Anda di halaman 1dari 2

PETANI DESAK PRESIDEN JOKOWI ATASI GEJOLAK HARGA SAWIT

Sekadau (Suara Kalbar) – Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) meminta


presiden Joko Widodo, untuk menghentikan lungutan CPO oleh BPDP
yang masih berlanjut ditengah harga CPO yang lesu seperti saat ini.
Ketua SPKS Nasional Mansuetus Darto melalui siaran persnya yang
diterima suarakalbar .co.id Selasa (23/10) malam, meminta agar Presiden
Joko Widodo mencabut PP No 24 yang mengatur tentang Badan
Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang memjadi pemicu turunnya harga
TBS petani sawit.
“Saat ini petani sawit sedang menghadapi situasi sulit, dimana banyak
pabrik tidak lagi mau membeli TBS petani karena harga CPO yang terus
turun,”kata Darto.
Saat ini pengusaha enggan menjual CPO nya, hingga menunggu harga
bagus. Hal ini diperparah dengan adanya kutipan dari BPDP sebesar 50
USD/ton CPO.
Bulan ini prediksi harga CPO berada di kisaran 560 USD. Dengan
pungutan Badan Pengelola Dana Perkebunan sebesar 50 USD,maka harga
CPO lokal akan turun dan akan berdampak pada turunnya harga TBS
petani.

“Harga sawit saat ini berkisar Rp. 700-900 /kg di tingkat petani.
kenaikan ini lebih disebabkan oleh dampak naiknya nilai tukar dollar. Jika
tidak, maka harga sawit petani bisa kurang dari Rp. 500,”beber Darto.
Ketua SPKS Sekadau Bernadus Mohtar,mengatakan saat petani di
kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat bahkan enggan melakukan
panen karena pabrik tidak mau membeli dengan alasan tengki
CPO sudah penuh.

“Untuk saat ini salah satu PKS, memberikan batas maksimal


pengirimam TBS ke Pabrik, dan bahkan untuk beberapa hari
kedepan PKS sama sekali tidak menerima TBS,”jelas Mohtar.

Rendahnya harga CPO saat ini seiring dengan turunnya harga


minyak dunia dan harga komoditas lainnya. Tetapi permintaan
CPO Indonesia di tingkat global masih tetap stabil hanya saja
harganya rendah.

Upaya pemerintah untuk membuat pasar dalam negri melalui


pengembangan B20 tidak memberi dampak yang signifikan untuk
menggenjot harga sawit.Karena itu, Serikat Petani Kelapa Sawit
(SPKS) meminta agar dana yang telah di kutip dari pajak eksport
tersebut harus di kembalikan ke petani yang jika di kalkulasikan
sampai saat ini sudah mencapai sekitar Rp. 20 triliun .

“Karena itu, SPKS meminta agar Kutipan dana oleh BPDP supaya
segera dihentikan ketika harga CPO rendah,sepertia saat ini,
karena akan membuat krisis di desa-desa kebun dan roda
ekonomi petani lumpuh,”desaknya.

Oleh karena itu SPKS meminta Presiden mencabut PP No 24


yang mengatur kutipan tersebut, karena peraturan itu
menyiratkan bahwa petani memberikan subsidi untuk industri
hilir sebesar 125-150 rupiah/kg TBS petani.

Anda mungkin juga menyukai