Plot dalam narrative text adalah alur cerita atau rangkaian peristiwa yang terjadi
dalam cerita. Plot biasanya memiliki tiga tahap yaitu awal cerita, konflik, dan penyelesaian.
Awal cerita digunakan untuk memperkenalkan karakter dan setting, konflik adalah masalah
atau hambatan yang harus diatasi oleh karakter utama, dan penyelesaian adalah bagian di
mana konflik diselesaikan. Contohnya, dalam cerita Cinderella, konflik terjadi ketika ibu tiri
dan kedua saudara tirinya memperlakukan Cinderella dengan buruk. Namun, konflik tersebut
diatasi ketika Cinderella bertemu dengan peri yang membantunya menghadiri pesta dansa
dan akhirnya bertemu dengan pangeran.
Setting dalam narrative text adalah latar atau tempat terjadinya cerita. Setting
mencakup lokasi, waktu, dan suasana yang dihadirkan dalam cerita. Setting dapat
memberikan suasana atau atmosfer yang mendukung cerita. Misalnya, dalam cerita The Little
Mermaid, settingnya adalah di bawah laut dan penuh dengan kehidupan laut. Ciri-ciri dari
narrative text antara lain menggunakan waktu lampau (past tense) karena menceritakan
sebuah peristiwa yang sudah terjadi, memiliki alur cerita yang jelas dan terstruktur,
mengandung konflik atau masalah yang harus diatasi oleh tokoh utama, dan memiliki
karakter, setting, dan plot yang mendukung cerita. Contoh narrative text tidak hanya terbatas
pada dongeng atau cerita fiksi. Narrative text juga bisa berupa cerita nyata seperti
autobiografi atau biografi, serta novel atau film. Dalam pembelajaran bahasa Inggris,
narrative text sering digunakan untuk melatih kemampuan membaca, menulis, dan
memahami teks dalam bahasa Inggris. Selain itu, narrative text juga dapat membantu siswa
memahami konsep-konsep seperti karakter, plot, setting, dan konflik.
1. Orientation: Merupakan bagian pembuka dari sebuah cerita teks narasi. Bagian ini
mengenalkan tokoh dalam cerita (characters) serta latar terjadinya cerita yang
meliputi latar tempat, waktu, suasana, dan keadaan sosial (setting).
2. Complication: Bagian ini berisi permasalahan yang terjadi di dalam sebuah cerita.
3. Resolution: menyajikan bagaimana masalah diatasi atau diselesaikan, bagian ini berisi
penyelesaian atau akhir dari sebuah cerita teks narasi. Sebuah cerita bisa ditutup
dengan akhir yang menyenangkan (happpy ending), akhir yang menyedihkan (sad
ending), atau akhir yang menggantung (cliffhanger).
4. Coda: memberikan penutup cerita atau pesan moral, bagian terakhir dari struktur teks
narasi (narrative text) ini biasanya berisi kesimpulan, pesan moral (moral value), atau
perubahan watak tokoh di akhir cerita. Reorientation ini sifatnya opsional karena tidak
harus selalu ada pada suatu teks naratif.
Contoh Soal Narrative Text
Selanjutnya kita akan mencoba untuk mengerjakan soal dongeng The Legend of
Mount Batur atau Legenda Gunung Batur.
A long time ago, there lived on the island of Bali a giant-like creature named Kbo
Iwo. The people of Bali used to say that Kbo Iwo was everything, a destroyer as well as a
creator. He was satisfied with the meal, but this meant for the Balinese people enough food
for a thousand men.
Difficulties arose when for the first time the barns were almost empty and the new
harvest was still a long way off. This made Kbo Iwo wild with great anger. In his hunger, he
destroyed all of the houses and even the temples. It made the Balinese turn to rage.
So, they came together to plan steps to oppose this powerful giant by using his
stupidity. They asked Kbo Iwo to build them a very deep well, and rebuild all the houses and
temples he had destroyed. After they fed Kbo Iwo, he began to dig a deep hole.
One day he had eaten too much, he fell asleep in the hole. The oldest man in the
village gave a sign, and the villagers began to throw the limestone they had collected before
into the hole. The limestone made the water inside the hole boiling. Kbo Iwo was buried
alive. Then the water in the well rose higher and higher until at last it overflowed and formed
Lake Batur. The mound of earth dug from the well by Kbo Iwo is known as Mount Batur.
a. Bali
b. Medan
c. Surabaya
d. Magelang
a. The barns were almost empty and the new harvest was still a long way off
b. He was satisfied with the meal
c. He had eaten too much
d. He fell asleep in the hole
Maksudnya gimana? Coba deh, perhatikan contoh kalimat active voice di bawah ini!
Nah, kalimat di atas bisa kita ubah nih, menjadi passive voice dengan mengikuti beberapa
langkah:
Objek dalam kalimat aktif diubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Main verb di kalimat aktif berubah menjadi past participle di kalimat pasif.
The boss invited him to the party. → He was invited to the party by the boss.Struktur
kalimat passive voice dapat dibentuk dengan menggunakan kata kerja to be (is, are, am, was,
were, has been, have been, had been, will be, dll.) diikuti oleh bentuk kata kerja kedua (past
participle) dari kata kerja utama. Contohnya:
Kadang-kadang subjek dapat dihilangkan dalam passive voice, terutama jika sudah jelas
siapa yang melakukan tindakan tersebut.
Rumus Passive Voice
Untuk membentuk kalimat pasif, rumus sederhana berikut biasanya digunakan tetapi
tetap harus disesuaikan dengan tense kalimat.
Penggunaan kalimat pasif dengan perfect continuous tenses biasanya jarang dilakukan
karena menghasilkan struktur kalimat yang terlalu rumit dan sulit dipahami. Oleh karena itu,
hal ini sebaiknya dihindari meskipun secara tata bahasa benar (grammatically correct).
b) Ketika pelaku aksi (doer of action) sudah jelas dan tidak perlu disebutkan;
d) Ketika pelaku aksi (doer of action) adalah semua orang (people in general);
a. is built
b. will be built
c. were built
d. was built
3. “Mother cooks rendang in the kitchen”, the passive voice form is:
4.
a. 1-2-3-4-5-6
b. 4-5-2-3-6-1
c. 4-5-3-2-6-1
d. 6-5-4-3-2-1
5. “They translated some old documents last week”, the passive voice form is: