W Anwar Falah & Tony Djubiantono - Arkeo-Geologi Situs Wana Lampung Tengah
W Anwar Falah & Tony Djubiantono - Arkeo-Geologi Situs Wana Lampung Tengah
LAMPUNG TENGAH
Dewan Redaksi
ketua
Tony Djubiantono
Anggota
W . Anwar Falah dan Sudarti Prijono
ISSN : 0853-2397
Alamat Redaksi
JI Rava Cinunuk Knm 17 Bandung 4039,
Telp . (022) 7801665 - 7803623
Fax . (022) 780362 3
Copy righi C( ;
L PENDAHULUAN 1
1 .1 Riwayat Penelitian 1
1 .2 Masalah dan Tujuan Penelitian I
1 .3 Metoda dan Teknik Penelitian 2
IL SEJARAH DAN GEOGRAFI DAERAH WANA 2
2 .1 Sejarah 2
2 .2 Geografi 3
IILTEMUAN-TEMUAN 3
3 .1 Situs Dadak 4
3 .2 Situs Ruguk 5
3 .3 Temuan Lain 5
IV. TINJAUAN GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI 6
4 .1 Geomorfologi 6
4 .2 Geologi 6
V. PEMBAHASAN 7
5 .1 Arkeologi 7
5 .2 Geologi 8
I.PENDAHULUAN
1 .1 Riwavat Penelitian
Situs Wana merupakan penamaan area situs (semi makro) yang ditetapkan oleh Balai
Arkeologi Bandung, yang mencakup suatu daerah pedesaan di wilayah Kecamatan Perwakilan
Melinting (pemekaran dari Kecamatan Maringgai), Kabupaten Lampung Tengah . Penelitian
yang dilakukan merupakan lanjutan sebagai pengembangan hasil penelitian terdahulu atas
beberapa situs yang ada di daerah Wana, yang dilakukan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi
Bandung. Situs-situs yang telah dikaji itu merupakan situs-situs penemuan bare yang belum
pernah diteliti sebelumnya . Pada penelitian tersebut telah berhasil diidentifikasi : I) Situs
kompleks kuburan kuna Islam bercorak megalitik di Dusun Bojong, yang kemudian
dinamakan Situs Bojong 1 dan di Dusun Takokak yaitu Situs Pucukumun ; 2) Situs megalitik
berupa 'batu berurut', dolmen-dolmen, dan batu-batu bergores, yang juga terletak di dusun
Bojong, dan kemudian dinamakan Situs Bojong 2 (Falah, LHPA 1994) .
Dari hasil penelitian awal terhadap situs-situs tersebut di atas serta dari hasil survey
di sekitar Desa Wana, di mana tim peneliti juga menemukan sebuah prasasti' (dari tangan
penduduk) berhuruf tipe Jawa kung, dan berbahasa Melayu kuna (Djafar & Falah 1995),
dapat diasumsikan bahwa Desa Wana dan sekitarnya merupakan wilayah aktivitas budaya
yang telah berlangsung paling sedikit sejak masa budaya neolitik akhir/paleometalik hingga ke
masa sekarang . Temuan-temuan hasil penelitian tersebut di atas merupakan data acuan
sementara dari kronologi kebudayaan di wilayah ini .
situs di sekitar mereka itu . Dengan kata lain tidak ada cerita tradisi yang menceritakan
keberadaan situs-situs yang ada di sekitar pedesaan Wana . Sejak semula mereka hanya menilai
area situs-situs itu sebagai tempat-tempat yang angker ; sehingga mereka tidak berani
mengganggunya .
2 .2 Geografi
Pedesaan Wana yang terletak pada kordinat 5° - 5°30 BT dan 105°30 - 106° LS .
merupakan bagian dari tiga zona geografis kawasan Lampung, yaitu bagian dari zona hutan
belantara (all types rainforest) rangkaian dari arah utara (suaka alam Way Kambas) yang
merenggang ke arah Kahanda ; bagian pedalaman (hinterland) dari zona pesisir timur
Lampung (Labuhan Maringgai) ; serta bagian dari hutan terbuka wilayah Lampung Tengah .
Kontur lahan berkisar antara 40-90 meter di atas permukaan taut . Aksesibilitas ke wilayah ini
cukup mudah, karena telah terbangun sarana jaringan jalan raya Bandar Lampung-Metro-
Labuhan Maringgai yang menjangkau wilayah ini, serta jalan jalan aspal penghubung antar
wilayah kecamatan .
Karena keletakan geografisnya itu secara umum Pedesaan Wana dan sekitarnya
merupakan wilayah yang cukup subur, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 2000-
3000 mm pertahun (cf. Falah, 1995 :2), Matapencaharian penduduk pada umumnya adalah di
bidang perkebunan,pertanian, terutama perkebunan lada serta pertanian ladang dan sawah
darat . Komposisi penduduk berdasarkan etnik meliputi etnik Lampung asli (Orang Melinting),
etnik Sunda, terutama yang berasal dari daerah Banten, serta etnik Jawa . Berdasarkan konteks
sejarah etnik Banten datang dan bermukim di wilayah ini telah dimulai sejak abad ke-17 M .
Sedangkan etnik Jawa datang dan bermukim di wilayah ini paling sedikit sejak awal abad ke-
20, melalui program transmigrasi (Kolonisatie ;1905) yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Hindia Belanda (Falah,1995 :4-5) .
III. TEMUAN-TEMUAN
Oleh karena cukup luasnya wilayah pedesaan Wana, pelaksanaan survey di Situs
Wana dibatasi hanya menjelajah belahan selatan pedesaan, terutama pada kuadran tenggara .
Pelaksanaan survey antara lain berhasil menemukan dua lokasi situs bare, yang berindikasi
kuat sebagai bekas tempat-tempat kegiatan manusia pendukung tradisi megalitik . Tim
penelitian sepakat untuk memberi nama kepada kedua situs yang terletak di Dusun Dadak dan
Dusun Ruguk wilayah Desa Tebing itu sebagai Situs Dadak dan Situs Ruguk . Di samping
menemukan ke dua situs yang memiliki indikator sebagai jejak dari budaya tradisi megalitik
tersebut, ditemukan pula situs-situs kelompok kuburan ;makam kuna yang memiliki jenis
konstruksi susunan batu sederhana yang sejenis dengan kelompok-kelompok di situs Bojong
1 dan Situs Pucukumun, yang diperkirakan berasal dan masa-masa awal Islamisasi di wilayah
ini (Lihat, Falah, 1994a-b) . Untuk gambaran yang lebih jelas, masing-masing situs diuraikan
satu-persatu berikut ini :
3
P-11" 144.&# 71s. 2
AA. -Cleo69 Sczxa Z'asa
4
Pr«" rc4 A/. o 7to. 2
~44kea - eo S a"4 2w..
3 .2 Situs Ruguk
Situs Ruguk terletak di wilayah Dusun Ruguk, Desa Tebing yang berjarak ± 5 Km
ke arah tenggara dari Situs Dadak . Sites ini ditinjau oleh tim setelah mendapat keterangan dari
Bpk . Halilul Ban (hemandu tim), yang menerangkan bahwa is menemukan adanya batu-batu
bersisik dan bergambar ikan . Batu-batu yang dimaksud berada di dekat rata air yang,
merupakan hulu sebuah sungai kecil Way Ruguk, yang berada pada kaki, serta mengitari,
sebuah bukit kecii . Untuk mencapai batu-batu tersebut harus menaiki bukit kecil itu, den g an
terlebih dahulu menveberangi sungai yang mengitannva, serta kemudian menurunt lereng sisi
utara bukit .
Setelah diamati secara seksama oleh tim, sisik-sisik pada bongkah-bongkah baui
andesitik ttu nampaknva rerupakan akibat transformasi alami, yang disebabkan oleh jamu-
Namun pada saiah satu bongkah batu terdapat goresan-goresan tak beraturan yang manta di
antaranya nampak menggaunbark an ikan dalam bentuk yang sederhana . Selain itu pada ba tiar
tepi permukaan bate terlihat ada hasil tatahan sebesar telapak kaki, _yang nampak mentpakar :
hasii pekejaan manusia .
Seperti hainva di Situs Dadak, pada permukaan lahan bukit kecil Situs Ruguk hanva :,,
dijumpai pula pecahan-pecahan keramik asing dann lokal, namun dalam jumlah yang !ebi ; :
banyak dibanding temuan yang sarna yang ditemukan di Sites Dadak . Variasi jenis warm dan
jenis wadahnva cenderung sama dengan yang ditemukan di Situs Dadak, yaitu berbagat jenic
keramik Cina monokrom hinggga polikrom dan mangkuk. tempavan, serta pining (Lihat,
lampiran tabel) . Selain pecahan-pecahan keramik ditemukan puia sebuah pecahan kayak bat--
dan bahan batu gamping (silicified limestone), sebuah lumpang barn sederhana yang terbuat .
dan batuan andesitik bulat dengan diameter bagian atas 15 diameter hawah 10 Cm, tinges 3
Cm, sebuah pecahan anian bate van- iriga terbuat clan bahan batuan andesitik ; sebuah logam
berbentuk bukt dengan diameter i Cmm, serta sebuah tnata uang kepeng Batavia .
DI wilayah Dusun Ruguk juga dijumpai sate komp lek kuburan kuna yang merniiu_+
pola konstruksi sejenis dengan yang; ditemi.tkan di Situs Dadak, namun salah saw makamn~ .
diben nisan hernias motif rumna : dan kala makara . Tidak dijumpai unsur teks pada n ,
s~
ttt
5
R ,44 oral . 2
'04'. - 1.45K SYw vow
bola batu ditemukan di Dusun Wana yaitu di sekitar halaman rumah penduduk . Pecahan
keramik asing kuna ditemukan pula di Dusun Takokak, yaitu di sekitar Situs Pucukumun .
4 .2 Geologi
Pengamatan geologi di Situs dadak tidak dapat dilepaskan dan keadaan geologi
regional daerah Wana Oleh karena itu dalam tinjauan geologi di sini disinggung pula
stratigrafi umum daerah Wana dan Labuan Maringgai hingga Muara Way Sekampung .
Stratigrafi regional daerah Wana dan sekitarnya, menurut peta geologi Lembar Tanjung
Karang, Sumatra, yang disusun oleh S . Andi Mangga dkk . (1993), batuan yang tersingkap
umumnya berumur Kuarter, yaitu
Formasi Lampung
Pada formasi ini terdapat tufa berbatu apung, tufa nolit, tufit, batu lempung tufaan .
Formasi in] berumur Plestosen ;
Basal Sukadana
Seri batuan ini secara umum dicirikan oleh batu basal yang berongga dam amat khas
di mana dijumpai secara baik di Dusun Sukadana . Seri ini berumur Holosen ;
b
Aluvium
Satuan ini terhampar luas di bagian timur daerah Wana, yaitu di sekitar pesisir pantai
yang dimulai dari Labuan Maringgai hingga muara Way Sekampung . Satuan ini berumur
Holosen .
Dan pengamatan geologi lokal di Situs Dadak, dapat disimpulkan bahwa pada satuan
perbukitan bergelombang umumnya diisi oleh batuan beku dari serf Basal Sukadana dan
batuan beku andesit masif serta di bagian atasnya ditutupi oleh batuan tufa volkanik .
Melihat bahan hatuan dari prasasti yang ditemukan di Situs Dadak dapat disimpulkan
bahwa bahan baku dasarnya yaitu jenis batuan terkersikan (metamorfik), tidak bersumber dari
daerah Wana .
V . PEMBAHASAN
5 .1 Arkeologi
Secara umum temuan artefaktual serta situs-situs mikro hasil survey di Situs Wana
memperkuat perkiraan, bahwa pedesaan Wana dan sekitarnya merupakan suatu area situs
semi makro, yang memiliki komponen-komponen temuan majemuk (multicomponent sites)
telah dimukimi manusia sejak masa kebudayaan neolitik, dengan tradisi megalitik di dalamnya,
serta terus berlanjut memasuki periode sejarah masa klasik maupun masa pengaruh
kebudayaan Islam dan Barat hingga ke masa kini .
Tradisi megalitik di Situs Wana diwakili oleh temuan dolmen dan batu-batu bergores
yang ditemukan di Dusun Bojong, Situs Bojong2 (Lihat Falah, 1995), temuan batu-batu
berceruk di Situs Dadak serta temuan pecahan kapak batu dan lumpang batu di Situs Ruguk
yang diperkirakan sebagai situs pemujaan . Dalam konteks fungsi, dengan cukup banyaknya
temuan fragmen keramik asing di situs-situs tersebut, nampaknya tradisi pemujaan megalitik
terus berlanjut hingga ke masa-masa sejarah . Diperkirakan tradisi pemujaan megalitik mulai
ditinggalkan setelah masyarakat di wilayah ini mengadopsi agama Islam, yang memperoleh
Islamisasi dari Banten di sekitar abad ke 16 M . Konsekuensi logis dari anutan terhadap agama
Islam adalah bahwa segala pranata budaya kepercayaan megalitik (ritual) secara struktural
ditinggalkan, sekalipun secara individual kemungkinan masih ada yang menyelenggarakan .
Kemungkinan proses Islamisasi di wilayah Wana, yang merupakan bagian dari proses
Islamisasi kawasan Lampung yang dilakukan oleh Kesultanan Banten, berlangsung secara
cepat, oleh karena disertai gerakan ekspansi politis Kesultanan Banten . Berbeda hainya pads
masa kawasan Lampung berada di bawah kekuasaan politik Kerajaan Sriwijaya, tradisi
megalitik yang merupakan religi masyarakat petani itu, nampaknya tidak terpengaruh
kelangsungannya . Dengan kata lain tradisi megalitik tetap dibiarkan hidup . Perkiraan ini dapat
menjelaskan mengapa tinggalan tradisi budaya klasik, yang pads dasarnya merupakan tradisi
budaya istana (royal culture) di wilayah Wana khususnya, serta di kawasan Lampung pads
umumnya sangat jarang dijumpai . Hingga saat ini belum ada sumber sejarah maupun indikator
7
P4 r441kaleyi 1 . P
- Je~ Saw Z/a4a
temuan arkeologis bercorak klasik yang dapat memberi gambaran pernah adanya suatu bentuk
kerajaan,negara mandiri bercorak Hindu-Budha di kawasan Lampung .
Penemuan prasasti di Situs Dadak juga tidak secara utuh mewakili tradisi budaya
klasik, kecuali sebagai indikator masa kesejarahan di wilayah Wana, yang dari bentuk
tulisannya mirip tulisan Jawa Kuna dari sekitar abad XIV-XV M . Isi prasasti justru memper-
lihatkan indikasi-indikasi masih didukungnya kepercayaan animistik (Djafar, 1995 : 1-3)
Prasasti yang dari ukuran dan beratnya mudah untuk dipindah (moveable) serta menerangkan
tentang peminjaman tanah tersebut kemungkinan pula dibuat di tempat lain, yaitu oleh `si
peminjam tanah' . Batuan metamorfik yang merupakan bahan batuan prasasti tersebut melalui
kajian geologis tidak dijumpai di wilayah Wana . Sedangkan penempatan batu prasasti
tersebut di Sites Dadak, yang dipenuhi oleh tinggalan tradisi megalitik batu-batu berceruk,
menunjukkan bahwa sites megalitik tersebut tetap disucikan hingga ke masa-masa sejarah .
Situs Ruguk di Desa Tebing memiliki indikasi-indikasi sebagai situs tempat pemujaan
tradisi megalitik berlanjut Situs yang merupakan sebuah bukit kecil yang dikitari oleh sungai
Way Ruguk itu memperlihatkan pola situs pemujaan tradisi megalitik seperti yang banyak
dijumpai di tempat-tempat lain, baik di Sumatra maupun di Pulau Jawa . Indikasi dari
keberlanjutan sites megalitik ini adalah ditemukannya seriasi temuan permukaan pada situs ini,
yaitu mulai dari pecahan kapak beliung batu yang telah aus, lumpang batu dan pecahan antan
batu, hingga pecahan-pecahan wadah keramik asing Cina serta uang kepeng VOC . Temuan-
temuan tersebut diperkirakan merupakan benda-benda upacara Dan beberapa sisi bukit
nampak masih tersisa undak-undakan batu, yang mana kemungkinan di bawah permukaan
tanah bukit tersebut terdapat strukktur bangunan megalitik ;punden . Namun demikian, untuk
kejelasan jenis maupun fungsi dan Situs Ruguk ini masih diperlukan penelitian lanjut dengan
menerapkan metoda ekskavasi
Perubahan budaya aspek religi dari tradisi budaya megalitik ke Islam, tanpa melalui
budaya klasik (Hindu/Budha) . pada masyarakat Wana di masa lampau diperlihatkan oleh
bentuk tingalan kuburan-kuburan kuna yang nampak merupakan proto tipe kuburan Islam
Bentuk kuburan dari komplek-komplek kuburan kuna Islam yang ditemukan di wila_yah Wana
masih memperlihatkan pola bangunan punden megalitik, yaitu susunan teras persegi dari batu-
batu alami yang dilengkapi menhir yang berfungsi sebagai nisan, tanpa unsur ornamental
maupun tekstual . Selain di wilayah Wana, yaitu di situs-situs Pucukumun, Bojongl, sekitar
Situs Dadak dan Situs Ruguk, proto tipe dari kuburan Islam tersebut juga dijumpai di Situs
Mingkik (Hoop . 1932) Proto ripe ini, dengan jenis batuan yang berbeda juga dijumpai di
beberapa tempat di Jawa Barat, antara lain di wilayah Jati Gede, Sumedang (Falah dan
Hadiwisastra . 1994 ; Saptono, 1994) .
5 .2 Geologi
Dari hasil peninjauan geomorfologis serta geologis di Situs Dadak khususnya serta
berdasarkan data yang diperoleh dari suryei lapangan secara regional, dapat dikemukakan hal-
8
P-40 h f"ea69c 1(4 . P
,4&, - Sit44 241"4
2) Sumber bahan batuan prasasti yang ditemukan di Situs Dadak dapat dikatakan bukan
berasal dari wilayah Wana . Prasasti yang dibuat pada bahan batuan metamorfik tersebut
adalah dari jenis batulempung yang mengalami proses metamorfosis sebagai akibat kontak
pada temperatur tinggi dari intrusi magma . Berdasarkan data regional yang didapat,
kemungkinan besar batuan ini bersumber dari daerah sekitar Way Bekurang yang terletak di
sebelah barat wilayah Wana, yang diketahui banyak mengandung batuan-batuan terobosan
yang berumur Paleozoikum .
6 .2 Saran
Situs Wana layak untuk dijadikan obyek penelitian arkeologi terpadu dengan
pendekatan multi disipliner (Arkeologi, Antropologi, Geologi, Geografi) untuk memperoleh
9
suatu model proses budaya sejak masa budaya prasejarah hingga budaya masa kini serta
model arkeologi lingkungan (Ecoarchaeologv)
Catatan :
t Prasasti hatu tersebut saat -in ; telaf,, diar_rmbil alih menjadi henda koleksi Meseum Negeri
' Ruwa Jurai' Propinsi DT .I Larnpung .
2 Gerakan rnigrasi Meiayu muda ke kawasan Lampung diperkirakan clan arah Danau Ranau
melalui hutan belantara kaki-kak .i pegunungan Bukit Barisan serta ke arah hutan terbuka
i amnung Tengah dengan rnembawa hudaya religi tradisi megahtik sat komuttitas migras .
awai di kawasan L ampun!, diperkirakan secara Icuat adalah di daerah Belalau, Lampung
Barat . yaitu di area Situs Meg-alitik Batu Berak dan sekitarnya (cf Sevin, 1989 . Faiah, 1995 ;
Namun demikiar. perkiraan kapan gerakan itu terjadi . masih memerlukan pengkajian lebih
ianjut . Mungkin saja gerakarr nugrasi he wilayah Vrana (Lampung Tengah) terjac :i di abad-
abad awal Masehi, sekalipun torah kehudayaannya masih neolitik
' D ; antaranva hash wawancara terbuka dengan Bpk . Halilul Bari (nara somber ; pemandu,
seiama penelitian di \\ ana )
` Situs-sites yang dimaksud adalah tinggalan arkeologis di wilayah penelitian yang dapa :
dikategorikan sebagai tinggalan-tinggaian coati, v_ ang sudah tidak memiliki fungsi lanV: sung
dalam tatanan .struktut kehidupan masyarakat di wilayah penelitian. . Sesungguhnya pada
derajat tent r u : wilayah pedesaan Wana dan sekitarnya, terutama yang dimukimi oieh
penduduk asli Lampung (Orang Alebnting) yang telah bermukim di wilayah itu sejak, paling
sedikit, abad ke- 17 Masehi, dapat pula dikategorikan sebagai situs arkeologi
° Prasasti tersebut diperoleh dan tangan penduduk Desa Sumberhadi dalam tahun 1994,
sehing_ga dalam Iaporan,publikasr seiama ini disebut Prasasti Sumberhadi Sebetulnya prasasti
batu tersebut ditemukan pertama kali oleh Bpk . Sanman di lahan pekarangan di belakang
rumahnya di Dusun Dadak, Desa Tebing
lstilah batu berceruk digunakan karena fungsi dart bongkah-bongkah batu yang memiliki
bentukan ceruk tersebut belum diketahui secara pasti . Sedangkan wujud serta perkiraan
teknik pembuatannya hampir menyerupai ceruk-ceruk pada batu lumpang atau batu dakon .
Kata ceruk digunakan sebagai pengganti kata lubang, untuk mempertegas gambaran bahwa
10
P-##-6 14+~ W_ . 2
4(ra-C,~ scow Va.,
bentukan pada permukaan batu-batu tersebut tidak tembus ke permukaan di bawahnva atau di
baliknva .
KEPI"STAKAAN
Falah, W . Anwar .
1994 LAPORAN HASIL PENELITIAN ARKEOLOGI PRASEJARAH DI PROP
LANIPUNG, Balai Arkeologi Bandung .
1994 "Penelitian Tradisi Megalitik Di Situs Bojong, Lampung Tengah.. dalam JURNA.I
BALAI ARKEOLOGI BANDUNG, Edisi Perdana, 1994 .
1995 " Pengenalan Geografis Kawasan Lampung (Satu Kajian Rinvkas)" . Makalah dalarn
SEMINAR MANUSIA DALAM RUANG STUDI KAWASAN DALAM
ARKEOLOGI, Balai Arkeologi Yogyakarta, 1995 .
11
proafu ,4+4c4149~ , . 2
A,&, -gam saa4 ?V4
Saptono, Nanang,
1994 "Persoalan Pembangunan Waduk dengan Situs-situs Arkeologi (Perhatian Untuk
Proyek Waduk Jatigede, Kab . Sumedang)", dalam JURNAL BALM ARKEOLOGI
BANDUNG, Edisi Perdana, 1994 .
Sayuti, Hasan,
1985 "Hubungan Lampung Dengan Kesultanan Banten dan Palembang, Dalam Perspektif
sejarah, SEMINAR SEJARAH NASIONAL IV, Depdikbud, 1985 .
Sevin, Olivier .
1989 "History and Populations" dalam TRANSMIGRATION, ORSTOM-DEPTRANS
RI, 1989 .
Sukendar, Haris,
1984 "Survey Di Daerah Lampung" BERITA PENELITIAN ARKEOLOGI, No . 2,
Puslit Arkenas, 1984 .
12
Psa*d fhb-p1 1(4 . 2
,4,4. - Saw W/4.,
14
F
sn
Nisan pada salah satu makam komplek kuburan kuna
di Dusun Ruguk
17
A/-, - sftd za"
18
Tipe atap Mesjid Suku Melinting, Pedesaan Wana
19
Tipe arsitektur RUIlld h inggal Suku Melinting
Pedesaan Wana
20
,A/. - sa"
21
.#14-1 - SIU4 24W
22
A4ee-CJ`elegl Sclaw T14-a
23
A,(,,-CJeoleq, $data V4.4
24
TABEL TEMUAN LEPAS
Ntu> V i kugur
I okas : Iemuan permukaaii
)em I emuan Pecahan hadan keramik asmg
Psejt4,Od-.49K 71e . 2 26
rFa Eea-'' 9C Sclua 7f4144
I6 1 Ililauputih 0 Bran
17 H ni pu ih 1 S gram 60
18 Biru putih 1( p am 61
19 Biru putih 07 gram 62
2( Biru putih 0' gram
21 Biru putih 08 gram 6
Bi u putih ~~05 gram 65
2. Btru nutih 07 g an 6
4 Biru putih (14 reran 67
5 Biru puuh 04 gr m 68
2( Biru pu ih 0 g am
Biru putih 0~ grain 70
28 Hiru putih 0, cram 76
IU gram 77 '
29 Biru putili
30 Buu putih (ix Bran , 78
1 Him nutih I ar ) 7Q J
Puun , 0 g an, ;
Putih O>gram 74
1'uliti _ r14ran?
ho la nud'. pain R' -
pkeepc4 ,8,4e f 9v 74 . 2 27
,44ee - llee4gc sc4r" ?(lava
;a+ea,0~aLrP+~req ??e, 2 28
G- S~nco ?Ua+ea
A
`
~
Ci1i;la .. l .I gram 4
41 Co kla, 1 i grant 47
4 Cokla'. _ 3' •ram 48
Cotta 33 ararn 49
4 Co a 10 gram 50
4J L ok a O8 gram
46 Cold 12 mrn 2 --
47 Cokla 05 gra ~3
48 Cokla 04 gram
49 Cok ai 10 gram 56 i
5! Coklat 1 scam 5
J1 Coklar 05 gram 58
52 Cokla 08 cram 54
53 Cokla I grain 60
54 Cokla : 10 gram 6'
56 Co is 07 gram 6
s7 Cokla 08 srarr 6+
58 Coklat 0J gram 6
,
~9 Cokla 05 gram 6,
60 Cokla 05 grarr 6a
of Coklat 0t a _
6" Cok a 0 -gram 68
6" % .okla _ 03 gram 64
(w Coklat 04 gram _ 711) _
67 Coklat 03 gram ~ vY R
68 Cokla ; 0,3 gram
69 Merah 0( an 5» j
e4kee-Cfeofaq( Sa4 Z4If4
Srtus Wa . Ruguk
l okast lemuan oennukaan
Jenis 1 emuan Pecahan bihlr ba an gerabah lokal
PW4#d y 1k 2 30
,Akea-Cjeofoyt S( 4.
7f/a
Batu lumpang
I Coklat 17x16x14 03
Alat batu
l Coklat muda 75x4 .7x2 .5 06
Timah
I Putih 22 gram 75
Pkeofrek t eelegi 74 . 2 31
Ahke.-Cjeelepi 51144 N'd*
,Z4.,Aa^Afwe.# Z. 2 32
- saw Z/aKa
W NA
A
t . LABEL _. { I&T' ;tRANf
NO
Bath bular
Cokiat
Situs Dadak
Lokast Temuan permukaan
Jenis Temuan - Pecahan dasar keramik asma
'tttu,Dadatk
Lokast lemuanpcrmukaan
iems I emuan Penman bibir keramik asing
Situs Dadak
Lokast Temuan permukaan
Jents Temuan Pecahan badan keramtk acing
Situs Pucuk-wnun
Lokasi . 'I'ernuan permukaan
Jerlis'leniuan : Pecahan dasar (mangkuk- ) keramik asing,
smi, Pueukunitir,
r
N£ WARNA 1 BERG TT KURAY 1 NO a
k-'r-Ij puti'll
0 .L EAT ERANCAN I
NO WARNA BERATTXWRAN
1 Hiiau path : 1S grant
: I Injall pullh 06 grant (IX
,Aeo -~ce6 i Sctae V.
Sttus Pueukumun
Lokasi Cemuan permukaan
Penis I emuan Pecahan tanukas sendok kerarnik rims :
NO WAR A BERATIUKURAN
I } ilau i)x e am
U
14,
R ntou Joya
J
Metro
Gedong Wuni
Pugung
BANDAR LAMPUNG
Sukora}o
Kolian
KETERANGAN :
fa Peninggalon Purbakala
® Lokosi Penelition
37
SETERANGAN
[i
06- -
Gombor 2 Pea Keletakan S,tus-S :)us, Kecame'al !'al A3r. ;lan Nit Int .nq .
Gambor 3 . Polo Perseboran Batu Ceruk, Situs Dadok
39
1
Gambar 4 : Pecohan Wadoh Batu, Situs Dodak
A L
0 5 30 C m
&Z =
Orm,
,
'
-
0 Is 30 C .
4 Y~nn .r
Rrnunq
e ro • E •r •ovo ••
DENAH
I P .-Pang A - 4'
P . . .-Pang 0 - R
O 100 200 1000+
46
&%04WIPAPVV j# .a. ••-AWt y
I
9
1
i.
0
DENAH
CDP
U
TAMPAK DEPAN
0 100 200 CM
KETERANGAN I
10 Botu berdiri
i
0
0
a
I
0
a
o I
0
0
O t o p :
6 0
0
I
0
0
0
Kaferonyan
4, 6cfu
( Q Batu bergores
0
1 Kotok Ekskovasl
C : Oolm?a
0 200 600 cT
Lv V . V V V V
Tuba poslran be rworna kunlnp kecokloton
I V •V VV-V VIV
ukuron butir halus sompai kasor don
banyok menpandung kerakal tufa yang ~V VQV V V_V_~ V
cudoh lopuk berukman 5 - I M ' 'V _V V V
IV VVVVVywVV .V
-Vv- V ~ - VT VVV ;V
- - - - - - - - -- --
Tufa posiron dengon kerakal tuts V V -V-V-V v-v-v-V-/ V
f
Tonah pelopukan holus berworna V-V-V-V-V-V-V
iokIat
0 I t a CM
Y. aura k
Kofarangon -. IRTAN
1 . Do"n
SKALA
2 . Fro omen koromik *sing
Gambor 15 : Kotali; 88 1
SKALA
0 10' 2C Cm
•W w"~
VVV Wr
,
osiu Zl i~tLN1Ws~'~R~~vyW~W kv,u_~,~~no
~ ;Iv1w ~, ^~ ~ t ~~ M
~wro,.nj i 4
1
n ~ s SV'~S L 2
W Cvq .vl~..~ s-
' 2 'Y C
l A t e, ~1
' ,
(tw~ Y !'v$S ;A'~'h~~ rn C~uD
4 Qe
4~rl'4A w.LN~t C I VV
• O o
0
R ~,uAl"-eyO~RNRhi W+'GtL .frt~'~, :'WO
~.o>!'J~ R~Wt3n,en~1(s~ a !~ lvl .~uQ,~s]~n+M
• O
• O 0
t