LANDASAN TEORI
A. Pengawasan
dari kata awas yang berarti dapat melihat baik-baik, tajam penglihatan.
pemerintahan.1
menurut peraturan, ketentuan dan tujuan yang ingin dicapai.3 Dalam fungsi
digariskan. Jika hasil yang telah dicapai tidak sesuai dengan standar-standar yang
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka).
16
17
memperbaikinya.4
sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang
semua pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.6
kegiatan tersebut.7
dilakukan.
B. Tujuan Pengawasan
pemimpin atau penanggung jawab suatu kegiatan untuk diambil tindakan korektif
yang perlu. Pengawasan juga bertujuan untuk memahami apa yang keliru untuk
sesuatu terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi dan prinsip-prinsip yang telah
C. Jenis-Jenis Pengawasan
8 Ibid.
9
Victor M Situmorang dan Juhir Jusuf, Aspek Hukum Pengawasan Melekat (Dalam
Lingkungan Aparatur Pemerintah) ,(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm.23.
19
a. Pengawsan Langsung
langsung oleh pimpinan atau pengawas di suatu tempat dengan cara mengamati,
laporan-laporan baik lisan maupun tulisan dari masyarakat dan sebagainya dan
b. Pengawasan Represif
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi agar
1. Pengawasan Internal
pengawas dan yang diawasi mempunyai hierarkis atau dalam sebuah organisasi.
2. Pengawasan Eksternal
organisasi yang berbeda. Yakni tidak dalam hierarkis atau berada di luar
10 Ibid, 27.
21
1. Pengawasan Melekat
terhadap bawahannya secara terus menerus baik secara preventif maupun represif
agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-
2. Pengawasan Fungsional
3. Pengawasan Masyarakat
22
masyarakat baik secara lisan atau tertulis berupa aduan/keluhan, ide, saran,
menanganinya.
4. Pengawasan Legislatif
D. Prinsip-Prinsip Pengawasan
pekerjaan.
E. Inspektorat
(APIP) yang berwenang mengawasi pemerintahan secara internal yang terdiri dari
dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan arahan
tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan
aparat pengawas fungsional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
pemerintahan desa.
Daerah.
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok
ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan
Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Inspektorat menyatakan bahwa tugas inspektorat
informasi, catatan, dokumen, aset, personil dan tidak ada intervensi dan
F. Dana Desa
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
Indonesia.
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan dana desa adalah dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
pendapatan asli desa, bagi hasil pajak daerah,dan retribusi daerah kabupaten/kota,
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
provinsi dan APBD kabupaten/kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak
Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah mengalokasikan dana desa melalui transfer
jumlah desa dengan memperhatikan jumlah penduduk (30%), luas wilayah (20%)
27
dana desa ini dilakukan secara merata dan berkeadilan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
daerah, yaitu asas umum peengelolaan keuangan daerah, asas umum APBD, asas
penatausahaan keuangan daerah. Lima asas tersebut telah diatur dalam Peraturan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
peraturan daerah.
b. Asas tanggungjawab yang berarti keuangan daerah dikelola:
28
dipertanggungjawabkan.
2) Taat pada peraturan perundang-undangan dengan pedoman
meminimalkan pengeluaran.
5) Ekonomis dalam menggunakan pemasukan dengan
objektif.
9) Kepatutan dengan melakukan tindakan atau sikap yang
yang bersangkutan.
2) Fungsi perencanaan yang berarti anggaran daerah menjadi
ditetapkan.
4) Fungsi alokasi yang berarti anggaran daerah harus
diskriminasi.
d. Asas penganggaran secara bruto, periodic dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Asas umum penyusunan APBD
a. Asas pendanaan atas beban APBD sesuai urusan pemerintahan dan
undangan.
d. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening
dalam APBD.
31
perundang-undangan
i. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran
daerah untuk tujuan lain dari apa yang telah ditetapkan oleh APBD.
j. Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak
perundang-undangan.
5. Asas penatausahaan keuangan daerah
a. Penggunaan anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara
2014 tentang Desa, yang diatur dalam Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2)
bahwa salah satu sumber pendapatan desa adalah alokasi anggaran pendapatan
32
dan belanja Negara dan alokasi anggaran tersebut bersumber dari belanja pusat
Selain itu dana desa juga digunakan untuk memberdayakan masyarakat miskin
beberapa prioritas pemanfaatan dana desa dalam Pasal 4 ayat (1), (2) dan (3).
desa sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dapat digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan prioritas yang bersifat lintas bidang. Lintas
bidang yang dimaksud ialah bidang pembangunan desa yang tercantum pada Pasal
5 Peraturan Mentri Desa No. 16 tahun 2018 yakni pada bidang kesehatan
bidang lainnya. Kemudian ayat (3) melanjutkan bahwa prioritas penggunaan dana
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diharapkan dapat
Dana desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-
masyarakat setempat.
H. Pemerintahan Desa
oleh kepala desa dan Badan Perwakilan Desa (BPD) yang penyelenggaraannya
16 HAW Widjaja, Otonomi Desa “Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh”,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3.
34
perangkat desa. Kepala desa yang terpilih dengan suara terbanyak dari
disahkan oleh Bupati. Masa jabatan kepala desa maksimal sepuluh tahun atau dua
negeri juga diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk membina
didelegasikan ke pemerintah daerah dan wilayah sesuai dengan hierarki yang ada.
17
Rudini (Menteri Dalam Negeri), Sistem dan Mekanisme Penyelenggaraan
Pemerintahan di Daerah, 1992, Direktorat Publikasi Ditjen Pembinaan Pers Dan Grafika
Departemen Penerangan RI, hlm 40.