Kata Hidraulika berasal dari dari bahasa Yunani hydraulikos, yang merupakan gabungan dari hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Hidraulika merupakan satu topik dalam ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan dengan sifat sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori hidraulika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida, hidraulika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga menggunakan fluida yang di manfaatkan. Pemanfaatan ilmu hidrolika ini antara lain untuk pembuatan bangunan sebagai fasilitas hidup ( Edi Suhariono, 2008 ). Fluida merupakan zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk ketika dikenai tekanan. Fluida statis adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang berada pada kondisi diam atau tidak bergerak atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Sedangkan fluida dinamis adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida yang berada pada fase bergerak. Dalam ilmu fluida, setiap jenis fluida baik statis maupun dinamis memiliki sub bahasan yang berbeda-beda (Ghurri, 2014). Cara menentukan jenis aliran pada suatu fluida dapat dilakukan melalui pengamatan dan perhitungan. Jenis profil aliran yang terjadi dibedakan menjadi aliran laminer, transisi, dan turbulen. Untuk mengetahui karakteristik profil aliran pada fluida dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pengamatan dan perhitungan (teoritis). Pengamatan dapat dilakukan dengan cara melihat pergerakan aliran yang terjadi, keadaan yang dapat terjadi adalah aliran membentuk garis lintasan yang teratur untuk aliran laminer dan aliran yang tidak teratur atau membentuk garis putus-putus untuk aliran turbulen. Sedangkan dengan perhitungan dapat menggunakan persamaan bilangan Reynolds. Percobaan Osborne Reynolds digunakan untuk menyelidiki karakteristik pada aliran. Desain dari alat yang dirancang akan memudahkan dalam mempelajari karakteristik aliran fluida dalam pipa, profil aliran dan juga untuk aliran fluida dalam pipa yang digunakan untuk menentukan angka Reynolds menghitung sifat aliran untuk laminer, aliran transisi dan turbulen dengan nilai Reynolds yang tidak memiliki dimensi serta menggunakan rumus bilangan Reynolds (Solteg, 2016). Untuk mengetahui tentang karakteristik aliran, telah ada suatu standarisasi yang oleh yang menemukan yaitu Osborne Reynolds, dimana sangat tergantung cair atau sifat dari zat cair itu sendiri sehingga dalam menentukan bilangan Reynolds tersebut, kita gunakan besarnya debit yang kita alirkan, kecepatan yang diberikan serta besarnya diameter pipa. Faktor-faktor ini yang disebabkan oleh adanya aliran, juga mengenai gaya gesek dan tegangan ikut pula mempengaruhi akan karakteristik suatu aliran sehingga bilangan Reynolds dapat kita ketahui. Perlu juga kita ketahui bahwa ketelitian alat yang kita gunakan disini baik stopwatch, gelas ukur serta pembacaan suhu ikut mempengaruhi dalam menentukan karakteristik aliran, yang lebih penting lagi adalah kepekaan mata dalam mengamati (Tanzil, 2017). Pengaplikasian Reynolds dalam bidang industri untuk aliran yang bersifat laminer pada fluida yang sangat kental pada kecepatan rendah seperti mesin pelumas dan memperkecil gesekan pada suatu alat. Aliran turbulen terjadi dalam dalam proses mixing dalam pencampuran bahan bakar udara dalam silinder motor dan pada pencampuran zat warna pada larutan, dan untuk transisi contohnya pompa dan turbin. Dari percobaan ini dapat mengetahui jenis pola aliran fluida dan dapat mengetahuinya berdasarkan bilangan Reynolds dari hasil pengamatan. Oleh karena itu, kami dari Kelompok IV (empat) Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan dalam melakukan Percobaan Osborne Reynolds di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo agar kami dapat mengetahui cara menghitung besarnya bilangan Reynolds, menghitung koefisien geser dari bilangan Reynolds, dan dapat mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis), serta mampu mengaplikasikannya dalam bidang teknik sipil dengan tepat. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menghitung besarnya bilangan Reynolds ? 2. Bagaimana cara menghitung koefisien geser ? 3. Bagaimana cara mengetahui hubungan koefisien geser bilangan Reynolds ? 4. Bagaimana kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian secara perhitungan (teoritis) ?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut : 1. Untuk menghitung besarnya bilangan Reynolds. 2. Untuk menghitung koefisien geser. 3. Untuk mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds. 4. Untuk mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis).
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan Osborne Reynolds adalah sebagai berikut : 1. Dapat menghitung besarnya bilangan Reynolds. 2. Dapat menghitung koefisien geser. 3. Dapat mengetahui hubungan antara koefisien geser bilangan Reynolds. 4. Dapat mengetahui cara membandingkan kesesuaian sifat aliran fluida antara pengamatan visual dengan pengklasifikasian geser secara perhitungan (teoritis).