Anda di halaman 1dari 39

MEMPRESENTASIKAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Lestarikan Flora Indonesia


Oleh Nopieni Rika Wulandari, S.Pd

store.line.me bungakuhd.blogspot.com

Informasi Umum

Nama Nopieni Rika Wulandari, S.Pd Jenjang/Kela SMP /


s VII

UPTD SMPN 1 SEPULU


Asal Sekolah Mapel Bahasa Indonesia

32 orang
Alokasi Waktu 3 pertemuan Jumlah
(360 menit) Peserta didik

Profil Pelajar● Bernalar Kritis Model


-
Pancasila pembelajaran
(Peserta didik mampu
Pembelajar
menganalisis dan mengungkapkan
an Berbasis
opininya terhadap suatu
Masalah
topik/objek yang diamati)
● Kreatif

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 1
(Peserta didik memanfaatkan
teknologi untuk mempresentasikan
temuannnya)

D Bahasa Indonesia
Fase Domain
Mapel

7.3.4. Peserta didik mampu menggunakan fasilitas teknologi untuk


Tujuan
mengungkapkan gagasan dan menanggapi komentar tentang
Pembelajaran
teks laporan hasil observasi mengenai diri atau lingkungan
secara jelas dan santun.

laporan hasil observasi, LHO, presentasi


Kata kunci

Perangkat ajar ini mendeskripsikan tentang pembelajaran


Deskripsi
mempresentasikan tanggapan/komentar tentang teks laporan ilmiah,
umum
yang terdiri dari 3 pertemuan.
kegiatan
Pada pertemuan pertama, peserta didik mengamati sebuah video
mengenai tumbuhan khas Indonesia lalu menjawab pertanyaan yang
telah disediakan oleh guru. Kemudian peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok. Lalu setiap kelompok diminta untuk mencari data
mengenai tumbuhan khas tersebut dengan menyebutkan asal daerah,
ciri-ciri, dan manfaatnya.
Pada pertemuan kedua, Guru menampilkan presentasi mengenai
ejaan, tanda baca, konjungsi, dan istilah. Kemudian setiap kelompok
diberikan teks laporan hasil observasi yang relevan dengan topik
masing-masing kelompok. Setelah itu peserta didik menganalisis teks
tersebut berdasarkan keutuhan struktur dan ketepatan kaidah
kebahasaan (ejaan, tanda baca, konjungsi, dan istilah). Kegiatan
berikutnya, peserta didik mendata kesalahan penggunaan kaidah
kebahasaan yang terdapat pada teks LHO tersebut, lalu memperbaiki
teks yang telah diberikan.
Pertemuan ketiga, peserta didik memeriksa kembali teks LHO yang
yang telah direvisi pada pertemuan sebelumnya. Hasil teks yang sudah
direvisi, kemudian ditransformasi ke dalam bentuk powerpoint/canva
lalu dipresentasikan di depan kelas.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 2
 Aplikasi Presentasi
Materi ajar,
 Contoh teks laporan hasil observasi yang memiliki kesalahan
alat, dan
dalam penerapan kaidah bahasa.
bahan
 Tutorial cara pembuatan salindia menggunakan powerpoint.
 Permainan “Susun Paragraf” untuk digunakan di awal
pembelajaran.
 Bagi sekolah yang tidak memiliki fasilitas IT, diperlukan alat untuk
membuat poster.

Fasilitas
Sarana
- internet
Prasar
- proyektor
ana

Lingkungan Belajar
Di dalam kelas

Catatan:
- Pembelajaran ini berbasis digital, idealnya dilakukan di sekolah yang
telah memiliki fasilitas digital. Namun bagi sekolah yang tidak
memilki fasilitas IT, pembelajaran dapat dimodifikasi dengan
menggunakan media poster.

Pengetahuan 1. Peserta didik telah mempelajari struktur dan kaidah kebahasaan teks
dan laporan hasil observasi.
keterampilan 2. Peserta didik memiliki kemampuan literasi digital, khususnya tentang
atau powerpoint/canva.
kompetensi
yang perlu
dimiliki peserta
didik sebelum
mempelajari
materi

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 3
Tipe PesertaPeserta didik reguler dan tatap muka
didik/Model
Belajar

Elemen/Ketera Berbicara
mpilan
Berbahasa

Pengetahuan/K Mempresentasikan teks laporan hasil obsevasi yang telah ditransformasi


eterampilan ke dalam bentuk salindia

Assesmen performa, produk

Indikator 1. Peserta didik mentransformasi teks laporan hasil observasi yang


telah ditulis ke dalam bentuk salindia sederhana menggunakan
powerpoint.
2. Peserta didik mempresentasikan informasi dalam teks laporan hasil
observasi dengan intonasi yang baik dan santun.

1. Pembelajaran ini berbasis kearifan lokal, sehingga temanya dapat


Modifi
diganti dengan objek yang mengandung kearifan lokal dan dapat
kasi
dijadikan teks LHO.
Kegiat
2. Bagi sekolah yang peserta didiknya belum menguasai aplikasi
an
presentasi atau sekolah yang tidak memiliki fasilitas digital,
pembelajaran dapat disesuaikan dengan mengganti presentasinya
dalam bentuk poster.
3. Agar pembelajaran terlaksana secara optimal terutama pada tahap
penyelesaian projek pembuatan salindia, maka sebaiknya ada
kolaborasi dengan pembelajaran informatika untuk memaksimalkan
kemampuan literasi digital peserta didik.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 4
1. Bahan Bacaan Peserta didik
Refere
 Harsiati, Titik Agus, Trianto, dan E KOsasih. 2016. Bahasa Indonesia
nsi
Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Kosasih, E, dan Endang Kurniawan.2018. Jenis-Jenis Teks (Fungsi,
Struktur, dan Kaidah Kebahasaan). Bandung: Yrama Widya.
 Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
 Tutorial Pembuatan Powerpoint bagi Pemula:
https://www.youtube.com/watch?v=jKroQBki6UM
 KBBI

2. Bahan Bacaan Guru


 Harsiati, Titik Agus, Trianto, dan E KOsasih. 2016. Bahasa Indonesia
Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Kosasih, E, dan Endang Kurniawan.2018. Jenis-Jenis Teks (Fungsi,
Struktur, dan Kaidah Kebahasaan). Bandung: Yrama Widya.
 Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia.2016.Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.

ejaan : kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan


Glosari
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
um
baca.
konjungsi : kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat.
teknologi : metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 5
Peta Konsep

Mengumpulkan Data

Membuat Salindia

Mempresentasikan

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 6
Aktivitas

PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan Awal
Persiapan (10 menit):
1. Guru mempersiapkan gawai.
2. Guru mempersiapkan video yang berisi tentang tumbuhan khas Indonesia
(https://youtu.be/N1bAOJ-x8tw).

Jika tidak memungkinkan untuk mengakses youtube, maka guru dapat menayangkan
video bencana alam melalui DVD, atau guru dapat mempersiapkan gambar berbagai
tumbuhan khas Indonesia yang ditempel pada kertas karton.

3. Guru memastikan koneksi internet dan sambungan gawai ke proyektor/televisi


berfungsi dengan baik.

Pendahuluan (20 menit):


1. Guru menyapa, mengajak peserta didik berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik.
2. Peserta didik dikondisikan agar siap belajar dengan diberikan pertanyaan melalui
Quizizz
(https://quizizz.com/join/quiz/608b7729554ee6001ddf3058/start?studentShare=true)
yang berkaitan dengan tumbuhan khas Indonesia.
Apabila tidak memungkinkan menggunakan Quizizz, maka guru dapat melakukan
aktivitas sebagai berikut.

1. Guru mencari gambar-gambar tumbuhan khas Indonesia (5-10 buah


gambar).
2. Guru menempelkan gambar-gambar tersebut pada sebuah karton
(berukuran 10X10 cm) secara terpisah (satu gambar untuk satu lembar
karton).
3. Ukuran gambar disesuaikan dengan ukuran karton.
4. Guru menunjukkan gambar tersebut satu per satu, lalu meminta peserta
didik untuk menebaknya (apa nama tanaman tersebut).

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 7
3. Peserta didik beserta guru mengulas kembali inti materi pembelajaran sebelumnya dan
menyampaikan keterkaitannya dengan materi yang akan diajarkan.
4. Peserta didik menyimak penyampaian tujuan pembelajaran, indikator, dan proyek
yang akan dilakukan.

Kegiatan Inti (80 menit):


1. Peserta didik menyimak dan mengamati sebuah tayangan video tentang tumbuhan
khas Indonesia (https://youtu.be/N1bAOJ-x8tw), lalu menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan video tersebut.

1. Sebutkan 3 buah tumbuhan khas Indonesia yang ada pada video tersebut!
2. Berasal dari daerah manakah salak condet?
3. Berasal dari manakah bunga kantil?
4. Apa nama bunga yang berasal dari Aceh?
5. Apa nama buah yang berasal dari Sumatera Selatan?

Bagi guru yang menggunakan DVD atau poster, bentuk pertanyaan dapat
menyesuaikan dengan materi pada DVD atau poster tersebut.

2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang
dengan cara sebagai berikut:

a. Peserta didik diminta untuk berdiri.


b. Peserta didik diminta untuk berhitung 1-10 secara bergiliran;
c. Peserta didik yang duduk di depan mulai menghitung angka 1;
d. Kemudian dilanjutkan dengan peserta didik yang ada di
dekatnya dengan menyebutkan angka 2, peserta didik
berikutnya menyebut angka 3 dan begitu seterusnya sampai
angka 10;
e. Jika sudah sampai 10, peserta didik selanjutnya kembali
menghitung mulai dari angka 1-10 sampai semua peserta didik
dalam kelas telah memiliki nomor urut;
f. Selanjutnya peserta didik yang memiliki nomor urut yang sama
menjadiFase-D
Modul Ajar Bahasa Indonesia temanVIIsatu kelompok.
Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 8
3. Masing-masing kelompok peserta didik berkumpul berdasarkan kelompoknya
masing-masing.
4. Guru menyiapkan sepuluh gulungan kertas yang telah bertuliskan sebuah nama
tumbuhan khas Indonesia (setiap kertas berisi satu jenis tumbuhan).
Berikut ini contoh dari nama-nama tumbuhan khas Indonesia.

1. bunga bangkai 6. anggrek hitam


2. mangga kasturi 7. matoa
3. edelweiss jawa 8. lobi-lobi
4. kantong semar 9. kesemek
5. bunga jeumpa 10. kecapi

5. Setiap perwakilan kelompok memilih satu gulungan kertas tersebut. Kata yang muncul
pada kertas menandakan bahwa topik tersebutlah yang nantinya akan menjadi bahan
presentasi kelompok tersebut.
6. Peserta didik mencari tahu tentang asal daerah, ciri-ciri, dan manfaat dari tumbuhan
tersebut (sesuai dengan yang tertulis pada gulungan kertas yang telah dipilih oleh
kelompok masing-masing).

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 9
Data Observasi Tumbuhan Khas Indonesia
Kelompok :
Anggota :

Nama tumbuhan :
Asal daerah :
Ciri-ciri :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
7.……………………………………………
Guru mengamati dan memeriksa hasil kerja siswa untuk mengetahui apakah teks
tersebut merupakan teks LHO.
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
Penutup (10 menit):
…………………………………………………………………………………………………………………
1.…………………………………………………………………………………………………………………
Peserta didik beserta guru merefleksikan kesulitan yang ditemui saat pembelajaran
serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran.
……………………………………………………
2.Manfaat
Setiap kelompok untuk
: menyimpulkan materi yang diperoleh pada pembelajaran ini.
3.…………………………………………………………………………………………………………………
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.…………………………………………………………………………………………………………………
Guru menutup pertemuan dengan mengucap syukur dan salam.

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 10
Kolom Pembagian Kelompok, Topik, dan Pembagian Tugas

NO KELOMPOK TOPIK/OBJEK NAMA ANGGOTA PEMBAGIAN TUGAS

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 11
10

PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Awal
Persiapan (10 menit):
1. Guru mempersiapkan gawai.
2. Guru mempersiapkan sebuah permainan “Putar Huruf”

Permainan ini dapat diberi nama Putaran Huruf karena huruf-huruf dalam satu
kata akan diputar sehingga putaran huruf tersebut akan menghasilkan kata baru
dengan susunan dan makna yang berbeda. Misalnya: murah, rumah, harum, dan
umrah.
Adapun cara melakukan permainan ini, yaitu:
1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (3-4 orang).
2. Guru membagikan kepada setiap kelompok beberapa lembar kertas yang
berisikan huruf-huruf (1 lembar kertas berisi 1 huruf) .
3. Setiap kelompok diberi waktu sekitar 3 menit untuk membentuk kata dari
huruf-huruf tersebut (semua huruf harus terpakai)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 12
4. Setelah menemukan 1 kata, peserta didik memutar kembali huruf-huruf
tersebut dan menemukan kata yang lain.
5. Setelah anak menemukan 5 kata, peserta didik menuliskannya pada sebuah
tabel, kemudian menemukan maknanya pada KBBI.
6. Jika maknanya dapat ditemukan, maka kata bentukan tersebut dinyatakan
benar.
Contoh huruf-huruf yang dapat digunakan sebagai bahan permainan:

Contoh huruf-huruf yang dapat digunakan sebagai bahan permainan:


Kata bentukan:
a. kasur
b. sukar
c. kuras
d. rusak
e. rakus

NO KATA MAKNA KATA

K U R S A

3. Guru mempersiapkan teks LHO yang mengandung kesalahan dalam kaidah


kebahasaan (jumlah dan topik teks sesuai dengan topik yang telah dibagi kepada setiap
kelompok)
4. Guru memastikan koneksi internet dan sambungan gawai ke proyektor/televisi
berfungsi dengan baik.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 13
Pendahuluan (20 menit):
1. Guru menyapa, mengajak peserta didik berdoa, dan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Peserta didik berkumpul berdasarkan kelompoknya masing-masing (pembagian
kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya).
3. Peserta didik dikondisikan agar siap belajar dengan diberikan permainan “Putar Huruf”.
4. Peserta didik melalui bimbingan guru mengulas kembali inti materi pembelajaran
sebelumnya dan guru menyampaikan keterkaitannya dengan materi yang akan
diajarkan.
5. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran, indikator, dan proyek yang akan
dilakukan.

Kegiatan Inti (80 menit):


1. Guru menampilkan presentasi mengenai ejaan, tanda baca, konjungsi, dan istilah.
2. Setiap kelompok diberikan sebuah teks laporan hasil observasi berdasarkan topik yang
telah dipilih masing-masing kelompok pada pertemuan sebelumnya.

Analisis teks berikut ini, lalu temukan kesalahan kaidah kebahasaan yang terdapat
di dalamnya!

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 14
Bunga Bangkai

bunga bangkai merupakan jenis tanaman langka yang berada di negara


Indonesia. Bunga bangkai memiliki sebutan lain Rafflesia arnoldy. Bunga Bangkai ini
memiliki ukuran tergolong cukup besar agar bisa memiliki tinggi hingga empat
meter.
Di juluki sebagai bunga bangkai mungkin dikarenakan bunga yang satu ini dapat
mengeluarkan aroma busuk yang sangat menyengat kedalam hidung. Meskipun
begitu, bau ini dapat dijadikan alat oleh Rafflesia Arnoldy untuk perlindungan diri dan
untuk menarik perhatian serangga agar dapat membantu proses penyerbukan!
Ketika sedang mekar, kelopak bagian luar bunga bangkai ini tampak berwarna
putih, dan pada bagian mahkota bunga bangkai ini berwarna merah sedikit keunguan
(jingga). Umur hidup bunga bangkai ini sangat singkat yaitu hanya satu minggu
sehingga kemudian mati.
Komunitas bunga bangkai yang asli adalah di hutan Sumatera. Dikarenakan
terancam punah, kini bunga bangkai sudah mulai dikonservasi di sejumlah tempat
yang lumayan banyak. Misalnya adalah di Taman Hutan Raya Ir. djuanda di Bandung,
Jawa Barat.
Penebangan hutan secara liar dan juga perubahan iklim cuaca merupakan salah
satu faktor yang sampai menyebabkan bunga bangkai ini menjadi bunga yang langka
tetapi sulit untuk ditemukan.
Sumber:
https://www.pintarnesia.com/teks-laporan-hasil-observasi/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 15
Mangga Kasturi

Mangga kasturi adalah salah satu spesies mangga yang menjadi fauna identitas
provinsi Kalimantan Selatan. Kasturi yang dalam bahasa alamiah (latin)
disebut Mangifera casturi, merupakan salah satu dari sekitar 31 jenis mangga yang
dapat ditemukan di Kalimantan, Indonesia?
Mangifera casturi mempunyai pohon yang mampu mencapai tinggi 25 meter
dengan diameter batang antara 40-110 cm. Kulit kayu kasturi berwarna putih
keabu-abuan sampai coklat terang. Daunnya berbentuk lanset dengan ujung yang
meruncing. Saat muda daun kasturi berwarna ungu tua. Buah kasturi seperti buah
mangga lainnya atau berukuran lebih kecil dengan berat kurang dari 80 gram. Kasturi
dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah pada tanah aluvial dan lateral yang
cukup air.
Kasturi merupakan buah kaya akan antioksidan yang di kenal dapat menangkal
radikal bebas ke udara yang banyak mengandung solusi. Buah yang satu ini juga
mengandung karotenoid, nutrisi, dan kaya akan vitamin. Semua senyawa tersebut
merupakan komponen penting yang berperan dalam meningkatkan sistem imun.
Selain itu, beta karoten yang terdapat dalam kasturi juga dapat memperlambat
degenerasi makula atau degenerasi sel-sel dan saraf pada retina sebagai akibat dari
penuaan, radikal bebas. dan sebagainya yang berdampak pada berkurangnya fungsi
penglihatan.
Mangga kasturi (Mangifera casturi) oleh IUCN Redlist dimasukkan kedalam
daftar tumbuhan berstatus konservasi Extinct in the Wild atau punah di alam liar sejak
1998. Kepunahan spesies ini diakibatkan oleh rusaknya habitat akibat deforestasi
hutan dan perambahan hutan.

Sumber: https://alamendah.org/ dan


https://www.idntimes.com

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 16
Edelweiss Jawa

Anaphalis javanica. yang dikenal secara populer sebagai edelweiss


jawa (Javanese edelweiss) atau bunga senduro, adalah tumbuhan endemik zona
alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.
Menurut situs Indonesia.go.id, edelweis jawa biasanya tumbuh tidak lebih dari 1
meter. Namun dalam kondisi tertentu, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai
ketinggian 8 gram, dengan batang sebesar kaki manusia.
edelweiss merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda dihutan
pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah
yang tandus, kemudian mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu
yang secara efektif memperluas kawasan yang di jangkau oleh akar-akarnya dan
meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga edelweis Jawa biasanya
tumbuh di tempat dengan ketinggian kira-kira 2.000 meter di atas permukaan laut
(mdpl) ke atas, tergantung suhu udara dan kelembapan?
Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan april dan Agustus. Jika
sudah mekar, tanaman ini sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga
seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, namun lebah terlihat mengunjunginya.
Julukan bunga abadi yang melekat pada bunga edelweiss berasal dari hormon
etilen yang terkandung pada bunga ini yang mampu mencegah kerontokan pada
kelopak bunga. Berkat hormon inilah edelweiss mampu bertahan kuncup hingga 10
tahun lamanya.

Sumber: https://wikipedia.org/, https://tirto.id/f4wq,


dan https://www.idntimes.com

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 17
Kantong Semar

Kantong semar atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai pitcher plant
merupakan tanaman yang tersebar di negara-negara tropis dunia, seperti Indonesia,
filipina, dan sebagainya.
Kantong semar termasuk tumbuhan karnivora dengan terdiri dari 160 habitat.
Sebagaimana julukannya, kantong semar memang dikenal mengandalkan beberapa
jenis binatang sebagai makanannya. Selain serangga! beberapa spesies dari pitcher
plant diketahui mampu memakan tikus dan bahkan anak kodok bagaimanapun.
Selain usianya yang panjang, kantong semar juga tergolong lama untuk
tumbuh. Ia dapat tumbur berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tergantung
kondisi tanah serta cahaya yang ada.
tanaman ini memiliki kantong yang merupakan modifikasi daun. Kantong ini
berfungsi sebagai perangkap untuk memangsa serangga yang masuk ke
dalamnya. Didasar kantong ini terdapat cairan asam yakni enzim pencerna
proteolase, yang mengolah serangga yang dimangsa menjadi garam fosfat dan
nitrat. Beberapa di antara tanaman ini adalah tumbuhan yang dapat merambat,
dengan panjang sulur kantong pada tanaman ini yang dapat tumbuh antara 15-20
meter. Tapi yang paling banyak ditemukan adalah yang tumbuh tegak (upright).
Kantong semar dengan spesies Nepenthes gymnamphora dapat di gunakan
sebagai indikator suatu iklim di daerah tertentu. Selain itu, Cairan pada kantong
dapat digunakan sebagai obat batuk dan air rebusan dari cairan dan akar tanaman ini
dapat digunakan sebagai obat sakit perut, luka bakar, dan iritasi mata. Di samping
itu. batang tanaman yang sudah dikeringkan dari jenis Nepenthes ampullaria dapat
digunakan sebagai pengganti tali jerat.

Sumber: https://wikipedia.org/, https://www.antaranews.com,


dan https://www.idntimes.com

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 18
Bunga Jeumpa

Bunga jeumpa atau disebut juga bungong jeumpa (bahasa aceh) merupakan
bunga ciri has dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bunga jeumpa memiliki
wangi harum yang sangat unik! sehinga banyak digunakan sebagai bahan farfum.
Tumbuhan ini bisa mencapai tinggi antara 3/6 meter. Warna bunga jeumpa ini
bervariasi dari berwarna orange, kuning, dan putih krem. Bunga jeumpa masih
berciri tumbuhan purba karena asal-usulnya dapat ditelusuri hingga 95 juta tahun
yang lalu. Ciri khas tumbuhan ini adalah perhiasan bunganya yang tidak tersusun
dari mahkota bunga dan kelopak bunga, melainkan dari tenda bunga (tepal).
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darusaalam, bunga jeumpa dapat dan mudah
tumbuh melalui biji yang ditebarkan pada lahan kurang lebih 3 bulan sesudah biji
disebar dan dalam waktu 4-5 tahun pohon telah menghasilkan bunga.
Pemanfaatan bunga jeumpa antara lain dapat digunakan sebagai campuran
pada jamu atau digunakan untuk wewangian rambut atau bahan agar dijadikan
parfum. Bunganya dapat disarikan untuk di gunakan minyak wangi atau campuran
pewangi pada kosmetika. Wanita Aceh memasang bunga jeumpa pada sela rambut
yang yang selain dapat mewangikan rambut, juga berguna untuk aroma terapi.
Meskipun bunga jeumpa merupakan tumbuhan purba, namun tumbuhan ini
belum termasuk kedalam kelompok tumbuhan punah. Karena bunga jeumpa masih
banyak dijumpai di Indonesia, terutama di daerah tropis dan subtropis di Asia
Selatan dan Asia tenggara serta Tiongkok Selatan.

Sumber: http://www.sainsindonesia.co.id/
dan https://brainly.co.id/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 19
Anggrek Hitam

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) merupakan jenis anggrek Epifit simpodial,


artinya, anggrek jenis ini akan tumbuh menempel kepada tumbuhan/batang pohon
lain yang memiliki pertumbuhan batang terbatas. Anggrek langka ini dalam bahasa
inggris disebut sebagai “Black Orchid”.
Tanaman ini hidup berumpun, setiap rumpun akan membentuk akar tinggal
(rhizome) yang saling terhubung satu akan yang lainnya. Batang anggrek berbentuk
pipih dengan panjang 10-15 cm. Bunga-bunganya tersusun pada rangkaian tandan
dengan panjang 15-40 cm, lebar 10 cm, dengan jumlah bunga mencapai 14 kuntum
per tandan? Kelopak bunganya berbentuk lanset, lancip dengan warna hijau muda
dengan ukuran panjang 5–6 cm dan lebar 2-3 cm. Bentuk mahkota bunganya juga
lancip berwarna hijau muda, yang mana pada bagian tengahnya terdapat lidah bunga
(labellum) berwarna hitam berbentuk biola bertekstur dengan background hijau
muda. Daun Anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang
berkisar antara 40=50 cm dan lebar antara 2-10 cm. Sedangkan buah anggrek hitam
berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara 2–3 cm. Dari
keseluruhan bunga, tidak banyak yang menjadi buah.
Habitat asli anggrek hitam berada dijantung hutan Kalimantan tengah. Biasanya
anggrek hitam mekar pada bulan Maret sampai Juni! Meskipun habitat anggrek
hitam identik dengan hutan di Pulau Kalimantan, jenis anggrek ini juga tumbuh liar di
Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Mindanao, Pulau Luzon, dan Pulau Samar
Filipina. Kelebihan lain yang dimiliki anggrek ini adalah rajin berbunga dengan aroma
yang khas, namun harus tumbuh pada habitat yang relatif lembab.

Sumber:
http://beritaanggrek.bl
ogspot.com/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 20
Matoa

Matoa memiliki nama ilmiah Pometia pinatta. Matoa berasal dari keluarga
rambutan (Sapindaceae). Matoa tumbuh liar di hutan-hutan papua.
Tinggi pohon matoa rata-rata 16 meter dengan diameter rata-rata maksimal 90
cm. Batang pohon matoa bisa mencapai 20 meter dan menghasilkan buah berbentuk
lonjong. Buah matoa hanya bisa berbuah di daerah tropis dengan Juli hingga oktober
setiap tahunnya? Buah ini bertekstur kenyal dan berwarna bening seperti rambutan,
kelengkeng, atau leci. Rasa buah matoa juga hampir sama dengan kelengkeng,
rambutan, atau leci.
Tumbuhan ini tumbuh baik didaerah yang kondisi tanahnya kering (tidak
tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang baik adalah iklim sehingga curah hujan tinggi (>1200 mm/tahun).
Tumbuhan ini mudah beradaptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Selain itu!
tumbuhan ini juga tahan serangga.
Di Papua terdapat 2 jenis matoa, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Matoa
kelapa tekstur daging buahnya agak kenyal seperti rambutan aceh, diameter
buahnya 2,2-2,8 cm. Jadi matoa papeda tekstur dagingnya agak lembek dan lengket
dengan diameter buahnya 1,4-2,0 cm.
Seperti pada buah-buahan lainnya, senyawa antioksidan pada buah matoa juga
mampu menangkal radikal bebas yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
Nutrisi dalam buah matoa seperti vitamin C dan E, serta tanin, baik bagi ke sehatan
tubuh.

Sumber: https://www.kompasiana.com/
dan https://www.liputan6.com/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 21
Lobi-lobi

Lobi-lobi atau yang bernama latin Flacourtia inermis adalah tumbuhan yang
hidup di wilayah tropis. Buah yang kaya manfaat yang kini sudah sulit di temukan.
Tumbuhan ini bisa tumbuh kepada ketinggian 3 m hingga 10 m! memiliki daun
tunggal berbentuk lonjong, dan bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya
lonjong, panjang 8-20 cm dan lebar 3-15 cm.
Buahnya berbentuk bulat dengan berbiji banyak dengan diameter 1-3 cm. Kulit
buahnya lunak dan permukaannya licin. Buah muda berwarna hijau ke kuningan,
namun bila sudah masak kulit buah berwarna merah tua hingga ungu kehitaman.
Rasa buah masam hingga sangat masam, kadang-kadang manis atau sepat? Daging
buah hanya sedikit mengandung air.
Jika sudah matang, buah ini memiliki berbagai manfaat untuk tubuh. Hal itu
dikarenakan buah lobi-lobi ini memiliki berbagai kandungan baik seperti mineral dan
berbagai fitamin. Selain itu, buah lobi-lobi yang memiliki rasa has ini juga memiliki
kandungan polifenol, antioksidasi, tannin, dan tarakseron yang sangat baik untuk
menurunkan kadar kolesterol dan gula darah dalam tubuh, serta dapat
meningkatkan produksi insulin. Buah ini dapat dimakan setelah
dijadikan rujak, selai, manisan, atau dimasak dengan gula untuk diminum
sebagai sirup.

Sumber: https://www.idntimes.com/
dan https://id.wikipedia.org/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 22
Kesemek

Kesemek yang bernama ilmiah Diospyros kaki adalah nama


sejenis buah-buahan yang marga Diospyros. Tanaman ini di kenal pula dengan
sebutan buah kaki, atau dalam bahasa Inggris dinamai Oriental (Chinese/Japanese)
persimmon.
Kesemek termasuk tanaman dikotil (tumbuhan berkeping biji satu, daunnya
sejajar, tidak berkambium, dan tipe akarnya serabut, kelipatan bunga 3). Buah
kesemek digolongkan pada buah klimaterik! Ini karena umumnya buah kesemek
lekas layu.
Pohon kesemek berukuran kecil sehingga sedang, 15 m atau kurang, berbatang
pendek dan bengkok-bengkok, memiliki banyak cabang, serta suka menggugurkan
daunnya: Daun pohon kesemek memiliki dua deret, tersusun berseling,
bertangkai pendek sekitar 3 cm, berbentuk bundar, dan berwarna hijau kuning
mengkilap. Daging buah kesemek kaya akan air, bertekstur lembut, renyah, dan
manis. Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai
kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm.
Pada umumnya, kesemek di konsumsi secara langsung. Namun, tidak sedikit
orang yang menggunakan kesemek sebagai buah untuk menghias kue. Dalam buah
kesemek terdapat banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti
karbohidrat, vitamin A, vitamin C, asam folat, mangan, dan serat. Selain itu, buah ini
juga bisa menjadi sumber berbagai macam antioksidan, vitamin B6, thiamin,
riboflavin, folat, magnesium, dan posfor yang cukup baik. Beragam nutrisi tersebut
baik pada kesehatan mata, jantung, dan otak.

Sumber: https://initu.id/ ,
https://www.alodokter.com/, dan https://id.wikipedia.org/

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 23
Kecapi

Kecapi (Sandoricum koetjape) merupakan salah satu tanaman penghasil buah


yang selama ini diabaikan keberadaannya oleh masyarakat. Kecapi tergolong
dalam famili Meliaceae seperti pohon rambai, langsat, dan sentang.
Tumbuhan ini dibudidayakan dari 0 m dpl sampai ketinggian melebihi 1000 m
dpl! Pertumbuhan kecapi akan optimal bila di tanam pada tanah liat berlempung
dan liat berpasir yang gembur pada banyak humus.
Pohon kecapi bisa mencapai ketinggian sehingga 30 meter dengan diameter
batangnya 90 cm. Pohon kecapi berbunga selepas musim kemarau, yaitu dengan
Febuari hingga maret dan buahnya masak pada Juni hingga Juli. Kulit buahnya
tebal dan agak liat. Isi buah sentul berulas-ulas, lembut dan berwarna putih seperti
isi dari buah manggis.
buah kecapi bertipe buah buni, berbentuk bulat pipih, berdiameter 5-6 cm.
berwarna kuning keemasan, berbulu halus. Daging buah bagian luarnya tebal dan
keras, berwarna merah daging, dan rasanya agak asam; daging buah bagian dalam
lunak, berwarna putih, rasanya asam sampai manis, biasanya melekat pada biji.
Bijinya 2-5 butir perbuah, berbentuk bulat telur, sungsang, berwarna coklat
berkilat, berukuran besar, dan keping bijinya berwarna merah.
Pohon kecapi mempunyai banyak khasiat perobatan tradisional. Buahnya
mengandung vitamin B, C, kalium dan fosforus. Selain itu, kayu pohon sentul dapat
di gunakan dalam pertukangan, pembinaan ringan dan pembuatan perkakas
rumah.

Sumber:
http://repository.usu.ac.id/
3. Setiap kelompok menganalisis teks LHO tersebut berdasarkan kesalahan penggunaan
ejaan, tanda baca, konjungsi, dan istilah yang terdapat di dalamnya.
4. Peserta didik bersama kelompoknya mendata kesalahan tersebut pada sebuah tabel.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 24
Lembar Kerja Peserta didik
Tabel Kegiatan Analisis Kaidah Kebahasaan Teks LHO
Kelompok :
Nama :
Topik :

No Temuan Paragraf Kesalahah Kaidah Kebahasaan Seharusnya


Ke- Ejaan Tanda Konjungsi Istilah
Baca

5. Peserta didik memperbaiki teks LHO tersebut berdasarkan hasil temuannya dan
menuliskannya kembali

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 25
Teks LHO yang Telah Diperbaiki

...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………… ...…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
6. Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari cara membuat salindia
...……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
menggunakan powerpoint atau canva.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

Penutup (10 menit):


1. Peserta didik bersama guru merefleksikan kesulitan yang ditemui saat pembelajaran
serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran.
2. Perwakilan setiap kelompok iswa menyimpulkan materi yang diperoleh pada
pembelajaran tersebut.
3. guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4. guru menutup pertemuan dengan mengucap syukur dan salam.
Format Penilaian Guru Terhadap Kegiatan Kelompok
N Nama Kelompo Nilai Skor
o k Keaktifan Kekompakkan Ketuntasan

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 26
PERTEMUAN KETIGA
Kegiatan Awal
Persiapan (10 menit):
1. Guru mempersiapkan gawai.
2. Guru mempersiapkan permainan “Apakah Itu”untuk digunakan di awal pembelajaran.

Permainan “Apakah Itu” adalah permainan secara berkelompok (3-4


orang), caranya satu orang perwakilan kelompok menebak kata
berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh teman sekelompoknya.
Petunjuk yang diberikan hanya boleh berupa 2-3 kata bagi setiap
anggota kelompok. Sesuai dengan tema pembelajaran saat ini, maka
kunci jawaban permainan ini difokuskan pada tanda baca bahasa
Indonesia. Adapun langkah-langkahnya:
1. Guru menyiapkan beberapa simbol tanda baca bahasa Indonesia,
kemudian menuliskannya pada selembar kertas (ukuran 5X5 cm);
2. Satu orang perwakilan setiap kelompok tetap berada di posisinya
sedangkan 2/3 orang lainnya maju ke depan kelas (dilakukan secara
bergiliran setiap kelompok)
3. Peserta didik yang berada di depan kelas diperlihatkan salah satu
tanda baca oleh guru, kemudian setiap anggota tersebut memberi
petunjuk dengan menyebutkan 2-3 kata secara bergiliran (hanya
diperbolehkan 1X kesempatan)
4. Anggota kelompok satunya lagi menebak tanda baca tersebut.

3. Guru mempersiapkan contoh teks laporan hasil observasi dalam bentuk salindia.
Tanda baca yang dapat digunakan, di antaranya:
4. Guru memastikan koneksi internet dan sambungan gawai ke proyektor/televisi
berfungsi dengan baik.
. , ? ! “…” : ; - / (…)
Pendahuluan (20 menit):

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 27
1. Guru menyapa, mengajak peserta didik berdoa, dan mengecek kehadiran peserta
didik.
2. Peserta didik berkumpul berdasarkan kelompoknya masing-masing.
3. Peserta didik dikondisikan agar siap belajar dengan cara diajak untuk melakukan
permainan “Apakah Itu”.
4. Peserta didik dan guru mengulas kembali inti materi pembelajaran sebelumnya dan
menyampaikan keterkaitannya dengan materi yang akan diajarkan.
5. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran, indikator, dan proyek yang akan
dilakukan.

Kegiatan Inti (80 menit):


1. Guru menampilkan contoh teks laporan hasil observasi dalam bentuk salindia.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 28
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 29
2. Peserta didik mengamati contoh teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur dan
kaidah kebahasaannya.
3. Guru memberi contoh salah satu kesalahan kaidah kebahasaan yang terdapat di
dalamnya, kemudian membahas perbaikannya.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 30
No Kesalahan Jenis Hasil Revisi Keterangan
Kaidah Kebahasaan
1 ; tanda baca , menerangkan pilihan
2 Sehingga konjungsi agar kata penghubung cara
3 Beragam huruf kapital Beragam awal kalimat
4 Diantaranya kata depan di antaranya kata depan dipisah
5 / tanda baca - menerangkan sampai

Seharusnya:

4. Peserta didik (setiap kelompok) memeriksa kembali teks LHO yang telah direvisi pada
pertemuan sebelumnya.
5. Setiap kelompok mentransformasi hasil analisis mereka (teks awal, analisis kesalahan
kaidah kebahasaan, dan teks LHO yang telah direvisi) ke dalam bentuk salindia.
6. Setiap kelompok mempresentasikan salindia tersebut di depan kelas.
7. Guru membagikan format penilaian presentasi kepada setiap kelompok untuk
dijadikan pedoman penilaian bagi presentasi kelompok lain.
8. Kelompok lain menyimak, menanggapi, dan menilai presentasi dari kelompok
penampil.
9. Guru mengamati, memberi masukan, dan memberikan penilaian.

Penutup (10 menit):

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 31
1. Peserta didik beserta guru merefleksikan kesulitan yang ditemui saat pembelajaran
serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran.
2. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyimpulkan materi yang
diperoleh pada pembelajaran tersebut.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4. Guru menutup pertemuan dengan mengucap syukur dan salam.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 32
Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek yang Skala Penilaian
Dinilai 4 3 2 1
Substansi Ide dan gagasan Ide dan Ide dan gagasan Ide dan
atau Isi orisinal, didukung gagasan orisinal, namun tidak gagasan
Presentasi dengan data orisinal, didukung dengan data tidak
yang lengkap, didukung yang lengkap, dan orisinal dan
dan penjelasan dengan data penjelasan yang tidak
argumentatif yang lengkap, argumentatif didukung
namun dengan
penjelasan data yang
tidak lengkap
argumentatif serta
penjelasan
yang
argumenta
tif
Kejelasan Volume suara Volume suara Volume suara Volume
Suara dan pelafalan dan pelafalan terdengar jelas namun suara dan
terdengar jelas terdengar pelafalan kurang pelafalan
serta tempo jelas namun terdengar jelas serta kurang
bicara sedang tempo bicara tempo bicara terlalu terdengar
terlalu cepat/terlalu lambat jelas serta
cepat/terlalu tempo
lambat bicara
terlalu
cepat/terlal
u lambat
Media Tulisan dapat Tulisan dapat Tulisan dapat terbaca, Tulisan
Presentasi terbaca, terbaca, namun pemilihan kurang
pemilihan pemilihan gambar tidak terbaca,
gambar mewakili gambar mewakili topik, dan pemilihan
topik, dan mewakili pemilihan warna gambar
pemilihan warna topik, namun kurang sesuai tidak

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 33
sesuai pemilihan mewakili
warna kurang topik, dan
sesuai pemilihan
warna
kurang
sesuai

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 34
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK

TOPIK : ……………………………………………………………
KELAS : ……………………………………………………………
KELOMPOK PENILAI : ……………………………………………………………

No Indikator Kelompok
I II III IV V VI VII VIII IX X
1 Substansi atau Isi
Presentasi
2 Kejelasan Suara
3 Media Presentasi
Skor

Skor akhir = Skor yang diperoleh X 5

KETERANGAN :
KRITERIA PENILAIAN
SKOR NILAI
46 – 60 A
31 – 45 B
16 – 30 C
≤ 15 D

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 35
Lembar Penilaian Diri Peserta Didik

Nama : ........................
Kelas/Semester : ........................
Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom di bawah ini, dengan kriteria berikut:
1 (Tidak Pernah), 2 (Kadang-kadang), 3 (Sering), 4 (Selalu) sesuai dengan keadaan kalian
yang sebenarnya.

No Pernyataan 1 2 3 4

1 Saya selalu berdoa sebelum belajar.


Saya selalu berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh saat
2
belajar.
3 Saya menghormati dan menghargai teman.
4 Saya berani mengungkapkan pendapat dan saran.
Saya berani mengemukakan pertanyaan apabila ada yang
5
kurang dipahami.
6 Saya selalu melaksanakan tugas tepat waktu.
7 Saya menyerahkan tugas tepat waktu.
8 Saya selalu membuat catatan hal-hal yang dianggap penting.
9 Saya selalu berperan aktif dalam kelompok.
10 Saya menghormati dan menghargai guru.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 36
Penilaian Diri Antarteman

Nama : ...................
Kelas/Semester : ...................
Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom di bawah ini, dengan kriteria sebagai berikut:
1 (Tidak Pernah), 2 (Kadang-kadang), 3 (Sering), 4 (Selalu) sesuai dengan keadaan kalian
yang sebenarnya.

No Pernyataan 1 2 3 4

1 Selalu berdoa sebelum belajar.


Selalu berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh saat
2
belajar.
3 Menghormati dan menghargai teman.
4 Berani mengungkapkan pendapat dan saran.
Mengemukakan pertanyaan apabila ada yang kurang
5
dipahami.
6 Melaksanakan tugas dengan jujur.
7 Menyerahkan tugas tepat waktu.
8 Membuat catatan hal-hal yang dianggap penting.
9 Berperan aktif dalam kelompok.
10 Menghormati dan menghargai guru.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 37
Refleksi

Refleksi Peserta didik


1. Materi apa yang telah kalian pelajari hari ini?
2. Apa manfaat yang kalian dapatkan dari materi tersebut?
3. Apakah kalian berperan aktif selama pembelajaran?
4. Apakah kalian mampu menjalin kerja sama yang baik dalam kelompok?
5. Upaya apa yang akan kalian lakukan agar pada pembelajaran berikutnya
dapat lebih berkonsentrasi dan aktif?

Refleksi Guru
1. Apa upaya yang dilakukan guru agar peserta didik dapat berpikir kritis?
2. Apakah peserta didik saling bekerja sama dalam kelompoknya?
3. Apakah setiap anggota kelompok dapat berperan aktif selama pembelajaran?
4. Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?
5. Upaya apa yang dapat dilakukan guru agar setiap anggota kelompok bersikap
aktif, kompak, dan saling bekerja sama pada pertemuan berikutnya?

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 38
Remedial & Pengayaan

1. Remedial

Guru meminta peserta didik untuk memperbaiki salindia yang telah dibuat oleh
kelompoknya berdasarkan penilaian dan tanggapan dari kelompok lain, kemudian
mempresentasikannya kembali.

2. Pengayaan

Guru meminta peserta didik secara individu untuk mencari sebuah contoh teks
LHO, lalu meminta mereka untuk mentransformasikannya ke dalam bentuk
salindia.

Mengetahui, Sepulu, 25 Juli 2021


Kepala UPTD SMPN 1 SEPULU Guru Mata Pelajaran

Dr. Totok Gunarto, S.Pd., M.Pd Nopieni Rika wulandari, M.Pd


NIP. 196810101991031021 NIP.198210192021212005

Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase-D VII Kurikulum Merdeka (Penyusun Nopieni Rika Wulandari) 39

Anda mungkin juga menyukai