Anda di halaman 1dari 71

Referensi

1. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan aparat Pemerintah dan PTUN karangan Muchsan, SH.

2. Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia karangan Ir. Sujamto.

3. Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah karangan Hadari Nawawi.

4. Beberapa pengertian di Bidang Pengawasan karangan Ir. Sujamto.

5. Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah karangan Hadari Nawawi.

6. Control Segi Hukum, karangan Paulus Efendi Lotulung.

7. SF, Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi Di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1997.

8. Sjachran Basah, Eksistensi Dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Di Indonesia, Alumni, Bandung, 1997.

9. Rochmat soemitro, Peradilan Tata Usaha Negara, Eressco, Bandung, 1987

10. Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

11. Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan pengawasan terhadap aparatur pemerintah. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan
aparat Pemerintah dan PTUN karangan Muchsan, SH.

12. Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan pengawasan terhadap aparatur pemerintah.
Materi Kuliah
 Pengantar
 Pengertian Pengawasan
 Jenis-jenis Pengawasan
 Pengawasan Melekat
 Pengawasan Fungsional
 Pengawasan Masyarakat
 Pengawasan Politis
 Pengawasan Peradilan
Hukum Pengawasan Terhadap Aparatur
Pemerintah
 Mengapa Pengawasan diperlukan dlm suatu
Pengelolaan/meenejemen organisasi ?

 Pengawasan merupakan salah satu bagian penting dari menejemen


d a l a m s u a t u o r g a n i a s a s i a p a p u n b e n t u k n y a .
Pembagian tentang fungsi-fungsi menejemen yang paling banyak
diterima adalah pembagian menurut Terry yang dikutip Sujamto dalam
bukunya beberapa pengertian di bidang pengawasan,membagi menejemen dalam
empat fungsi, yaitu :
– perencanaan (planning),
– pengorganisaian (organizing),
– pelaksanaan (actuating), dan
– pengawasan (controlling).
Penilaian
 Kehadiran : minimal 75%

 Nilai:
 Tugas mandiri : 15 %
 Presensi : 10 %
 Keaktifan dlm diskusi : 15 %
 Mid Semester : 30 %
 Ujian Akhir : 30 %
Pengawsan thdp pemerintahan
negara RI
 Pengawasan juga diperlukan dalam organisasi negara ,

lebih-lebih negara Indonesia sebagai Negara yang bertipe


NegaraKesejahteraan (Welfare state) yang mempunyai
tugas untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum dan
pelayanan kepentingan umum.
 Konsekuensi Logis Welfare State

- Besarnya campur tangan pemerintah dalam aspek kehidupan


masyarakat.Campur tangan ini dilakukan dengan: operasi
langsung, pengendalian langsung, pengendalian tidak
langsung, pemengaruhan langsung, pemengaruhan tidak
langsung.

- Diberlakukannya asas kebebasan bertindak


(diskresi).Pemerintah dlm menjalankan fungsinya bersumber
pada hukum (peraturan perundang-undangan karena dari
sanalah wewenang pemerintah diperoleh. Tetapi, peraturan
per-UU-an perumusannya dapat bersifat: mengikat
(gebonden bestuur)atau bebas (vrij bestuur). Idealnya setiap
langkah penguasa hrs berdasarkan ajaran ‘wetmatigheid van
bestuur”, dalam prakteknya sering berdasarkan petunjuk
atasan atau UU menjelaskan secara samar.
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat
dan diperlakukannya asas diskresi, banyak
terjadi perbuatan pemerintah yang tercela.

 Bentuk-bentuk perbuatan pemerintah yang tercela, al :

 - Perbuatan melawan Hukum oleh penguasa

 (Onrechtmatige overheidsdaad)

 - Perbuatan melawan undang-undang (onwetmatig)

 - Perbuatan yang tidak tepat (Onjuist)

 - Perbuatan Yang tidak bermanfaat (Ondoelmatig

 - Perbuatan pem yang menyalahgunakan wewenang

(detournement de pourvoir)
 Pengertian Pengawasan terhadap Aparatur Pemerintah.

 Ada beberapa batasan pengertian atau definisi pengawasan yang


diberikan oleh beberapa ahli. Pengertian/definisi itu adalah sebagai berikut :

 Siagian :
 Memberikan definisi pengawasan “ sebagai proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.

 Sarwoto :
 memberikan definisi pengawasan “adalah kegiatan manejer yang
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.

 Newman:
 Control is assurance that the performan conform to plan .
 Sujamto:
 Memberikan definisi pengawasan “adalah segala usaha
atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan
yang sebenarnya mengenai sasaran dan obyek yang
diperiksa.

 Definisi pengawasan yang dikemukan oleh Sujamto ini


merupakan kategori definisi sempit. Dalam definisi ini
wujud pengawasan adalah kegiatan untuk menilai suatu
pelaksanaan tugas secara de fakto, sedangkan tujuan
pengawasan hanya sebatas pada pencocokan apakah
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang
telah ditentukan sebelumnya dengan demikian dalam
pengertian ini di dalam pengawasan tidak terkandung
kegiatan yang bersifat korektif, karena di samping itu,
beliau juga membedakan pengertian pengawasan dengan
pengendalian. Pengendalian lingkup pengertian lebih luas
dari pada pengawasan. Dalam pengendalian, di samping
kegiatan pengawasan juga meliputi tindakan korektif dan
pengarahan.
TUJUAN PENGAWASAN
 Secara ringkas tujuan pengawasan adalah:
– Untuk menghindari adanya
kesalahan/kekeliruan/penyimpangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan (preventif)
– Untuk memperbaiki kekeliruan/penyimpangan
tersebut agar sesuai dengan apa yg telah
direncanakan dan sesuai dgn peraturan perundang-
undangan yang berlaku
– Untuk membentuk pemerintahan yang baik dan
masyarakat madani (civil society) untuk
mewujudkan tujuan negara.
TOLOK UKUR DALAM
MELAKUKAN PENGAWASAN
 Tolak ukur dalam melakukan pengawasan adalah :
– 1. Rencana
– 2. Peraturan perundang-undangan
– 3. Efisiensi dan efektifitas
Jenis – Jenis Pengawasan
 1. Pengawasan Melekat

 2. Pengawasan Fungsional

 3. Pengawasan oleh Lembaga Kehakiman


(Pengadilan)

 4. Pengawasan Masyarakat

 5. Pengawasan Politis

 6. Pengawasan lain-lain.
 Pengawasan Melekat

 Pengawasan melekat dilakukan :


 a. melalui penggarisan struktur organisasi yang jelas serta
pembagian tugas dan fungsi beserta uraiannya secara jelas pula.
 b. melalui perincian kebijaksanaan pelaksanaan yang dituangkan
secara tertulis yang dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan
nya oleh bawahan yang menerima pelimpahan wewenang dari
atasan;
 c. melalui rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus
dilaksanakan, bentuk hubungan kerja antar kegiatan tersebut, dan
hubungan antar berbagai kegiatan beserta sasaran yang harus
dicapainya.
 d. melalui prosedur kerja yang merupakan petunjuk pelaksanaan
yang harus jelas dari atasan kepada bawahan.
 e. melalui pencacatan hasil kerja serta pelaporannya yang
merupakan alat bagi atasan untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan bagi pengambilan keputusan serta penyusunan
pertanggungjawaban, baik mengenai pelaksanaan tugas maupun
mengenai pengelolaan keuangan.
 f. melalui pembinanaan personil yang terus menerus agar para
pelaksana menjadi unsur yang mampu melaksanakan dengan baik
tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan tidak melakukan
tindakan yang bertentangan dengan maksud serta kepentingan
tugasnya.
 KELEMAHAN PENGAWASAN MELEKAT
 Pucuk pimpinan tertinggi tidak bisa diawasi dengan jenis pengawasan melekat
oleh karena itu pengawasan juga dilakukan oleh organisasi (pengawasan
melekat yang ada pada orang).
 Pengawasan yang terbawah menjadi tumpuan pengawasan, disini tanpa
diberikan kesempatan untuk memberi tanggapannya. Apapun perintah atasan,
itulah yang harus dilaksanakan . padahal aturan yang baik harus mencakup
aspirasi pegawai . dalam hal ini ada pelaksanaan asas partisipasi
 KEUNGGULAN PENGAWASAN MELEKAT
 Menurut Prof.Muchsan:
 Tepat : yang melakukan pengawasan adalah atasan, secara normatif
mengetahui kegiatan sehari-hari, jika ada kekeliruan dapat segera diperbaiki.
 Cepat : tidak harus memenuhi prosedur tertentu sehingga prosesnya lebih
cepat ( tidak perlu surat menyurat, begitu bawahan melakukan kekeliruan
dapat langsung ditegur)
 Murah : tugas untuk mengawasi sudah dilekatkan kepada pejabat yang
memimpin. Pengawasan dilakukan tanpa ada bayaran, karena sudah
merupakan bagian tugas dan kewajiban, sehingga dapat dikatakan murah.
 MELEMAHNYA PENGAWASAN MELEKAT
 Melemahnya pengawasan melekat dapat dikarenakan
sebab-sebab intern dari tubuh organisasi maupun
yang berasal dari pengawas atasan langsung.
 . Melemahnya Pengawasan Atasan Langsung dapat
terjadi karena :
– Pimpinan tidak mempunyai kemampuan dan ketrampilan
yang cukup, baik dari segi managerial maupun technical
skill.
– Kelemahan mental pimpinan, sehingga tidak mungkin
mempunyai sifat kepemimpinan yang tangguh.
– Adanya budaya pakewuh, yang mengakibatkan pimpinan
tidak sampai hati memberikan hukuman terhadap
bawahannya yang melakukan kesalahan.
– Nepotisme system, yang mengakibatkan obyektifitas
pengawasan sulit terwujud.
– Perangkat peraturan perundang-undangan yang kurang
mendukung.
 Nepotisme system, yang mengakibatkan obyektifitas pengawasan
sulit terwujud.
 Perangkat peraturan perundang-undangan yang kurang mendukung.

 Melemahnya System Pengendalian Managemen dapat


terjadi karena:
 Mutu atau kualitas system pengendalian managemen kurang baik.
 Penggarisan struktur organisasi: pembagian kerja yang tidak tepat
dapat memperlemah pengawasan
 Rincian kebijakan: rincian kebijakan yang dibuat tidak tepat, maka
rencana kerja yang dibuat juga tidak baik, pengawasan dapat
melemah
 Rencana kerja: rencana yang dibuat tidak benar, maka hasil yang
dicapai dapat tidak sesuai dengan target.
 Prosedur kerja : adanya perubahan prosedur kerja dapat
mempengaruhi pengawasan yang berakibat terhadap melemahnya
pelaksanaan pengawasan tersebut.
 Sistem pelaporan: sistem pelaporan yang buruk, memyebabkan
melemahnya pengawasan
 Pelatihan dan pembinaan personalia

 Kesungguhan dan kualitas kerja para pegawai kurang baik,


misalnya banyaknya pegawai yang melaksanakan tindakan
indisipliner
 Serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian
yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung
terhadap bawhannya, secara preventif atau represif agar
pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif
dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan perturan
perundang-undanganyang berlaku.

 Preventif?

 Represeif?

 Internal?

 Eksternal?
PENGAWASAN
FUNGSIONAL
 PENGERTIAN:

 Yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau unit yang secara resmi
dibentuk oleh pemerintah, diberikan fungsi pokok untuk melakukan pengawasan
melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian.

 Pengawasan Fungsional diatur dalam Inpres No. 1 Tahun 1983, akan tetapi
pengawasan fungsional ini pengertiaannya tidak dijelaskan secara tuntas dalam
Inpres tersebut. Pengertian pengawasan fungsional menurut Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraaan Pemerintah Daerah adalah kegiatan pengawasan yang
dilakukan oleh lembaga/badan/unit yang mempunyai tugas melakukan
pengawasan melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian.

 PENGAWASAN BERSIFAT SEBAGAI PENUNJANG

 Apabila pengawasan melekat merupakan suatu pengawasan yang bersifat


mutlak, lain dengan pengawasan fungsional. Pada hakekatnya pengawasan
fungsional ini bersifat relatif, artinya apabila diadakan lebih baik, tidak diadakan
apabila organisasinya kecil tidak masalah, karena pengawasan fungsional
merupakan kegiatan pengawasan penunjang.
 TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN
FUNGSIONAL dilakukan melalui :
 Pemeriksaan : merupakan bagian dari pengawasan, sebagai salah
satu bentuk pengawasan dengan cara membandingkan antara
rencana atau peraturan yang mendasari dengan fakta.
 pengujian : kegiatan yang dilaksanakan dengan cara meneliti
kebenaran, mutu, jumlah, dokumen, ataupun barang. Apakah
sudah sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
 Pengusutan : merupakan bagian yang berkaitan dengan
pengawasan fungsional yang berupaya untuk mencari barang-
barang bukti berkaitan dengan dugaan tindakan pidana
 Penilaian : dilaksanakan dengan cara menetapkan tingkat
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan. Biasanya dilakukan dengan melihat efisiensi dan
efektifitas kinerja pemerintah
 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan
 SUBJEK PENGAWASAN FUNGSIONAL EKSTERN :
 BPK (UU. No. 15 Tahun 2004 dan UU. No. 15 Tahun
2006)

 SUBJEK PENGAWASAN FUNGSIONAL INTERN


MENURUT INPRES NO. 15/1983
 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangun (BPKP),
 Inspektorat Jendral Departemen dan Aparat lembaga
Pemerintah Non Departemen/instansi pemerintah
lainnya,
 Badan pengawas Daerah Propinsi, dan
 Badan Pengawas Daerah Kabupaten/Kota
 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
 Kedudukan:
 Adalah lembaga negara yang bebas dan mandiri
dalanm memeriksa pengelolaan tanggung jawab
keuangan negara.

 Tugas dan kewenangan:


 memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah
(Pem. Pusat, Pem. Daerah, Lembaga Neg. lainnya,
BUMN, BUMD, dan badan atau lembaga lain yg
mengelola keuangan negara.)

 Ruang Lingkup Pemeriksaan :


 Pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dg tujuan tertentu.
 Pelaksana Pemeriksaan :
 - Pemeriksa dari tim BPK; ahli dari luar BPK yg bekerja
 utk dan atas nama BPK;
 - Akuntan publik.

 Pelaksanaan pemeriksaan:
 Penentuan obyek, perencanaan dan penentuan waktu,
metode pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian
laporan pemeriksaan dilakukan scr bebas dan mandiri oleh
BPK.
 Dlm perencanaan pemeriksaan BPK memperhatikan
permintaan, saran dan pendapat lembaga perwakilan serta
dapat mempertimbangkan informasi dr pemerintah, bank
sentral, dan masyarakat.
 Dalam menyelenggarakan pemeriksaan BPK dpt
memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawas intern.
 Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut:
 Pemeriksa menyusun laporan pemeriksan setelah selesai
pemeriksaan.
 Laporan hasil pemeriksan keuangan memuat opini;
 Laporan hasil pemeriksan kinerja memuat temuan, kesimpulan
dan rekomendasi;
 Laporan hasil pemeriksan dg tujuan tertentu memuat
kesimpulan.
 Laporan hasil pemeriksan atas laporan pemeriksaan keuangan
pemerintah pusat disampaikan kepada DPR dan DPD selambat –
lambatnya 2 (dua ) bulan stlh menerima laporan keuangan dr
pemerintah pusat.
 Laporan hasil pemeriksan atas laporan pemeriksaan keuangan
pemerintah Daerah disampaikan kepada DPRD selambat –
lambatnya 2 (dua ) bulan stlh menerima laporan keuangan dr
pemerintah Daerah.
 Lembaga perwakilan menindak lanjuti hasil pemeriksaan BPK dg
melakukan pembahasan sesuai dg kewenangannya.
 DPR/DPRD dapat meminta pemerintah utk melakukan tindak
lanjut hasil pemeriksaan.
 Laporan hasil pemeriksan atas laporan
pemeriksaan keuangan pemerintah Daerah
dan pusat disampaikan kepada
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
 Laporan hasil pemeriksan kinerja disampaikan
kepada DPR/DPD/DPRD serta
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
 sesuai dg kewenangannya;
 Laporan hasil pemeriksan dg tujuan tertentu
disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD serta
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
 sesuai dg kewenangannya.
 Ikhtisar hasil pemeriksaan semester disampaikan kepada
lembaga perwakilan dan
Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota sesuati
kewenangannya selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan stlh
berakhirnya semester yg bersangkutan.

 Laporan yg telah duisampaikan kpd dewan bersifat terbuka


utk umum, kcl yg memuat rahasia negara.
 Tindak Lanjut Rekomendasi
 Pejabat yg diberikan rekomendasi dalam
laporan hasil pemeriksaan wajib menindak
lanjuti dg memberikan jawaban atau penjelasan
selambat – lambatnya 60 (enam puluh) hari
sejak diterima rekomendasi.
 BPK memantau tindak lanjut dr rekomendasi,
apabila pejabat tdk melaksanakan dpt dikenai
sanksi administrasi.
 BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak
lanjut rekomendasi kepada lembaga
perwakilan.
PENGAWASAN MPR DAN DPR
TERHADAP PEMERINTAH
 Fungsi DPR :

 a. legislasi;

 b. anggaran;

 c. Pengawasan.

 Di bidang pengawasan DPR mempunyai tugas dan wewenang :

 - Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU dan APBN

 - membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikanb oleh


DPD terhadap pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, Pajak, pendidikan dan agama

 - membahas dan menindalanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara yang disampaikan oleh BPK

 - menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.


 DPR mempunyai hak utuk mengajukan :
 a. Interpelasi
 b. Angket
 c. Pernyataan pendapat

 Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan


 Hak tersebut DPR berhak meminta pejabat negara,
pejabat pemerintah, badan hukum, atau
warganegara utk memberikan keterangan ttg suatu
hal yang perlu ditangani demi kepentingan bangsa
dan negara.
 Hak interpelasi :

adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Hak angket :

 adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan
Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

 Hak menyatakan pendapat :

 adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:

 a. kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air

 atau di dunia internasional;

 b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi hak angket sebagaimana dimaksud di atas;
atau

 c. dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presidenmelakukan pelanggaran hukum baik

 berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat

 lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden

 tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.


 Pelaksanaan Hak DPR

Hak Interpelasi

(1) Hak interpelasi diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih

dari 1 (satu)fraksi.

(2) Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud disertai dengan dokumen yang memuat

sekurangkurangnya:

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan kebijakanPemerintah yang akan dimintakan

keterangan; dan

b. alasan permintaan keterangan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud menjadi hak interpelasi DPR apabila mendapat persetujuan dari

rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR dan

keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota

DPR yang hadir

Dalam hal rapat paripurna DPR menyetujui usul interpelasi sebagai hak interpelasi DPR, Presiden dapat hadir untukmemberikan penjelasan tertulis terhadap materi interpelasi dalam rapat paripurna berikutnya. Apabila Presiden tidak dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud, Presiden menugasi menteri/pejabat
terkait untuk mewakilinya.

DPR memutuskan menerima atau menolak keterangan dan jawaban sebagaimana dimaksud di atas. Dalam hal DPR menerima keterangan dan jawaban, usul hak interpelasi

dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat diusulkan kembali. Dalam hal DPR menolak keterangan dan jawaban , DPR dapat menggunakan hak DPR lainnya.

Keputusan untuk menerima atau menolak keterangan dan jawaban harus mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR

dan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.
Hak angket :

diusulkan oleh paling sedikit 25 (duapuluh lima) orang anggota DPR dan lebih dari 1 (satu)
fraksi. Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud disertai dengan dokumen
yang memuat sekurang-kurangnya:
a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan undangundangyang akan diselidiki; dan
b. alasan penyelidikan.

hak angket DPR apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih
dari ½ (satu perdua) jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari
½ (satu perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.

DPR memutuskan menerima atau menolak usul hak angket. Dalam hal DPR menerima usul hak
angket DPR membentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPR dengan
keputusan DPR. Dalam hal DPR menolak usul hak angket, usul tersebut tidak dapat diajukan
kembali.

Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat paripurna DPR paling lama 60
(enam puluh) hari sejak dibentuknya panitia angket. Rapat paripurna DPR mengambil
keputusan terhadap laporan panitia angket.
Panitia angket dalam melakukan penyelidikan selain
meminta keterangan dari Pemerintah, dapat juga
meminta keterangan dari saksi, pakar, organisasi
profesi, dan/atau pihak terkait lainnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket dapat


memanggil warga negara Indonesia dan/atau orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia untuk
memberikan keterangan.

Warga negara Indonesia dan/atau orang asing wajib


memenuhi panggilan panitia angket. Dalam hal warga
negara Indonesia dan/atau orang asing tidak memenuhi
panggilan setelah dipanggil 3 (tiga) kali berturut-turut
tanpa alasan yang sah, panitia angket dapat memanggil
secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara
Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
 Dalam hal panggilan paksa tidak dipenuhi tanpa alasan
yang sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15
(lima belas) hari sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

 Dalam hal pejabat yang disandera habis masa jabatannya


atau berhenti dari jabatannya, yang bersangkutan dilepas
dari penyanderaan demi hukum.
 Apabila rapat paripurna DPR sebagaimana dimaksud memutuskan
bahwa pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan
Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis,dan
berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, DPR dapat menggunakan hak menyatakan pendapat.

 Apabila rapat paripurna DPR memutuskan bahwa pelaksanaan


suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis,dan berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
usul hak angket dinyatakan selesai dan materi angket tersebut
tidak dapat diajukan kembali.

 Keputusan DPR harus mendapat persetujuan dari rapat paripurna


DPR yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPR
dan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu
perdua) jumlah anggota DPR yang hadir.
 Hak Menyatakan Pendapat

 Hak menyatakan pendapat diusulkan oleh paling sedikit 25 (dua puluh lima) orang
anggota DPR.

Pengusulan hak menyatakan pendapat disertai dengan dokumen yang memuat


sekurang-kurangnya:

a. materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (4) huruf a dan

alasan pengajuan usul pernyataan pendapat;

 b. materi hasil pelaksanaan hak interpelasi atau hak angket; atau

 c. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan Pasal 77ayat (4)

huruf c atau materi dan bukti yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya

syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden

Usul tetrsebut menjadi hak menyatakan pendapat DPR apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPR yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah anggota DPR yang hadir.
 DPR memutuskan menerima atau menolak usul hak menyatakan
pendapat. Dalam hal DPR menerima usul hak menyatakan
pendapat, DPR membentuk panitia khusus yang terdiri atas semua
unsur fraksi DPR dengan keputusan DPR. Dalam hal DPR menolak
usul hak menyatakan pendapat usul tersebut tidak dapat diajukan
kembali.

 Panitia khusus melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat


paripurna DPR paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dibentuknya
panitia khusus.

Rapat paripurna DPR mengambil keputusan terhadap laporan


panitia khusus. Dalam hal rapat paripurna DPR memutuskan
menerima laporan panitia khusus, DPR menyatakan pendapatnya
kepada Pemerintah. Dalam hal rapat paripurna DPR sebagaimana
dimaksud memutuskan menerima laporan panitia khusus yang
menyatakan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela, ataupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden, DPR menyampaikan keputusan tentang
hak menyatakan pendapat kepada Mahkamah Konstitusi.
 Dalam hal rapat paripurna DPR menolak laporan panitia
khusus terhadap materi , hak menyatakan pendapat
tersebut dinyatakan selesai dan tidak dapat diajukan
kembali. Keputusan tersebut harus mendapat
persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota DPR dan keputusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah anggota DPR yang hadir.

 Dalam hal Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa


pendapat DPR terbukti, DPR menyelenggarakan rapat
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR. Dalam
hal Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pendapat
DPR tidak terbukti, usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak dapat dilanjutkan.
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) , Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

 MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang


dipilih melalui pemilihan umum.

 Salah satu kewenangan MPR terkait dg pengawasan


yaitu :
 memutuskan usul DPR untuk memberhentikan
Presidendan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya, setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi,penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan tercela dan/atau terbukti
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden;
 Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
 dalam Masa Jabatannya

 MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil


Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden diusulkan oleh
DPR.

 MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk


memutuskan usul DPR mengenai pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak MPR menerima usul.
 Usul DPR harus dilengkapi dengan putusan Mahkamah Konstitusi
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun
perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau
Wakil
Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
 Pimpinan MPR mengundang Presiden dan/atau Wakil
Presiden untuk menyampaikan penjelasan yang
berkaitan dengan usulan pemberhentiannya dalam
sidang paripurna MPR . Apabila Presiden dan/atau Wakil
Presiden tidak hadir untuk menyampaikan penjelasan,
MPR tetap mengambil keputusan terhadap usul
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden.
 Keputusan MPR terhadap usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden diambil dalam sidang
paripurna MPR yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4
(tiga perempat) dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota yang hadir.

 Dalam hal MPR memutuskan memberhentikan Presiden


dan/atau Wakil Presiden atas usul DPR,
Presidendan/atau Wakil Presiden berhenti dari
jabatannya.
 Dalam hal MPR memutuskan tidak memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden atas usul DPR,
Presiden dan/atau Wakil Presiden melaksanakan tugas
dan kewajibannya sampai berakhir masa jabatannya
DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

 DPD terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melalui


pemilihan umum.

 DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang


berkedudukan sebagai lembaga negara.

 Salah satu fungsi DPD adalah fungsi untuk melaksanakan


pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama.
 Fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan
dalam kerangka perwakilan daerah.
WEWENANG DPD
- Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah,hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumberdaya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

- menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-


undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti;

- Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf e, anggota DPD dapat melakukan rapat
dengan pemerintah daerah, DPRD, dan unsur masyarakat di daerah
pemilihannya
DPRD PROVINSI

 DPRD provinsi terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

 DPRD provinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah provinsi.

 (1) DPRD provinsi mempunyai fungsi:

 a. legislasi;

 b. anggaran; dan

 c. pengawasan.

 (2) Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di provinsi.

 Tugas dan Wewenang yang terkait dengan fungsi pengawasan yaitu :

 melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi;

meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;
Hak DPRD Provinsi
 DPRD provinsi mempunyai hak:

 a. interpelasi;

 b. angket; dan

 c. menyatakan pendapat.

 (1) Hak interpelasi adalah hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur

 mengenai kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas

 pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

 (2) Hak angket adalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan

 pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan

 masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan

 perundangundangan.

 (3) Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap

 kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan

 rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak

 angket.
Pelaksanaan Hak DPRD Provinsi

 Hak Interpelasi

 a. paling sedikit diajukan oleh 10 (sepuluh) orang anggota DPRD provinsi


dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan
35 (tiga puluh lima) orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;
 b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih
dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan di atas 75
(tujuh puluhlima) orang.
 Usul sebagaimana dimaksud diajukan kepada pimpinan DPRD provinsi.
Usul tersebut menjadi hak interpelasi DPRD provinsi apabila mendapat
persetujuan
 dari rapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri lebih dari 1/2 (satu
perdua) jumlah anggota DPRD provinsi dan putusan diambil dengan
persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD provinsi
yang hadir.
 Hak angket
 Hak angket diusulkan oleh:

 a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi
yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima) orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

 b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD

 provinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh puluhlima) orang.

 Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukankepada pimpinan DPRD provinsi.

Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket DPRD provinsi apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri sekurangkurangnyakurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah
anggota DPRD provinsi dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah

 anggota DPRD provinsi yang hadir.

 DPRD provinsi memutuskan menerima atau menolak usul hak angket.

 Dalam hal DPRD provinsi menerima usul hak angket tersebut, DPRD provinsi membentuk panitia angket yang
terdiri atas semua unsur fraksi DPRD provinsi dengan keputusan DPRD provinsi.Dalam hal DPRD provinsi
menolak usul hak angket, usul tersebut tidak dapat diajukan kembali.
 Panitia angket dalam melakukan penyelidikan dapat memanggil
pejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau warga masyarakat di
provinsi yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui masalah
yang diselidiki untukmemberikan keterangan serta untuk meminta
menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan

dengan hal yang sedang diselidiki.

 Pejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau warga masyarakat di


provinsi yang dipanggil wajib memenuhi panggilan DPRD provinsi,
kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan.

 Dalam hal pejabat pemerintah provinsi, badan hukum, atau warga


masyarakat di provinsi telah dipanggil dengan patut secara berturut-
turut tidak memenuhi panggilan, DPRD provinsi dapat memanggil
secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat


paripurna DPRD provinsi paling lama 60 (enam puluh)hari sejak
dibentuknya panitia angket.
 Hak Menyatakan Pendapat

 (1) Hak menyatakan pendapat diusulkan oleh:

 a. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari

 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh

 lima) orangsampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

 b. paling sedikit 20 (dua puluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari

 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh

 puluhlima) orang.

 (2) Usul diajukan kepada pimpinan DPRD provinsi.

 (3) Usul menjadi hak menyatakan pendapat DPRD provinsi apabila

 mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRD provinsi yang dihadiri

sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD

provinsi dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya

2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD provinsi yang hadir.
 Pemberhentian Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diusulkan
kepada Presiden berdasarkan putusan MA atas pendapat DPRD bahwa
yg dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan dan tdk melakanakan
kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.
 Pendapat DPRD sebagaimana dimaksud di atas diputuskan melalui
rapat paripurna DPRD yg dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga
perempat) dr jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dg
persetujuan sekurang-kurangnya 2/4 (duapertiga) dr jumlah anggota
DPRD yg hadir;
 MA wajibmemeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD
tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari stlh permintaan DPRD itu
diterima MA dan putusannya bersifat final;
 Apbl MA memutuskan bahwa kepala daerah dan /atau wakil kepala
daerah bersala, DPRD menyelenggarakan rapat rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota
DPRD dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah anggota DPRD yg hadir utk memutuskan usul
pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah kepada
Presiden;
 Presiden wajib memproses usul pemberhentian tersebut paling lambat
30 hari sejak DPRD menyampaikan usul tersebut.
 Dalam dal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah menghadapi krisis
kepercayaan publik yg meluas krn dugaan melakukan tindak pidana dan
melibatkan tanggung jawabnya, DPRD menggunakan hak angket utk
menghadapinya.
 Dlm hal ditemukan bukti adanya tindajkan pidana, DPRD meyerahkan
proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai dg
peraturan perundang-undangan;
 Apbl kepala daerah dan/atau wail kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg blm mempunyai kekuatan hkm tetap, DPRD
mengusulkan pemberhentian sementara kpd Presiden. Berdasarkan
keputusan DPRD, Presiden menetapkan pemberhentian sementara kepala
darah dan/atau wakil kepala daerah;
 Apbl kepala darah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg sdh mempunyai kekuatan hkm tetap, pimpinan
DPRD mengusulkan pemberhentian berdasarkan rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota DPRD
dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota DPRD yg hadir.
 Berdasarkan usulan pemberhentian berlandaskan kepusan DPRD tsb
Presiden memberhentikan kepala darah dan/atau wakil kepala daerah.
DPRD KABUPATEN/KOTA

 DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan

 umum.

 DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

 Fungsi

 (1) DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi:

 a. legislasi;

 b. anggaran; dan

 c. pengawasan.

 (2) Ketiga fungsi dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di kabupaten/kota.

 Tugas dan Wewenang terkait fungsi pengawasan

1. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan

belanja daerah kabupaten/kota

 2. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati/walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan


Hak DPRD Kabupaten/Kota
DPRD kabupaten/kota mempunyai hak:

 a. interpelasi;

 b. angket; dan

 c. menyatakan pendapat.

(Hak interpelasi sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk meminta

keterangan kepada bupati/walikota mengenai kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan

strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Hak angket sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk melakukan penyelidikan

terhadap kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang penting dan strategis serta berdampak luas

pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud adalah hak DPRD kabupaten/kota untuk

menyatakan pendapat terhadap kebijakan bupati/walikota atau mengenai kejadian luar biasa yang

terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut

pelaksanaanhak interpelasi dan hak angket.


 Pelaksanaan Hak DPRD Provinsi

 Hak Interpelasi

 (1) Hak interpelasi diusulkan oleh:

a. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari 1

(satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan 35 (tiga puluh

lima)orang sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) orang;

 b. paling sedikit 15 (lima belas) orang anggota DPRD provinsi dan lebih dari

 1 (satu) fraksi untuk DPRD provinsi yang beranggotakan di atas 75 (tujuh

 puluh lima) orang.

 (2) Usul sebagaimana dimaksud diajukan kepada pimpinan DPRD provinsi.

 (3) Usul sebagaimana dimaksud menjadi hak interpelasi DPRD provinsi

 apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRD provinsi yang

 dihadiri lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah anggota DPRD provinsi dan

 putusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) jumlah

 anggota DPRD provinsi yang hadir.


 Hak Angket

 Hak angket diusulkan oleh:

 a. paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRD kabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu)
fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (dua puluh) sampai dengan
35 (tiga puluh lima) orang;

 b. paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRD kabupaten/kota dan lebih dari 1 (satu)
fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan di atas 35 (tiga puluh lima)
orang.

 Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pimpinan DPRD
kabupaten/kota.

Usul tersebut menjadi hak angket DPRD kabupaten/kota apabila mendapat persetujuan
dari rapat paripurna DPRD kabupaten/kota yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah anggota DPRD kabupaten/kota dan putusan diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota yang hadir.

DPRD kabupaten/kota memutuskan menerima atau menolak usul hak angket. Dalam hal
DPRD kabupaten/kota menerima usul hak angket, DPRD kabupaten/kota membentuk
panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD kabupaten/kota dengan
keputusan DPRD kabupaten/kota. Dalam hal DPRD kabupaten/kota menolak usul hak
angket usul tersebut tidak dapat diajukan kembali
 Panitia angket dalam melakukan penyelidikan sebagaimana
 dimaksud dui atas, dapat memanggil pejabat pemerintah
kabupaten/kota, badan hukum, atau warga masyarakat di
kabupaten/kota yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui
masalah yang diselidiki untuk memberikan keterangan dan untuk
meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal
yang sedang diselidiki.

 Pejabat pemerintah kabupaten/kota, badan hukum, atau warga


masyarakat di kabupaten/kota yang dipanggil wajib memenuhi
panggilan DPRD kabupaten/kota kecuali ada alasan yangsah menurut
peraturan perundang-undangan.
 Dalam hal pejabat pemerintah kabupaten/kota, badan hukum, atau
warga masyarakat di kabupaten/kota telah dipanggil dengan patut
secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan, DPRD
kabupaten/kota dapat memanggil secara paksa dengan bantuan
Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.

 Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada


 rapat paripurna DPRD kabupaten/kota paling lama 60 (enam
 puluh) hari sejak dibentuknya panitia angket
 Hak Menyatakan Pendapat

 Hak menyatakan pendapat diusulkan oleh:


a. paling sedikit 8 (delapan) orang anggota DPRD kabupaten/kota dan
lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang
beranggotakan 20 (dua puluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima)
orang;
b. paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD kabupaten/kota
dan lebih puluh lima) orang.
Usul diajukan kepada pimpinan DPRD kabupaten/kota.
Usul sebagaimana dimaksud di atas menjadi hak menyatakan
pendapat DPRD kabupaten/kota apabila mendapat persetujuan dari
rapat paripurna DPRD kabupaten/kota yang dihadiri sekurang-
kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota dan putusan diambil dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota yang hadir.
 Pemberhentian Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah
diusulkan kepada Presiden berdasarkan putusan MA atas pendapat
DPRD bahwa yg dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan dan
tdk melakanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala
daerah.
 Pendapat DPRD sebagaimana dimaksud di atas diputuskan melalui
rapat paripurna DPRD yg dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga
perempat) dr jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dg
persetujuan sekurang-kurangnya 2/4 (duapertiga) dr jumlah
anggota DPRD yg hadir;
 MA wajibmemeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD
tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari stlh permintaan DPRD
itu diterima MA dan putusannya bersifat final;
 Apbl MA memutuskan bahwa kepala daerah dan /atau wakil kepala
daerah bersala, DPRD menyelenggarakan rapat rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota
DPRD dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah anggota DPRD yg hadir utk memutuskan usul
pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah
kepada Presiden;
 Presiden wajib memproses usul pemberhentian tersebut paling
lambat 30 hari sejak DPRD menyampaikan usul tersebut.
 Dalam dal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah menghadapi krisis
kepercayaan publik yg meluas krn dugaan melakukan tindak pidana dan
melibatkan tanggung jawabnya, DPRD menggunakan hak angket utk
menghadapinya.
 Dlm hal ditemukan bukti adanya tindajkan pidana, DPRD meyerahkan
proses penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai dg
peraturan perundang-undangan;
 Apbl kepala daerah dan/atau wail kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg blm mempunyai kekuatan hkm tetap, DPRD
mengusulkan pemberhentian sementara kpd Presiden. Berdasarkan
keputusan DPRD, Presiden menetapkan pemberhentian sementara kepala
darah dan/atau wakil kepala daerah;
 Apbl kepala darah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakan bersalah dg
ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan
putusan pengadilan yg sdh mempunyai kekuatan hkm tetap, pimpinan
DPRD mengusulkan pemberhentian berdasarkan rapat paripurna yg
dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dr jumlah anggota DPRD
dan putusannya diambil sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota DPRD yg hadir.
 Berdasarkan usulan pemberhentian berlandaskan kepusan DPRD tsb
Presiden memberhentikan kepala darah dan/atau wakil kepala daerah.
 Pengawasan Masyarakat
Pengertian:
Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan
masyarakat terhadap aparatur pemerintah yang dapat
berupa kritik, saran, pertanyaan, permintaan informasi, dan
lain-lain yang datang dari masyarakat mengenai pelaksanaan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang
ditujukan pada suatu organisasi/unit kerja tertentu langsung
atau tidak lansung.
 Bentuk-bentuk pengawasan masyarakat sesuai dengan
jalur yang dipergunakan, dibedakan sebagai berikut:
 pengawasan langsung oleh warga masyarakat, dengan
menyampaikan informasi pada pegawai
pelaksana/pimpinan yang bersangkutan.. Informasi
pada umumnya disampaikan secara tertulis melalui
surat (melalui kotak saran).
 pemberitahuan media massa di dalam surat kabar atau
majalah, termasuk juga rubrik pembaca, atau surat
pembaca.
 pengawasan tidak langsung melalui jalur legal yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan, misalnya
melaui DPR ,DPD, DPRD, Komisi Omsbudman, pada
aparat pengawas fungsional, dll
 informasi dapat pula disampaikan melalui
penyampaian pendapat di muka umum.
Hal-hal yang biasanya disampaikan masyarakat,
dapat berupa :
 sumbangan pikiran tentang pelaksanaan tugas tertentu
dengan maksud meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan.
 saran dan gagasan dalam rangka membantu aparatur
pemerintah mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi.
 keluhan terhadap pelayanan aparatur pemerintah terhadap
masyarakat yang dirasa kurang memuaskan
 pengaduan tentang pelaksanaan tugas aparat yang dinilai
menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku
 laporan tentang dugaan tindak pidana korupsi
 laporan perilaku oknum pejabat dan petugas yang
melanggar norma-norma umum yang berlaku dimasyarakat
 berbagai jenis informasi lainnya.
 Bentuk- bentuk Penyampaian Pendapat Di Muka Umum
menurut Undang-undang No. 9 tahun 1998 meliputi:

 Demonstrasi

 Pawai

 Unjuk rasa

 Rapat umum

 Mimbar bebas
Kewajiban Hak penyampai pendapat di
muka umum
KEWAJIBAN :

1 Menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain


2 Menghormati aturan-aturan moral yg diakui umum

3 Menaati hukum dan peraturan yg berlaku

4 Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum

5 Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa

HAK :

1 Mengeluarkan pikiran scr bebas

2 Mendapat perlindungan hk
Kewajiban aparatur
pemerintah
 Melindungi hak asasi mns

 Menghormati asas legalitas

 Menghargai praduga tdk bersalah dan

 Menyelenggerakan pengamanan
 Tata cara penyampaian:
– Harus melaporkan pada pihak yang berwajib (polisi), 3 x 24 jam sebelum
dilaksanakannya kegiatan
– Dalam laporan tersebut yang perlu dilampirkan adalah:
- maksud dan tujuan
- tempat atau rute
- waktu/lamanya

- jumlah peserta
- penanggungjawab
Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan:
 tidak boleh mengeluarkan pendapat ditempat-tempat umum seperti Istana presiden,
bandara, pelabuhan, dan Instalasi penting
 larangan membawa benda-benda yang membahayakan, hal ini bersifat relatif
karena masih diatur dalam Undang-undang kepolisian.
 Pengawasan Ombudsman

Dasar hukum: UU. No. 37 tahun 2008 tentang Ombudsman RI

 Pengertian:

 ORI adalah lembaga negara yg mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yg
diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintah termasuk diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan
Badan Hukum milik Negara serta badan swasta atau perorangan yg diberikan tugas tertentu yg sebagian atau
seluruh dananya bersumber dr APBN dan/atau APBD.

 Ombudsman mrpk lembaga negara yg bersifat mandiri dan tdk mepunyai hub organik dg lembaga neg dan
instansi pemerintah lainnya, serta dlm menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dr campur tangan
kekuasaan lainnya.

 Tujuan :

 Mewujudkan neg hk yg demokratis, adil dan sejahtera;

 Mendorong penyelenggaraan neg dan pemerintahan yg efektif, efisien, jujur, terbuka, bersih serta bebas KKN;

 Meningkatkan mutu pelayanan neg disegala bidang agar setiap WN dan penduduk memperoleh keadilan, rasa
aman, dan kesejahteraan

 Membantu menciptakan dan meningkatkan upy pemberantasan dan pencegahan praktek-praktek


maladministrasi, diskriminasi, kolosi, korupsi, serta nepotisme;

 Meningkatkan budaya hk nasional, kesadaran hk massy, supremasi hk yg berintikan kebenaran dan keadilan.
 Fungsi Ombudsman:

 Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yg disenggarakan oleh penyelenggara negara


dan pemerintah termasuk diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan Badan Hukum milik
Negara serta badan swasta atau perorangan yg diberikan tugas tertentu yg sebagian atau
seluruh dananya bersumber dr APBN dan/atau APBD.

 Tugas Ombudsman:

 - Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dlm

 penyelenggaraan pelayanan publik;

 - Melakukan pemeriksaan subtasi atas laporan;

 - Menindaklanjuti laporan yg tercakup dlm wewenangnya;

 - Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri thdp

 dugaan maladministrasi dlm penyelenggaraan pelayanan publik;

 - Melakukan koordinasi dg lembaga neg , lembaga pemerintahan,

 lembaga kemasyarakatan, dan perorangan;

 - Membangun jaringan kerja;

 - melakukan pencegahan maladministrasi dlm

 penyelenggaraan pelayanan publik;


 Wewenang Ombudsman :
 1. Meminta ket scr lisan dan/atau tertulis
dr pelapor, terlapor, ataun pihak lain yg terkait dg laporan yg
disampaikan kpd ombudsman;

 2. Memeriksa keputusan-keputusan, surat-


surat, dokumenyg ada pada pelapor maupun terlapor utk mendapatkan
kebenaran suatu laporan;

 3. Meminta klarifikasi dan/atau salinan


atau fotocopi dokumen yg diperlukan;
4. Melakukan pemanggilan thdp pelapr, terlapor, dan dan pihak lain yg
terkait dg laporan;
5. Menyelesaikan laporan melalui mediasi, konsiliasi atas permintaan para
pihak;
6. Membuat rekomendasi utk penyelesaian laporan;
7. Demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan dan
rekomendasi.
8. Menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah atau Pimpinan
penyelenggara negara lainnya guna perbaikan organisasi atau
prosedur pelayanan publik;
9. Menyampaikan saran kpd DPR dan/atau Presiden, DPRD dan/atau
Kepala Daerah agar diadakan perubahan thdp UU atau Perda.

Anda mungkin juga menyukai