Anda di halaman 1dari 20

COMMUNICATION

AND
COLABORATION
Kelompok 8
KELOMPOK 8

ANDHIKA YOGARAKSA RYAN HIDAYATULLAH KENNETH CHRISTIAN


2206066672 2206066672 2206066672
ELEMENTS IN THE
COMMUNICATION PROCESS

Komunikasi proses penyampaian dan penerimaan simbol yang disertai dengan makna

Komunikasi menjadi kunci pengaplikasian empat fungsi manajemen, yaitu planning,


organizing, leading, dan controlling.

Fungsi komunikasi pun berbeda-beda di setiap fungsi manajemen tersebut.

Meskipun begitu, komunikasi tetap menjadi kunci eratnya hubungan keempat fungsi
manajemen itu.
ELEMENTS IN THE
COMMUNICATION PROCESS

Komunikasi yang efisien terjadi ketika apa yang dikomunikasikan oleh pengirim
dapat dicerna atau diterima dengan sempurna oleh penerima.

Komunikasi yang efisien belum tentu efektif dan berlaku juga sebaliknya.

Namun, akan lebih baik apabila komunikasi kita dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
ELEMENTS IN THE
COMMUNICATION PROCESS

Tak jarang komunikasi juga bertujuan untuk "mengajak". Oleh karena itu, kita
mengenal pula adanya persuasive communication yang bertujuan agar penerima
pada akhirnya setuju dengan opini yang disampaikan pengirim.

Persuasive communication berhubungan erat dengan kredibilitas.

Kredibilitas bisa didapat dengan keahlian akan sesuatu ataupun dengan


kemampuan kita berhubungan dengan orang lain.

Dalam komunikasi dikenal juga istilah noise atau gangguan, yaitu segala sesuatu
yang dapat mengganggu atau menghalangi keefektifan komunikasi.

Berbagai macam noise yang biasanya terjadi ialah information filtering, pemilihan
media komunikasi yang kurang baik, penyampain komunikasi secara tidak jelas,
kegagalan dalam mengartikan sinyal nonverbal, dan munculnya distraksi.
ELEMENTS IN THE
COMMUNICATION PROCESS

Komunikasi lintas budaya membutuhkan kepekaan dan kemampuan yang lebih tinggi
agar bisa lebih cepat beradaptasi dengan budaya lokal.

Etnosentrisme adalah salah satu penghalang keefektifan komunikasi lintas budaya.

Etnosentrisme sendiri dapat diartikan sebagai kondisi ketika satu menganggap


kebudayaannya cenderung lebih superior.

Berhasilnya komunikasi lintas budaya sangat bergantung pada etika budaya, yaitu
pemilihan sikap dan bahasa yang baik ketika sedang berkomunikasi dengan orang dari
kebudayaan lain.
IMPROVING COLLABORATION
THROUGH COMMUNICATION

Terdapat beberapa cara dalam memiliki komunikasi yang lebih baik, yaitu dengan memberikan perhatian terhadap transparansi dan
keterbukaan, penggunaan media elektronik yang baik, praktek mendengarkan secara aktif, berfokus pada feedback yang membangun,
dan desain ruang yang sesuai.

Transparansi dan keterbukaan berarti mau menyampaikan informasi secara akurat dan lengkap mengenai apa yang sedang terjadi di
lingkungan kerja.

Dalam lingkungan kerja, dikenal juga istilah open book management dimana manajer bersifat terbuka terhadap karyawan mengenai
informasi finansial yang berkaitan dengan perusahaan.

Teknologi tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi juga etika kita ketika berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Rekaman suara atau emotikon mungkin terlihat normal di media sosial, namun hal tersebut dianggap sebagai tindakan nonetis di
dalam lingkungan kerja.
IMPROVING COLLABORATION
THROUGH COMMUNICATION

Active listening berarti proses dalam mengambil tindakan untuk membantu seseorang mengungkapkan
apa yang sebenarnya ingin dia ungkapkan.

Active listening juga melibatkan sikap yang tulus untuk mendengar dan berusaha mencari tahu apa yang
ingin diungkapkan. Selan itu, active listening turut melibatkan kedisiplinan dalam menahan emosi yang
terlalu dini.

Proses dalam menyampaikan apa yang kita rasakan dari apa yang kita dengar disebut sebagai feedback.

Memberikan feedback yang positif dan membangun adalah hal yang harus dimiliki agar informan dapat
merasa nyaman berkomunikasi dengan kita.

Jarak pada saat berkomunikasi merupakan hal yang vital karena dapat mempengaruhi keterbukaan,
keintiman, dan status dari komunikasi itu sendiri.
MANAGING CONFLICT

SUBSTANTIVE
CONFLICT CONFLICTS SERVICE C
Ketidaksepakatan masalah
Melibatkan perbedaan pendapat Muncul dari perasaan kemarahan,
substansi dan/atau antagonisme
mengenai tujuan, sumber daya, ketidakpercayaan, ketidaksukaan,
emosional
penghargaan, kebijakan, prosedur, dan ketakutan, dan kebencian, serta dari
Perbedaan pendapat ini bisa terjadi
penugasan pekerjaan benturan kepribadian.
secara terbuka dan terungkap, atau
secara terselubung dan tersembunyi
di balik kedamaian permukaan palsu
dan intrik politik.
FUNCTIONAL AND
DYSFUNCTIONAL

FUNCTIONAL DYSFUNCTIONAL

Konflik yang konstruktif mendorong orang Konflik yang destruktif merugikan


untuk melakukan upaya kerja yang lebih kinerja, hubungan, dan kesejahteraan
besar, kerja sama, dan kreativitas yang individu. Ini terjadi ketika terlalu banyak
lebih tinggi. Ini membantu tim mencapai atau terlalu sedikit konflik.
tujuan mereka dan menghindari
pengambilan keputusan yang buruk akibat
pemikiran kelompok (groupthink).
CAUSES OF CONFLICT

TASK
ROLE AMBIGUITIES RESOURCE SCARCITIES INTERDEPENDENCIES
Ambiguitas peran dalam bentuk harapan Kelangkaan sumber daya menyebabkan konflik Ketergantungan tugas melahirkan konflik
pekerjaan yang tidak jelas dan ketidakpastian ketika orang harus berbagi atau bersaing untuk ketika seseorang bergantung pada orang lain
tugas lainnya meningkatkan kemungkinan bagi mendapatkannya. Ketergantungan tugas untuk berkinerja baik agar mereka sendiri
orang-orang untuk bekerja dengan tujuan melahirkan konflik ketika orang bergantung dapat berkinerja dengan baik.
yang saling bertentangan. pada orang lain untuk berkinerja baik agar
mereka sendiri dapat berkinerja dengan baik.
CONFLICT RESOLUTION

Konflik dapat "diselesaikan" dalam arti penyebabnya


diperbaiki, atau "ditindas" dalam arti penyebab
konflik tetap ada tetapi konflik dikendalikan. Konflik
yang ditindas cenderung memburuk dan muncul
kembali. Mereka menunda masalah yang sebaiknya
ditangani segera, dan penindasan itu sendiri dapat
menjadi sumber stres personal. Penyelesaian konflik
yang sejati menghilangkan penyebab-penyebab
mendasar konflik dan mengurangi potensi konflik
serupa di masa depan.
CONFLICT
MANAGEMENT STYLE

AVOIDANCE
AVOIDANCE COMPETITION
COMPETITION
Kompetisi atau perintah otoritatif—
COLLABORATION
Penghindaran atau penarikan diri— Kolaborasi atau pemecahan masalah—
tidak kooperatif dan tidak tegas, bersikap tidak kooperatif namun tegas, bersikap kooperatif dan tegas, bekerja
meremehkan perbedaan pendapat, bertindak melawan keinginan pihak melalui perbedaan, menyelesaikan
tetap netral sebisa mungkin, menarik lain, berusaha mendominasi melalui masalah agar semua pihak
diri dari situasi. keterampilan atau kekuatan dengan mendapatkan keuntungan.
menggunakan otoritas.

ACCOMODATION
ACCOMODATION COMPROMISE
Kompromi—bersikap moderat
Akomodasi atau perataan—bersikap
kooperatif namun tidak tegas, kooperatif dan tegas, melakukan
membiarkan keinginan orang lain perundingan untuk mencapai solusi
mengatur, mengabaikan perbedaan "dapat diterima" di mana setiap pihak
untuk menjaga harmoni. mendapatkan sedikit namun juga harus
mengorbankan sesuatu yang bernilai.
CONFLICT MANAGEMENT STYLE

LOSE-LOSE WIN-LOSE WIN-WIN


Menghindari dan mengakomodasi seringkali Bersaing dan mengkompromikan cenderung Kolaborasi atau pemecahan masalah adalah
menciptakan konflik yang merugikan semua menciptakan konflik menang-kalah dengan bentuk konflik yang saling menguntungkan di
potensi konflik di masa depan. Metode ini tidak
pihak, dengan tidak ada yang mencapai mana masalah diselesaikan secara terbuka
menangani akar penyebab konflik dan
keinginan sejati. Meskipun konflik terlihat untuk keuntungan semua pihak. Pendekatan ini
mengorbankan pihak lain demi keuntungan sendiri.
terselesaikan, cenderung muncul kembali di menghilangkan penyebab mendasar konflik,
Penting untuk mencari pendekatan kolaboratif
masa depan. Penghindaran dan akomodasi yang mengatasi akar konflik untuk mencapai solusi meskipun membutuhkan waktu lebih untuk
berfokus pada penyelesaian sementara tanpa yang lebih baik dan berkelanjutan. pengumpulan informasi dan analisis posisi.
mengatasi penyebab mendasar konflik.
MANAGING NEGOTIATION

Negosiasi adalah proses pengambilan keputusan


bersama ketika pihak yang terlibat memiliki preferensi
yang berbeda.
Orang melakukan negosiasi terkait penugasan
pekerjaan, jadwal kerja, lokasi kerja, dan gaji.
Semua jenis negosiasi berpotensi menghadapi konflik.
Dan, ini merupakan ujian yang ketat terhadap
keterampilan komunikasi dan kolaborasi seseorang.
NEGOTIATION GOALS AND
APPROACH

SUBSTANCE GOALS RELATIONSHIP GOALS EFFECTIVE NEGOTIATION

Tujuan substansi berkaitan dengan hasil Tujuan hubungan berkaitan dengan proses Negosiasi yang efektif terjadi ketika masalah
negosiasi. Mereka terkait dengan masalah negosiasi. Mereka terkait dengan cara orang substansi diselesaikan dan hubungan kerja
bekerja bersama saat negosiasi dan bagaimana dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Tiga
konten.
mereka (dan konstituen yang mereka wakili) akan kriteria negosiasi yang efektif adalah:
dapat bekerja bersama lagi di masa depan.
(1) Kualitas—mencapai kesepakatan yang
"bijaksana" yang benar-benar memuaskan
semua pihak;
(2) Biaya—melakukan negosiasi dengan
efisien, menggunakan sumber daya dan
waktu minimum; dan
(3) Harmoni—melakukan negosiasi
dengan cara yang memupuk, bukan
menghambat, hubungan yang baik.
GAINING AGREEMENTS

Di dalam negosisasi distributif, para pihak membuat klaim menang-kalah atas


hasil tertentu yang mereka inginkan.

Sementara itu, dalam principled negotiation, tujuannya ialah klaim menang-


menang sehingga menghasilkan manfaat bagi masing-masing pihak.

Principled negotiation membuat masing-masing pihak memiliki kemauan untuk


mempercayai, menyebarkan informasi, dan menanyakan pertanyaan kepada
pihak lainnya sehingga kedua belah pihak mengetahui apa yang penting bagi
mereka dan apa yang mereka harus ketahui dari pihak lain.

Dalam melakukan negosiasi, terlebih dalam principled negotiation, dikenal istilah


bargaining zone, yaitu suatu kondisi antara titik reservasi minimum satu belah
pihak dan titik reservasi maksimum pihak lainnya.
NEGOTIATION PITFALLS

Terdapat beberapa kesalahan umum yang dihadapi negotiator. Salah satu kesalahan yang
sering dihadapi disebut "fixed pie", yaitu ketika salah satu pihak mendapatkan
keuntungan maka pihak lain harus menyerahkan sesuatu.

Kesalahan lain ialah peningkatakan nonrasional dalam konflik atau negosiasi yang
disebabkan oleh adanya emosi yang muncul. Selain itu, kesalahan lain adalah
mengabaikan kebutuhan pihak lain

Selain ketiga kesalahan itu, terdapat pula kesalahan-kesalahan lainnya, seperti terlalu
banyak berbicara dan jarang mendengar; kesalahan asumsi kultural, dan pelanggaran
etika.
THIRD-PARTY DISPUTE
RESOLUTION

MEDIASI ARBITRASI OMBUDSPERSON

Dalam mediasi, pihak ketiga berperan


dalam membantu mempertemukan Sementara itu, di dalam arbitrasi, Ombudsperson umumnya ditunjuk
keinginan kedua belah pihak dan pihak ketiga juga berperan dalam oleh sebuah organisasi untuk
berusaha memperbaiki jalanan mempertemukan keinginan kedua mendengarkan keluhan yang
komunikasi kedua belah pihak yang belah pihak yang berkonflik. dimiliki pihak yang berkonflik
berkonflik. Mediator tidak berfungsi Namun, arbiter berperan dalam
sebagai pengambil keputusan. mengambil keputusan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai