Anda di halaman 1dari 6

Tugas mata kuliah sistem pengawasan pemerintahan

Nama : Frans Kurniawan Fuadi

Npm : 170410170040

Pengawasan ( Pengawasan Fungsional, Pengawasan Politik, Dan Pengawasan Masyarakat)

1. Pengawasan Fungsional

Pengertian Pengawasan Fungsional

Menurut Sujamto pengertian Pengawasan Fungsional dalam bukunya “Beberapa Pengertian di


bidang Pengawasan”, yaitu: “Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh
aparat yang diadakan khusus untuk membantu pimpinan (manajer) dalam menjalankan fungsi
pengawasan di lingkunagan organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Aparat-aparatnya
dinamakan aparat pengawasan fungsional”. (Sujamto, 1986:34).

Definisi lain dari Pengawasan Fungsional yang dikemukakan oleh Revrisond Baswir dalam
bukunya “Akuntansi Pemerintahan Indonesia” menyatakan bahwa: “Pengawasan Fungsional
adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat Pengawasan Fungsional, baik yang berasal dari
lingkungan internal pemerintah maupun yang berasal dari lingkungan eksteral pemerintah”.
(Revrisond Baswir,1999:137)

Sedangkan yang dimaksud Pengawasan Fungsional yang tersirat dalam Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, pasal 1 adalah: “Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Lembaga/Badan/Unit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan
melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian”.

Dalam hal ini yang melakukan pengawasan adalah Badan Pengawasan Daerah (Bawasda).

Penjelasan dari pengertian di atas adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan adalah salah satu bentuk kegiatan pengawasan fungsional yang dilakukan
dengan cara membandingkan antar peraturan/rencana/program dengan kondisi dan atau
kenyataan yang ada.
b. Pengujian adalah suatu kegiatan pengawasan fungsional yang dilakukan dengancara meneliti
kebenaran, mutu, jumlah, dokumen dan atau barang dan criteria yang ditetapkan.Pengusutan
adalah salah satu kegiatan pengawasan fungsional dalam mencari bahan-bahan bukti adanya
dugaan terjadinya tindak pidana.
c. Penilaian adalah salah satu kegiatan pengawasan fungsional untuk menetapkan tingkat
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
d. Pengawasan fungsional dilaksanakan oleh aparat pemerintah baik secara intern maupun
ekstern sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pengawasan fungsional dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya berbagai macam bentuk
penyimpangan dari pelaksanaan anggaran.
f. Pengawasan fungsional di Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Pengawasan fungsional ditujukan untuk menjamin sasaran pembangunan yang berdaya guna
dan berhasil guna.

Tujuan Pengawasan Fungsional

Pengawasan merupakan salah satu unsur penting dalam rangka peningkatan pendayagunaan
aparatur Negara dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan menuju
terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Sedangkan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 1983 tentang
“Pedoman Pelaksanaan Pengawasan”, pasal 1 yaitu: “Pengawasan bertujuan mendukung
kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan”.

Secara umum tujuan pengawasan adalah untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan
sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna
menciptakan aparatur pemerintahan yang Bersih, Bebas, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
sedangkan secara khusus yaitu:

a. Menilai ketaatan terhadap peratutan perundang-undangan yang berlaku


b. Menilai kesesuaian dengan pedoman akuntansi yang berlaku
c. Menilai apakah kegiatan dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif
d. Mendeteksi adanya kecurangan.

Sesuai dengan Instruksi Presiden No.1 Tahun 1989, tujuan Pengawasan Fungsional adalah
sebagai berikut: “Terciptanya kondisi yang mendukung kelancaran dan ketetapan pelaksanaan
tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, kebijaksanaan, rencana dan perundang-
undangan yang berlaku yang dilakukan dengan baik oleh aparat intern maupun ekstern
pemerintah”.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan Pengawasan Fungsional adalah
terlaksananya penyelanggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang bersih dan
berwibawa dan pengelolaan keuangan secara ekonomis,efisien dan efektif secara mencegah
penyimpangan-penyimpangan atau hambatan dalam pelaksanaan keuangan daerah.

2. Pengawasan Politik (Legislatif)

Pengawasan Legislatif adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga perwakilan rakyat
terhadap kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan.
Pelaksanaan pengawasan tersebut antara lain dapat terlihat dalam dengar pendapat dengan
aparatur pemerintahan, misalnya Menteri dan pejabat setingkat dengannya, Direktur Jenderal,
dan lain sebagainya.

Selain itu pelaksanaan pengawasan legislatif juga dapat dilihat pada kunjungan kerja anggota
Dewan Perwakilan Rakyat ke daerah-daerah atau tempat pelaksanaan tugas yang akan dituju,
biasanya dilakukan oleh masing-masing komisi yang membidangi.

Bentuk Pengawasan Legislatif. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu secara preventif maupun represif.

1. Pengawasan Preventif.

Pengawasan preventif dilakukan dengan dibuatnya undang-undang yang meliputi bidang politik,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan, di mana kegiatan administrasi negara tidak boleh meyimpang
dari undang-undang yang telah dibuat. Undang-undang merupakan batas wewenang dan batas-
batas pelaksanaan kerja pemerintahan atau administrasi negara.

2. Pengawasan Represif.

Pengawasan represif dilakukan dengan cara mengadakan interpelasi dan angket dari Dewan
Perwakilan Rakyat terhadap pemerintah apabila dikonstatir adanya ketidakberesan dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan. Dengan adanya pengawasan legislatif yang
dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, maka terlihat maksud pengawasan itu adalah sebagai
berikut :

Untuk menjamin bahwa kekuasaan itu digunakan untuk tujuan yang diperintah dan mendapat
dukungan serta persetujuan dari rakyat.

Untuk melindungi hak asasi manusia yang telah dijamin oleh undang-undang dari tindakan
penyalahgunaan kekuasaan.

Dalam suatu negara yang sedang membangun, pengawasan itu sangat penting baik pengawasan
secara internal, eksternal, preventif, maupun represif, langsung maupun tidak langsung agar
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

Lemahnya pengawasan berarti mendekatkannya kepada pelaksanaan kerja yang tidak sempurna
sehingga menjauhkannya dari tujuan yang hendak dicapai dan semakin ada peluang untuk
menyalahgunakan kekuasaan. Dan sebaliknya, kuatnya pengawasan atau ketatnya pengawasan
semakin sempurnalah pelaksanaan kerjanya, sehingga tujuan dapat di raih dan penyalahgunaan
kekuasaan dapat dihindarkan, yang pada akhirnya hak asasi rakyat dapat ditegakkan.

Pengawasan sebagai salah satu unsur manajemen sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan
suatu organisasi. Oleh karena itu, bagi seorang pimpinan suatu organisasi pemerintahan sangat
perlu memiliki mimiliki unsur pengawasan tersebut, karena dengan unsur pengawasan inilah
diketahui sejauh mana adanya penyimpangan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan, dan
kebocoran dari tujuan organisasi. Demikian pula dalam proses pencapaian tujuan diperlukan
sekali pengawasan sebagai sebagai suatu tindakan preventif terhadap penyalahgunaan
wewenang, penyelewengan, pemborosan, kebocoran, dan kelalaian dapat diketahui dengan cepat
sehingga segala masalah yang dihadapi dapat teratasi sedini mungkin sehingga tidak terlalu
parah penyimpangan atas perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pengawasan Masyarakat

Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh warga masyarakat yang
disampaikan secara lisan atau tertulis kepada aparatur pemerintah yang berkepentingan berupa
sumbangan pikiran, saran, gagasan, atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun yang
disampaikan baik secara langsung maupun melalui media.

Pengawasan masyarakat merupakan suatu jenis pengawasan yang dapat berfungsi sebagai wujud
pengawasan melekat yang berasal dari luar proses manajemen atau proses kegiatan, antara lain
aturan atau norma kemasyarakatan dan etika.

Hubungan antara pengawasan masyarakat dengan pengawasan melekat. Terdapat hubungan yang
erat antara pengawasan masyarakat dengan pengawasan melekat. Hubungan diantara kedua
pengawasan tersebut (pengawasan masyarakat dengan pengawasan melekat) adalah sebagai
berikut :

1. Fungsi pengawasan masyarakat mengemukakan diperlukannya anggota masyarakat yang


cerdas dan terlatih dalam batasan untuk merumuskan berbagai prasarana tersebut, agar
kemudian perasaan yang bersandarkan pada fakta yang nyata dapat dikomunikasikan kepada
para anggota masyarakat lainnya, terutama kepada mereka yang memegang tanggung jawab
mengenai hal-hal yang dialami dan dirasakan oleh orang banyak.
2. Pengawasan masyarakat diharapkan dapat membantu pengawasan melekat dalam rangka
upaya menegakkan disiplin bawahan di setiap unit kerja dalam birokrasi pemerintahan.
3. Pengawasan masyarakat diharapkan dapat berfungsi sebagai pelengkap pengawasan melekat
apanila pimpinan atau atasan langsung terlalu sibuk, sehingga kurang pengamatannya
terhadap bawahan.
4. Pengawasan masyarakat diharapkan dapat berfungsi sebagai pengatur otomatik bekerjanya
mesin birokrasi pemerintahan melalui umpan balik atau badan masukan pimpunan dari
masyarakat.
5. Untuk melindungi hak asasi manusia yang telah dijamin oleh undang-undang dari tindakan
penyalahgunaan kekuasaan.

Pengawasan masyarakat sebagai salah satu bentuk pengawasan melekat yang berasal dari luar
organisasi mempunyai manfaat yang sifatnya lebih luas dibandingkan dengan pengawasan atasan
langsung, karena bukan hanya untuk kepentingan pimpinan unit organisasi, akan tetapi juga bagi
seluruh aparat dalam organisasi yang bersangkutan.
Berhasil tidaknya pelaksanaan tugas umum aparatur pemerintahan dalam melayani dan
mengayomi kepentingan masyarakat, terutama dirasakan oleh masyarakat penerima jasa
pelayanan dan pengayoman itu. Hasil pengawasan masyarakat berupa keluhan, aduan yang
disampaikan oleh masyarakat, karenanya harus diterima oleh pimpinan sebagai masukan untuk
menilai apakah pelaksanaan tugas aparatur atau bawahannya tetap terarah dan konsisten pada
tujuan yang telah ditetapkan.

Informasi dari masyarakat tersebut selanjutnya diteliti dan dipertimbangkan yang perlu
dipertimbangkan, dan seterusnya akan ditindak lanjuti dalam dua macam, yaitu :

Ke dalam, yaitu yang berhubungan dengan peningkatan efektivitas fungsi pengendalian atau
sistem pengawasan melekat agar tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat
terselenggara dengan sebaik-baiknya.

Ke luar, yaitu dalam meneyelasaikan masalah yang dilaporkan baik secara individual maupun
dan lebih diutamakan secara menyeluruh.

Pelaksanaan Pengawasan Masyarakat. Pelaksanaan pengawasan masyarakat dilakukan melalui 3


jalur, yaitu :

1. Pengawasan langsung oleh warga masyarakt.


2. Pemberitahuan lewat media massa.
3. Pengawasan legal yang ditetapkan oleh undang-undang, yaitu yang dilakukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat/Dewan perwakilan Rakyat Daerah.

Informasi yang diterima dari masyarakat dapat bersumber dari :

1. Perorangan atau kelompok. Informasi masyarakat yang datang dari perorangan ataupun yang
datang dari suatu kelompok masyarakat tertentu maupun mungkin dari suatu organisasi
kemasyarakat tertentu.
2. Dengan atau tanpa identitas. Asal informasi yang terang dan jelas memberikan identitas
pribadi atau pribadi-pribadi yang bersangkutan atau tanpa memberikan sesuatu identitas
pengirim informasi dalam bentuk informasi tertulis yaitu berupa surat kaleng. Seluruh
informasi dari masyarakat tersebut tanpa kecuali dianggap sebagai pengawasan masyarakat
yang harus diperhatikan dan diproses.
3. Dengan atau tanpa bukti. Informasi yang diterima dilengkapi dengan berbagai bukti, baik
yang asli maupun salinannya, ada atau tidaknya pengukuhan atau dukungan kesaksian dari
pihak ketiga tentang kebenaran informasi yang disampaikan, nantinya dapat berguna jika
pada suatu waktu diperlukan dalam proses pengolahan informasi masyarakat tersebut.

Di Indonesia sendiri telah terbentuk lembaga yang dikenal dengan Ombudsman, yaitu lembaga
yang bertugas untuk menampung keluhan dan pengaduan dari warga masyarakatnya.
Refrensi

https://books.google.co.id/books?
id=wyiCDwAAQBAJ&pg=PA49&dq=pengawasan+fungsional&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj
Q5oCK18noAhVWaCsKHV1gBkIQ6AEIMzAC#v=onepage&q=pengawasan
%20fungsional&f=false

Sigit Pramukti,Angger dan Meylani Chahyaningsih.2018.Pengawasan Hukum Terhadap


Aparatur Negara.Jakarta.Media Pressindo

Anda mungkin juga menyukai