Anda di halaman 1dari 4

Point ppt

A. Definisi persepsi sosial

Persepsi sosial dapat didefinisikan sebagai proses mengamati, menafsirkan, dan membuat
penilaian tentang perilaku, sikap, dan niat orang lain berdasarkan informasi yang tersedia di
lingkungan (Schoeder, 2014). Persepsi sosial melibatkan penggunaan isyarat seperti ekspresi
wajah, bahasa tubuh, nada suara, gerak tubuh, dan interaksi sosial untuk memahami dan
merespons situasi sosial secara akurat. Persepsi sosial membantu individu memahami
lingkungan sosial di sekitar mereka dan mengembangkan pandangan terhadap kepribadian,
kondisi emosional, dan motivasi orang lain.

Pendapat tokoh-tokoh terkenal tentang definisi persepsi sosial:_

 Menurut Harvey & Smith - adalah proses membuat penilaian atau pembentukan
persepsi tentang berbagai hal yang ada dalam bidang persepsi seseorang. Evaluasi
atau proses pembentukan kesan ini bertujuan untuk memberikan semacam konteks
pada hal-hal tersebut. Proses menangkap hal-hal dan situasi sosial yang kita alami di
sekitar kita adalah cara lain untuk mendefinisikan persepsi sosial.
 Menurut Widyastuti - persepsi sosial adalah proses dimana seorang individu
mempelajari, menafsirkan, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsikan dalam
rangka membentuk kesan terhadap orang yang dipersepsikan.
 Menurut Jalaludin Rakhmat - persepsi adalah kesadaran tentang hal-hal seperti
peristiwa, hubungan-hubungan, perasaan, atau pengalaman yang diperoleh melalui
penyimpanan dan penafsiran informasi.
 Menurut Miftah Thoha - setiap orang melakukan persepsi sebagai proses kognitif
untuk menafsirkan informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, maupun penciuman.
 Menurut Moskowitz dan Ogel - adalah proses yang terintegrasi dari seseorang
terhadap stimulus yang dihadapinya. Dalam pengertian ini, persepsi dapat
didefinisikan sebagai pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh suatu organisme atau seseorang untuk memberikan makna dan
menjadikannya bagian dari aktivitas terintegrasi orang tersebut.

B. Teori persepsi sosial

Beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan persepsi sosial, termasuk teori
atribusi, teori kategorisasi sosial, dan teori identitas sosial. Teori atribusi menjelaskan
bagaimana orang membentuk penilaian tentang penyebab tindakan dan perilaku orang lain.
Menurut teori ini, orang membuat atribusi berdasarkan disposisi internal atau faktor
situasional eksternal.

1. Teori atribusi
Ketika berinteraksi dengan orang lain, kita sering belajar mengapa mereka bertindak dengan
cara tertentu selain mengamati perilaku mereka dan efeknya. Proses menentukan alasan
perilaku orang lain ini dikenal sebagai atribusi.

Fritz Heider ( Pencetus teori ini ) menemukan penjelasan khusus tentang perilaku dalam dua
kategori, yaitu personal (atribusi disposisi) dan situasional, setelah penasaran dengan cara
orang menanggapi pertanyaan "mengapa" (atribusi situasional).

- Atribusi pribadi terjadi ketika atribut internal individu, sepertiseperti ciri-ciri


kepribadian, keterampilan, dan suasana hati, yang menyebabkan perilaku mereka;
sebaliknya,
- Atribusi situasional menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah hasil dari
berbagai variabel situasi atau eksternal, seperti lingkungan saat itu, yang dapat
mencakup kejadian traumatis, komentar kejam dari orang lain, dll.

2. Teori identiti sosial


Tajfel mempresentasikan sebuah proposal kepada Social Science Research Council (SSRC)
pada tahun 1974 dan proposal tersebut diterima. Proposal tersebut membahas peran identitas
sosial, kategorisasi sosial, dan perbandingan sosial dalam perilaku kontak antarkelompok.
Pada tahun-tahun terakhir, Tajfel dan Turner telah membantu teori identitas sosial
mendapatkan popularitas.

Berikut ini adalah beberapa sudut pandang para ahli tentang arti identitas sosial:

- Menurut Tajfel, identitas sosial adalah aspek dari konsep diri individu yang
dihasilkan dari kesadaran mereka akan keanggotaan mereka dalam suatu
kelompok sosial serta nilai dan makna emosional dari keanggotaan tersebut.
Identitas sosial terkait dengan keterlibatan, rasa kepedulian, dan juga rasa bangga
menjadi bagian dari komunitas tertentu.
- William James, menegaskan bahwa identitas sosial lebih dipahami sebagai diri
pribadi dalam keterlibatan sosial, di mana diri adalah segala sesuatu yang dapat
dikatakan orang tentang dirinya sendiri, tidak hanya dalam hal tubuh dan kondisi
fisiknya, tetapi juga dalam hal anak-istri, rumah, pekerjaan, nenek moyang, teman,
harta benda, uang, dan hal-hal lainnya.
3. Teori kategori sosial
Menurut Ellemers, kategorisasi menunjukkan kecenderungan orang untuk mengorganisasikan
lingkungan sosial mereka ke dalam kelompok atau kategori yang memiliki arti penting bagi
mereka. Teori kategorisasi sosial menyatakan bahwa orang mengklasifikasikan individu ke
dalam kelompok sosial berdasarkan karakteristik yang dapat diamati, termasuk penampilan
fisik, kepercayaan budaya, dan etnis. Hasilnya, kategorisasi membantu menafsirkan
lingkungan sosial secara sederhana. Karena proses "kategorisasi", nilai-nilai atau stereotip
tertentu yang dikaitkan dengan suatu kelompok mungkin juga berasal dari anggota kelompok
tersebut. Akibatnya, "konformitas" terbentuk melalui kategorisasi karena hal ini
memungkinkan orang untuk mempertahankan identitas dan keanggotaan sosial mereka.

C. Persepsi sosial dalam koneteks islam

Islam sangat menekankan pentingnya persepsi sosial, terutama dalam hal bagaimana individu
memandang dan memperlakukan satu sama lain. Salah satu ajaran utama Islam adalah konsep
persaudaraan dan persaudaraan, yang menekankan persatuan semua orang beriman tanpa
memandang ras, kebangsaan, atau status sosial. Al-Quran menyatakan,

"Orang-orang beriman adalah bersaudara, karena itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)


antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat" (QS.
Al-Hujurat: 10).

Islam juga mengajarkan bahwa semua individu memiliki martabat dan nilai yang melekat,
dan harus diperlakukan dengan hormat dan penuh kasih sayang.

Nabi Muhammad (saw) bersabda, "Tidaklah seseorang dari kalian benar-benar beriman
sampai dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri" (Sahih Bukhari 13).

Ajaran ini menyoroti pentingnya memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan
kebaikan, terlepas dari status sosial mereka. Dengan mengakui nilai yang melekat pada
semua individu, umat Islam didorong untuk melihat orang lain melalui lensa kasih sayang
dan rasa hormat.
Ajaran Islam juga menekankan pentingnya menghindari stereotip dan prasangka buruk
terhadap orang lain. Islam menyoroti pentingnya menghindari asumsi negatif tentang orang
lain, dan sebaliknya berusaha memahami mereka tanpa prasangka atau bias. Umat Islam
didorong untuk terlibat dengan orang lain dengan hati dan pikiran yang terbuka, berusaha
untuk belajar dari mereka daripada langsung mengambil kesimpulan berdasarkan stereotip
atau prasangka.
D. Hubungan antara persepsi sosial dengan perilaku

Persepsi dan perilaku sosial merupakan komponen utama dalam interaksi manusia. Persepsi
sosial mengacu pada proses di mana orang menafsirkan dan memahami perilaku, sikap, dan
niat orang lain. Perilaku, di sisi lain, mengacu pada tindakan yang dapat diamati dari individu
atau kelompok dalam lingkungan sosial. Persepsi sosial dan perilaku saling berhubungan
karena persepsi orang terhadap orang lain mengarah pada perilaku orang tersebut terhadap
mereka.

Persepsi sosial dapat mempengaruhi perilaku dalam berbagai cara. Pertama, persepsi sosial
memengaruhi harapan dan motivasi individu untuk terlibat dalam perilaku. Ketika orang
mempersepsikan bahwa perilaku mereka akan menghasilkan hasil yang positif, mereka akan
lebih cenderung terlibat dalam perilaku tersebut. Sebagai contoh, penelitian telah
menunjukkan bahwa individu yang menganggap olahraga bermanfaat bagi kesehatan mereka
cenderung untuk melakukan olahraga secara teratur.

persepsi sosial dapat mempengaruhi perilaku dan prasangka antar kelompok . Penelitian telah
menunjukkan bahwa orang lebih cenderung menunjukkan prasangka terhadap kelompok lain
ketika mereka menganggapnya sebagai ancaman atau berbeda dari kelompok dalam. Persepsi
semacam itu dapat mengarah pada perilaku negatif terhadap anggota outgroup, termasuk
diskriminasi dan agresi.

Anda mungkin juga menyukai