pengalaman, suasana hati) dan faktor eksternal (ukuran, warna, keunikan, intensitas,
gerakan) mempengaruhi persepsi individu. Persepsi diri mempengaruhi interaksi sosial dan
cara individu memandang diri dan dunia sekitarnya. Persepsi positif dapat mengarah pada
perilaku yang lebih terbuka dan ramah, sementara persepsi negatif dapat menyebabkan
skeptisisme dan kurangnya kepercayaan dalam interaksi social.
Proses terjadinya persepsi diri melibatkan tahapan identifikasi diri, perbandingan,
pembentukan konsep diri, evaluasi, dan penyesuaian diri. Faktor-faktor seperti pengalaman
masa kecil, hubungan interpersonal, penilaian orang lain, media sosial, dan lingkungan sekitar
memengaruhi proses ini.
Konsep diri, harga diri, dan regulasi diri adalah komponen penting dalam bimbingan
konseling. Bimbingan konseling dapat membantu individu memahami, meningkatkan, dan
mengelola konsep diri dan harga diri mereka serta mengembangkan regulasi diri yang sehat.
PERSEPSI SOSIAL

Persepsi sosial merujuk pada cara individu melihat, menginterpretasikan, dan


merespons dunia sosial di sekitarnya, termasuk orang lain, situasi, dan lingkungan. Faktor-
faktor yang memengaruhi persepsi sosial termasuk pengalaman pribadi, konteks sosial,
pengaruh budaya, media massa, stereotip dan prasangka, pendidikan dan pengetahuan,
karakteristik pribadi, komunikasi antarpersonal, dan lain-lain. Persepsi sosial memiliki dampak
besar pada kehidupan seseorang, termasuk dalam interaksi sosial, kesejahteraan emosional,
kesehatan mental, prestasi akademik dan karir, identitas dan perkembangan pribadi, keputusan
dan perilaku, integrasi sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Implementasi persepsi
sosial dalam layanan Bimbingan dan Konseling (BK) dapat membantu individu dalam
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, mengatasi masalah sosial, meningkatkan
kualitas interaksi sosial, dan mencapai kesejahteraan emosional yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai