Anda di halaman 1dari 15

Yuridiksi & Asas-Asas Hukum

Kepailitan dan PKPU Indonesia


seminar
Diskursus Kepailitan & PKPU: Bisakah Ahli Waris Berstatus
Warga negara Asing PKPU & Pailit di Indonesia?

Dr Aria Suyudi, SH., LLM


STHI Jentera
2023
Permasalahan Yang Perlu dibahas
1. Apa Warga Negara Asing dapat dipailitkan dan PKPU berdasarkan
hukum Indonesia ?
2. Bagaimana proses Warga Negara Asing dipailitkan dan PKPU
berdasarkan hukum Indonesia ?
3. Bagaimana penyelesaian hukum apabila ahli waris kreditur atau
debitur yang berstatus Warga Negara Asing dipailitkan & PKPUkan di
Indonesia ?
Statistik Kepailitan 2016-2021

DATA KEPAILITAN DI PENGADILAN NIAGA


2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kepailitan 129 115 114 125 114 136
PKPU 199 239 297 435 635 726
Rehabilitasi 0 0 0 0 0 0
Pembatalan Perdamaian 15 13 18 15 3 19
Pengakhiran Kepailitan 0 0 0 0 0 0
Actio Paulina 2 1 1 2 2 2
Renvoi 3 0 2 7 2 4
Gugatan Lain-lain 48 62 85 90 51 64
Total 397 430 517 674 807 951
sumber : Mahkamah Agung RI
Struktur Regulasi Kepailitan di Beberapa Negara (1)
Indonesia Belanda Australia
Kepailitan Kepailitan (Failissement Verordening) Insolvency
• Tidak ada Fresh Start, Kepailitan Profesi : Kurator (kepailitan perusahaan)
hanya berakhir apabila Kreditur (Corporation Act 2001)
menyatakan telah memperoleh Regulator : Australia Securities and Investment
pembayaran yang memuaskan. Agency (ASIC)
• Kurator adalah Profesi & Balai Profesi : Registered Liquidator
Harta Peninggalan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Personal Insolvency (Bankruptcy Act 1966)
Utang (surseance van betaling) Regulator : Australia Finansial and Securities
Agency (AFSA)
Profesi : Registered Trustee
3 tahun fresh start max 6 tahun

Penjadualan Utang bagi Individu


(schudsaneringregeling voor naturlijke persoon)
(Failissement Verordening)
3 tahun fresh start
Pengadilan Niaga UU Persertujuan Pengadilan Terhadap Rencana Federal Court Australia untuk Corporate
Kementerian Hukum & HAM untuk Perdamaian Court Approved Restructuring Plan Insolvency & Federal Magistrate Court untuk
pendaftaran Kurator Act (Wet Homologatie Onderhands Akkoord Personal Bankruptcy
(‘WHOA’) 2020. Lembaga : ASIC (Corporate Insolvency) , AFSA
Profesi : Restructuring Expert (Personal Bankruptcy)
Struktur Regulasi Kepailitan di Beberapa
Korea Selatan
Prosedur Rehabilitasi Umum,
Negara (2)
Amerika Serikat
Chapter 7 : Likuidasi bagi individu dan pelaku usaha; dikenal juga sebagai kepailitan sederhana.
Berlaku bagi semua jenis kreditur (Umumnya Proses ini memungkinkan diberikannya pengampunan utang (fresh start) kepada kreditur max 90 hari
perusahaan) setelah rapat kreditur pertama.
Max Pembayaran 10 tahun
Debtor Bankruptcy and Rehabilitation Act 2006 Chapter 9 : Kepailitan pemerintah administrasi, untuk menyelesaikan utang-utang pemerintah daerah

Prosedur Rehabilitasi Sederhana, Chapter 11 : Rehabilitasi atau reorganisasi, bagi debitur bisnis, atau juga individu dengan aset yang berskala
Berlaku bagi UMKM (termasuk Perusahaan dan besar, kepailitan perusahaan
Individu) dengan utang max USD 3 juta
Chapter 12 : Rehabilitasi untuk keluarga petani dan nelayan

Prosedur Rehabilitasi Individu. Chapter 13 : Rehabilitasi dengan rencana pembayaran untuk individu dengan sumber pendapatan tetap.
Bagi Individu yang memperoleh pendapatan dari Membantu individu dengan pendapatan tetap untuk mengembangkan rencana untuk membayar kembali
usaha/Gaji. seluruh atau sebagian utangnya.
Utang Max USD 1 juta dengan jaminan atau USD 500
ribu untuk Utang tanpa Jaminan.
Max Pembayaran 5 tahun.

Proses Kepailitan (Likuidasi) Chapter 15 : Aturan Tambahan dan Ketentuan Internasional; mekanisme untuk debitur pailit dan membantu
debitur asing untuk menyelesaikan utangnya.
Seoul Bankruptcy Court Bankruptcy Court di Tingkat Federal
Fungsi Kurator dilaksanakan oleh Trustee yang berada dibawah Ministry of Justice. Trustee berada dibawah
Executive Office of US Trustees (EOUST) dibawah Department of Justice, yang bertanggung jawab untuk
mengawasi administrasi perkara kepailitan dan trustee swasta. Tanggung jawab EOUST sebagai otoritas yang
mengontrol perkembangan litigasi di US Bankruptcy Court. EOUST merupakan otoritas yang bertanggung
jawab secara administrative, regulator, yang bertujuan untuk mendorong integritas dan efisiensi system
kepailitan untuk kepentingan pemangku kepentingan-debitur, kreditur dan public.
Kepailitan sebagai Perubahan Status
• Syarat Pernyataan Pailit hukum seseorang menjadi tidak cakap untuk
• Ada dua atau lebih kreditor.; melakukan perbuatan hukum, menguasai,
dan mengurus harta kekayaannya sejak
• Ada utang yang telah jatuh waktu dan dapat putusan pernyataan pailit diucapkan
ditagih; dan (Penjelasan Umum UU 37 Tahun 2004)
• Kedua hal tersebut (adanya dua atau lebih
Status Pailit timbul dengan segala
kreditor dan adanya utang yang telah jatuh •
konsekuensi hukumnya, baik secara
tempo dan dapat ditagih) dapat dibuktikan
secara sederhana. pribadi, maupun kepada pihak ketiga.
(pasal 2 ayat (1) jo. pasal 8 ayat (4) UU
Pengadilan adalah Pengadilan Niaga,

37/2004)
(Pasal 1 ayat (7))
• Pailit terkait dengan hal Status suatu • Pengadilan harus merupakan pengadilan
Subyek Hukum, dari tidak pailit menjadi yang merupakan domisili terakhir/
hukum debitor (Pasal 3)
pailit.
Putusan Pernyataan pailit mengubah status
Mengenai Status Personal
• Status personal merupakan kelompok kaidah yang mengikuti
seseorang dimana ia berada yang mempunyai lingkungan kuasa
berlaku serta ekstra territorial atau universal dan tidak terbatas pada
teritori dari negara tertentu. (Sudargo Gautama, 2004)
• Status personal dapat diartikan sebagai hukum dari negara dimana
seseorang atau badan hukum memiliki kebangsaan, hukum tersebut
nantinya akan menentukan berbagai kewenangan serta kemampuan
dari subyek hukum tersebut dalam melakukan suatu perbuatan
hukum lintas negara.
PRINSIP CBI DALAM UU 37/2004
1. Universalitas, bagi Kepailitan di Indonesia

2. Teritorialitas, bagi Putusan Kepailitan Negara


Asing
Dasar Penentuan Mengenai Status dan
Kewenangan Mengadili
• Pasal 16 A.B : Status dan wewenang seseorang harus dinilai menurut
hukum nasionalnya (lex patriae ).
• Pasal 17.A.B : Mengenai benda-benda yang harus dinilai menurut
hukum dari negara atau tempat dimana benda itu terletak (lex
resital).
Prinsip universalitas
Pasal 21 UUK wilayah Negara Republik Indonesia, wajib mengganti
kepada harta pailit apa yang diperolehnya.
• Kepailitan meliputi seluruh kekayaan Debitor pada saat
putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala 2) Kecuali apabila dibuktikan sebaliknya maka setiap
sesuatu yang diperoleh selama kepailitan. pemindahan piutang wajib dianggap tela dilakukan
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
Pasal 212 pada ayat (1), apabila pemindahan tersebut
• Kreditor yang setelah putusan pernyataan pailit dilakukan oleh Kreditor dan Kreditor tersebut
diucapkan, mengambil pelunasan seluruh atau sebagian mengetahui bahwa pernyataan pailit sudah atau
piutangnya dari benda yang termasuk harta pailit yang akan diajukan.
terletak di luar wilayah Negara Republik Indonesia, yang Pasal 214
tidak diperikatkan kepadanya dengan hak untuk
didahulukan wajib mengganti kepada harta pailit segala Setiap orang yang memindahkan seluruh atau sebagian
apa yang diperolehnya piutang atau utangnya kepada pihak ketiga, yang
Pasal 213 karena itu mendapat kesempatan untuk melakukan
perjumpaan utang di luar wilayah Negara Republik
1) Kreditor yang memindahkan seluruh atau sebagian Indonesia yang tidak diperbolehkan oleh Undang-
piutangnya terhadap Debitor Pailit kepada pihak Undang ini, wajib mengganti kepada harta pailit.
ketiga, dengan maksud supaya pihak ketiga
mengambil pelunasan secara didahulukan daripada
orang lain atas seluruh atau sebagian piutangnya dari
benda yan termasuk harta pailit yang terletak di luar
Terhadap Putusan Asing

• Indonesia tidak mengakui Putusan Peradilan Asing (ps 436 Rv)


• Indonesia tidak meratifikasi prosedur yang diatur dalam konvensi-konvensi
Hukum Perdata Internasional
• Convention of 15 November 1965 on the Service Abroad of Judicial and Extrajudicial
Documents in Civil or Commercial Matters (Service in Civil process) (79 contracting parties)
• Convention of 18 March 1970 on the Taking of Evidence Abroad in Civil or Commercial
Matters (Taking of evidence abroad) (64 contracting parties)
• Convention of 30 Juni 2005 on Choice of Court Agreements (32 contracting parties)
• Convention of 2 July 2019 on the Recognition and Enforcement of Foreign Judgments in Civil
or Commercial Matters (0 contracting parties, pada convention 1970, terdapat 5
contracting parties)
• Indonesia belum mengadopsi UNCITRAL Model Law on Cross Border Insolvency dalam UU
Kepailitan, sehingga hanya mengandalkan kepada Kerjasama bilateral.
• Sistem yang berlaku saat ini terkait koordinasi lintas batas:
• MoU Nomor 162 PAN/HK.00/II/2013 jo NK/HI/01/02/2013/58 tentang Nota Kesepahaman
antara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Mahkamah Agung Republik
Indonesia tentang Penanganan Permintaan Bantuan Teknis Hukum Dalam Masalah Perdata.
• http://rogatori.kemlu.go.id/mou
Cross Border Insolvecy dari Perspektif Indonesia:
Yurisdiksi
Pasal 3 UUK : Berbasis Domisili meliputi tempat kedudukan hukum
• Putusan atas permohonan pernyataan terakhir Debitor. (Ps 3 (2) UUK)
pailit dan hal-hal lain yang berkaitan • Dalam hal debitur tidak berkedudukan
dan/atau diatur dalam Undang-Undang di wilayah negara Republik Indonesia
ini, diputuskan oleh Pengadilan yang tetapi menjalankan profesi atau
daerah hukumnya meliputi daerah usahanya di wilayah negara Republik
tempat kedudukan hukum Debitor. (ps Indonesia, Pengadilan yang berwenang
3 (1) UUK) memutuskan adalah Pengadilan yang
• Dalam hal Debitor telah meninggalkan daerah hukumnya meliputi tempat
wilayah Negara Republik Indonesia, kedudukan atau kantor pusat Debitor
Pengadilan yang berwenang menjalankan profesi atau usahanya di
menjatuhkan putusan atas wilayah negara Republik Indonesia. (ps
permohonan pernyataan pailit adalah 3 (4) UUK)/
Pengadilan yang daerah hukumnya
Kepailitan Subyek Hukum Asing
• No. 14/Pailit/1999/PN.Niaga/Jkt.Pst. antara PT Environmental
Network Indonesia v. PT Putra Putri Fortuna Windu dan PFF
International Corporation
PFF International Corporation adalah Turut Termohon
• 64/PKPU/2012/PN.NIAGA.JKT.PST jo 214 K/Pdt.Sus-Pailit/2013 jo 44
PK/Pdt.Sus-Pailit/2016 PT First Media Tbk vs Accross Asia Ltd.
Majelis PK berpendapat bahwa tidak ada satu pun norma dalam undang-undang
tersebut yang menyatakan debitor atau perusahaan yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia tetapi menjalankan usaha di Indonesia tidak dapat diajukan
sebagai Termohon Pailit dan menganggap bahwa keberadaan kantor tersebut,
sudah cukup untuk menjadi syarat bahwa debitur telah menjalankan usahanya di
Indonesia seusai Pasal 3 (4) UUK
Pengaturan Terhadap Kepailitan Harta
Warisan
Pasal 207 mengenai permohonan tersebut dengan surat
Harta kekayaan orang yang meninggal harus juru sita.
dinyatakan dalam keadaan pailit, apabila dua atau (3) Surat panggilan sebagaimana dimaksud pada
lebih Kreditor mengajukan permohonan untuk itu ayat (2), harus disampaikan di tempat tinggal
dan secara singkat dapat membuktikan bahwa: terakhir Debitor yang meninggal, tanpa
a. utang orang yang meninggal, semasa keharusan menyebutkan nama masing-masing
hidupnya tidak dibayar lunas; atau ahli waris, kecuali nama mereka itu dikenal.
b. pada saat meninggalnya orang tersebut, Pasal 209
harta peninggalannya tidak cukup untuk Putusan pernyataan pailit berakibat demi hukum
membayar utangnya. dipisahkannya harta kekayaan orang yang
Pasal 208 meninggal dari harta kekayaan ahli warisnya.
(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210
Pasal 207 harus diajukan kepada Pengadilan Permohonan pernyataan pailit harus diajukan
yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal kepada Pengadilan paling lambat 90 (Sembilan
terakhir Debitor yang meninggal.
puluh) hari setelah Debitor meninggal
(2) Ahli waris harus dipanggil untuk didengar
Terima Kasih
aria.Suyudi@jentera.ac.id

Anda mungkin juga menyukai