Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Akibat Kerja


Sub Pokok Bahasan : Penyakit Silikosis
Sasaran/Peserta : Karyawan PT Semen Baturaja
Hari/Tanggal : Rabu/15-Maret-2023
Tempat : PT Semen Baturaja
Waktu : Jam 09.00 WIB s/d selesai
Penyuluh : Kurmia Reza Utami

A. Latar Belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit di PT Semen Baturaja diharapkan
peserta memahami tentang penyakit silikosis.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Penyakit Silikosis di PT Semen Baturaja
peserta mampu :
a. Memahami Pengertian Silikosis
b. Memahami tentang Penyebab Silikosis
c. Memahami tentang Faktor Risiko Silikosis
d. Memahami tentang Jenis Penyakit Silikosis
e. Memahami tentang Gejala Silikosis
f. Memahami tentang Diagnosis Silikosis
g. Memahami tentang Pengobatan Silikosis
h. Memahami tentang Pencegahan Silikosis

C. Metode yang digunakan adalah Ceramah dan Tanya Jawab


D. Media yang digunakan adalah Power Point Presentation (PPT) dan Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pembukaan :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
5
1.  Menjelaskan waktu penyuluhan  Memperhatikan
Menit
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
disampaikan
Isi :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
30
2.  Menjelaskan waktu penyuluhan  Memperhatikan
Menit
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
disampaikan
Evaluasi :
5  Memberikan pertanyaan kepada  Menjawab
3.
Menit peserta tentang materi yang telah pertanyaan
disampaikan
Penutup :
5  Menyampaikan ucapan terima  Mendengarkan
4.
Menit kasih kepada peserta penyuluhan
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN PENYAKIT SILIKOSIS

A. Pengertian Silikosis
Silikosis adalah penyakit saluran pernapasan akibat menghirup debu silika yang
menyebabkan peradangan dan pembentukkan jaringan parut pada paru-paru. Silika
adalah mineral mirip kristal yang sangat biasa ditemukan di pasir, batu, dan kuarsa.
Silika bahkan dapat memiliki konsekuensi mematikan bagi orang bekerja yang
berhubungan dengan batu, kaca, beton, atau bentuk batu lainnya.

B. Penyebab Silikosis
Seseorang yang menghirup debu silika selama beberapa tahun akan mengalami silikosis.
Silika merupakan unsur utama pasir, seseorang yang bekerja sebagai buruh tambang
logam, pemotong batu dan granit, pembuat tembikar, atau pekerja pengecoran logam
berisiko menderita silikosis. Biasanya gejala silikosis adalah timbul setelah paparan
selama 20-30 tahun. Tetapi pada kasus peledakan batu, pembuatan terowogan dan
pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi,
gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.

C. Faktor Risiko Silikosis


Silikosis Pekerja pabrik, tambang, dan tukang batu berada pada risiko terbesar untuk
silikosis adalah karena mereka menangani silika dalam pekerjaannya. Orang yang
bekerja di industri berikut ini memiliki risiko tinggi karena penyebab silikosis:
Pembuatan aspal Produksi beton Pekerjaan pembongkaran Menghancurkan atau
mengebor batu dan beton Pembuatan kaca Tambang batu Pertambangan Penggalian
Sandblasting (pembersihan permukaan) Membuat terowongan Pekerja di industri
berisiko tinggi dan perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi
pekerjanya terhadap paparan silika.

D. Jenis Penyakit Silikosis


Seiring waktu, silika dapat menumpuk di paru-paru dan saluran pernapasan. Kondisi ini
menyebabkan jaringan parut yang membuatnya sulit bernapas. Berikut ini tiga jenis
penyakit silikosis berdasarkan intensitas paparan silika, antara lain: 1. Silikosis kronis
simplek Silikosis kronis simplek akibat paparan sejumlah kecil debu silika dalam waktu
yang lama atau lebih dari 20 tahun. 2. Silikosis akselerata Jenis ini terjadi akibat paparan
silika dalam jumlah yang banyak selama kurun waktu 4-8 tahun. 3. Silikosis akut
Kondisi ini terjadi akibat paparan penyakit silikosis dalam jumlah yang sangat banyak
dengan jangka waktu lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan,
sehingga timbul sesak napas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah. Pada
penyakit silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini
terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur
paru yang normal.

E. Gejala Silikosis
Penderita silikosis noduler simpel tidak menunjukkan masalah pernapasan, namun
penderita akan mengalami batuk berdahak akibat iritasi pada saluran pernapasan
(bronkitis). Pada silikosis konglomerata, penderita akan mengalami batuk berdahak dan
sesak napas. Awalnya, sesak napas akan dialami saat melakukan aktivitas, namun lama
kelamaan sesak napas akan timbul meski sedang beristirahat. Keluhan pernapasan bisa
memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita berhenti bekerja. Kerusakan di paru-
paru bisa mengenai jantung dan mengakibatkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal.
Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis),
penderita penyakit silikosis mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk menderita
tuberkulosis. Jika pekerjaan berisiko terpapar silika, kemungkinnan Anda memiliki
gejala silikosis awal seperti: Batuk Dahak Kesulitan bernapas Gejala silikosis selanjutnya
meliputi: Sesak napas Kesulitan bernapas Kelelahan Penurunan berat badan Sakit dada
Demam yang datang tiba-tiba Kaki bengkak Bibir biru Gejala tambahan yang bisa
ditunjukkan terutama pada silikosis akut, yaitu: Batuk Demam Gangguan pernapasan
berat Penurunan berat badan Diagnosis Silikosis Pernah bekerja di industri berisiko
adalah petunjuk terbaik untuk dokter Anda, dan rontgen dada sangat penting untuk
mendiagnosis jenis silikosis. Kunjungan Anda akan mencakup pemeriksaan fisik –
dokter akan mendengarkan paru-paru Anda – dan rontgen dada. Sinar-X dada mungkin
normal, atau Anda mungkin memiliki banyak jaringan parut di paru-paru. Mungkin ada
serangkaian tes, seperti: Tes pernapasan CT scan resolusi tinggi pada dada Bronkoskopi
untuk mengevaluasi bagian dalam paru-paru Biopsi paru-paru Tes tambahan, seperti
evaluasi lendir (dahak), mungkin diperlukan untuk menilai penyakit terkait, seperti
tuberkulosis (TB).
F. Diagnosis Silikosis
Pernah bekerja di industri berisiko adalah petunjuk terbaik untuk dokter Anda, dan
rontgen dada sangat penting untuk mendiagnosis jenis silikosis. Kunjungan Anda akan
mencakup pemeriksaan fisik – dokter akan mendengarkan paru-paru Anda – dan rontgen
dada. Sinar-X dada mungkin normal, atau Anda mungkin memiliki banyak jaringan parut
di paru-paru. Mungkin ada serangkaian tes, seperti: Tes pernapasan CT scan resolusi
tinggi pada dada Bronkoskopi untuk mengevaluasi bagian dalam paru-paru Biopsi paru-
paru Tes tambahan, seperti evaluasi lendir (dahak), mungkin diperlukan untuk menilai
penyakit terkait, seperti tuberkulosis (TB).

G. Pengobatan Silikosis
Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Sebagai upaya pencegahan makin
parahnya penyakit maka sangat penting untuk menghilangkan sumber paparan. Sebagai
terapi pendukung penderita penyakit silikosis bisa diberikan obat penekan batuk, oksigen
dan bronkodilator. Bila terjadi infeksi, maka bisa diberikan antibiotik. Penderita penyakit
silikosis akibat kerja berisiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC), sehingga dianjurkan
untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. Silika diduga memengaruhi sistem
kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat
anti-TBC. Penyakti silikosis ini dapat terus memburuk, yang menyebabkan kerusakan
paru-paru lebih lanjut dan kecacatan serius, meskipun ini dapat terjadi sangat lambat
selama bertahun-tahun. Risiko komplikasi penyakit dapat dikurangi jika Anda:
Memastikan tidak terpapar silika lagi Berhenti merokok (jika merokok) Lakukan tes
rutin untuk memeriksa TB, jika disarankan oleh dokter Mendapatkan vaksin flu tahunan
dan vaksinasi pneumokokus Anda mungkin disarankan terapi oksigen jangka panjang
jika Anda mengalami kesulitan bernapas dan memiliki kadar oksigen yang rendah dalam
darah. Obat-obatan bronkodilator juga dapat diresepkan untuk memperlebar saluran
udara dan membuat pernapasan lebih mudah. Dan Anda akan diberikan antibiotik jika
mengalami infeksi dada bakteri. Dalam kasus yang sangat parah, transplantasi paru
mungkin menjadi pilihan, meskipun ada persyaratan kesehatan yang ketat untuk dipenuhi
sebelum ini akan dipertimbangkan.
H. Pencegahan Silikosis
Pencegahan silikosis bisa diakukan dengan melakukan pengawasan terhadap lingkungan
kerja. Bila debu tidak bisa dikontrol, misalnya pada industri peledakan, maka pekerja
diharuskan menggunakan peralatan yang memberikan udara bersih atau sungkup. Selain
itu, kebiasaan merokok juga bisa memperburuk penyakit ini, karena itu hentikan segera
kebiasaan merokok Anda. Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani foto rontgen
dada secara rutin. Untuk pekerja peledakan batu setiap 6 bulan dan untuk pekerja lainnya
setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini bisa diketahui secara dini. Bila hasil foto rontgen
menunjukkan penyakit silikosis akibat kerja, dianjurkan untuk menghindari pemaparan
terhadap silika.

Anda mungkin juga menyukai