1. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan aparat Pemerintah dan PTUN karangan Muchsan, SH.
7. SF, Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi Di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997.
8. Sjachran Basah, Eksistensi Dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Di Indonesia, Alumni, Bandung, 1997.
10. Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
11. Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan pengawasan terhadap aparatur pemerintah. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan
aparat Pemerintah dan PTUN karangan Muchsan, SH.
12. Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan pengawasan terhadap aparatur pemerintah.
Materi Kuliah
Pengantar
Pengertian Pengawasan
Jenis-jenis Pengawasan
Pengawasan Melekat
Pengawasan Fungsional
Pengawasan Masyarakat
Pengawasan Politis
Pengawasan Peradilan
Hukum Pengawasan Terhadap Aparatur
Pemerintah
Mengapa Pengawasan diperlukan dlm suatu
Pengelolaan/meenejemen organisasi ?
Nilai:
Tugas mandiri : 15 %
Presensi : 10 %
Keaktifan dlm diskusi : 15 %
Mid Semester : 30 %
Ujian Akhir : 30 %
Pengawsan thdp pemerintahan
negara RI
Pengawasan juga diperlukan dalam organisasi negara ,
(Onrechtmatige overheidsdaad)
(detournement de pourvoir)
Pengertian Pengawasan terhadap Aparatur Pemerintah.
Siagian :
Memberikan definisi pengawasan “ sebagai proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.
Sarwoto :
memberikan definisi pengawasan “adalah kegiatan manejer yang
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
Newman:
Control is assurance that the performan conform to plan .
Sujamto:
Memberikan definisi pengawasan “adalah segala usaha
atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan
yang sebenarnya mengenai sasaran dan obyek yang
diperiksa.
2. Pengawasan Fungsional
4. Pengawasan Masyarakat
5. Pengawasan Politis
6. Pengawasan lain-lain.
Pengawasan Melekat
Preventif?
Represeif?
Internal?
Eksternal?
PENGAWASAN
FUNGSIONAL
PENGERTIAN:
Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau unit yang secara resmi
dibentuk oleh pemerintah, diberikan fungsi pokok untuk melakukan pengawasan
melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian.
Pengawasan Fungsional diatur dalam Inpres No. 1 Tahun 1983, akan tetapi
pengawasan fungsional ini pengertiaannya tidak dijelaskan secara tuntas dalam
Inpres tersebut. Pengertian pengawasan fungsional menurut Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraaan Pemerintah Daerah adalah kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh lembaga/badan/unit yang mempunyai tugas melakukan
pengawasan melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian.
Pelaksanaan pemeriksaan:
Penentuan obyek, perencanaan dan penentuan waktu,
metode pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian
laporan pemeriksaan dilakukan scr bebas dan mandiri oleh
BPK.
Dlm perencanaan pemeriksaan BPK memperhatikan
permintaan, saran dan pendapat lembaga perwakilan serta
dapat mempertimbangkan informasi dr pemerintah, bank
sentral, dan masyarakat.
Dalam menyelenggarakan pemeriksaan BPK dpt
memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawas intern.
Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut:
Pemeriksa menyusun laporan pemeriksan setelah selesai
pemeriksaan.
Laporan hasil pemeriksan keuangan memuat opini;
Laporan hasil pemeriksan kinerja memuat temuan, kesimpulan
dan rekomendasi;
Laporan hasil pemeriksan dg tujuan tertentu memuat
kesimpulan.
Laporan hasil pemeriksan atas laporan pemeriksaan keuangan
pemerintah pusat disampaikan kepada DPR dan DPD selambat –
lambatnya 2 (dua ) bulan stlh menerima laporan keuangan dr
pemerintah pusat.
Laporan hasil pemeriksan atas laporan pemeriksaan keuangan
pemerintah Daerah disampaikan kepada DPRD selambat –
lambatnya 2 (dua ) bulan stlh menerima laporan keuangan dr
pemerintah Daerah.
Lembaga perwakilan menindak lanjuti hasil pemeriksaan BPK dg
melakukan pembahasan sesuai dg kewenangannya.
DPR/DPRD dapat meminta pemerintah utk melakukan tindak
lanjut hasil pemeriksaan.
Laporan hasil pemeriksan atas laporan
pemeriksaan keuangan pemerintah Daerah
dan pusat disampaikan kepada
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
Laporan hasil pemeriksan kinerja disampaikan
kepada DPR/DPD/DPRD serta
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
sesuai dg kewenangannya;
Laporan hasil pemeriksan dg tujuan tertentu
disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD serta
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
sesuai dg kewenangannya.
Ikhtisar hasil pemeriksaan semester disampaikan kepada
lembaga perwakilan dan
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota sesuati
kewenangannya selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan stlh
berakhirnya semester yg bersangkutan.
a. legislasi;
b. anggaran;
c. Pengawasan.
adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hak angket :
adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan
Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
a. kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air
b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi hak angket sebagaimana dimaksud di atas;
atau
Hak Interpelasi
(1) Hak interpelasi diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih
dari 1 (satu)fraksi.
(2) Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud disertai dengan dokumen yang memuat
sekurangkurangnya:
keterangan; dan
(3) Usul sebagaimana dimaksud menjadi hak interpelasi DPR apabila mendapat persetujuan dari
rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR dan
keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota
Dalam hal rapat paripurna DPR menyetujui usul interpelasi sebagai hak interpelasi DPR, Presiden dapat hadir untukmemberikan penjelasan tertulis terhadap materi interpelasi dalam rapat paripurna berikutnya. Apabila Presiden tidak dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud, Presiden menugasi menteri/pejabat
terkait untuk mewakilinya.
DPR memutuskan menerima atau menolak keterangan dan jawaban sebagaimana dimaksud di atas. Dalam hal DPR menerima keterangan dan jawaban, usul hak interpelasi
dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat diusulkan kembali. Dalam hal DPR menolak keterangan dan jawaban , DPR dapat menggunakan hak DPR lainnya.
Keputusan untuk menerima atau menolak keterangan dan jawaban harus mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR
dan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.
Hak angket :
diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih dari 1 (satu)
fraksi. Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud disertai dengan dokumen
yang memuat sekurang-kurangnya:
a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan undangundangyang akan diselidiki; dan
b. alasan penyelidikan.
hak angket DPR apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih
dari ½ (satu perdua) jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari
½ (satu perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.
DPR memutuskan menerima atau menolak usul hak angket. Dalam hal DPR menerima usul hak
angket DPR membentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPR dengan
keputusan DPR. Dalam hal DPR menolak usul hak angket, usul tersebut tidak dapat diajukan
kembali.
Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat paripurna DPR paling lama 60
(enam puluh) hari sejak dibentuknya panitia angket. Rapat paripurna DPR mengambil
keputusan terhadap laporan panitia angket.
Panitia angket dalam melakukan penyelidikan selain
meminta keterangan dari Pemerintah, dapat juga
meminta keterangan dari saksi, pakar, organisasi
profesi, dan/atau pihak terkait lainnya.
Hak menyatakan pendapat diusulkan oleh paling sedikit 25 (dua puluh lima) orang
anggota DPR.
c. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan Pasal 77ayat (4)
huruf c atau materi dan bukti yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya
Usul tetrsebut menjadi hak menyatakan pendapat DPR apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPR yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah anggota DPR yang hadir.
DPR memutuskan menerima atau menolak usul hak menyatakan
pendapat. Dalam hal DPR menerima usul hak menyatakan
pendapat, DPR membentuk panitia khusus yang terdiri atas semua
unsur fraksi DPR dengan keputusan DPR. Dalam hal DPR menolak
usul hak menyatakan pendapat usul tersebut tidak dapat diajukan
kembali.
DPRD provinsi terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
DPRD provinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah provinsi.
a. legislasi;
b. anggaran; dan
c. pengawasan.
(2) Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di provinsi.
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi;
meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;
Hak DPRD Provinsi
DPRD provinsi mempunyai hak:
a. interpelasi;
b. angket; dan
c. menyatakan pendapat.
(1) Hak interpelasi adalah hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur
mengenai kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas
(2) Hak angket adalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(3) Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket.
Pelaksanaan Hak DPRD Provinsi
Hak Interpelasi
a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi
yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima) orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;
b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD
Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD provinsi.
Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket DPRD provinsi apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri sekurangkurangnyakurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
anggota DPRD provinsi dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah
Dalam hal DPRD provinsi menerima usul hak angket tersebut, DPRD provinsi membentuk panitia angket yang
terdiri atas semua unsur fraksi DPRD provinsi dengan keputusan DPRD provinsi.Dalam hal DPRD provinsi
menolak usul hak angket, usul tersebut tidak dapat diajukan kembali.
Panitia angket dalam melakukan penyelidikan dapat memanggil
pejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau warga masyarakat di
provinsi yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui masalah
yang diselidiki untukmemberikan keterangan serta untuk meminta
menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan
a. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari
b. paling sedikit 20 (dua puluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari
puluhlima) orang.
2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD provinsi yang hadir.
Pemberhentian Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diusulkan
kepada Presiden berdasarkan putusan MA atas pendapat DPRD bahwa
yg dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan dan tdk melakanakan
kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
Pendapat DPRD sebagaimana dimaksud di atas diputuskan melalui
rapat paripurna DPRD yg dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga
perempat) dr jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dg
persetujuan sekurang-kurangnya 2/4 (duapertiga) dr jumlah anggota
DPRD yg hadir;
MA wajibmemeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD
tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari stlh permintaan DPRD itu
diterima MA dan putusannya bersifat final;
Apbl MA memutuskan bahwa kepala daerah dan /atau wakil kepala
daerah bersala, DPRD menyelenggarakan rapat rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota
DPRD dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah anggota DPRD yg hadir utk memutuskan usul
pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah kepada
Presiden;
Presiden wajib memproses usul pemberhentian tersebut paling lambat
30 hari sejak DPRD menyampaikan usul tersebut.
Dalam dal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah menghadapi krisis
kepercayaan publik yg meluas krn dugaan melakukan tindak pidana dan
melibatkan tanggung jawabnya, DPRD menggunakan hak angket utk
menghadapinya.
Dlm hal ditemukan bukti adanya tindajkan pidana, DPRD meyerahkan
proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai dg
peraturan perundang-undangan;
Apbl kepala daerah dan/atau wail kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg blm mempunyai kekuatan hkm tetap, DPRD
mengusulkan pemberhentian sementara kpd Presiden. Berdasarkan
keputusan DPRD, Presiden menetapkan pemberhentian sementara kepala
darah dan/atau wakil kepala daerah;
Apbl kepala darah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg sdh mempunyai kekuatan hkm tetap, pimpinan
DPRD mengusulkan pemberhentian berdasarkan rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota DPRD
dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota DPRD yg hadir.
Berdasarkan usulan pemberhentian berlandaskan kepusan DPRD tsb
Presiden memberhentikan kepala darah dan/atau wakil kepala daerah.
DPRD KABUPATEN/KOTA
DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan
umum.
DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Fungsi
a. legislasi;
b. anggaran; dan
c. pengawasan.
1. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan
a. interpelasi;
b. angket; dan
c. menyatakan pendapat.
(Hak interpelasi sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk meminta
keterangan kepada bupati/walikota mengenai kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan
Hak angket sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk melakukan penyelidikan
terhadap kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan bupati/walikota atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
Hak Interpelasi
a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1
b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari
dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD provinsi dan
putusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah
a. paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRD kabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu)
fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (dua puluh) sampai dengan
35 (tiga puluh lima) orang;
b. paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRD kabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu)
fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan di atas 35 (tiga puluh lima)
orang.
Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pimpinan DPRD
kabupaten/kota.
Usul tersebut menjadi hak angket DPRD kabupaten/kota apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPRD kabupaten/kota yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kota dan putusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota yang hadir.
DPRD kabupaten/kota memutuskan menerima atau menolak usul hak angket. Dalam hal
DPRD kabupaten/kota menerima usul hak angket, DPRD kabupaten/kota membentuk
panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD kabupaten/kota dengan
keputusan DPRD kabupaten/kota. Dalam hal DPRD kabupaten/kota menolak usul hak
angket usul tersebut tidak dapat diajukan kembali
Panitia angket dalam melakukan penyelidikan sebagaimana
dimaksud dui atas, dapat memanggil pejabat pemerintah
kabupaten/kota, badan hukum, atau warga masyarakat di
kabupaten/kota yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui
masalah yang diselidiki untuk memberikan keterangan dan untuk
meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal
yang sedang diselidiki.
Demonstrasi
Pawai
Unjuk rasa
Rapat umum
Mimbar bebas
Kewajiban Hak penyampai pendapat di
muka umum
KEWAJIBAN :
HAK :
2 Mendapat perlindungan hk
Kewajiban aparatur
pemerintah
Melindungi hak asasi mns
Menyelenggerakan pengamanan
Tata cara penyampaian:
– Harus melaporkan pada pihak yang berwajib (polisi), 3 x 24 jam sebelum
dilaksanakannya kegiatan
– Dalam laporan tersebut yang perlu dilampirkan adalah:
- maksud dan tujuan
- tempat atau rute
- waktu/lamanya
- jumlah peserta
- penanggungjawab
Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan:
tidak boleh mengeluarkan pendapat ditempat-tempat umum seperti Istana presiden,
bandara, pelabuhan, dan Instalasi penting
larangan membawa benda-benda yang membahayakan, hal ini bersifat relatif
karena masih diatur dalam Undang-undang kepolisian.
Pengawasan Ombudsman
Pengertian:
ORI adalah lembaga negara yg mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yg
diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintah termasuk diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan
Badan Hukum milik Negara serta badan swasta atau perorangan yg diberikan tugas tertentu yg sebagian atau
seluruh dananya bersumber dr APBN dan/atau APBD.
Ombudsman mrpk lembaga negara yg bersifat mandiri dan tdk mepunyai hub organik dg lembaga neg dan
instansi pemerintah lainnya, serta dlm menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dr campur tangan
kekuasaan lainnya.
Tujuan :
Mendorong penyelenggaraan neg dan pemerintahan yg efektif, efisien, jujur, terbuka, bersih serta bebas KKN;
Meningkatkan mutu pelayanan neg disegala bidang agar setiap WN dan penduduk memperoleh keadilan, rasa
aman, dan kesejahteraan
Meningkatkan budaya hk nasional, kesadaran hk massy, supremasi hk yg berintikan kebenaran dan keadilan.
Fungsi Ombudsman:
Tugas Ombudsman: