Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata Hidraulika berasal dari dari bahasa Yunani hydraulikos, yang
merupakan gabungan dari hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa.
Hidraulika merupakan satu topik dalam ilmu terapan dan keteknikan yang
berurusan dengan sifat sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air
secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori
hidraulika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida,
hidraulika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga
menggunakan fluida yang di manfaatkan. Pemanfaatan ilmu hidrolika ini antara
lain untuk pembuatan bangunan sebagai fasilitas hidup ( Edi Suhariono, 2008 ).
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika
dikenai tekanan. Fluida statis adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang
berada pada kondisi diam atau tidak bergerak atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Sedangkan fluida dinamis adalah
ilmu yang mempelajari tentang fluida yang berada pada fase bergerak. Dalam
ilmu fluida, setiap jenis fluida baik statis maupun dinamis memiliki sub bahasan
yang berbeda-beda (Ghurri, 2014).
Cara menentukan jenis aliran pada suatu fluida dapat dilakukan melalui
pengamatan dan perhitungan. Jenis profil aliran yang terjadi dibedakan menjadi
aliran laminer, transisi, dan turbulen. Untuk mengetahui karakteristik profil aliran
pada fluida dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengamatan dan
perhitungan (teoritis). Pengamatan dapat dilakukan dengan cara melihat
pergerakan aliran yang terjadi, keadaan yang dapat terjadi adalah aliran
membentuk garis lintasan yang teratur untuk aliran laminer dan aliran yang tidak
teratur atau membentuk garis putus-putus untuk aliran turbulen. Sedangkan
dengan perhitungan dapat menggunakan persamaan bilangan Reynolds.
Percobaan Osborne Reynolds digunakan untuk menyelidiki karakteristik
pada aliran. Desain dari alat yang dirancang akan memudahkan dalam
mempelajari karakteristik aliran fluida dalam pipa, profil aliran dan juga untuk
aliran fluida dalam pipa yang digunakan untuk menentukan angka Reynolds
menghitung sifat aliran untuk laminer, aliran transisi dan turbulen dengan nilai
Reynolds yang tidak memiliki dimensi serta menggunakan rumus bilangan
Reynolds (Solteg, 2016).
Untuk mengetahui tentang karakteristik aliran, telah ada suatu standarisasi
yang oleh yang menemukan yaitu Osborne Reynolds, dimana sangat tergantung
cair atau sifat dari zat cair itu sendiri sehingga dalam menentukan bilangan
Reynolds tersebut, kita gunakan besarnya debit yang kita alirkan, kecepatan yang
diberikan serta besarnya diameter pipa. Faktor-faktor ini yang disebabkan oleh
adanya aliran, juga mengenai gaya gesek dan tegangan ikut pula mempengaruhi
akan karakteristik suatu aliran sehingga bilangan Reynolds dapat kita ketahui.
Perlu juga kita ketahui bahwa ketelitian alat yang kita gunakan disini baik
stopwatch, gelas ukur serta pembacaan suhu ikut mempengaruhi dalam
menentukan karakteristik aliran, yang lebih penting lagi adalah kepekaan mata
dalam mengamati (Tanzil, 2017).
Pengaplikasian Reynolds dalam bidang industri untuk aliran yang bersifat
laminer pada fluida yang sangat kental pada kecepatan rendah seperti mesin
pelumas dan memperkecil gesekan pada suatu alat. Aliran turbulen terjadi dalam
dalam proses mixing dalam pencampuran bahan bakar udara dalam silinder motor
dan pada pencampuran zat warna pada larutan, dan untuk transisi contohnya
pompa dan turbin. Dari percobaan ini dapat mengetahui jenis pola aliran fluida
dan dapat mengetahuinya berdasarkan bilangan Reynolds dari hasil pengamatan.
Oleh karena itu, kami dari Kelompok IV (empat) Rekayasa Infrastruktur dan
Lingkungan dalam melakukan Percobaan Osborne Reynolds di Laboratorium
Keairan dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo agar
kami dapat mengetahui cara menghitung besarnya bilangan Reynolds, menghitung
koefisien geser dari bilangan Reynolds, dan dapat mengetahui cara
membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara visual dengan
pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis), serta mampu mengaplikasikannya
dalam bidang teknik sipil dengan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menghitung besarnya bilangan Reynolds ?
2. Bagaimana cara menghitung koefisien geser ?
3. Bagaimana cara mengetahui hubungan koefisien geser bilangan Reynolds ?
4. Bagaimana kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan
pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis) ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghitung besarnya bilangan Reynolds.
2. Untuk menghitung koefisien geser.
3. Untuk mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds.
4. Untuk mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara
pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan
(teoritis).

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut :
1. Dapat menghitung besarnya bilangan Reynolds.
2. Dapat menghitung koefisien geser.
3. Dapat mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds.
4. Dapat mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara
pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan
(teoritis).

Anda mungkin juga menyukai